Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai- nilai profesional) yang menfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Sitorus R, 2014). Metode asuhan keperawatan profesional pada ruang KMB non infeksius ini yaitu metode moduler. Metode Moduler merupakan pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional (perawat trampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang, disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Metode moduler merupakan modifikasi metode tim dan metode primer. Seperti tim karena sekelompok perawat mengelola sekelompok pasien dan seperti metode primer karena merawat pasien secara penuh pada pasien dari datang sampai pulang. Pada metode ini tim dipimpin oleh perawat register yang beranggota perawat lain maupun tenaga non keperawatan lain sebagai anggota tim yang bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan di bawah pengarahan dari pimpinannya. Pimpinan timnya dikenal dengan PPJA (Perawat Penanggungjawab Asuhan) dan perawat anggota timnya dikenal dengan PP (Perawat Pelaksana). Metode keperawatan moduler merupakan metode modifikasi keperawatan tim-primer, yang dicoba untuk meningkatkan efektifitas konsep keperawatan tim melalui penugasan modular. Sistem ini dipimpin oleh perawat register. Dan anggota memberikan asuhan keperawatan di bawah pengarahan dan pimpinan modulnya. Idealnya 2-3 perawat memberikan asuhan keperawatan terhadap 8-12 kasus. Aktifitas tim sebagai suatu kesatuan mempunyai pandangan yang holistik terhadap setiap kebutuhan pasien, asuhan diberikan semenjak pasien masuk rumah sakit sampai pasien pulang. Pada saat melakukan roleplay manajemen keperawatan di ruang KMB non infeksius ini menggunakan metode modifikasi keperawatan tim dan keperawatan primer, dimana sistem ini dipimpin oleh ketua ruangan dan terdapat PPJA kemudian terdapat perawat pelaksana sebagai pemberian asuhan keperawatan. Pada penerapan roleplay kali ini terdapat 9 pasien yang terdiri dari 9 klien dengan tingkat ketergantungan 3 total care, 4 partial care, dan 2 self care. Masing – masing 1 perawat mengelola klien berjumlah 2 – 3 klien. Sesuai dengan teori di atas, roleplay yang sudah dilaksanakan sudah sesuai dengan ketentuan ideal perawat dalam mengelola asuhan keperawatan kepada klien dari datang sampai klien pulang dari rumah sakit. Keuntungan pada metode modular mutu pelayanan keperawatan meningkat karena pasien mendapat pelayanan keperawatan secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan perawatan pasien. Tidak banyak tenaga perawat register (Ners) yang dimanfaatkan sehingga biaya menjadi lebih efektif. Sekalipun dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode ini dilakukan oleh 2-3 perawat, tanggung jawab paling besar tetap ada pada perawat professional. Perawat professional memiliki kewajiban untuk membimbing dan melatih non professional. Apabila perawat professional sebagai ketua tim dalam keperawatan modular ini tidak masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat professional lainnya yang berperan sebagai ketua tim. Peran perawat kepala ruangan (nurse unit manager) diarahkan dalam hal membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota dalam bekerja sama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing secara motivator.