Anda di halaman 1dari 2

BAB VI

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyiapan Perangkat MPKP


Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah suatu sistem (struktur,
proses dan nilai- nilai profesional) yang menfasilitasi perawat profesional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan
(Sitorus R, 2014). Metode asuhan keperawatan profesional pada ruang KMB non infeksius
ini yaitu metode moduler.
Metode Moduler merupakan pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional (perawat trampil) untuk
sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang, disebut tanggung jawab
total atau keseluruhan. Metode moduler merupakan modifikasi metode tim dan metode
primer. Seperti tim karena sekelompok perawat mengelola sekelompok pasien dan seperti
metode primer karena merawat pasien secara penuh pada pasien dari datang sampai
pulang. Pada metode ini tim dipimpin oleh perawat register yang beranggota perawat lain
maupun tenaga non keperawatan lain sebagai anggota tim yang bertanggung jawab
memberikan asuhan keperawatan di bawah pengarahan dari pimpinannya. Pimpinan
timnya dikenal dengan PPJA (Perawat Penanggungjawab Asuhan) dan perawat anggota
timnya dikenal dengan PP (Perawat Pelaksana).
Metode keperawatan moduler merupakan metode modifikasi keperawatan tim-primer,
yang dicoba untuk meningkatkan efektifitas konsep keperawatan tim melalui penugasan
modular. Sistem ini dipimpin oleh perawat register. Dan anggota memberikan asuhan
keperawatan di bawah pengarahan dan pimpinan modulnya. Idealnya 2-3 perawat
memberikan asuhan keperawatan terhadap 8-12 kasus. Aktifitas tim sebagai suatu
kesatuan mempunyai pandangan yang holistik terhadap setiap kebutuhan pasien, asuhan
diberikan semenjak pasien masuk rumah sakit sampai pasien pulang.
Pada saat melakukan roleplay manajemen keperawatan di ruang KMB non infeksius
ini menggunakan metode modifikasi keperawatan tim dan keperawatan primer, dimana
sistem ini dipimpin oleh ketua ruangan dan terdapat PPJA kemudian terdapat perawat
pelaksana sebagai pemberian asuhan keperawatan. Pada penerapan roleplay kali ini
terdapat 9 pasien yang terdiri dari 9 klien dengan tingkat ketergantungan 3 total care, 4
partial care, dan 2 self care. Masing – masing 1 perawat mengelola klien berjumlah 2 – 3
klien. Sesuai dengan teori di atas, roleplay yang sudah dilaksanakan sudah sesuai dengan
ketentuan ideal perawat dalam mengelola asuhan keperawatan kepada klien dari datang
sampai klien pulang dari rumah sakit.
Keuntungan pada metode modular mutu pelayanan keperawatan meningkat karena
pasien mendapat pelayanan keperawatan secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan
perawatan pasien. Tidak banyak tenaga perawat register (Ners) yang dimanfaatkan
sehingga biaya menjadi lebih efektif. Sekalipun dalam memberikan asuhan keperawatan
dengan menggunakan metode ini dilakukan oleh 2-3 perawat, tanggung jawab paling besar
tetap ada pada perawat professional.
Perawat professional memiliki kewajiban untuk membimbing dan melatih non
professional. Apabila perawat professional sebagai ketua tim dalam keperawatan modular
ini tidak masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat professional
lainnya yang berperan sebagai ketua tim. Peran perawat kepala ruangan (nurse unit
manager) diarahkan dalam hal membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan
kecocokan anggota dalam bekerja sama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing
secara motivator.

Anda mungkin juga menyukai