(LKPD)
A. Kompetensi inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam jilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara: efektif,kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif. Dalam ranah konkret dan abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
B. Kompetensi dasar :
3.5 Menganalisis dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
4.5 Menyajikan proses dinamika litosfer dengan menggunakan peta,
bagan, gambar, tabel, grafik, video dan / atau animasi
A. Tugas
1. Petunjuk :
a) Buatlah urutan skema siklus batuan berikut ini dengan benar dan
baik!
b) Setelah kalian mengurutkan skema dengan baik jelaskan skema
tersebut!.
a) Skema siklus batuan sesuai keterangan gambar yaitu:
A: Magma
B1: Batuan beku dalam
B2: Batuan beku korok
B3: Batuan beku luar
C1: Batuan sedimen klastik
C2: Batuan sedimen organik
C3: Batuan sedimen termik
D1: Batuan malihan dinamik
D2: Batuan malihan termik
D3: Batuan malihan pneumatolitik
1: Pendinginan
2: Pengangkutan
3: Pelarutan
4: Organisme
5: Penambahan suhu dan tekanan yang lama
6: Penelanan oleh magma
b) Penjelasan skema siklus batuan
Batuan bermula dari magma (A) yang mengalami proses pendinginan hingga terbentuklah
batuan beku dalam (B1), batuan beku korok (B2), dan batuan beku luar (B3). Contoh batuan
beku misalnya Tracit, Amenit, Granit, dan lain-lain.
Batuan beku kemudian mengalami pengangkutan ke atas permukaan Bumi sehingga terbentuk
batuan sedimen klastik (C1). Batuan sedimen klastik ini mengalami pelapukan karena adanya
proses pelarutan dan faktor organisme hingga membentuk batuan sedimen organik (C2) dan
sedimen termik (C3).
Batuan beku (B) dan sedimen (C) dapat berubah menjadi batuan malihan atau metamorf
dinamik, termik maupun pneumatolitik (D) karena pengaruh peningkatan suhu dan tekanan
dalam waktu yang lama.
Bentukan batuan metamorf tersebut akan bersinggungan dengan magma dan mengalami
pemanasan. Batuan tersebut akan meleleh kembali menjadi magma. Proses ini berlangsung
terus menerus sebagai sebuah siklus.
Pengaruh vulkanisme terhadap kehidupan manusia dapat berupa dampak positif dan negatif,
yaitu:
Dampak positif
Tanah yang subur
Adanya sumber energi panas bumi
Adanya potensi wisata
Dampak negatif:
Kerusakan dan korban jiwa akibat letusan gunung berapi
Timbulnya gas berbahaya
Adanya gempa volkanik
Letusan tipe ini tidak terlalu kuat, tetapi bersifat terus menerus,
berlangsung dalam jangka waktu yang lama, serta tak dapat
diperkirakan kapan berakhir.
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
1.Adanya perbedaan temperatur yang tinggi. Pelapukan ini terutama terjadi di daerah
yang beriklim kontinental atau beriklim gurun. Pada siang hari bersuhu panas
maka batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin,
batuan mengerut, hal ini dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.
2.Ada pembekuan air di dalam batuan. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim
sedang. Jika air membeku maka volumenya akan mengembang dan menyebabkan
tekanan, karena tekanan ini batu- batuan menjadi rusak atau pecah.
Berubahnya air garam menjadi kristal. Pelapukan ini terjadi di daerah pantai. Jika
3.air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap dan garam
akan mengkristal, kristal garam ini yang merusak batuan.
1) Meander : Meander merupakan sungai yang berkelok - kelok yang terbentuk karena
adanya pengendapan.
2) Delta terbentuk di muara sungai, yaitu tempat pertemuan sungai dengan laut.
4) Tanggul alam : terbentuk pada waktu terjadi banjir, akibatnya material-material dari air sungai
meluap di kanan kiri sungai.
5) dataran banjir : Dataran banjir merupakan dataran rendah di kanan kiri sungai yang terbentuk dari
material hasil pengendapan banjir aliran sungai.
6) Danau Tapal Kuda : Oxbow lake terbentuk akibat proses sedimentasi yang terjadi pada lekukan
sisa sungai meander.
7) Tombolo dan Split :Tombolo dan spit merupakan kenampakan alam hasil proses sedimentasi di
pantai.
8) Gumuk Pasir : Gumuk pasir merupakan bentang alam hasil pengendapan oleh angin. Bentang alam
ini dapat terbentuk di pantai maupun di gurun.
9) Denudasi :
Antara denudasi dengan erosi dan pelapukan saling terkait, karena tenaga yang bekerja dalam proses
denudasi (perombakan) adalah erosi dan pelapukan. Bentang alam hasil proses apa pun bisa saja
mengalami perombakan. Proses denudasi ini akan menghasilkan beberapa fenomena antara lain
seperti berikut.
1) Lereng Puing Tebing atau lereng gunung terdenudasi sehingga menghasilkan lereng puing di kaki
gunung.
2) Longsoran Bukit Selain lereng puing, denudasi juga menghasilkan materi longsoran yang bisa saja
menimbulkan rockfall dan landslide.
b) Bentuk-bentuk gerakan tanah yang biasa kita jumpai
1. RUNTUHAN (FALLS)
Runtuhan (falls) adalah runtuhnya/jatuhnya sebagian massa batuan atau tanah penyusun lereng
yang terjal, dengan sedikit atau tanpa disertai terjadinya pergeseran antara massa yang runtuh dengan
massa yang tidak runtuh. Hal ini berarti runtuhnya massa batuan atau tanah umumnya dengan cara
jatuh bebas, meloncat atau menggelinding tanpa melalui bidang gelincir. Proses terjadinya runtuhan
pada lereng dapat berlangsung sangat cepat, yaitu lebih dari 3 m/menit (Varnes, 1996), Penyebab
terjadinya runtuhan dapat berupa hilangnya penyangga lereng dari arah lateral, karena pemotongan
lereng, penggalian, pelapukan, erosi oleh sungai atau abrasi gelombang laut.
2. PENGELUPASAN (TOPPLES)
Robohan (topples) adalah robohnya batuan yang umumnya bergerak melalui bidang-bidang
diskontinuitas (bidang-bidang yang tidak menerus) yang sangat tegak pada lereng. Seperti halnya
pada runtuhan, bidang-bidang diskontinuitas ini berupa bidang-bidang kekar atau retakan pada batuan
4. LONGSORAN (SLIDE)
Longsoran (slide) adalah gerakan menuruni lereng oleh suatu massa tanah dan atau batuan
penyusun lereng, melalui bidang gelincir pada lereng, atau pada bidang regangan geser yang relatif
tipis. Bidang gelincir tersebut merupakan bidang dimana tegangan geser berkembang paling intensif.
Gerakan terjadi sebagai akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.
Varnes (1978) menjelaskan bahwa pergerakan terjadi di sepanjang bidang gelincir secara tidak
serempak. Seringkali dijumpai tanda-tanda awal gerakan berupa retakan berbentuk lengkung tapal
kuda pada bagia permukaan lereng yang mulai bergerak.
• Dampak Negatif
1)memicu bencana alam seperti banjir, angin ribut, dan tanah longsor;
2)terkikisnya garis pantai melalui proses abrasi dan dalam kurun waktu yang
lama dapat menghilangkan garis pantai;
3)air sungai menjadi kurang jernih karena pengaruh erosi;
terjadinya pendangkalan danau ;
4)berkurangnya kesuburan tanah karena unsur hara tanah yang banyak terkikis.
Pelapukan fisik
Pelapukan batuan yang terjadi karena lepas dan hancurnya batuan material, dimana tidak
mengubah struktur kimiawi dari batuan itu. Proses ini berlangsung dengan
penghancuran bongkahan batuan hingga menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelapukan fisik, yaitu perubahan iklimdan cuaca
yang ekstrim. Dalam pelapukan fisik, suhu sangat berpengaruh terhadap proses
pemuaiannya jika suhu panas dan mengalami penyusutan volume apabila suhu menjadi
dingin.
Jika berlangsung dalam jangka waktu yang maka batu semakin lama akan terbelah dan akan
pecah menjadi partikel yang lebih kecil.
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan yang prosesnya terjadi akibat perubahan susunan kimiawi di dalam unsur batuan.
Dalam kondisi tertentu hujan asam juga berpengaruh dalam pelapukan batuan. Hal ini
disebabkan adanya kondensasi metana dan sulfur yang menciptakan efek korosit pada
batuan.
Pelapukan Biologi
Pelapukan batuan yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup dan faktor alami. Proses
ini berlangsung secara terus-menerus ketika partikel tanah mulai terbentuk. Pelapukan
biologi adalah penyempurna atau menjadikan butiran tanah menjadi benar-benar sesuai
dengan sifat tanah.
Asam humus yang ada di dalam batuan akan mengalir melalui celah batuan dan akan
membuat batuan tersebut menjadi lapuk sempurna. Pada proses ini biasanya sering
disebut dengan pelapukan biologis.
4. Proses Penyuburan
Proses penyuburan adalah suatu proses dimana batuan yang telah menjadi tanah
mendapatkan bahan-bahan organik dari organisme di atasnya. Tanah yang semula hanya
mempunyai kandungan mineral saja, dalam proses ini akan mengalami penggemburan,
yaitu proses dimana tanah akan bertambah subur seiring adanya pelapukan organik.
Organisme tanah juga akan berpengaruh terhadap proses terbentuknya tanah.
Warnanya gelap, coklat kehitam-hitaman karena adanya konsentrasi tinggi dari pembusukan bahan
organik dan mikroorganisme.
Teksturnya gembur (tdak keras).
Berada pada tingkat lapisan paling atas permukaan bumi
Daya serap terhadap air tinggi
Sangat subur
Banyak ditemukan di daerah tropis.