MODUL 4 MATRIKS
Pada Modul 4 ini kita akan membahas mengenai sifat aljabar dari operasi matriks.
Teorema 4.1 Misal diberikan matriks A , B , C dengan ukuran yang tertentu sehingga operasi matriks dapat
dilakukan dan a , b skalar. Berlaku sifat-sifat sebagai berikut:
1. A+ B=B+ A
2. A+ ( B+C )=( A+ B ) +C
3. A ( BC )=( AB)C
4. A ( B +C ) =AB+ AC
5. ( B+C ) A=BA+ CA
6. A ( B−C )= AB− AC
7. ( B−C ) A=BA−CA
8. a ( B+C )=aB+ aC
9. a ( B−C )=aB−aC
10. ( a+ b ) C=aC+ bC
11. ( a−b ) C=aC−bC
12. a ( bC )=(ab)C
13. a ( BC )= ( aB ) C=B ( aC )
Pada poin 1 teorema 4.1 diatas nampak berlaku sifat komutatif terhadap penjumlahan, akan tetapi tidak ada
sifat komutatif terhadap perkalian. Selanjutnya kita akan menyelidiki sifat tersebut.
Contoh 4.1 Misal diberikan matriks A= (−12 03 ) dan B=(13 20) .Tentukan AB dan BA, bagaimana hubungan
AB dengan BA ?
Contoh di atas hanya salah satu kasus saja, mengingat dalam matriks tidak berlaku perkalian secara umum,
karena terdapat beberapa kemungkinan yang bisa terjadi misal untuk perkalian matriks 𝐴 dan 𝐵, diantaranya:
1. Matriks 𝐴𝐵 terdefinisi, akan tetapi matriks 𝐵𝐴 tidak terdefinisi
2. Matriks 𝐴𝐵 dan 𝐵𝐴 terdefinisi, akan tetapi memiliki ukuran yang berbeda
3. Matriks 𝐴𝐵 dan 𝐵𝐴 terdefinisi dengan ukuran yang sama, akan tetapi entry yang bersesuaian belum tentu
sama.
Contoh 4.2 Contoh 4.1 merupakan contoh kasus untuk poin ketiga. Berikan contoh kasus untuk poin ke 1 dan ke
2.
Misal matriks A dan matriks 0 mempunyai ukuran yang sama maka berlaku A+0=0+ A= A . Maka, matriks 0
dalam operasi matriks mempunyai aturan main yang sama dengan bilangan 0 pada operasi bilangan yaitu
a+ 0=0+ a=a . Berikut ini diberikan beberapa sifat matriks 0.
Teorema 4.2 Diberikan skalar c dan matriks A maka berlaku
1. A+0=0+ A= A
2. A−0= A
3. A−A= A+ (−A )=0
4. 0 A=0
5. Jika cA=0 maka c=0 atau A=0.
Selidiki apakah hukum kanselasi berlaku pada matriks, misal diberikan matriks A= ( 00 12 ) , B=(13 14) ,
C= ( 23 54 ). Diperhatikan bahwa AB= AC=(36 48 ). Dari contoh kasus, apa yang dapat disimpulkan terkait
hukum kanselasi pada matriks.
Definisi 4.2 Matriks A disebut matriks identitas apabila entry pada diagonal utamanya adalah 1 dan entry yang
lain 0.
Adapun salah satu sifat matriks identitas yaitu, jika A matriks berukuran m× n maka berlaku I m A= A dan
A I n= A . Bagaimana jika A matriks berukuran n × n ?
Sedangkan sifat selanjutnya yaitu jika A matriks persegi yang merupakan matriks bentuk eselon baris tereduksi
maka A mempunyai baris nol atau A merupakan matriks identitas.
INVERS MATRIKS
−1 1
Pada operasi bilangan real, untuk setiap a ≠ 0 maka terdapat a = dengan sifat a . a−1=a−1 . a=1. Dimana
a
a−1 merupakan invers perkalian dari a . Hal ini juga berlaku pada matriks.
1
Teorema 4.4 Matriks A= ( ac db) invertibel jika dan hanya jika ad−bc ≠ 0 dan A = ad−bc −1
(−cd −ba ) .
6 1 −1 2 .
Contoh 4.4 Misal diberikan matriks ( a ) A=( ) dan ( b ) B=(
3 −6 )
Tentukan invers dari matriks A dan
5 2
matriks B .
PANGKAT MATRIKS
POLINOMIAL MATRIKS
Jika A matriks persegi n × n dan p ( x ) =a0 +a 1 x +a2 x 2+ …+am x m sebarang polinomial maka didefinisikan
matriks p ( A ) ukuran n × n
Selanjutnya berikut ini merupakan sifat transpose yang berkaitan dengan invers matriks
T
Teorema 4.8 Jika A matriks invertibel maka AT juga invertibel dan berlaku ( AT ) =( A−1 )
−1