Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANISASI PERTANIAN

Oleh :
Abdul Mufti Putra
13011037

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2013
LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANISASI PERTANIAN

Oleh :
Abdul Mufti Putra
13011037

Laporan telah diterima sebagai persyaratan yang


diperlukan dalam menempuh praktikum
Mekanisasi Pertanian

Yogyakarta, 30 Desember 2013


Mengetahui/Menyetujui
Dosen Pengampu

Ir. Bambang Sriwijaya, M.P.


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian ini dengan baik dan
tepat waktu.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai pada
mata kuliah Mekanisasi Pertanian pada Fakultas Agroindustri Program Studi
Agroteknologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Laporan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Ir. Bambang Sriwijaya,MP., selaku dosen pengampu mata kuliah
Mekanisasi Pertanian.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan dan do’a
3. Semua teman-teman dan sahabat-sahabat dari program studi
agroteknologi angkatan 2013.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
saran dan kritik yang membangun penulis butuhkan demi kesempurnaan laporan
yang akan datang. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 30 Desember 2013

Penulis
DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
I. PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan...............................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Identifikasi Alat dan Mesin Pertanian.................................................4
B. Kapasitas Kerja Lapang.......................................................................12
C. Membajak...........................................................................13
III. METODE PRAKTIKUM..........................................................................15
A. Tempat dan Waktu Praktikum............................................................15
B. Alat dan Bahan Praktikum..................................................................15
C. Cara Kerja..........................................................................15
a. Mengidentifikasi Alat dan Mesin.....................................................15
b. Membajak dengan Hand Traktor.....................................................16
c. Menghitung Kapasitas Kerja Lapang dan Efisiensi Kerja...........16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................18
A. Hasil 18
B. Pembahasan...........................................................................................29
V. KESIMPULAN...........................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Traktor Besar dan Bagian-bagiannya............................................19


Gambar 2. Hand Traktor dan Bagian-bagiannya.............................................21
Gambar 3. Bajak Singkal dan Bagian-bagiannya............................................23
Gambar 4. Bajak Piringan dan Bagian-bagiannya..........................................24
Gambar 5. Garu Piringan dan Bagian-bagiannya...........................................25
Gambar 6. Knapsack Hand Sprayer dan Bagian-bagiannya............................26
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Lebar Kerja...........................................................................................27


Tabel 2. Jarak Lurus...........................................................................................28
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan
teknologi memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia.
Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk berfikir akan selalu
mengembangkan sesuatu hal agar menjadikan kehidupannya menjadi lebih
baik. Oleh karena itu, proses perubahan akan terus berjalan.
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting untuk menunjang
kehidupan manusia sejak masa prasejarah hingga saat ini. Begitu juga dengan
Indonesia, pertanian tidak bisa dilepaskan karena Indonesia sampai saat ini
masih merupakan negara agraris. Meskipun saat ini Indonesia sedang
bergerak menuju negara perindustrian, sektor pertanian masih memegang
perekonomian Indonesia. Akan tetapi keadaan pertanian Indonesia saat ini
bisa dikatakan kurang baik (Departemen Pertanian Sumsel, 1993).
Pada awalnya, penerapan pertanian konvensional mampu meningkatkan
produktivitas pertanian Indonesia dan pangan secara nyata tetapi semakin
lama efisiensi produksi semakin menurun karena pengaruh umpan balik
berbagai dampak yang merugikan. Sifat produk pertanian yang mudah rusak
dan kondisi lingkungan Indonesia dengan temperatur dan kelembaban yang
tidak teratur akibat pemanasan global akan mempercepat proses kerusakan
komoditas pertanian. Perlakuan yang buruk terhadap komoditas ketika
didistribusikan juga memperburuk kualitas komoditas pertanian. Akibat hasil
pertanian Indonesia yang buruk, produk impor lebih banyak beredar di
masyarakat dibandingkan produk lokal. Hal ini menunjukkan masyarakat
lebih mempercayai kualitas produk pertanian impor daripada produk
pertanian dalam negeri. Hal ini mengakibatkan kerugian besar bagi petani,
karena hasil pertaniannya tidak dikonsumsi oleh masyarakat sehingga
berakibat pada siklus pertanian selanjutnya. Karena jika tidak ada yang
mengonsumsi hasil pertanian petani maka tidak ada umpan balik untuk siklus
pertanian berikutnya karena kurangnya modal. Jadi, peningkatan teknologi
pertanian sangat dibutuhkan untuk meningkatkan nilai mutu produk pertanian
lokal ( Reksohadiprojo, 1986 ).
Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan
dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi
pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat
atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar,
motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi
pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk
mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam
produksi pertanian. (Daywin,dkk, 1976).
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang
mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam
proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil)
bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis. Jenis
teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan
penanganan atau pengolahan hasil pertanian. ( Yunus, 2004 ).
Mekanisasi pertanian bertujuan untuk meningkatkan produktifitas
tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos
produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan
untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan
mengurangi beban kerja petani. Pengembangan teknologi pertanian diarahkan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat kita
umumnya dan petani khususnya. (Hardjosentono,dkk, 2000).
Sesuai dengan definisi dari mekanisasi pertanian (agriculture
mechanization), maka penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk
meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam
setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin
pertanian (Sukirno, 1999).
Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu
yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima.
Diharapkan perubahan suatu sistem akan menghasilkan sesuatu yang
menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara
umum, tujuan mekanisasi pertanian adalah :
a) mengurangi kejerihan kerja dan meningkatkan efisiensi tenaga manusia
b) mengurangi kerusakan produksi pertanian
c) menurunkan ongkos produksi
d) menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi
e) meningkatkan taraf hidup petani
f) memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian
kebutuhan keluarga) menjadi tipe pertanian komersil (comercial
farming).
Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan
alat mesin pertanian tepat dan benar, tetapi apabila pemilihan dan
penggunaannya tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi, 2006).

B. Maksud dan Tujuan


Secara umum, tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1) Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai macam alat dan mesin
pertanian.
2) Agar mahasiswa mampu mengoperasikan alat maupun mesin pertanian
dengan terampil, aman dan benar di lapangan.
3) Agar mahasiswa mampu mengukur kapasitas kerja lapang
4) Agar mahasiswa mengetahui kemampuan kerja dari suatu mesin pertanian
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Identifikasi Alat dan Mesin Pertanian


Alat dan mesin pertanian adalah berbagai alat dan mesin yang
digunakan dalam usaha pertanian. Alat dan mesin (alsin) pertanian
dikelompokkan menjadi dua : alsin budidaya tanaman dan alsin pengolahan
hasil pertanian. Alsin budidaya pertanian adalah alsin yang digunakan untuk
produksi tanaman dan ternak. Contoh alsin untuk produksi tanaman adalah
alsin pengolah tanah, mesin tanam, sprayer, mesin pemanen, dan sebagainya.
Contoh alsin budidaya ternak adalah alsin penyiapan pakan, aerator, pemerah
susu, dan sebagainya. Alsin pengolahan hasil pertanian adalah alsin yang
digunakan untuk menangani atau mengolah hasil tanaman atau hasil ternak.
Contoh alsin penanganan dan pengolahan hasil tanaman dan ternak adalah
Rice Milling Unit, pengering, thresher, mesin sortasi, mesin pengolah biji
sawit, dan sebagainya. (Djoyowasito, 2002).
1. Alat dan Mesin Pengelola Tanah
Secara umum, tujuan mengelola tanah adalah menghilangkan
tanaman pengganggu, memperbaiki struktur tanah, meratakan tanah, dan
menurunkan erosi. Alat yang digunakan untuk mengelola tanah
diantaranya ; traktor, bajak, dan garu.
A. Traktor
Traktor merupakan sumber tenaga yang penting dalam pertanian
modern. Traktor pertanian dapat digolongkan menjadi dua golongan
besar yaitu traktor roda empat (traktor besar) dan traktor roda 2 (Hand
Traktor).
a. Traktor Roda 4 (Traktor Besar)
Traktor roda empat adalah mesin berdaya gerak sendiri
berupa motor diesel beroda empat (ban karet atau ditambah roda
sangkar yang terbuat dari baja) mempunyai tiga titik gandeng yang
berfungsi untuk menarik, menggerakan mengangkat, mendorong
alat dan mesin pertanian dan juga sebagai sumber daya gerak.
Traktor roda empat mempunyai kisaran daya motor penggerak
yang besar. Traktor yang biasa digunakan di taman/kebun
mempunyai daya sekitar 11 kW (15 hp). Traktor ini di pasaran
biasa disebut traktor mini atau traktor kebun. Traktor raksasa yang
biasa digunakan di perkebunan yang luas mempunyai daya sampai
150 kW (200 hp). Namun begitu, biasanya traktor roda empat yang
biasa digunakan mempunyai daya antara 30 – 60 kW (40 - 80 hp).
Traktor roda empat merupakan mesin yang berfungsi untuk
penghela atau pcnarik peralatan.
Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk
di atas tempat duduk sambil mengemudikannya. Peralatan
pengolah tanah dipasangkan atau disambungkan dengan traktor
melalui perangkat yang disebut three hitch point atau
penyambungan titik tiga, yang terdiri sepasang garpu kiri dan
kanan, sedangkan satu tuas lainnya berada di bagian atas sistem
penyambungan titik tiga, disebut top link (tuas penyambung bagian
atas). Perawatan traktor roda empat perlu dilakukan secara rutin
dan perawatnya perlu mengenali bagian bagian traktor dan
fungsinya masing-masing.

b. Traktor Roda 2 (Hand Traktor)


Traktor roda 2 merupakan alat pengolah tanah utama saat
ini. Hal ini mengingat ternak kerja sudah sangat berkurang. Traktor
roda 2 ini digunakan untuk mengolah tanah pada tahap pertama
sehingga siap untuk ditanami. Traktor roda dua dilihat dari
penghubungan dengan perlengkapannya terdiri dari dua tipe yaitu
tipe hitch dan tipe rotary. Pada tipe rotary apabila unit rotarynya
dilepas maka dapat dipasangi hitch untuk menarik peralatan.
Peralatan yang dapat dipasang pada hitch adalah bajak singkal,
bajak parabola, garu, gelebek, dan ridger (Sukirno, 1999).
B. Bajak
Bajak adalah alat yang digunakan dalam pertanian awal untuk
budidaya di tanah untuk persiapan penanaman bibit atau tanaman. Ia
telah menjadi instrumen dasar bagi sebagian besar dari rekaman
sejarah, dan merupakan salah satu kemajuan besar di sektor pertanian.
Beberapa macam bajak yang sering digunakan diantaranya bajak
singkal, bajak piringan, dan bajak chisel.
a. Bajak Singkal (Molboard Plow)
Bajak singkal termasuk bajak yang paling tua. Di Indonesia
bajak singkal inilah yang paling sering digunakan oleh petani
untuk melakukan pengolahan tanah, dengan tenaga ternak hela sapi
atau kerbau sebagai sumber daya penariknya.
Secara umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu
bajak singkal satu arah (one-way moldboard plow) dan bajak
singkal dua arah (two-way moldboard plow). Bajak singkal satu
arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu pengolahan
tanah akan melempar dan membalik tanah hanya pada satu arah
saja. Sedangkan bajak singkal 2 arah pada waktu mengolah tanah
arah pelemparan atau pembalikan tanah dapat diatur 2 arah, yaitu
ke kanan dan ke kiri. Bagian-bagian utama dari bajak singkal yang
aktif mengolah tanah adalah pisau bajak (share), singkal
(moldboard) dan penstabil bajak (landside). Untuk
meyempurnakan hasil kerjanya, selain bagian-bagian utama di atas,
bajak singkal juga dilengkapi dengan perlengkapan tambahan,
yaitu roda alur penstabil (furrow wheel), roda dukung (land wheel),
kolter, jointer dan kerangka (Pratomo, dkk. 1983).
Furrow wheel berfungsi untuk menjaga kestabilan
pembajakan. Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman
sehingga kedalamannya konstan. Kolter berfungsi untuk
memotong seresah dan memotong tanah ke arah vertikal sehingga
pembalikan tanah menjadi lebih Penggunaan bajak singkal ini
memiliki beberapa kelebihan, antara lain : pembalikan tanah lebih
seragam pada tiap petak tanah yang diolah, lebih praktis untuk
pengolahan tanah sistem kontur, tidak menimbulkan alur mati
(dead furrow) atau alur punggung (back furrow) sehingga
pembajakan lebih rata. Bajak singkal dapat dipergunakan untuk
mengait dan mencacah gulma, serta pembajakan di bawah vegetasi
hijau yang tinggi. Bajak ini bekerja dengan ditarik oleh
penggandeng misalnya traktor (Winarno, 1994).

b. Bajak Piringan (Disk Plow)


Bajak piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, yaitu
untuk pengolahan tanah pertama tetapi singkalnya diganti dengan
piringan. Piringan bulat seperti parabola dan berfungsi untuk
memotong dan membalik tanah.

c. Bajak Pahat (Chisel Plow)


Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka.
Digunakan untuk memecah tanah yang keras sampai kedalaman
sekitar 18 inci. Diperlengkapi dengan 2 buah roda yang berguna
untuk transportasi dan mengatur kedalaman pemecah tanah. Jarak
antara tajak dapat beragam dari 1 sampai 2 inci. Alat ini, tidak
membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah
dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai

C. Garu (Harrow)
Alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk melakukan
pengolahan tanah kedua adalah alat pengolahan tanah jenis garu
(harrow). Penggunaan garu sebagai pengolah tanah kedua, selain
bertujuan untuk lebih meghancurkan dan meratakan permukaan tanah
hingga lebih baik untuk pertumbuhan benih maupun tanaman, juga
bertujuan untuk mengawetkan lengas tanah dan meningkatkan
kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan lebih menghancurkan
sisa-sisa tanaman dan mencampurnya dengan tanah. Macam-macam
garu yang digunakan untuk pengolahan tanah kedua adalah garu
piringan (disk harrow); garu bergigi paku (spikes tooth harrow); garu
bergigi per (springs tooth harrow); dan garu-garu untuk pekerjaan
khusus (special harrow) (Pratomo, dkk. 1983).

a. Garu piringan (disk harrow)


Pada prinsipnya peralatan pengolahan tanah ini hampir
menyerupai bajak piringan, khususnya bajak piringan vertikal.
Perbedaannya hanya terletak pada ukuran, kecekungan dan jumlah
piringannya. Garu piringan mempunyai ukuran dan kecekungan
piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan bajak, hal ini
disebabkan pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan
tidak diperlukan pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan
tanah pertama. Selanjutnya karena draft penggaruan lebih kecil
dari draft pembajakan, maka dengan besar daya penarikan yang
sama, lebar kerja garu akan lebih besar dibandingkan dengan lebar
kerja bajak, dengan demikian jumlah piringan garu piringan
dengan sendirinya akan lebih banyak dibandingkan dengan bajak
piringan. Seperti bajak piringan, bagian-bagian utama dari garu
piringan terdiri atas: piringan, poros piringan, penggarak piringan,
kerangka. Kadang kala dilengkapi pula dengan roda dukung,
apabila sistem penggandengan dengan daya penariknya
menggunakan sistem hela (trailing).
Garu piringan biasanya tidak dilengkapi dengan roda alur
penstabil. Beberapa piringan dari garu piringan dirangkai menjadi
satu rangkaian dengan menggunakan satu poros, rangkaian-
rangkaian ini biasa disebut sebagai rangkaian piringan (diskgang).
Konstruksi garu piringan umumnya terdiri atas dua rangkaian
piringan atau empat rangkaian piringan. Ditinjau dari proses
penghancuran tanah, langkah penggaruan dapat dibedakan atas ;
penggaruan satu aksi (single action) dan penggaruan dua aksi
(double action).
Didasarkan atas uraian di atas, garu piringan dibedakan atas
garu piringan dua rangkaian satu aksi (single action two gang disk
harrow); garu piringan dua rangkaian dua aksi (double action two
gang disk harrow); garu piringan empat rangkaian dua aksi atau
biasanya disebut tandem (tandem disk harrow).

b. Garu bergigi paku (spikes tooth harrow)


Garu bergigi paku atau biasa disebut sebagai garu sisir,
adalah jenis garu yang sudah umum digunakan petani di Indonesia.
Garu sisir yang ditarik hewan, umumnya giginya terbuat dari kayu
dan biasa digunakan untuk pengolahan tanah sawah dalam keadaan
basah, sebagai pekerjaan lanjutan setelah tanah diolah dengan
bajak singkal. Garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor
gigi-giginya terbuat dari bahan logam, dipasang pada batang
penempatan (tooth bar) dengan di klem atau di las. Konstruksi
garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor biasanya
terdiri dari satu batang penempatan. Pemasangan gigi pada batang
penempatan disusun berselang-seling antara batang penempatan
yang satu dengan lainnya. Bentuk gigi paku sangat bervariasi ada
yang lurus runcing dan ada yang pipih, ada pula yang berbentuk
blimbingan (diamond shape).
Garu bergigi paku terutama digunakan untuk meratakan
dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan, lebih cocok
digunakan untuk tanah yang mudah hancur. Alat ini cukup efektif
untuk memberantas tanaman pengganggu khususnya yang masih
kecil-kecil, atau baru tumbuh.
c. Garu bergigi per (spring tooth harrow)
Garu bergigi per ini secara keseluruhan konstruksinya
hampir menyerupai garu bergigi paku, hanya gigi-giginya terbuat
dari per atau pegas. Juga digunakan untuk meratakan dan
menghaluskan tanah sesudah pembajakan. Alat ini juga lebih
sesuai digunakan untuk tanah yang mudah dihancurkan. Cocok
untuk memberantas gulma yang mempunyai perakaran yang cukup
kuat dan dalam. Hal ini dikarenakan garu bergigi per mempunyai
penetrasi kedalaman yang lebih besar dibandingkan dengan garu
bergigi paku. Dari sifatnya yang lentur dan bentuknya yang
lengkung akan dapat mengangkat atau mencabut akar-akar
tanaman sehingga terlempar keluar ke permukaan tanah.

d. Garu-garu khusus (special harrow)


Jenis garu-garu khusus, biasanya digunakan untuk
mengerjakan pengolahan tanah dengan tujuan yang lebih khusus.
Sebagai misal, pengolahan tanah dengan tujuan khusus untuk
memusnahkan tanaman pengganggu, menghancurkan seresah, atau
untuk menggemburkan tanah secara intensif, atau mungkin
bertujuan untuk membuat bedengan (seed bed) yang lebih layak.
Penggunaan garu-garu khusus biasanya dilakukan setelah
pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah kedua. Macam-
macam garu khusus antara lain adalah : pencacah gulma atau
seresah (weeder mulcher); garu potong putar (rotary cross
harrow); penggemburan tanah (soil surgeon).

2. Alat dan Mesin Pemeliharaan Tanaman


Setelah tanaman ditanam, maka tanaman tersebut butuh pemeliharaan.
Salah satu alat pemeliharaan tanaman adalah alat penyemprot (sprayer).
Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan,
larutan atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer
merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka
pemberantasan dan pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Sprayer
juga didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan
dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit
tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet
aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga
sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan
disemprotkan (Tarmana, 1976).
Alat penyemprot memiliki banyak jenis, jika kita lihat dari sumber
tenaganya, alat ini dibagi atas :
a. Alat penyemprot tenaga tangan
- Atomizer (Hand Sprayer)
- Alat penyemprot jenis udara bertekanan (Compressed Air Sprayer)
- Alat penyemprot jenis gendong (Knapsack Sprayer)
b. Alat penyemprot bertenaga motor (Power Sprayer)
- Alat penyemprot hidrolik (Hidrolic Sprayer)
- Alat penyemprot blower (Blower Sprayer), biasanya digunakan
pada areal perkebunan yang luas, dengan mesin ini hembusan udara
bertekanan tinggi menyemprotkan bahan kimia dari mesin ke
pohon , dimana cairan kimia dirubah menjadi partikel halus oleh
aliran udara yang kuat.
Fungsi utama sprayer adalah untuk memecahkan cairan yang
disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan secara
merata pada objek yang dilindungi. Kegunaan khusus sprayer sebagai
berikut:
- Menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas hama.
- Menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan
memberantas penyakit.
- Menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas gulma.
- Menyemprotkan pupuk cairan.
- Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan tertentu.
B. Kapasitas Kerja Lapang
Dalam pengolahan tanah, kecepatan penggarapan suatu lapang dengan
sebuah mesin merupakan salah satu dasar pertimbangan menghitung biaya
pengerjaan dan efisiensi dalam pengolahan lahan. Dalam hal ini ada beberapa
istilah yang digunakan yaitu :
a. Kapasitas lapang teoritis
Kapasitas lapang teoritis sebuah alat ialah kecepatan penggarapan
lahan yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya
memanfaatkan 100 % waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan
selalu memenuhi 100 % lebar kerja teoritisnya. Waktu per hektar teoritis
ialah waktu yang dibutuhkan pada kapasitas lapang teoritis tersebut.
Waktu kerja efektif ialah waktu sepanjang mana mesin secara
aktual melakukan fungsi/kerjanya. Waktu kerja efektif per hektar akan
lebih besar dibanding waktu kerja teoritik per hektar jika lebar kerja
terpakai lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya.

b. Kapasitas lapang efektif


Kapasitas lapang efektif ialah rerata kecepatan penggarapan yang
aktual menggunakan suatu mesin, didasarkan pada waktu lapang total
sebagaimana didefinisikan pada Bagian 2. Kapasitas lapang efektif
biasanya dinyatakan dalam hektar per jam.
Kapasitas lapang efektif suatu alat merupakan fungsi dari lebar kerja
teoritis mesin, prosentase lebar teoritis yang secara aktual terpakai,
kecepatan jalan dan besarnya kehilangan waktu lapang selama pengerjaan.
Dengan alat-alat semacam garu, penyiang lapang,pemotong rumput dan
pemanen padu, secara praktis tidak mungkin untuk memanfaatkan lebar
teoritisnya tanpa adanya tumpang tindih
Kecepatan maju terbesar yang diijinkan berkaitan dengan faktor-
faktor semacam sifat pengerjaan, kondisi lapang, dan besarnya daya
tersedia. Untuk alat pemanen, faktor pembatasnya boleh jadi ialah
kecepatan maksimum dapat ditanganinya bahan secara efektif dengan
mesin tersebut.

c. Waktu Hilang
Waktu hilang merupakan variabel yang paling sulit dinilai dalam
hubungannya dengan kapasitas lapang.Waktu lapang bisa hilang akibat
penyetelan / pembetulan atau pelumasan alat, kerusakan, penggumpalan,
belok di ujung, dsb. Dalam kaitannya dengan kapasitas lapang efektif dan
efisiensi lapang, waktu hilang tidak mencakup waktu pemasangan atau
perawatan harian alat, ataupun waktu hilang akibat kerusakan yang berat.
Waktu hilang hanya mencakup waktu untuk perbaikan kecil di lapang dan
waktu untuk pelumasan yang dibutuhkan di luar perawatan harian, di
samping hal-hal lain seperti diuraikan di depan. Waktu lapang total
dianggap sama dengan jumlah waktu kerja efektif ditambah waktu hilang.
Waktu yang dipakai untuk perjalanan dari dan ke lapang biasanya
tercakup dalam menggambarkan biaya overall dari suatu pengerjaan,
namun tak diperhitungkan ketika menentukan kapasitas lapang efektif atau
efisiensi lapang.

d. Efisiensi lapang
Efisiensi lapang ialah perbandingan antara kapasitas lapang efektif
dengan kapasitas lapang teoritis, dinyatakan dalam persen. Efisiensi
lapang melibatkan pengaruh waktu hilang di lapang dan ketakmampuan
untuk memanfaatkan lebar teoritis mesin.

C. Membajak
Membajak tanah adalah sebuah proses kegiatan dalam pengolahan tanah
yang dilakukan di masa tanam. Kegiatan ini merupakan proses yang tidak bisa
ditinggalkan dalam rangka menyuburkan kembali tanah yang sebelumnya
sudah dipakai. Sebagaimana kita ketahui, unsur hara dalam tanah itu sangat
terbatas, sehingga perlu upaya penggemburan setelah masa panen. Kegiatan
membajak ini paling sering dilakukan di lahan basah (sawah) dibandingkan
dengan lahan kering (ladang, pekarangan).
Membajak tanah berarti melakukan pembalikan tanah dengan alat seperti
cangkul, garu, waluku dan traktor. Pembalikan tanah biasanya sampai
kedalaman 30-50 cm, tergantung jenis tanah yang dimiliki oleh petani. Setelah
dilakukan pembalikan maka tanah harus diratakan sampai halus agar bisa jadi
media tanam yang baik. Proses membajak tanah akan kelihatan berhasil jika
pertumbuhan tanaman kelihatan baik. Media tanam harus dipastikan
mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Fase membajak tanah merupakan tahap yang paling banyak
menghabiskan tenaga para petani, beaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.
hampir 40% beaya produksi dihabiskan pada fase pengolahan tanah ini. Pada
tanaman padi, para petani sering kali harus segera menjual hasil panennya atau
bahkan terjerat utang dikarenakan petani membutuhkan uang tunai untuk
membayar pekerja dalam pengolahan tanah.
Melakukan kegiatan membajak sawah sebenarnya memiliki makna yang
cukup dalam, dimana petani harus mengerti bahwa untuk menghasilkan
produksi yang baik, diperlukan media tanam yang bagus. Benih yang unggul
akan menjadi percuma jika lingkungannya tidak mendukung. Pola pertanian
sawah di Indonesia, khususnya jawa, dimana pada sawah yang beririgasi
hampir tiap tahun panen 3 kali cukup menguras bahan-bahan organik yang
terkandung dalam tanah. hal ini berdampak pada semakin menurunnya
kesuburan tanah dengan ditandai tekstur tanah yang semakin keras dan tandus.
Bahkan di musim kemarau akan terlihat sekali tanah tersebut mengalami
retak-retak yang cukup besar. Kondisi ini diperparah dengan pemakaian pupuk
dan pestisida kimia yang berlebihan.
III. METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum mekanisasi pertanian ini dilaksanakan di UPT Kebun
Kaliurang Universitas Mercu Buana Yogyakarta pada tanggal 25 Oktober
2013, 01 November 2013, dan 08 November 2013.

B. Alat dan Bahan Praktikum


a. Alat
- Traktor Roda 4 (Traktor Besar)
- Traktor Roda 2 (Hand Traktor)
- Bajak Singkal
- Bajak Piringan
- Garu Piringan
- Knapsack Sprayer
- Roll Meter
- Stopwatch
- Patok-Patok
- Alat Tulis

b. Bahan
- Kertas
- Lahan Percobaan

C. Cara Kerja:
a. Mengidentifikasi Alat dan Mesin
1. Dosen memberikan penjelasan nama-nama alat dan bagian-bagiannya
kepada mahasiswa.
2. Mencatat informasi yang ada pada alat dan mesin pertanian yang ada
di gudang UPT Kebun UMBY (traktor roda 4, traktor roda 2, bajak
singkal, bajak piringan, garu piringan, dan knapsack sprayer) pada
kertas yang telah disediakan.
3. Menggambar alat-alat tersebut beserta bagian-bagiannya pada kertas
yang telah disediakan.

b. Membajak dengan Hand Traktor


1. Memeriksa kondisi Hand Traktor sebelum digunakan untuk
membajak. Jika traktor dalam keadaan baik, bawa ke lahan percobaan.
2. Memasang bajak singkal pada kaitan di Hand Traktor
3. Menghidupkan diesel Hand Traktor dengan cara diengkol
4. Memegang stang kemudi dengan sedikit menekannya sampai batas
pinggang agar diperoleh keseimbangan, pasangkanlah tuas perseneling
pada kecepatan yang diinginkan, dengan satu tangan masih memegang
stang kemudi tangan yang lainnya memasangkan kopling utama
sehingga traktor bergerak
5. Mengikuti gerak traktor dengan melangkah, membelokkan arah dapat
dilakukan dengan menekan kopling pada stang kemudi. Bila belok
kekanan maka tekanlah tuas kopling yang kanan dan begitu juga
sebaliknya
6. Membajak lahan dimulai dari tepi sampai berhenti ditengah-tengah
lahan.

c. Menghitung Kapasitas Kerja Lapang dan Efisiensi Kerja


1. Membagi anggota kelompok untuk bertugas sebagai penghitung waktu
total, penghitung waktu belok, penghitung waktu macet, pengukur
lebar kerja, penghitung jarak 5 kali putaran roda, dan pencatat data
pengujian.
2. Mengukur panjang dan lebar lahan yang akan dibajak
3. Menghidupkan traktor dan menempatkannya pada salah satu sisi
pojok bidang olah sebagai tempat awal mulainya traktor bekerja
4. Operator traktor mulai melakukan pembajakan sampai selesai dititik
tengah lahan.
5. Penghitung waktu total mengaktifkan stopwacth saat traktor membajak
dan menghentikannya sampai traktor selesai membajak.
6. Penghitung waktu belok mencatat waktu saat traktor berada dibelokan
dan bajak tidak menyentuh tanah.
7. Penghitung waktu macet mencatat waktu saat traktor berhenti karena
mengalami masalah saat sedang membajak.
8. Pengukur lebar kerja mengukur jarak lebar kerja dari traktor sebanyak
3 kali.
9. Penghitung jarak menghitung jarak 5 putaran roda traktor sebanyak 5
kali.
10. Semua data yang diperoleh dicatat oleh pencatat data dan direkap
11. Melakukan perhitungan dan analisis terhadap data yang diperoleh
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil
Dari praktikum mekanisasi pertanian yang telah dilaksanakan,
didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Pengamatan Spesifikasi Traktor Besar
Nama : Traktor Besar
Merk : Juff Bilt
Model/Tipe :-
Negara Pembuat/Tahun : Amerika/-

Motor Penggerak
Nama : Mesin Diesel
Merk :-
Model/Tipe : D8/8
HP/RPM :-
Jumlah Silinder :1
Volume Silinder (cc) :-
Perbandingan Kompresi :-:-
Urutan Penyalaan :-
Sistem Pendinginan : Radiator
Sistem Pelumasan : Oli
Sistem Transmisi : Roda Gigi
- Kopling :-
- PTO :-
- Persneling :-

Ukuran Traktor
Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : 300 cm/116 cm/140 cm
Berat (kg) :-
Jarak Poros Roda (mm) : 1160 mm
Jarak Antar Roda (mm) :
- Depan : 1200 mm
- Belakang : 750 mm
Renggang dengan Tanah (mm) : 230-300 mm
Ukuran Roda (mm) :
- Depan : 450 mm
- Belakang : 950 mm
Kapasitas Tangki (l) : 5 Liter
Bahan Bakar : Solar
Pelumas :
- Mesin : Oli
- Transmisi : Oli
- Saringan Udara : Oli

Gambar 1. Traktor Besar dan Bagian-bagiannya

Keterangan :
1. Roda Besar (Utama)
2. Roda Depan
3. Stir Traktor
4. Bajak
5. Tangki Bahan Bakar
6. Dudukan Rem
7. Gigi
8. Sambungan Depan
9. Mesin Traktor
10. Kursi Operator
11. Filter

2. Pengamatan Spesifikasi Hand Traktor


Nama : Hand Traktor
Merk : Quick
Model/Tipe : G-3000/Stering Clution
Negara Pembuat/Tahun : Indonesia/-

Motor Penggerak
Nama : Diesel
Merk : Kubota
Model/Tipe : RD 85 DI/Direct Injection
HP/RPM : 8,5-10,5/1000
Volume Silinder (cc) :-
Perbandingan Kompresi :-:-
Sistem Pendinginan :-
Sistem Pelumasan : Oli
Sistem Transmisi : Gear Chain
- Kopling : Ada
- Persneling : Ada

Ukuran Traktor
Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : 275 cm/113 cm/95 cm
Berat (kg) :-
Jarak Antar Roda (mm) :
Renggang dengan Tanah (mm) : 230-300 mm
Ukuran Roda (mm) :
Kapasitas Tangki (l) : 5 Liter
Bahan Bakar : Solar
Pelumas :
- Mesin : Oli
- Transmisi : Oli
- Saringan Udara : Kering

Gambar 2. Hand Traktor dan Bagian-bagiannya

Keterangan :
1. Pegangan (Handling)
2. Roda
3. Knalpot
4. Motor Penggerak Roda (Puly)
5. Standard
6. Tangki Bahan Bakar
7. Tutup Tangki
8. Tutup Pendingin
9. Pen Belt
10. Tuas Standar
11. Pengait Bajak
12. Tuas Persneling
13. Pengatur Gas
14. Kopling
15. Puly Mesin
16. Spenroll

3. Pengamatan Spesifikasi Bajak Singkal (Molboard Plow)


Nama : Bajak Singkal (Molboard Plow)
Merk : Quick
Model/Tipe : Hand Traktor 6900
Negara Pembuat/Tahun : Indonesia
Cara Penggandengan : Menempel pada traktor (Mounted)

Ukuran
Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : 66 cm/40 cm/65 cm
Renggang Bawah (mm) :-
Renggang Samping (mm) :-
Berat (kg) :-

Perlengkapan Bajak
Singkal Bajak (Coulter) : Ada
Jointer : Tidak
Roda Alur (Furrow Wheel) : Tidak
Roda Dukung (Land Wheel) : Tidak
Gambar 3. Bajak Singkal dan Bagian-bagiannya

Keterangan :
1. Pembongkar tanah (Bajak)
2. Pembalik tanah (Singkal)
3. Pengunci
4. Pengatur kedalaman
5. Pengait dengan traktor
6. Landside
7. Kerangka

4. Pengamatan Spesifikasi Bajak Piringan (Disk Plow)


Nama : Bajak Piringan (Disk Plow)
Merk : Quick
Model/Tipe :-
Negara Pembuat/Tahun : Indonesia
Cara Penggandengan : Menempel pada traktor (Mounted)

Ukuran
Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : 110 cm/40 cm/57 cm
Renggang Bawah (mm) :-
Renggang Samping (mm) :-
Berat (kg) :-

Perlengkapan Bajak
Singkal Bajak (Coulter) : Tidak
Jointer : Tidak
Roda Alur (Furrow Wheel) : Ada
Roda Dukung (Land Wheel) : Tidak

Gambar 4. Bajak Piringan dan Bagian-bagiannya

Keterangan :
1. Roda Alur
2. Roda Piringan
3. Pengait dengan traktor
4. Kerangka

5. Pengamatan Spesifikasi Garu Piringan (Disk Harrow)


Nama : Garu Piringan (Disk Harrow)
Merk : Quick
Model/Tipe :-
Negara Pembuat/Tahun : Indonesia
Jumlah Rangkaian (gang) : 2 rangkaian
Jumlah Piringan/Rangkaian 8
Jenis Piringan : Piringan Berlubang
Diameter Piringan (cm) : 40 cm
Lebar Kerja Garu :-
Cara Penggandengan : Menempel pada traktor (Mounted)

Ukuran
Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : 120 cm/55 cm/55 cm
Berat :-

Perlengkapan Garu
Roda Alur (Furrow Wheel) : Ada
Roda Dukung (Land Wheel) : Ada

Gambar 5. Garu Piringan dan Bagian-bagiannya

Keterangan :
1. Garu piringan
2. Setelan utama
3. Setelan garu piringan
4. Lubang sambung
5. Lubang gandeng
6. Piringan berlubang
7. Kerangka

6. Pengamatan Spesifikasi Knapsack Hand Sprayer


Nama : Knapsack Hand Sprayer
Merk : SWAN
Model/Tipe/Nomor Seri : -/SWA 14/152877
Negara Pembuat/Tahun : Indonesia
Jenis Nosel/Pengabut : Double Nosel
Volume Tangki Obat (l) : 14 Liter
Tekanan Kerja (kg/cm3) : 10 kg/cm3

Ukuran
Panjang/Lebar/Tinggi (cm) : - /64 cm/62 cm
Berat : 10 kg

Gambar 6. Knapsack Hand Sprayer dan Bagian-bagiannya


Keterangan :
1. Pompa
2. Lubang memasukkan larutan
3. Tali pegangan di punggung
4. Manometer
5. Tangki
6. Kran penghubung selang dengan tangki
7. Penyangga tubuh
8. Nosel
9. Pipa Nosel
10. Corong
11. Kran penghubung selang dengan pipa nosel
12. Selang
13. Penghubung selang ke kran tangki
14. Pegangan (Grip)

7. Perhitungan Kapasitas Kerja Lapang


a. Waktu hilang karena lebar kerja (overlapping)
- Lebar bajak/lebar kerja teoritis (W1) = 52 cm = 0,52 m
- Lebar kerja efektif di lapangan (W2) = 0,3 m

Tabel 1. Lebar Kerja


Ulangan Jarak lebar kerja (m) Lebar kerja (m)
1 0,6 0,6
2 0,7 0,1
3 0,9 0,2
Jumlah 0,9
Rata-rata 0,3

- Persen waktu hilang karena overlapping (L1)

L1= x 100 %

= x 100 %

= 42,3 %

b. Waktu hilang karena slip


- Diameter roda belakang traktor (D) = 76 cm = 0,76 m
- Jumlah putaran roda belakang (N) = 5
- Jarak lurus (L) = 7,4 m

Tabel 2. Jarak Lurus


Ulangan Jarak Lurus (m)
1 7,3
2 6,2
3 8,7
4 7,35
5 7,53
Jumlah 37,08
Rata-rata 7,4

- Persen waktu hilang karena slip (L2)

L2= x 100 %

= x 100 %
= 38 %

c. Waktu hilang untuk membelok


- Waktu total (T) = 10 menit 18 detik = 618 detik
- Waktu belok (T1) = 15 detik
- Persen waktu hilang karena membelok (L3)

L3 = x 100 %

= x 100 %

= 2,4 %
d. Waktu hilang karena macet
- Waktu total (T) = 10 menit 18 detik = 618 detik
- Waktu macet (T2) = 51 detik
- Persen waktu hilang karena macet (L4)

L4 = x 100 %

= x 100 %

= 8,25 %

e. Efisiensi kerja
- L1 = 42,3 % = 0,423
- L2 = 38 % = 0,38
- L3 = 2,4 % = 0,024
- L4 = 8,25 % = 0,0825
Efisiensi kerja = (1 – L1) (1 – L2) (1 – L3 – L4) x 100%
= (1 – 0,423) (1 – 0,38) (1 – 0,024 – 0,0825) x 100%
= (0,577) (0,62) (0,8935) x 100%
= 31,96 %

B. Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan informasi bahwa
setiap alat dan mesin pertanian mempunyai bagian dan kegunaannya masing-
masing di dalam kaitannya untuk dapat menjalankan usaha pemeliharaan,
perbaikan dan penggunaannya di lapangan.
Dalam praktikum mengidentifikasi alat dan mesin pertanian, mahasiswa
mengidentifikasi traktor roda empat, hand traktor, bajak singkal, bajak
piringan, garu piringan, dan knapsack hand sprayer. Agar penggunaan alat
dan mesin tersebut nantinya dapat digunakan secara efektif dan efisien, maka
diperlukan pengetahuan mengenai watak laku teknis dari alat dan mesin,
mulai dari bagian beserta fungsi hingga operasionalnya.
Dalam kaitannya dibidang pertanian, traktor merupakan sumber daya
dalam bidang pertanian. Traktor yang diidentifikasi pada praktikum ini yaitu
traktor roda empat dan hand traktor. Pada dasarnya masing-masing traktor
mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Namun pada dasarnya
traktor mempunyai komponen sama yang tidak dimiliki oleh kendaraan jenis
lain. Antara lain pengunci differensial (differential lock), final drive, tempat
pengambilan daya (Power Take Off), sistem pengangkatan hidrolis, batang
penarik (draw bar), double throtle, dan double pedal. Untuk traktor roda
empat, cocok digunakan di lahan yang sangat luas, sedangkan hand traktor
digunakan dilahan yang tidak terlalu luas.
Alat pengolah tanah, baik primer maupun sekunder yang diidentifikasi
yaitu, bajak singkal, bajak piringan dan garu piringan. Bajak singkal
menggunakan tipe penggandengan maunted dan jenis daya penarikan berupa
hand traktor. Bajak singkal ditujukan untuk pemecahan banyak tipe tanah dan
cocok sekali untuk pembalikan tanah serta penutupan sisa-sisa tanaman.
Untuk bagian-bagian bajak singkal, biasanya bajak ini dilengkapi jointer yang
berfungsi untuk menutup serasah lebih sempurna dalam pembajakan.
Pada bajak piringan, piringan pada bajak merupakan komponen
pemotong, pengangkat dan pembalik tanah pada bajak piringan. Beberapa
keunggulan bajak piringan terhadap singkal antara lain dapat bekerja ditanah
lengket dan liat, di tanah kering dan keras di mana singkal tidak bisa masuk
kedalam tanah, di tanah kasar dan di dalamnya banyak batu-batu dan akar,
menghasilkan pembajakan yang lebih dalam dari bajak singkal.
Garu piringan mempunyai ukuran dan kecekungan piringan yang
relative lebih kecil dibandingkan dengan bajak piringan, hal ini disebabkan
pada pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak diperlukan
pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah pertama. Pada garu
piringan ini menggunakan 5 piringan dalam setiap rangkaian dengan
menggunakan satu poros. Jenis piringan adalah piringan standard yaitu tepinya
rata. Sudut piringan pada garu yaitu 90° hingga 130°, sudut ini mempengaruhi
lebar potongan tanah dan kecenderungan menggelinding.
Untuk alat pemeliharaan tanaman yang diidentifikasi yaitu knapsack
hand sprayer. Prinsip kerja alat ini adalah memecah cairan menjadi butiran
partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran yang halus
ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan
daun atau tajuk tanaman. Untuk memperoleh butiran halus, biasanya
dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan
menggunakan tekanan (hydolic atomization), yakni cairan di dalam tangki
dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir
melalui selang karet menuju ke alat pengabut (nozel). Cairan dengan tekanan
tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga
cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus.
Pada praktikum pengukuran kapasitas kerja lapang, digunakan traktor
tangan merk Quick tipe G-3000. Praktikum ini memiliki tujuan untuk
(performance) alat mesin pengolah tanah secara mekanis ditinjau dari aspek
teknik kerekayasaan, teknik operasional dan aspek ekonominya. Pada
praktikum ini traktor tidak dikendalikan oleh praktikan, melainkan oleh
operator yang sudah ahli. Mahasiswa hanya bertugas mengumpulkan data
pengukuran lebar kerja, waktu total, waktu macet, waktu belok, jarak lurus per
5 putaran roda, dan luas lahan. Pengolahan tanah dengan traktor mini pada
praktikum ini menggunakan pola tepi. Pola operasi lapang ini cocok untuk
mengerjakan tanah yang bentuk lahannya empat persegi panjang pada
praktikum. Pola ini umumnya digunakan untuk pengerjaan tanah
menggunakan bajak singkal karena mempunyai satu arah pembalikan tanah,
umumnya kearah kanan. Pembajakan dimulai dari arah tepi sebelah kanan,
bajak diangkat pada ujung lintasan dan kembali diturunkan, selama bajak
diangkat itu merupakan pengumpulan data waktu tidak efektif. Arah gerakan
traktor berlawanan arah jarum jam. Pada saat pembajakan, adakalanya roda
mengalami slip. Setelah semua data terkumpul dilakukan perhitungan.
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan informasi bahwa persen
waktu yang hilang karena lebar kerja (overlapping) sebesar 42,3%, karena slip
sebesar 38%, untuk membelok sebesar 2,4%, karena macet/kerusakan sebesar
8,25% sehingga efisiensi kerja yang diperoleh sebesar 31,96%.
Semakin besar nilai efisiensi kerja maka penggunaan traktor semakin
baik pula, begitupun sebaliknya. Kecilnya efisiensi kerja pada praktikum kali
ini sebagian besar disebabkan oleh overlapping, yaitu adanya tumpang tindih
pembajakan atau dengan kata lain hasil bajakan sebagian terbajak lagi serta
disebabkan oleh banyaknya waktu slip.
Dengan bertambah komplek dan bertambah mahalnya mesin, makin
pentinglah untuk mendapatkan keluaran maksimum dari mesin tersebut.
Meminimumkan waktu hilang di lapang merupakan salah satu cara guna
memperbaiki kapasitas lapang. Pengkajian waktu sering menunjukkan daerah
perbaikan potensial dalam pengelolaan mesin. Jumlah waktu belok yang
berlebihan dapat menunjukkan kebutuhan untuk memperbaiki kondisi atau
lebar head-land aatu mengganti pola belok. Waktu berhenti yang berlebihan
dapat berarti dibutuhkannya sistem perawatan preventif yang lebih baik
Pada praktikum latihan membajak, traktor yang di gunakan untuk
membajak yaitu hand traktor atau traktor tangan merk Quick tipe G-3000.
Awal mula yaitu menghidupkan motor pengerak. traktor yang menggunakan
motor diesel dihidupkan dengan engkol. Mula – mula engkol dipasang pada
poros engkol (crank Shaft). Setelah gas dibesarkan sedikit. Engkol diputar
beberapa kali sampai putarannya cukup untuk menghidupakan motor.
Sewaktu pemutaran, jangan lupa menarik alat penghilang kompresi
(dekompresi level). Traktor roda dua baru dapat maju setelah motor
dihidupkan. Setelah itu periksalah apakah gigi / porsneling sudahj netral dan
kopling, jika tidak mungkin saja dapat menimbulkan kecelakaan. Disamping
itu pada traktor terdapat alat yang dapat mengatur kecepatan rendah atau
tinggi. Alat ini digunakan untuk menambah atau mengurangi kecepatan
lajunya traktor dan juga untuk putaran garu/ cangkul putar.
Traktor dapat dihentikan cukup dengan menarik tongkat kopling
kebelakang, yaitu ke posisi “OFF”. Kalau dalam posisi “OFF” traktor belum
berhenti , berarti penyetelan kopling tidak baik atau piringannya sudah aus.
Setelah traktor berhenti, segera netralkan gigi kembali dan turunkan gas.
Membelokkan traktor sewaktu bekerja dilakukan dengan menggunakan
steering clutch/ kopling pembelok kiri dan kanan. Sewaktu membelok jangan
lupa menurunkan gas dan mengangkat sedikit bagian belakang traktor agar
pembelokannya lebih mudah dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan terutama
kalau bekerja ditanah yang lembek dan basah. Jika tidak ada kemungkinan
traktor terbenam. Tekanlah kopling pembelok kiri bila hendak membelok
kekiri dan tekanlah kopling kekanan kalau hendak membelok kekanan.
Traktor harus dapat jalan lurus ke muka selama operasi. Kalau traktor
jaln berbelok – belok. Maka akan menyulitkan pekerjaan selanjutnya dan
memungkinkan traktor terbenam terutama jika tanahnya basah atau lembek.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk membuat traktor dapat berjalan
lurus kedepan yaitu :
1. Operator harus memandang lurus kedepan.
2. Peganglah pegangan traktor dengan tangan lentur dan tidak kaku.
3. Jika traktor membelok ke kiri atau kekanan, tekanlah segera kopling
pembelok kanan atau kiri.
V. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai


berikut :
1. Setiap alat dan mesin pertanian memiliki bagian dan fungsinya masing-
masing.
2. Traktor merupakan sumber daya dalam bidang pertanian
3. Persen waktu yang hilang karena lebar kerja (overlapping) sebesar 42,3%
4. Persen waktu yang hilang karena slip sebesar 38%
5. Persen waktu yang hilang untuk membelok sebesar 2,4%
6. Persen waktu yang hilang karena macet/kerusakan sebesar 8,25%
7. Efisiensi kerja sebesar 31,96%
8. Penggunaan alat dan mesin akan berjalan baik apabila memenuhi syarat teknis
dan operasionalnya.
9. Dalam membajak perlu mengetahui prinsip kerja dari hand traktor itu sendiri
dan harus mempunyai keahlian dalam menjalankan alat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian Sumatera Selatan. 1993. Panduan Usaha Tani PIR


Perkebunan TEH. Dinas Perkebunan. Sumatera Selatan.
Hardjoanidjojo S, 1976.Pengantar Keteknikan Pertanian, IPB, Bogor.
Hardjosentono. 1996. Mesin-mesin Pertanian. Cetakan Kedua. Bumi
Aksara.Jakarta.
Haryadi. 1982. Mekanisme Pertanian. Genap Jaya Baru. Jakarta.
Haryono, M. 1996. Mesin-mesin Pertanian. Bumi Aksara : Jakarta.
Herodian S. 2003. Jasa Produksi Dan Pelayanan Alat Mesin Pertanian
(JP2AMP). IPB.
Irwanto, Kohar A. 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. FakultasMekanisasi
dan Teknologi Hasil Pertanian. ITB. Bandung.
Pramudya B. 1996. Strategi Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian
untuk Usahatani Tanaman Pangan. IPB.
Pratomo, M., dkk. 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta.
Soedarno. 1996. Alat Pengolahan Pertanian. Redijaya : Semarang.
Sukirno,1999.Hand Traktor. Gramedia : Surabaya
Surman, R.L, 1989, Mengerjakan Tanah dan Alat-Alat Pertanian, Bumi Aksara :
Jakarta
Tarmana D. 1976. Alat dan Mesin Pertanian untuk Proteksi Tanaman Pangan.
Redijaya : Surabaya.
Wijanto, M.S,1996. Memilih Merawat, Menggunakan, dan Traktor Tangan,
Penebar Swadaya, Jakarta
Winarno. 1994. Alat dan Mesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai