KIMIA ANALITIK 2
“Iodimetri”
Disusun Oleh:
Yeni Setiartini
1112016200050
Kelompok 3:
Fahmi Herdiansyah
Huda Rahmawati
Aida Nadia
2014
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan penentuan kadar Vitamin C dengan menggunakan metode iodimetri.
Iodimetri merupakan cara titrasi langsung dengan iodin yang diketahui molaritasnya sampai
mencapai titik keseimbangan yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi biru
pekat dengan amilum sebagai indicator. Didapat kadar vitamin C yakni 407.5 mg/100 gram.
PENDAHULUAN
Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumus empiris C
6H8O6 (berat molekul = 176, 13). Vitamin C digunakan sebagai antioksidan untuk pembentukan
kolagen, penyerapan zat besi, serta membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang dan gigi.
Kadar vitamin C dalam larutan dapat diukur menggunakan titrasi redoks iodimetri, dengan
menggunakan larutan indikator kanji (starch) yaitu dengan menambahkan sedikit demi sedikit
larutan iodin (I 2) yang diketahui molaritasnya sampai mencapai titik keseimbangan yang
ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi biru pekat. (Anggi Pratama.2011)
Titrasi yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu titrasi langsung
(iodimetri) dan titrasi tidak langsung (iodometri).
Iodium merupakan oksidator yang relative kuat dengan nilai potensial oksidasi sebesar +0,535 V.
Pada saat reaksi oksidasi, iodium akan direduksi menjadi iodida sesuai dengan reaksi:
I2 + 2e ↔ 2I-
Iodium akan mengoksidasi senyawa yang mempunyai potensial reduksi lebih kecil dibanding
iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga
dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium.
Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa
yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium-iodida atau
senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSo4.5H2O. Pada Iodometri, sampel yang
bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida berlebihan dan akan menghasilkan iodium
yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat (Anonim. 2011).
I3 + 2e ↔ 3I-
mempunyai potensial standar sebesar +0,54 V. Karena itu iodin adalah sebuah agen pengoksidasi
yang jauh lebih lemah daripada kalium permanganat, senyawa serium(IV), dan kalium dikromat.
Di lain pihak, ion iodida adalah agen pereduksi yang termasuk kuat, lebih kuat, sebagai contoh,
daripada ion Fe(II). Dalam proses-proses analitis, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen
pengoksidasi (iodimetri), dan ion iodida dipergunakan sebagai sebuah agen pereduksi
(iodometri). (R.A.Day, JR. & A.L. Underwood, 2001 hal. 296)
Kelarutan iodida adalah serupa dengan klorida dan bromida. Perak, merkurium(I),merkurium(II),
tembaga(I), dan timbel iodida adalah garam-garamnya yang paling sedikit larut. Reaksi-reaksi ini
dapat dipelajari dengan larutan kalium iodida, KI, 0,1 M. (Svehla, 1985 hal.350)
Material
Gelas kimia 100 ml, gelas ukur, neraca ohause =, lumping dan alu, batang pengaduk, pipet tetes,
biuret, erlenmayer, vitamin C, H2SO4, amilum, dan iodin
Metode iodimetri
Masukkan 0.5 gram vitamin C yang telah dihaluskan kedalam 100ml air , aduk dan ambil 10 ml
dari larutan vitamin C tersebut, kemudian ditambahkan 90 ml aquades kedalam 10 ml larutan
vitamin C tersebut, ambil 25 ml dan masukkan kedalam erlenmayer ditambah 5 ml H2SO4 dan 20
tetes indicator amilum, kemudian titrasi dengan iodin sampai perubahan warna menjadi biru
kehitaman /ungu kehitaman, lakukan kegiatan secara duplo.
HASIL DAN PEMBAHASAN
M1 x V1 = M2 x V2
0,1 M x 0.47 ml = M2 x 25 ml
M2 = 0,0018 M
Percobaan kali ini untuk menentukan kadar vitamin C dengan menggunakan titrasi iodimetri.
Menurut Anggi Pratama.(2011) Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat
asam dengan rumus empiris C 6H8O6 (berat molekul = 176, 13). Vitamin C digunakan sebagai
antioksidan untuk pembentukan kolagen, penyerapan zat besi, serta membantu memelihara
pembuluh kapiler, tulang dan gigi. Untuk menentukan kadar vitamin C dapat ditentukan dengan
penentuan iodimetri yakni titrasi iodium secara langsung dimana iodium merupakan oksidator
yang relative kuat dengan nilai potensial oksidasi sebesar +0,535 V. Pada saat reaksi oksidasi,
iodium akan direduksi menjadi iodida sesuai dengan reaksi:
I2 + 2e ↔ 2I-
Iodium akan mengoksidasi senyawa yang mempunyai potensial reduksi lebih kecil dibanding
iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga
dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium (anonym.2011).
Pada percobaan yang dilakukan vitamin c yang telah diencerkan di ambil 25 ml dan ditambah 5
ml H2SO4 dan ditambah amilum sebagai indicator. Digunakan amilum / kanji sebagai indicator
karena warna biru gelap dari kompleks iodin-kanji bertindak sebagai suatu tes yang amat
sensitive untuk iodin (underwood.2002: 297). Titrasi dilakukan ditempat yang gelap dikarenakan
sifat iodine sebagai oksidator yang kuat sehingga dapat tereduksi dengan cepat bila terkena
cahaya sehingga dapat mengakibatkan terganggunya proses titrasi jika iodin mengenai cahaya.
Titrasi pertama didapat warna hitam keunguan hal tersebut dikarenakan kelebihan titrasi pada
iodin sementara titrasi yang kedua didapat warna biru tua setelah 9 tetes iodin atau 0.45 ml. Dari
penitrasian didapat konsentrasi Vitamin C 0.0018M sementara kadar vit C sebesar 407.5
mg/100gram.
KESIMPULAN
Iodimetri merupakan metode titrasi langsung menggunakan iodine yang biasanya digunakan
untuk mengetahui kadar vitamin C, dimana Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih
kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium.
REFERENSI
Day, R.A. JR & Underwood, A.L. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima.
Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka
Anggi Pratama. 2011. Aplikasi LabView sebagai Pengukur Kadar Vitamin C dalam Larutan
Menggunakan Metode Titrasi Iodimetri. Diakses dari
http://eprints.undip.ac.id/25483/1/ML2F003483.PDF pada tanggal 27 April 2014.