DAFTAR ISI…………………………………………………………..……….....1
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….….………2
DAFTAR TABEL………………………………………………………..….…....3
ABSTRAK………………………………………………………………..……....4
ABSTRACT………………………………………………………………...……..5
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………….…........6
1.1 Latar Belakang……………………………………………….….........6
1.2 Rumusan masalah……………………………………………..….…...7
1.3 Tujuan………………………………………………………..….….....7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI……………...……....8
2.1 Tinjauan Pustaka……………………………………………...……….8
2.1.1 Produktivitas……………………………………...……….8
2.1.2 Beban kerja……………………………….………..……...8
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja……………......9
2.1.4 Beban Kerja Waktu……………………………….……....9
2.1.5 Beban Kerja Fisik……………………………..…...….....10
2.2 Metodologi penelitian……………………………………….…….....11
BAB III. PEMBAHASAN………………………………………………….…..12
3.1 Metode Fisiologi Cardiovascular load………………………….…...13
3.1.1 Perhitungan % CVL dan Analisa Data……...……….….....13
3.2 Metode Fisiologi konsumsi energi………………..…………............16
3.2.1 Perhitungan Konsumsi Energi dan Analisa Data………..…16
BAB IV. PENUTUP………………………………………………………….....19
4.1 Kesimpulan………………………………………………………..…19
4.2 Saran……………………………………………………………..…..19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…....20
LAMPIRAN……………………………………………………………..……...21
1
DAFTAR GAMBAR
2
DAFTAR TABEL
3
ABSTRAK
ABSTRACT
4
CV Mastekindo is a company engaged in electronic goods and services.
Increasing company productivity can be done by planning and designing the
system with the principle of balancing the production line. The aims of this study
are to analyze the general level of exhaustion experienced by workers through the
physiology method of cardiovascular load and the method of energy consumption.
CV Mastekindo uses a system of 8 working hours from 08.00 - 16.00, which is 7
hours of work and 1 hour of rest. Based on the results of the measurement of the
pulse obtained, it shows that the highest workload is at the vulnerable time 09.00 -
14.00 due to the level of intensity and speed of production reaching the peak
point. The correlation between physical workload with time workload shows that
the greater the workload of a worker will be directly proportional to the physical
workload received. The results of the analysis of the level of worker fatigue are
expected to be a reference and consideration in determining work management
systems, a reference for making production policies related to occupational health
and safety and production optimization, and as a means to determine the
productivity of CV Mastekindo regarding consideration of the need for additional
workers or reduction of workers.
BAB I
5
PENDAHULUAN
6
Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan
konsumsi energi. Setiap kegiatan yang berlangsung pada diri manusia
membutuhkan energi untuk melakukan supply energi. Energi terbentuk karena
adanya proses metabolisme dalam otot, yaitu berupa serangkaian proses kimia
yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk energi. Kedua bentuk energi
tersebut adalah energi mekanis dan energi panas.
CV Mastekindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang barang
dan jasa elektronik dengan sistem kerja 8 jam kerja dimulai jam 08.00 – 16.00 di
tambah dengan jam kerja lembur jika target produksi tidak terpenuhi oleh jam
kerja normal (Algi, 2019). Presentase stress 64 % dialami pekerja mayoritas di
pengaruhi oleh tuntutan lingkungan kerja yang mengandalkan fisik sebagai
sumber utama tenaga, Jika suatu pekerjaan tidak diimbangi dengan waktu istirahat
yang cukup maka akan mempengaruhi fisik dan mental pekerja sehingga
menimbulkan kelelahan kerja akibat beban kerja yang berat (Astuti, 2012).
Tingkat resiko kecelakaan kerja akan semakin tinggi akibat pekerja
mengalami kelelahan fisik dan mental yang di timbulkan oleh padatnya intensitas
produksi. Untuk mengetahui nilai resiko kecelakaan kerja perlu diadakannya
analisis kerja terhadap kelelahan yang dialami oleh pekerja melalui pendekatan
metode % CVL ( Cardiovascular Load ) dan konsumsi energi.
7
2. Mengetahui tingkat intensitas kalori yang dikeluarkan pekerja di CV
Mastekindo menurut metode konsumsi energi
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI
8
Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang dilakukan
karena pengulangan gerak yang menimbulkan kebosanan. Kebosanan dalam kerja
rutin seharihari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan
kurangnya perhatian pada pekerjaan. sehingga secara potensial membahayakan
pekerja (Manuaba, 2000).
9
periode tertentu yang dijadikan alat ukur dalam melakukan analisis beban kerja.
Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa untuk mendapatkan beban waktu kerja
adalah dengan menggunakan teknik timestudy, salah satunya dengan
worksampling. Sedangkan waktu kerja efektif didapatkan dari waktu kerja yang
disediakan perusahaan. Menurut Wignjosoebroto (2003), suatu kegiatan untuk
menentukan waktu yang diperlukan oleh seorang operator yang mempunyai
ketrampilan rata – rata dan terlatih baik dalam menjalankan pekerjaanya pada
kondisi dan tempo kerja yang normal disebut sebagai pengukuran kerja (time
study). Pengukuran waktu kerja yang meliputi teknik-teknik pengukuran terkait
waktu yang dibutuhkan, tenaga yang dikeluarkan, pengaruh psikologis dan
fisiologis dapat digunakan sebagai sarana untuk mengetahui tingkat efisiensi dari
suatu sistem kerja yang diterapkan.
1. Konsumsi oksigen
2. Denyut jantung
3. Peredaran udara dalam paru-paru
4. Temperature tubuh
5. Konsentrasi asam laktat dalam darah
6. Tingkat penguapan
7.
Salah satu alat tubuh yang mengalami perubahan sesuai yang disebut diatas
adalah denyut jantung. Tarwaka (2004) Denyut jantung berkaitan dengan
kecepatan denyut nadi dan kecepatan denyut nadi itu sendiri dipengaruhi oleh
beberapa fungsi tubuh seperti :
10
1. Tekanan darah
2. Aliran darah
3. Komposisi kimia dalam darah
4. Temperature tubuh
5. Tingkat penguapan
6. Jumlah udara yang dikeluarkan paru-paru
11
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN
Jam Kerja
No. Pengukuran DN Kerja DN Istirahat
08.00 - 16.00
12
Gambar. 3.1 Grafik Pengukuran Denyut Nadi
% CVL =
x 100 %
30 % - 60 % Diperlukan perbaikan
% CVL = x 100 %
= x 100 % = 33.33 %
13
- Perhitungan 2
% CVL = x 100 %
= x 100 % = 30.37 %
- Perhitungan 3
% CVL = x 100 %
= x 100 % = 32.59 %
- Perhitungan 4
% CVL = x 100 %
= x 100 % = 20.74 %
- Perhitungan 5
% CVL = x 100 %
= x 100 % = 22.22 %
- Perhitungan 6
% CVL = x 100 %
= x 100 % = 24,44 %
Jam
DN
Kerja DN DN
No. Pengukuran Istirah % CVL Klarifikasi
08.00 - Kerja Max.
at
16.00
1 Pengukuran 1 09.00 / 110 65 200 Diperlukan
33.33 %
12.40 perbaikan
2 Pengukuran 2 09.10 / 106 65 200 Diperlukan
30.37 %
12.50 perbaikan
3 Pengukuran 3 09.20 / 109 65 200 32.59 % Diperlukan
14
13.00 perbaikan
4 Pengukuran 4 09.30 / 93 65 200 Tidak terjadi
20.74 %
13.10 kelelahan
5 Pengukuran 5 09.40 / 95 65 200 Tidak terjadi
22.22 %
13.20 kelelahan
6 Pengukuran 6 09.50 / 98 65 200 24.44 % Tidak terjadi
13.30 kelelahan
Rata - Rata 101,83 65 200 27,28 %
Tabel 3.3 Rekapitulasi % CVL Pekerja
15
memindahkan barang dengan porsi beban kerja yang dapat dilakukan oleh
perorangan.
Keterangan :
KE = Ek – Ei (2)
Keterangan:
16
KE : konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja ( Kkal / menit )
No Jam Kerja
Ek Ei KE Klarifikasi
.
08.00 - 16.00
17
1 Pengukura 09.00 – 09.50 / 4,35 2,30 2,05 Sangat
n 12.40 – 13.30 Kkal/min. Kkal/mi Kkal /min Ringan
n
Maka tinggi dan rendah denyut nadi pekerja pada saat bekerja dan istirahat
mempengaruhi tingkat kebutuhan energi yang diperlukan pekerja. Hubungan
antara denyut nadi berbanding lurus dengan kebutuhan energi. Semakin tinggi
denyut nadi maka semakin tinggi pula kebutuhan energi yang diperlukan untuk
melakukan sebuah pekerjaan dan sebaliknya.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan metode fisiologi cardiovascular load tingkat kelelahan
pekerja secara keseluruhan menunjukan angka fluktuaktif dimana 30 menit
pengukuran pertama pekeja membutuhkan istirahat beberapa saat dan 30
menit terakhir pekerja tidak terjadi kelelahan. Hasil yang diperoleh yaitu,
33,33%, 30,37%, 32,59%, 20,74%, 22,22%, dan 24,44% sehingga dapat
disimpulkan bahwa pekerjaan masih berada pada batas kendali
kemampuan pekerja dalam melakukan sebuah pekerjaan.
2. Berdasarkan metode fisiologi konsumsi energi tingkat konsumsi energi
pekerja masih dibawah 2,5 Kkal / menit yaitu sebesar 2,05 Kkal / menit
sehingga pekerja masih tergolong bekerja pada kategori sangat ringan.
4.2 Saran
1. Diperlukan sampel 50 % dari total pekerja pada unit produksi untuk
mengetahui tingkat beban merata yang ditanggung oleh setiap pekerja.
2. Diperlukan pengambilan data pengukuran 8 jam kerja keseluruhan untuk
mengetahui tingkat kelelahan maksimal lebih detail.
19
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, D.R. 2007 . Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja dan Beban Angkat
Terhadap Kelelahan Muskuloskeletal. Vol 10, no.2.27.27-32
Helma Hayu Juniar, Rahmaniah Dwi Astuti, Irwan Iftadi . 2017, Jurnal
Analisis Sistem Kerja Shift Terhadap Tingkat Kelelahan Dan
Pengukuran Beban kerja Fisik Vol. 16 No. 1 : 44-53
Ismaila, S., K.T, O., & O.G, A. (2013). Cardiovascular Strain of Sawmill Workers
in South-Western Nigeria. International Journal of Occupational Safety
and Ergonomics, 607-611.
Kucukkoc, I., & Zhang, D. Z. (2015). Type-E Parallel Two-Sided Assembly Line
Balancing Problem : Mathematical Model and Ant Colony Optimised
Parameters. Computer & Industrial Engineering, 56-69.
Kusgiyanto, W., Suroto, & Ekawati. (2017). Analisis Hubungan Beban Kerja
Fisik Masa Kerja Usia dan Jenis Kelamin Terhadap Tingkat Kelelahan
Kerja pada Pekerja Bagian Pembuatan Kulit Lumpia di Kelurahan
Kranggan Kecamatan Semarang Tengah. Jurnal Kesehatan Vol 5, 2356-
3346.
Mutia, M. (2014). Pengukuran Beban Kerja Fisiologis dan Psikologis pada
20
Operator.
LAMPIRAN
21