Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………..……….....1
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….….………2
DAFTAR TABEL………………………………………………………..….…....3
ABSTRAK………………………………………………………………..……....4
ABSTRACT………………………………………………………………...……..5
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………….…........6
1.1 Latar Belakang……………………………………………….….........6
1.2 Rumusan masalah……………………………………………..….…...7
1.3 Tujuan………………………………………………………..….….....7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI……………...……....8
2.1 Tinjauan Pustaka……………………………………………...……….8
2.1.1 Produktivitas……………………………………...……….8
2.1.2 Beban kerja……………………………….………..……...8
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja……………......9
2.1.4 Beban Kerja Waktu……………………………….……....9
2.1.5 Beban Kerja Fisik……………………………..…...….....10
2.2 Metodologi penelitian……………………………………….…….....11
BAB III. PEMBAHASAN………………………………………………….…..12
3.1 Metode Fisiologi Cardiovascular load………………………….…...13
3.1.1 Perhitungan % CVL dan Analisa Data……...……….….....13
3.2 Metode Fisiologi konsumsi energi………………..…………............16
3.2.1 Perhitungan Konsumsi Energi dan Analisa Data………..…16
BAB IV. PENUTUP………………………………………………………….....19
4.1 Kesimpulan………………………………………………………..…19
4.2 Saran……………………………………………………………..…..19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…....20
LAMPIRAN……………………………………………………………..……...21

1
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Metodologi Penelitian………………………………………..11


Gambar. 3.1 Grafik hasil pengukuran …………………………………….12
Gambar. 3.2 Grafik %CVL………………………………………………..15

2
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Pengukuran denyut nadi…………………………….…………12


Tabel 31.1 Parameter tingkat kelelahan………………………..……………….13
Tabel 3.21 Rekapitulasi % CVL Pekerja…………………………….….……...14
Tabel 3.32 Parameter konsumsi energi………..………………………………..17
Tabel 33.41 Rekapitulasi Konsumsi Eneri Pekerja............................................17

3
ABSTRAK

CV Mastekindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang barang


dan jasa elektronik. Peningkatan produktivitas perusahaan dapat dilakukan dengan
upaya perencanaan dan perancangan sistem dengan prinsip keseimbangan lintasan
produksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kelelahan umum
yang dialami oleh pekerja melalui metode fisiologi cardiovascular load dan
metode konsumsi energi. CV Mastekindo menggunakan sistem 8 jam kerjadari
pukul 08.00 – 16.00 dengan pembagian jam kerja, yaitu 7 jam kerja dan 1 jam
istirahat. Berdasarkan hasil pengukuran denyut nadi yang diperoleh menunjukan
bahwa beban kerja yag paling tinggi berada di rentan waktu 09.00 – 14.00 yang
disebabkan oleh tingkat intensitas dan kecepatan produksi mencapai titik puncak.
Korelasi antara beban kerja fisik dengan beban kerja waktu menunjukkan bahwa
semakin besar beban kerja dari seorang pekerja akan berbanding lurus dengan
beban kerja fisik yang diterima. Hasil analisis tingkat kelelahan pekerja ini
diharapkan dapat menjadi sebagai acuan dan pertimbangan dalam menentukan
sistem manajemen kerja, acuan pengambilan kebijakan produksi yang berkaitan
dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta optimasi produksi, dan sebagai
sarana untuk menentukan produktivias CV Mastekindo tentang pertimbangan
perlunya pertambahan pekerja atau pengurangan pekerja.

Kata Kunci : Beban Kerja , Cardiovascular Load, Pekerja

ABSTRACT

4
CV Mastekindo is a company engaged in electronic goods and services.
Increasing company productivity can be done by planning and designing the
system with the principle of balancing the production line. The aims of this study
are to analyze the general level of exhaustion experienced by workers through the
physiology method of cardiovascular load and the method of energy consumption.
CV Mastekindo uses a system of 8 working hours from 08.00 - 16.00, which is 7
hours of work and 1 hour of rest. Based on the results of the measurement of the
pulse obtained, it shows that the highest workload is at the vulnerable time 09.00 -
14.00 due to the level of intensity and speed of production reaching the peak
point. The correlation between physical workload with time workload shows that
the greater the workload of a worker will be directly proportional to the physical
workload received. The results of the analysis of the level of worker fatigue are
expected to be a reference and consideration in determining work management
systems, a reference for making production policies related to occupational health
and safety and production optimization, and as a means to determine the
productivity of CV Mastekindo regarding consideration of the need for additional
workers or reduction of workers.

Keywords : Workload , Cardiovascular Load, Workers

BAB I

5
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisiologi Kerja merupakan suatu studi tentang faktor – faktor yang


mempengaruhi kinerja dan kelelahan selama otot bekerja. Fisiologi Kerja adalah
ilmu yang mempelajari fungsi atau faal tubuh manusia pada saat bekerja dan
merupakan dasar berkembangnya ergonomi. Dengan diketahuinya fisiologi kerja
diharapkan mampu meringankan beban kerja seorang pekerja dan meningkatkan
produktivitas kerja.
Kerja fisik atau physical work adalah kerja yang memerlukan energi fisik
otot manusia sebagai sumber tenaga atau power. Kerja fisik sering disebut sebagai
“Manual Operation“ dimana performansi kerja sepenuhnya akan sebagai sumber
tenaga (power) ataupun pengendali kerja (control). Dalam hal kerja fisik,
konsumsi energi (energy consumption) merupakan faktor utama dan tolak ukur
sebagai penentu berat atau ringannya kerja fisik tersebut.
Aktivitas otot yang akan mengubah fungsi – fungsi faal dalam tubuh
antara lain denyut jantung, tekanan darah, keluaran output jantung, komposisi
kimia tubuh dan tubuh, temperatur darah, laju penguapan, ventilasi paru-paru,
konsumsi oksigen oleh otot.
Pekerjaan yang tidak mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja
akan
menyebabkan besarnya beban kerja yang di tanggung baik secara fisik maupun
mental. Hal tersebut menyebabkan pekerja mengalami kelelahan dan akan
mempengaruhi kinerja. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan
penurunan efisiensi kerja, keterampilan, kebosanan, serta peningkatan kecemasan.
Kata “ Lelah “ memiliki arti tersendiri bagi setiap individu dan bersifat subjektif
(putri, 2008). Menurut The Cardian Learning Centre di Amerika Serikat bahwa
ketika ritme sirkadian menjadi tidak sinkron maka fungsi tubuh akan terganggu
sehingga mudah mengalami gangguan tidur, kelelahan, penyakit jantung, tekanan
darah tinggi, perubahan suhu tubuh, perubahan hormone, gangguan
gastrointestinal ( Doe, 2011 ).

6
Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan
konsumsi energi. Setiap kegiatan yang berlangsung pada diri manusia
membutuhkan energi untuk melakukan supply energi. Energi terbentuk karena
adanya proses metabolisme dalam otot, yaitu berupa serangkaian proses kimia
yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk energi. Kedua bentuk energi
tersebut adalah energi mekanis dan energi panas.
CV Mastekindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang barang
dan jasa elektronik dengan sistem kerja 8 jam kerja dimulai jam 08.00 – 16.00 di
tambah dengan jam kerja lembur jika target produksi tidak terpenuhi oleh jam
kerja normal (Algi, 2019). Presentase stress 64 % dialami pekerja mayoritas di
pengaruhi oleh tuntutan lingkungan kerja yang mengandalkan fisik sebagai
sumber utama tenaga, Jika suatu pekerjaan tidak diimbangi dengan waktu istirahat
yang cukup maka akan mempengaruhi fisik dan mental pekerja sehingga
menimbulkan kelelahan kerja akibat beban kerja yang berat (Astuti, 2012).
Tingkat resiko kecelakaan kerja akan semakin tinggi akibat pekerja
mengalami kelelahan fisik dan mental yang di timbulkan oleh padatnya intensitas
produksi. Untuk mengetahui nilai resiko kecelakaan kerja perlu diadakannya
analisis kerja terhadap kelelahan yang dialami oleh pekerja melalui pendekatan
metode % CVL ( Cardiovascular Load ) dan konsumsi energi.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah dari penelitian ini, yaitu:
1. Berapa tingkat kelelahan akibat beban kerja fisik di CV Mastekindo
menurut metode fisiologi cardiovascular load?
2. Berapa tingkat intensitas kalori yang dikeluarkan pekerja di CV
Mastekindo menurut metode konsumsi energi?

1.3.            Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini , yaituadalah :
1. 1.      Mengetahui tingkat kelelahan akibat beban kerja fisik di CV
Mastekindo menurut metode fisiologi

7
2. Mengetahui tingkat intensitas kalori yang dikeluarkan pekerja di CV
Mastekindo menurut metode konsumsi energi
3.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Produktivitas
Menurut Sutrisno (2009) produktivitas secara umum diartikan sebagai
hubungan antara keluaran (barang – barang atau jasa) dengan masukan (tanaga
kerja, bahan, uang). Masukan sering dibatasi dengan tenaga kerja, sedangkan
kuluaran diukur dalam kesatuan fisik, bentuk dan nilai. juga menyebutkan salah
satu faktor produksi atau masukan produksi salah satunya adalah efesiensi tenaga
kerja, sehingga efesiensi tenaga kerja dapat berpengaruh terhadap tingkat
produktifitas suatu perusahaan. Untuk di CV Mastekindo perhitungan
produktifitas didapatkan dengan persamaan antara Output per Input dimana input
nya berupa man power atau jumlah pekerja dan output itu berupa jumlah unit part.

2.1.2 Beban Kerja


Beban kerja timbul dari interaksi antara kebutuhan tugas atau pekerjaan,
kondisi kerja, keterampilan, tingkah laku, dan persepsi operator. Sedangkan
kapasitas adalah kemampuan manusia dalam melakukan suatu pekerjaan. Menurut
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
KEP/75/M.PAN/7/2004, beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target
hasil yang harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu dalam keadaan normal.
Sedangkan menurut (Herrianto, 2010) beban kerja adalah jumlah kegiatan yang
harus diselesaikan oleh seseorang ataupun sekelompok orang selama periode
waktu tertentu dalam keadaan normal. Setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang harus sesuai atau seimbang meliputi kecocokan pengalaman,
keterampilan, motivasi (Suma'mur, 1987). Beban kerja yang terlalu berlebihan
akan mengakibatkan stres kerja baik fisik maupun psikis dan reaksi-reaksi
emosional, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah.

8
Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang dilakukan
karena pengulangan gerak yang menimbulkan kebosanan. Kebosanan dalam kerja
rutin seharihari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan
kurangnya perhatian pada pekerjaan. sehingga secara potensial membahayakan
pekerja (Manuaba, 2000).

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja


Menurut Tarwaka (2004), adapun faktor- faktor yang mempengaruhi
beban kerja antara lain:
a. Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja seperti
1. Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang,
tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja dan
tugas-tugas yang bersifat psikologis, seperti kompleksitas
pekerjaan, tingkat kesulitan, tanggung jawab pekerjaan.
2. Organisasi kerja, seperti lamanya wajib bekerja, waktu istirahat,
shift kerja, kerja malam, siste pengupahan, model struktur
organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang.
3. Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan
kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja
psikologis.
b. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu
sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal meliputi
faktor somatic (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, dan kondisi
kesehatan) dan faktor psikis (motivasi, presepsi, kepercayaan, keinginan
dan kepuasan).

2.1.4 Beban Kerja Waktu


Menurut Adawiyah (2013) beban kerja waktu merupakan perbandingan
antara waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu proses produksi dengan
waktu yang tersedia dalam proses produksi tersebut. Adawiyah (2013)
menambahkan bila didalam peritungan metode beban kerja waktu akan membagi
beban kerja sesungguhnya yang telah didapat dengan waktu kerja efektif dalam

9
periode tertentu yang dijadikan alat ukur dalam melakukan analisis beban kerja.
Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa untuk mendapatkan beban waktu kerja
adalah dengan menggunakan teknik timestudy, salah satunya dengan
worksampling. Sedangkan waktu kerja efektif didapatkan dari waktu kerja yang
disediakan perusahaan. Menurut Wignjosoebroto (2003), suatu kegiatan untuk
menentukan waktu yang diperlukan oleh seorang operator yang mempunyai
ketrampilan rata – rata dan terlatih baik dalam menjalankan pekerjaanya pada
kondisi dan tempo kerja yang normal disebut sebagai pengukuran kerja (time
study). Pengukuran waktu kerja yang meliputi teknik-teknik pengukuran terkait
waktu yang dibutuhkan, tenaga yang dikeluarkan, pengaruh psikologis dan
fisiologis dapat digunakan sebagai sarana untuk mengetahui tingkat efisiensi dari
suatu sistem kerja yang diterapkan.

2.1.5 Beban Kerja Fisik


Dalam melakukan kerja fisik memerlukan energi fisik otot manusia sebagai
sumber tenaganya Tarwaka (2004) . Sehingga konsumsi energi merupakan faktor
utama untuk menentukan berat ringanya suatu pekerjaan. Tarwaka (2004)
mengatakan akibat dari pekerjaan yang bersifat fisik ada beberapa perubahan
fungsi pada alat tubuh, sehingga beban kerja fisik dapat diukur melalui perubahan
fungsi pada alat tubuh. Menurut Tarwaka (2004) berikut perubahan yang terjadi
pada alat tubuh karena beban kerja fisik:

1. Konsumsi oksigen
2. Denyut jantung
3. Peredaran udara dalam paru-paru
4. Temperature tubuh
5. Konsentrasi asam laktat dalam darah
6. Tingkat penguapan
7.
Salah satu alat tubuh yang mengalami perubahan sesuai yang disebut diatas
adalah denyut jantung. Tarwaka (2004) Denyut jantung berkaitan dengan
kecepatan denyut nadi dan kecepatan denyut nadi itu sendiri dipengaruhi oleh
beberapa fungsi tubuh seperti :

10
1. Tekanan darah
2. Aliran darah
3. Komposisi kimia dalam darah
4. Temperature tubuh
5. Tingkat penguapan
6. Jumlah udara yang dikeluarkan paru-paru

2.2 Metodologi Penelitian

Gambar 2.1 Tahapan Metodologi Penelitian

Tahapan penelitian ini dimulai dengan identifikasi masalah yang meliputi


identifikasi kelelahan kerja berdasarkan studi literatur. Hasil studi literatur ini
diinterpretasikan melalui pengambilan sampel sebanyak 6 kali selama satu jam
pertama kerja dan satu jam pertama istirahat. Sampel yang di ambil berupa
pengukuran denyut nadi oleh salah satu pekerja CV Mastekindo dengan metode
% CVL (cardiovascular load) dan Konsumsi Energi .Tahap berikutnya yaitu
analisis hasil pengukuran guna mengetahui tingkat kelelahan pekerja serta
interpretasi hasil dan usulan perbaikan untuk mengatasi kelelahan pekerja dan
tahap akhir adalah kesimpulan dan saran

11
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN

Nama : Algi Bramantya Jam Kerja : 08.00 – 16.00


Usia : 20 Istirahat : 12.30 – 13.30

Jam Kerja
No. Pengukuran DN Kerja DN Istirahat
08.00 - 16.00

1 Pengukuran 1  09.00 / 12.40 110 65

2 Pengukuran 2  09.10 / 12.50 106 65

3 Pengukuran 3  09.20 / 13.00 109 65

4 Pengukuran 4  09.30 / 13.10 93 65

5 Pengukuran 5  09.40 / 13.20 95 65

6 Pengukuran 6  09.50 / 13.30 98 65

RATA - RATA 101,83 65

Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Denyut Nadi 1

12
Gambar. 3.1 Grafik Pengukuran Denyut Nadi

3.1 Data Tingkat Kelelahan % CVL (Cardiovascular Load)

Klarifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang


dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskular .

( % CVL ) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut.

% CVL =

x 100 %

Denyut nadi maksimum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

 Laki – Laki : 220 – Umur


 Perempuan : 200 – Umur.

% CVL Klarifikasi % CVL

< 30 % Tidak terjadi kelelahan

30 % - 60 % Diperlukan perbaikan

60% - 80% Kerja dalam waktu singkat

80% - 100 % Diperlukantindakan segera

> 100 % Tidak diperbolehkan beraktivitas

Tabel 31.2 Parameter tingkat kelelahan % CVL ( Cardiovascular Load )

3.1.1 Perhitungan % CVL ( Cardiovascular Load ).


- Perhitungan 1

% CVL = x 100 %

= x 100 % = 33.33 %

13
- Perhitungan 2

% CVL = x 100 %

= x 100 % = 30.37 %

- Perhitungan 3

% CVL = x 100 %

= x 100 % = 32.59 %

- Perhitungan 4

% CVL = x 100 %

= x 100 % = 20.74 %

- Perhitungan 5

% CVL = x 100 %

= x 100 % = 22.22 %

- Perhitungan 6

% CVL = x 100 %

= x 100 % = 24,44 %
Jam
DN
Kerja DN DN
No. Pengukuran Istirah % CVL Klarifikasi
08.00 - Kerja Max.
at
16.00
1 Pengukuran 1 09.00 / 110 65 200 Diperlukan
33.33 %
12.40 perbaikan
2 Pengukuran 2 09.10 / 106 65 200 Diperlukan
30.37 %
12.50 perbaikan
3 Pengukuran 3 09.20 / 109 65 200 32.59 % Diperlukan

14
13.00 perbaikan
4 Pengukuran 4 09.30 / 93 65 200 Tidak terjadi
20.74 %
13.10 kelelahan
5 Pengukuran 5 09.40 / 95 65 200 Tidak terjadi
22.22 %
13.20 kelelahan
6 Pengukuran 6 09.50 / 98 65 200 24.44 % Tidak terjadi
13.30 kelelahan
Rata - Rata 101,83 65 200 27,28 %
Tabel 3.3 Rekapitulasi % CVL Pekerja

Gambar. 3.2 Grafik %CVL

Sampel pekerja diambil pada saat pekerja melakukan pemindahan barang


berupa spare part yang dibungkus kardus dipindahkan dari gudang ke unit servis
dan produksi secara keseluruhan Tabel 3.3 menunjukan bahwa 10 menit pertama
hingga 10 menit ketiga pekerja diperlukan perbaikan dan pada pengukuran 10
menit keempat hingga 10 menit keenam menunjukan pekerja tidak mengalami
kelelahan. Faktor yang membedakan kelelahan pekerja pada 30 menit pertama
dengan 30 menit terakhir adalah di sela-sela rentan waktu 10 menit keempat
pekerja memiliki jeda waktu untuk melakukan istirahat beberapa saat. Hal ini
memicu denyut nadi menurun secara fluktuaktif hingga mencapai 22,22 % pada
10 menit kelima. Maka dapat disimpulkan bahwa pekerja masih mampu

15
memindahkan barang dengan porsi beban kerja yang dapat dilakukan oleh
perorangan.

Berdasar Gambar 3.2 menunjukan pengukuran pertama merupakan tingkat


kelelahan yang paling tinggi yaitu sebesar 33,33 % sedangkan pengkuran kelima
merupakan tingkat kelelahan yang paling rendah yaitu 22,22 %. Pada pengukuran
pertama merupakan titik lelah tertinggi dalam rentan satu jam. Hal tersebut
disebabkan oleh satu jam pertama sebelum dilakukan pengukuran pekerja
melakukan pekerjaan yang dinilai cukup berat hingga mempengaruhi pengukuran
pada satu jam selanjutnya. Pada pengukuran kelima titik terendah dalam satu jam
pengamata hal ini dipengaruhi oleh pekerja memiliki jeda waktu istirahat
beberapa saat dalam rentan waktu 10 menit kelima sehingga menyebabkan denyut
nadi pekerja berangsur turun meskipun tidak signifikan. Maka, salah satu faktor
yang mempengaruhi tinggi dan rendah suatu tingkat kelelahan disebabkan oleh
tingkat intensitas pekerjaan dan tingkat kecepatan respon pekerja terhadap
lingkungan kerja

3.2 Tingkat Intensitas Kalori Menurut Metode Konsumsi Energi

Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk


hubungan energi dan kecepatan denyut nadi yaitu sebuah persamaan regresi
kuadratis sebagai berikut.

Y = 1,80411 – 0,02290 X + 0,00047 ( X )2 (1)

Keterangan :

Y : Energi ( Kkal / menit )

X : Kecepatan denyut nadi ( denyut permenit )

Setelah besaran kecepatan denyut nadi disertakan dalam bentuk energi


maka konsumi energi untuk kegiatan kerja tertentu dapat dituliskan dalam bentuk
konsumsi energi , dengan rumus sebagai berikut.

KE = Ek – Ei (2)

Keterangan:

16
KE : konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja ( Kkal / menit )

Ek : Pengeluaran energi pada saat kerja ( Kkal / menit )

Ei : Pengeluaran energi pada saat istirahat ( kkal / menit )

3.2.1 Perhitungan konsumsi energi

Ek = 1,80411 – 0,02290 ( 101,83) + 0,00047(101,83 )²

= 4,35 Kkal / menit

Ei = 1,80411 – 0,02290 (65) + 0,00047 (65)²


= 2,30 Kkal / menit
KE = 4,35 - 2,30
= 2,05 Kkal / menit
KE = 1,61 x 60
= 123 Kkal / jam

Tabel 3.42 Parameter konsumsi energi

No. Tingkat Pekerjaan Energy Expenditure


Kkal / min. Kkal / jam
1 Sangat berat sekali > 12,5 > 750
2 Sangat berat 10,0 - 12,5 600 – 750
3 Berat 7,5 - 10,0 450 – 600
4 Sedang 5,0 - 7,5 300 – 450
5 Ringan 2,5 - 5,0 150 – 300
6 Sangat Ringan < 2,5 < 150

Tabel 3.51 Rekapitulasi konsumsi energi pekerja

No Jam Kerja
Ek Ei KE Klarifikasi
.
08.00 - 16.00

17
1 Pengukura 09.00 – 09.50 / 4,35 2,30 2,05 Sangat
n 12.40 – 13.30 Kkal/min. Kkal/mi Kkal /min Ringan
n

Pada Tabel 3.5 menunjukan secara kesuluruhan energi yang dibutuhkan


oleh pekerja untuk memindahkan barang dari gudang ke unit servis dan produksi
adalah 2,05 Kkal/menit. Besaran energi yang dibutuhkan pekerja tersebut
merupakan besaran kebutuhan energi yang tergolong rendah karena masih
dibawah 2,5 Kkal/menit sehingga kategori pekerjaan pemindahan spare part dari
gudang ke unit servis dan produksi dapat digolongkan pekerjaan sangat ringan.

Maka tinggi dan rendah denyut nadi pekerja pada saat bekerja dan istirahat
mempengaruhi tingkat kebutuhan energi yang diperlukan pekerja. Hubungan
antara denyut nadi berbanding lurus dengan kebutuhan energi. Semakin tinggi
denyut nadi maka semakin tinggi pula kebutuhan energi yang diperlukan untuk
melakukan sebuah pekerjaan dan sebaliknya.

18
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan metode fisiologi cardiovascular load tingkat kelelahan
pekerja secara keseluruhan menunjukan angka fluktuaktif dimana 30 menit
pengukuran pertama pekeja membutuhkan istirahat beberapa saat dan 30
menit terakhir pekerja tidak terjadi kelelahan. Hasil yang diperoleh yaitu,
33,33%, 30,37%, 32,59%, 20,74%, 22,22%, dan 24,44% sehingga dapat
disimpulkan bahwa pekerjaan masih berada pada batas kendali
kemampuan pekerja dalam melakukan sebuah pekerjaan.
2. Berdasarkan metode fisiologi konsumsi energi tingkat konsumsi energi
pekerja masih dibawah 2,5 Kkal / menit yaitu sebesar 2,05 Kkal / menit
sehingga pekerja masih tergolong bekerja pada kategori sangat ringan.

4.2 Saran
1. Diperlukan sampel 50 % dari total pekerja pada unit produksi untuk
mengetahui tingkat beban merata yang ditanggung oleh setiap pekerja.
2. Diperlukan pengambilan data pengukuran 8 jam kerja keseluruhan untuk
mengetahui tingkat kelelahan maksimal lebih detail.

19
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, D.R. 2007 . Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja dan Beban Angkat
Terhadap Kelelahan Muskuloskeletal. Vol 10, no.2.27.27-32

Helma Hayu Juniar, Rahmaniah Dwi Astuti, Irwan Iftadi . 2017, Jurnal
Analisis Sistem Kerja Shift Terhadap Tingkat Kelelahan Dan
Pengukuran Beban kerja Fisik Vol. 16 No. 1 : 44-53

Widodo, S. 2008. Penentuan Lama Waktu Istirahat Berdasarkan Beban


Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Fisiologis. Skripsi Fakultas
Teknik. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Ismaila, S., K.T, O., & O.G, A. (2013). Cardiovascular Strain of Sawmill Workers
in South-Western Nigeria. International Journal of Occupational Safety
and Ergonomics, 607-611.
Kucukkoc, I., & Zhang, D. Z. (2015). Type-E Parallel Two-Sided Assembly Line
Balancing Problem : Mathematical Model and Ant Colony Optimised
Parameters. Computer & Industrial Engineering, 56-69.
Kusgiyanto, W., Suroto, & Ekawati. (2017). Analisis Hubungan Beban Kerja
Fisik Masa Kerja Usia dan Jenis Kelamin Terhadap Tingkat Kelelahan
Kerja pada Pekerja Bagian Pembuatan Kulit Lumpia di Kelurahan
Kranggan Kecamatan Semarang Tengah. Jurnal Kesehatan Vol 5, 2356-
3346.
Mutia, M. (2014). Pengukuran Beban Kerja Fisiologis dan Psikologis pada

20
Operator.

LAMPIRAN

21

Anda mungkin juga menyukai