Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Maksdu dan Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Dasar Teori


Mangan merupakan senyawa anorganik dengan rumus MnO2. Padatan coklat
atau kehitaman ini terjadi secara alamiah sebagai mineral pyrolusite, yang
merupakan bijih mangan utama dan komponen dari nodul angan. Penggunaan
utama untuk MnO2 adalah untuk baterai sel kering, seperti baterai alkaline
dan seng-karbon.[2] MnO2 juga digunakan sebagai pigmen dan sebagai
prekursor untuk senyawa mangan yang lain, seperti KMnO4. Ini digunakan
sebagai reagen dalam sintesis organik, misalnya, untuk oksidasi alkohol
alilik. MnO2 pada α polimorf dapat menggabungkan berbagai atom (serta
molekul air) di "terowongan" atau "saluran" antara oktahedra magnesium
oksida. Ada minat yang cukup besar di α-MnO2 sebagai katode untuk baterai
lithium

II.2 Sifat Dan Karakteristik

Simbol dan Golongan : Mn, Golongan VII B


Warna : Abu-abu putih
Massa atom : 54,9380
Bentuk : Padat
Titik leleh : 1250 oC, 1523 K
Titik didih : 2060 oC, 2333 K
Elektron : 25
Proton : 25
Neutron : 30
Kulit electron : 2,8,13,2
Konfigurasi electron : [Ar] 3d5 4s2
massa jenis : 7,43 g/cm3
II.3 Genesa
Deposit bijih mangan dapat terbentuk melalui beberapa genesa, yaitu:
1. Proses hidrotermal atau biasa disebut sebagai proses primer
2. Proses sedimentasi bawah laut
3. Proses pengkayaan supergen
4. Proses pelapukan/laterit residu.

Dari empat genesa di atas apabila kita generalkan maka pembentukan mangan
terbagi menjadi dua bagian besar yaitu melalui proses primer (hidrothermal)
dan sekunder (sedimentasi bawa laut, supergen, laterit residu).
A. Pembentukan Mangan secara Primer
Endapan mangan primer yang terjadi karena proses hidrotermal dicirikan
oleh hadirnya produk hidrotermal berupa zona batuan atau mineral ubahan,
breksi hidrotermal, silisifikasi atau silisikasi baik dalam bentuk urat-urat
atau batuan yang terkersikkan, disamping stockwork.
Endapan mangan ini terbentuk karena proses presipitasi akibat thermal
effect atau karena replacement process oleh fluida hidrotermal pada batuan
samping.
B. Pembentukan Mangan secara Sekunder
Endapan mangan sekunder berasal dari endapan mangan primer yang
sudah terbentuk sebelumnya yang mengalami proses pelapukan,
pengikisan, atau pelarutan yang kemudian diendapkan kembali, baik
ditempat yang sama atau dipindahkan ke tempat lain.
Proses sekunder didominasi oleh agen pelapukan dan media air, yang
menghasilkan jejak-jejak pembentukan yang khas seperti gejala oksidasi,
percampuran dengan detritus lainnya, struktur perlapisan, atau nodul-nodul
yang menggambarkan manifestasi dari agen-agen tersebut.
Untuk dapat mengungkap dengan pasti bagaimana proses pembentukan
mangan di suatu daerah, pakar geologi akan melakukan pendekatan ilmiah
dengan cara telaah data sekunder, pengamatan geologi lapangan dan
analisis laboratorium.
Dengan memeriksa asosiasi, penampakan, tekstur dan struktur deposit baik
mikro (di laboratorium) maupun di lapangan maka diharapkan Anda dapat
mengetahui proses terbentuknya bijih mangan di suatu wilayah.
II.4 KEGUNAAN BAHAN GALIAN MANGAN

Pemanfaatan mangan di dunia sebagian besar digunakan untuk :


1. Produksi Besi-baja
Logam mangan dalam proses pembuatan baja sangat menguntungkan
karena mangan dapat mengikat belerang, sehingga mencegah terjadinya
fes yang dapat merapuhkan baja. Selain itu, mangan juga mampu mengikat
oksigen sehingga dapat mencegah terjadinya rongga-rongga (gelembung)
pada baja yang terbentuk setelah proses pendinginan dilakukan.
2. Campuran Alumunium
Aluminium dengan kadar mangan sekitar 1.5% mempunyai tingkat
perlawanan yang lebih tinggi melawan karatan dan kerusakan disebabkan
oleh pembentukan urat yang menyerap kotoran
3. Untuk Industri Baterai Kering
Salah satu peran atau manfaat mno2 (sebagai pirolusit) dalam baterai-sel
kering yaitu sebagai oksidator dan juga digunakan sebagai
pendepolarisasi pada sel kering baterai
4. Dalam Pembuatan Keramik Dan Gelas
Pada pembuatan keramik sebagai bahan pewarna pada keramik dan pada
gelas sebagai penghilang unsur organik dalam adonan gelas,bahan
penghilang warna dengan mengoksidasi ion besi dan bahan pewarna.

II.5 PENGOLAHAN BAHAN GALIAN MANGAN

Cara konsentrasi tergantung keadaan bijih.Pada bijih yang berbentuk


bongkahan yang berkadar tinggi di dalam tanah liat(clay) yang mudah hancur
pengolahan terdiri dari pengujian dalam log washer atau wash trammel.Bila
bijih bercampur dalam batuan keras harus di hancurkan(crushing) dulu
kemudian di kerjakan dengan meja goyang(shaking table) adalah pemisahan
material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja bergoyang.
II.6 Proses Penambangan Bahan Galian Mangan

Penambangan dilakukan dengan tambang terbuka dan tambang bawah tanah


pada bermacam-macam variasi tergantung keadaan cebakan.
Penambangan mangan ditentukan oleh letak deposit yang bersangkutan.
Apabila depositnya terletak didekat permukaan, teknik penambangan dengan
sistem tambang permukaan/terbuka lebih sesuai diterapkan.
Apabila depositnya terdapat jauh dipermukaan maka pembuatan sumuran
yang dilanjutkan dengan sistem gophering lebih sesuai.
II.7 Penyebaran bahan galian mangan di Indonesia

Gambar.1 peta penyebaran bahan galian di indonesia


BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

III.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai