Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan dalam bidang ekonomi, baik yang bergerak di sektor
mikro maupun makro. Merupakan Pembangunan yang ada di dalam
negeri yang tidak dapat terpisahkan daripada intervensi pemerintah Inti
permasalahan dari keterlibatan negara dalam aktivitas ekonomi
bersumber pada politik perekonomian suatu negara. Munculnya corak
sosial ekonomi dalam konsep Kedaulatan berkaitan dengan munculnya
hukum yang mengatur transaksi di dalamnya. Dalam kaitan dengan
cabang-cabang hukum yang beragam maka negara membuat hukum yang
mengatur urusan tersebut. KUHD adalah produk yang dijadikan pedoman
dasar untuk memutuskan suatu hukum yang berkembang di masyarakat.
Hukum dagang adalah hukum perikatan yang timbul khusus dari
lapangan perusahaan. Hukum perdata diatur dalam KUH Perdata dan
Hukum Dagang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD).Dalam Hukum dagang terdapat komponen semisal perusahaan
da pekerja, serta terdapat pula pembantu perusahaan baik vertical maupun
secara horizontal, maka dari itu penulis akan memaparkan beberapa
komponen tersebut secara sistematis yang terangkum dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Perbedaan dari Perusahaan dan Pekerjaan?
2. Apa pengertian dari perusahaan dan pekerjaan?
3. Apa saja Pembantu dari perusahaan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan dari perusahaan dan pekerjaan.
2. Dapat memahami dan mengerti apa arti dari perusahaan dan pekerjaan.
3. Mengetahui apa saja pembantu perusahaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERBEDAAN PERUSAHAAN DAN PEKERJAAN

1. Pengertian Perusahaan
Sebagaimana diuraikan dalam Stb. 1938 No. 276, bahwa istilah
“pedagang” dalam KUHD dihapus, diganti dengan istilah “perusahaan”.
Apabila pengertian pedagang ditemukan dalam pasal 2 KUHD,
sebaliknya pengertian perusahaan tidak terdapat dalam KUHD.
Pembentukan undang-undang tidak mengadakan penafsiran resmi dalam
KUHD, tujuannya agar pengertian perusahaan dapat berkembang sesuai
dengan gerak langkah dalam laulintas perusahan sendiri. Terserah
kepada ilmiah dan yurisprudensi tentang perkembangan selanjutnya.

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, maka pengertian perusahaan


dalam dunia keilmuan sebagai berikut :1

a. Dalam MvT (Memorie van Toelichting) rencana undang-undang


Wetbook van Koophandle menerangkan bahwa yang disebut
perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara tidak
terputus-putus, dengan terang-terangan, dalam kedudukan tertentu
untuk mencari laba (bagi diri sendiri).
b. Molengraff, Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan
secara terus-menerus, bertindak keluar, untuk mendapatkan
penghasilan, dengan cara memperniagakan barang-barang,
menyerahkan barang-barang, atau dengan mengadakan perjanjian-
perjanjian perdagangan.
Berdasarkan definisi yang diberikan oleh Molengraff dapat diambil
kesimpulan bahwa suatu perusahaan harus mempunyai unsur-unsur
sebagai berikut :
a) Terus menerus dan tidak terputus-putus
b) Secara terang-terangan (karena berhubung dengan pihak ketiga)
1
H.M.N. Purwostjipto SH, PENGERTIAN POKOK HUKUM DAGANG INDONESIA 1 : Pengetahuan
Dasar Hukum Dagang, Djambata, Jakarta, 1999, hlm. 15-16

2
c) Dalam kualitas tertentu (karena dalam lapangan perniagaan )
d) Menyerahkan barang-barang
e) Mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan
f) Harus bermaksud memperoleh laba
c. Polak, mengatakan baru ada perusahaan bila diperlukan adanya
perhitungan-perhitungan tentang laba rugi yang dapat diperkirakan,
dan segala sesuatu dicatat dalam pembukuan. Pendapat Polak ini
melihat perusahan dari sudur komersil, sudut pandang ini sama
dengan Molengraff, namun unsur pengertian perusahan berbeda, bila
Molengraff melihat perusahan itu harus memilik enam unsur,
sedangkan menurut Polak cukup dua unsur yaitu unsur laba dan rugi
serta unsur dicatat dalam pembukuan.

Para sarjana ekonomi juga banyak mendefinisikan pengartian


perusahaan ini diantaranya adalah :2

a.Muti Sumami dan John Soeprihanto, menyatakan perusahan adalah


suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi
untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan
memperoleh keuntungan dan agar dapat memusakan kebutuhan
masyarakat.
b. Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo, perusahan sebagai suatu
organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-
sumber ekonomi untuk memuaskna kebutuhan dengan cara
menuntungkan.

Secara bebas dapat dikatakan perusahan merupakan sebuah


asosiasi atau kemitraan yang menjalankan sebuah perusahan komersil
atau industry. Atau dapat dikatakan perusahan merupakan sebuah
kemitraan atau asosiasi atau kelompok yang terorganisasi yang
merupakan kegiatan patungan saham, atau dana (dalam kapasitas resmi)
penerima apapun, perusahaan investasi.

2
Dr. Ramlan, SH., M.Hum, HUKUM DAGANG : Perkembangan Buku Kesatu Kitab Undang-Undang
Hukum Dgang Indonesia, Setara Press, Malang, 2016, hlm. 65-66

3
Secara yuridis pengertian perusahaan dapat dilihat dalam beberapa
pengertian undang-undang, seperti :

a. Pasal 1 huruf b Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib


Daftar Perusahaan, menentukan : “Perusahaan adalah setiap bentuk
usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan
terus-menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam
wilayah Negara Republik Indonesia, untuk memperoleh keuntungan
dan/atau laba”.
b. Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 8 Tahun 1997 tentang Wajib
Daftar Perusahaan, menentukan : “perusahaan adalah setiap bentuk
usaha yang melakukan kegiatan usaha secara tetap dan terus-menerus
dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba baik yang
diselenggarakan orang perseorangan maupun badan usaha yang
berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan
berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia”.

Mengacu pada pengertian perusahaan berdasarkan undang-undang


di atas, Rachmadi Usman mengatakan : “perusahan adalah badan usaha
yang menjalankan kegiatan di bidang perekonomian (keungan,
perindustrian, dan perdagangan), yang dilakukan secara terus- menerus
dan teratur (regelmating), terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan
memperoleh keuntungan dan/atau laba (wints oogmerk). Badan usaha ini
bisa dijalankan oleh perseorangan, persekutuan, atau badan hukum”.3

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sesuatu kegiatan


bisnis dapat dikatakan sebagai perusahaan jika memenuhi unsur-unsur
sebagai berikut:

a. Bentuk usaha baik yang dijalankan orang perseorangan atau badan


usaha
3
Rachmadi Usman, Hukum Ekonomi Dalam Dinamika, Djambatan : Jakarta, 2000, hlm. 26-27

4
b. Melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus
c. Bertujuan untuk mencari keuntungan dan/atau laba.

Maka, dapat dikatakan bahwa suatu oerusahan dalam arti hukum


adalah perusahaan yang wajib membuat catatan-catatan dengan cara
sedemikian hingga sewaktu-waktu dari catatan itu dapat diketahui segala
hak dan kewajibannya, menyimpan surat-surat dan kawat-kawat,
dijalankan secara terratur, memiliki domisili, karena harus didaftarkan,
berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Perindustrian Dan
Menteri Perdagangan tertanggal 5 juni 1958 No. 4293/Perind. dan No.
3547b/M.Perdag.

Abdul R. Saliman, dkk. Mengatakan perusahaan dalam arti kata hukum


memiliki unsur-unsur sebagai berikut :

a. Badan usaha : bentuk hukum menunjukan legalitas perusahaan


sebagai badan usaha yang menjalankan kegiatan ekonomi. Bentuk
hukum termuat dalam akta pendirian, atau surat izin usaha.
b. Kegitan dalam bidang ekonomi : tidak terlarang oleh undang-undang,
dan tidak dilakukan dengan cara melawan hukum.
c. Terus-menerus : kegiatan yang dijalankan dalam jangka waktu yang
ditetapkan dalam akta pendirian atau surat izin usaha.
d. Terang-terangan : pengakuan dan pembenaran dilakukan oleh
pemerintah dengan mengesahkan anggaran dasar yang termuat dalam
akta pendirian, penerbit surat izin usaha, dan penerbitan surat tempat
izin usaha
e. Keuntungan dan/atau laba : diperoleh berdasarkan legalitas dan
ketentuan undang-undang
f. Pembukuan : kebenaran isi pembukuan dan kebenaran alat bukti
pendukung.

2. Pengertian Pekerjaan
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) sendiri tidak
memberikan rumusan resmi mengenai pekerjaan. Sedangkan menurut

5
pendapa pemerintah belanda dalam rencana Wetbook van Koophandel,
“pekerjaan itu adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan tidak terputus-
putus, secara teranga-terangan dan dalam kedudukan tertentu.4

Dari rumusan diatas, ternyata unsur keuntungan dan atau laba


bukan unsur pokok, sedangkan dalam pengertian perusahaan unsur
keuntungan dan/atau laba merupakan unsur mutlak.Menurut Polak,
pekerjaan itu dapat direncanakan sebelumnya dan dapat dicatat (meskipun
tidak dicatat dalam pembukuan, tetapi tidak memperhitungkan laba rugi.
Walaupun Polak mengakui adanya unsur-unsur tidak terputus-putus,
terang-terangan, namun polka menambahkan unsur penghasilan yang
dapat diperkirakan lebih dahulu, tetapi tidal memperhiyungkan laba rugi.

3. Perbedaan Perusahaan dan Pekerjaan


Dari kedua pengertian di atas yaitu “perusahaan dan pekerjaan”
maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa perbedaan antara perusahaan dan
pekerjaan yaitu terletak pada unsur laba ruginya. Dalam perusahaan unsur
laba rugi merupakan unsur yang mutlak atau merupakan tujuan utama,
sedangkan dalam perusahaan unsur laba rugi bukan merupakan unsur
mutlak.

Table persamaan dan perbedaan antara perusahaan dan pekerjaan :

Persamaan Perbedaan
1. Unsur kegiatan yang 1. Unsur laba rugi merupakan
dilakukan secara terus- unsur Mutlak perusahaan,
menerus sedangkan pekerjaan bukan
2. Unsur kegiatan dilakukan unsur mutlak
secara terang-terangan 2. Kegiatan perusahaan dalam
bidang ekonomi,
sedangkan kegiatan
pekerjaan dilakukan dalam
bidang ilmiah, sosial,
kemanusian, agama dll.
4
Handi Raharjo, SH., HUKUM PERUSAHAAN, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2009, hlm. 2

6
B. PEMBANTU PERUSAHAAN
Seorang pengusaha dalam menjalankan kegiatan perusahannya
biasanya tidak dapat bekerja seorang diri melainkan memerlukan bantuan
orang lain. Jadi ada tiga tipe pengusaha yaitu :5

a. Pengusaha yang dapat melakukan kegiatan perusahannya sendiri, tanpa


pembantu
b. Pengusaha yang dapat melakukan kegiatan perusahaannya dengan
pembantu-pembantunya
c. Pengusaha dapat menyuruh orang lain untuk melakukan kegiatan
perusahaanya, sedangkan dia tidak ikut serta dalam melakukan kegiatan
perusahaan tersebut

Prof. Abdul Kadir Muhammad mengatakan pembantu perusahaan adalah


setiap orang yang melakukan perbuatan membantu pengusaha dalam
menjalankan perusahaan dengan memperoleh upah.

Jika memperhatikan pendapat Abdul Kadir Muhammad diatas maka


pembantu-pembantu itu adalah mereka yang bekerja atas perintah
pengusaha dan mendapatkan upah karena adanya hubungan
ketenagakerjaan.

H.M.N. Purwosoetjipto membagi pembantu-pembantu perusahan ke dalam


dua jenis yaitu :6

a. Pembantu-pembantu dalam perusahan, misalnya pelayan took, pekerja


keliling, pengurus filial, pemegang prokurasi, dan pimpinan perusahaan
b. Pembantu-pembantu diluar perusahaan, misalnya agen perusahaan,
pengacara, notarais, makelar, dan komisioner

Dari pendapat H.M.N. Purwosoetjipto diatas pemakalh


menyimpulkan bahwa yang merupakan pembantu dalam perusahan disebut
juga pembantu perusahaan yang berada dalam hubungan vertical, karena
hubungan hubungan vertical adalah hubungan garis lurys dari atas ke
5
H.M.N. Purwosoetjipto, Op.Cit. PENGERTIAN POKOK HUKUM DAGANG INDONESIA, hlm. 42
6
H.M.N. Purwosoetjipto, Op.Cit., PENGERTIAN POKOK HUKUM DAGANG INDONESIA, hlm. 43

7
bawah, dalam konteks perusahaan maka hubungan vertical merupakan
hubungan antara pimpinan perusahaan dan karyawan/pembantu
perusahaan. Dan pembantu di luar perusahaan adalah pembantu perusahaan
dalam hubungan horizontal, karena hubungan horizontal adalah hubungan
dengan garis koordinatif ke samping, maka dalam kontekas perusahan
maka yang disebut pembantu perusahaan dalam hubungan horizontal
adalah hubungan kerja koordinatif baik tetap maupun tidak tetap.

1. Pembantu Dalam Hubungan Vertical


Pembantu perusahaan dalam hubungan vertical oleh H.M.N.
Purwosoetjipto menyebutnya dengan istilah pembantu didalam
perusahaan, hubungan kerja diantara keduanya adalah hubungan kerja
antara atasan dan bawahan. Jadi pembantu didalam perusahaan adalah
mereka yang bekerja atas perintah atasan dengan mendapat upah/

Dibawah ini adalah pembantu-pembantu dalam hubungan vertical :7

a. Pemegang prokurasi (procuratiehouder)


Pemegang prokurasi adalah pemegang kuasa dari pengusaha untuk
mengelolah satu bagian/bidang tertentu (produksi, pemasaran,
administrasi, keuangan, sumber daya manusia/SDM, dll). Jadi
pemegang prokurasi merupakan orang kedua sesudah
pengusaha/pimpinan perusahaan dan termasuk dalam staf pimpinan
perusahaan.
b. Pengurus filial (filiaalhouder)
Pengurus filial adalah petugas yang mewakili pengusaha mengenai
semua hal, tetapi terbatas pada satu cabang perusahan yang berada
di wilayah tertentu, misalnya pimpinan perusahaan ada di Jakarta,
sedangkan ia mempunyai cabang perusahaan di Medan, Surabaya,
Malang, dan sebagainya. Pada cabang-cabang tersebut ada pengurus
filialnya yang menjalankan kegiatan perusahaan namun hanya
terbatas pada daerah/wewenang cabang tersebut.

7
Ramlan, Op. Cit., HUKUM DAGANG : Perkembangan Buku Kesatu Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang, hlm. 112

8
c. Supervisor/Penyelia
Supuervisor atau dalam bahasa Indonesia disebut penyelia adalah
jabatan dalam struktur perusahaan yang mempunyai kuasa dan
wewenang untuk mengeluarkan perintah kepada rekan kerja
bawahannya dibawah arahan jabatan atasannya. Supervisor dalam
bahasa Inggris yang artinya pengawas atau pengarah, jadi fungsi
supervisor adalah mengawasi dan mengarahkan suatu tata cara yang
mengendalikan tata cara lainnya.
d. Salesman atau pekerja keliling
Salesman adalah pembantu perusahaan dengan bekerja keliling di
luar kantor untuk memperluas dan memperbanyak perjanjian-
perjanjian jual beli antara pengusaha dengan pihak ketiga.
e. Pelayan toko (Pramuniaga)
Pramuniaga adalah semua pelayan yang membantu pengusaha dalam
menjalankan perusahaanya di toko, misalnya, pelayan penjual,
pelayan pembukuan, pelayan penyerahan barang, pelayan penerima
uang (kasir), dan lai-lain.
f. Penjaga gudang
Penjaga gudang adalah orang yang mengatur atau mengurus keluar
masuk barang-barang yang dicatat dalam buku gudang. Penjaga
gudang juga membuat laporan tentang persediaan barang-barang,
mengelola penerimaan , dan penyimpanan barang-barang yang
masuk, dan melakukan perencanaann pengendalian dan pelaporan
pergudangan, serta mendukung percepatan pendistribusian.
2. Pembantu Perusahaan Dalam Hubungan Horizontal

Pembantu perusahaan dalam hubungan horizontal yang oleh


H.M.N Purwosoetjipto menyebutnya dengan istialah pembantu di luar
perusahaan atau oleh Ramlan SH. Dalam bukunya hukum dagang
menyebutnya dengan istilah perantara. Ada dua jenis pembantu
perusahaan dalam hubungan horizontal yaitu :

a. Pembantu perusahaan yang mempunyai hubungan kerja tetap.

9
Misalnya : agen perusahaan dan perbankan
b. Pembantu perusahaan yang mempunyai hubungan tidak tetap
Misalnya : makelar, komisioner, notaris, pengacara.

Selengkapnya jenis-jenis pembantu dalam hubungan horizontal


diantaranya:8

1. Agen perusahaan
Agen perusahaan adalah : orang yang mewakili pengusaha
mengadakan dan melaksankan perjanjian dengan pihak ketiga atas
nama pengusaha. Fungsi agen perusahaan adalah sebagai perantara
antara pihak ketiga serta sebagai wakil pengusaha. Agen perusahaan
merupakan perusahaan yang berdiri sendiri serta mewakili
kepenytingan pengusaha yang diageninya di suatu tempat. Agen
perusahaan memiliki hubungan tetap dengan pengusaha dan dapat
mewakili lebih dari satu perusahaan.
Berdasarkan pasal 1 angka 14-19 Keputusan Menteri Perindustrian
dan Perdagangan No. 23 Tahun 1998 tentang Lembaga-lembaga
usaha perdagangan, terdapat juga beberapa agen perusahan yaitu :
a. Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) adalah peroranga atau
badan usaha yang ditunjuk untuk atas nama pabrik pemilik merk
barang tertentu untuk melakukan penjualan dalam partai besar
barang dari pihak tersebut.
b. Agen adalah perorangan atau badan usaha yang bertindak sebagai
perantara untuk dan atas nama pihak yang menunjuknya untuk
melakukan pembelian, penjualan/pemasaran tanpa melakukan
pemindahan fisik barang.
c. Agen pabrik (manufactures Agent) adalah agen yang melakukan
kegiatan penjualan atas nama dan untuk kepentingan pabrik yang
menunjuknya tanpa melakukan pemindahan fisik barang.

8
Ramlan, Op.Cit., HUKUM DAGANG : Perkembangan Buku Kesatu Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang Indonesia, hlm. 120-149

10
d. Agen penjualan (sales agent) adalah agen yang melakukan
penjualan atas nama dan untuk kepentingan pihak lainyang
menunjuknya tanpa melakukan pemindahan fisik barang
e.Agen pembelian (purchasing agent) adalah agen yang malakukan
pembelian atas nama dan untuk kepentingan pihak lain yang
menunjukanya tanpa melakukan pemindahan fisik barang
f. Agen penjualan pemegang merk adalah agen yang melakukan
penjualan atas nama dan untuk kepentingan agen tunggal
pemegang merk yang menunjuknya.
2. Bank
Bank adalah badan usaha di bidang keuangan yang menarik dan
mengeluarkan uang di masyarakat, terutama memberikan kredit
dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Dalam dunia perbankan, pengusaha adalah nasabah bank yang
dimana ia mempunya rekening giro. Semua kegiatan pembayaran
dan penerimaan uang dilakukan melalui bank dan dicatat dalam
rekening gironya. Bank mempunyai hubungan tetap dengan
pengusaha yang menjadi nasabahnya dan memberikan pelayanan
sebaik-baiknya kepada setiap nasabah yang diwakilinya tanpa
membedakan yang satu dengan yang lainnya. Bank menjamin
rahasian keuangan nasabahnya menurut ketentuan undang-undang.
3. Makelar
Makelar adalah perantara perdagangan (antara pembeli dan
penjual) atau orang yang menjualkan barang atau mencarikan
pembeli. Atau orang/badan hukum yang berjual beli sekuritas atau
barang untuk orang lain atas dasar komisi.
Dalam pengertian lain makelar adalah seseorang yang menjalankan
perusahaan dengan menghubungkan pengusaha dengan pihak
ketiga untuk mengadakan berbagai perjanjian. Dalam perjanjian
yang dibuat itu makelar bukan pihak, yang menjadi pihak adalah
pengusaha sebagaiman ditentukan dalam pasal 62 KUHD :

11
Makelar adalah seorang pedagang perantara yang diangkat oleh
presiden atau olehpembesar yang oleh presideng dinyatakan
berwenang untuk itu. Ia menyelenggarakan perusahaannya dengan
melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagaimana termaktub dalam
pasal 64, seraya mendapat upahan atau provinsi tertentu, atas
amanat dan anam orang-orang dengan siapa ia tak mempunyai
hubungan yang tetap.
Sebelum dipebolehkan melakukan pekerjaanya ia harus bersumpah
di Pengadilan Negeri yang mana ia termasuk dalam daerah
hukmnya, bahwa ia dengan tulus hati akan menunaikan segala
kewajiban yang dibebankan kepadanya.
4. Komisioner, menurut H.M.N. Purwosoetjipto komisioner adalah
orang yang menjalankan perusahaan dengan membuat perjanjian-
perjanjian atas namanya sendiri, mendapat provisi atas perintah
dan pembiayaan orang lain.
Secara yuridis pengertian komisioner dapat dilihat dalam pasal 76
KUHD : “Komisioner adalah seorang yang menyelenggarakan
perusahaannya dengan melakukan perbuatan-perbuatan menutup
persetujuan atas nama atau firma dia sendiri, tetapi atas amanat dan
tanggungan orang lain dan dengan menerima upahan atau provisi
tertentu”.
5. Advokat dan Notaris adalah pembantu (perantara) perusahaan
dalam hubungan tidak tetap. Bantuan jasa mereka diperlukan
secara insidental saja apabila perusahaan memerlukannya.
6. Notaris diperlukan dalam hal pembuatan perjanjian atau akta-akta
lainnya bagi perusahaan. Sedangkan advokat diperlukan dalam hal
mewakili pengusaha di muka persidangan pengadilan atau di luar
pengadilan yang menyangkut segi hukum.

12
BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian makalah diatas dapat diambil kesimpulan :

a. Pasal 1 huruf b Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar


Perusahaan, menentukan : “Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang
menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dan
yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara
Republik Indonesia, untuk memperoleh keuntungan dan/atau laba”.
b. Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 8 Tahun 1997 tentang Wajib Daftar
Perusahaan, menentukan : “perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang
melakukan kegiatan usaha secara tetap dan terus-menerus dengan tujuan
memperoleh keuntungan dan atau laba baik yang diselenggarakan orang
perseorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau
bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan di wilayah Negara
Republik Indonesia”.
c. pekerjaan itu adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan tidak terputus-
putus, secara teranga-terangan dan dalam kedudukan tertentu.
d. Table persamaan dan perbedaan antara perusahaan dan pekerjaan :

Persamaan Perbedaan
1. Unsur kegiatan yang 1. Unsur laba rugi merupakan unsur
dilakukan secara Mutlak perusahaan, sedangkan
terus-menerus pekerjaan bukan unsur mutlak
2. Unsur kegiatan 2. Kegiatan perusahaan dalam bidang
dilakukan secara ekonomi, sedangkan kegiatan
terang-terangan pekerjaan dilakukan dalam bidang

13
ilmiah, sosial, kemanusian, agama dll.
e. Pembantu perusahaan dalam hubungan horizontal yaitu pemegang
prokurasi, pengurus filial, supervisor, salesman, pelayan toko, dan penjaga
gudang
f. Pembantu perusahaan daam hubungan vertical yaitu Pembantu perusahaan
yang mempunyai hubungan kerja tetap. Misalnya : agen perusahaan dan
perbankan. Pembantu perusahaan yang mempunyai hubungan tidak tetap,
misalnya : makelar, komisioner, notaris, pengacara.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ramlan, 2016, HUKUM DAGANG : Perkembangan Buku Kesatu Kitab Undang-


Undang Hukum Dagang Indonesia. Malang : Setara Press

Purwosoetjipto, H.M.N. 1999. PENGERTIAN POKOK HUKUM DAGANG


INDONESIA 1 : Pengetahuan dasar hukum dagang. Jakrta : Djambatan

Raharjo, Handi. 2009. Hukum Perusahaan. Pustaka Yustisia : Yogyakarta

2010. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Pustaka Yustisia : Yogyakarta

15

Anda mungkin juga menyukai