Prakarsa Adi Daya Nusantara - Implementasi JKN
Prakarsa Adi Daya Nusantara - Implementasi JKN
Oleh:
NIM.1830912310018
Pembimbing:
dr. Nika Sterina Skripsiana, M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
BANJARMASIN
Agustus, 2020
DAFTAR ISI
Halaman
A. Pendahuluan
peningkatan yang signifikan Terhitung pada September 2018, jumlah peserta JKN
baik pada tingkat FKTP maupun pada tingkat FKTL agar peserta JKN dapat
terlayani.1
melayani peserta JKN adalah dengan mengeluarkan Perpres No.19 Tahun 2016
yang menghimbau kepada seluruh faskes milik pemerintah dan pemerintah daerah
yang telah memenuhi persyaratan untuk wajib bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan. Untuk faskes milik swasta tidak diwajibkan bermitra dengan BPJS
Kesehatan, namun mereka dapat menjadi provider apabila bersedia dan telah
memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Peran faskes swasta terutama pada tingkat
indonesia yaitu masih banyaknya pasien perserta BPJS Kesehatan yang ditolak
rumah sakit (untuk mendapatkan kamar perawatan, ICU, Picu, Nicu), pasien yang
harus bayar sendiri baik biaya perawatan maupun administrasi, pasien yang harus
membeli obat dan darah sendiri, pasien yang harus pulang sebelum sehat karena
biaya paket INA CBGs nya sudah habis, pasien yang harus masuk daftar tunggu
(waiting list) untuk diambil tindakan (seperti operasi), pasien yang harus
rakyat yang tidak mengetahui hak haknya sebagai peserta BPJS Kesehatan,
beberapa masalah di atas merupakan kasus-kasus yang sering ini ditangani BPJS
selama ini.2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Implementasi
implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran telah ditetapkan,
program kegiatan telah tersusun dan dana telah siap dan disalurkan untuk mencapai
sasaran. Jika pemahaman ini diarahkan pada lokus dan fokus (perubahan) dimana
kebijakan diterapkan akan sejalan dengan pandangan Van Meter dan van Horn
yang dikutip oleh Parsons dan Wibawa, dkk., bahwa implementasi kebijakan
merupakan tindakan yang dilakukan oleh (organisasi) pemerintah dan swasta baik
bahwa implementasi sebagai konsep dapat dibagi ke dalam dua bagian yakni
terdiri dari maksud dan tujuan, hasil sebagai produk, dan hasil dari akibat.
implementor, inisiator, dan waktu. Penekanan utama kedua fungsi ini adalah
kepada kebijakan itu sendiri, kemudian hasil yang dicapai dan dilaksanakan oleh
pandangan para pakar bahwa setiap kebijakan yang telah dibuat harus
atau pelaksana, dan struktur organisasi termasuk tata aliran kerja birokrasi. Empat
faktor tersebut merupakan kriteria yang perlu ada dalam implementasi suatu
kebijakan.3
proyek tertentu yang dirancang dan dibiayai. Program dilaksanakan sesuai dengan
Luaran program dilihat melalui dampaknya terhadap sasaran yang dituju baik
sasaran kebijakan. Oleh karena itu, dilihat dari perspektif perilaku, kepatuhan
perlu didasarkan pada tiga aspek, yaitu: 1) tingkat kepatuhan birokrasi terhadap
pelaksanaan dan dampak (manfaat) yang dikehendaki dari semua program terarah.3
1. Definisi
seluruh warga Negara Indonesia telah ikut seluruhnya bergabung kedalam program
ini. JKN di Indonesia menganut sistem asurasi sosial, yakni pemerintah Indonesia
Penerapan JKN saat ini telah membawa perubahan besar dalam sistem
pembayaran di rumah sakit berubah yang sebelumnya menggunakan sistem fee for
masyarakat Indonesia agar dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera (UU SJSN).
Program ini merupakan bagian dari sistem jaminan sosial nasional (SJSN) yang
bersifat wajib bagi seluruh penduduk melalui badan penyelenggara jaminan sosial
(BPJS) kesehatan. Implementasi program JKN oleh BPJS kesehatan dimulai sejak
1 Januari 2014.5
jaminan kesehatan adalah unit-unit pelayanan kesehatan, mulai dari tingkat dasar
Kesehatan Nasional (JKN) adalah dokter/ spesialis, dokter gigi, perawat, dan
bidan.5
2. Prinsip JKN
1. Prinsip kegotongroyongan
peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu peserta yang sakit.
2. Prinsip nirlaba
Pengelolaan dana amanat oleh BPJS adalah nirlaba dan bukan untuk
Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah dana amanat. sehingga hasil
peserta.
kegiatan pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil
pengembangannya.
4. Prinsip portabilitas
dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat
menjadi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya SJSN dapat mencakup
seluruh rakyat.
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada
3. Kepesertaan
Peserta JKN meliputi Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan non-PBI dengan
1. Peserta PBI meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan tidak
pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama berupa puskesmas, klinik
kesehatan, atau dokter keluarga yang telah bekerjasama dengan BPJS. Bila peserta
memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu harus dilakukan melalui
rujukan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama, kecuali dalam keadaan kegawatdaruratan
medis. Ada dua jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh peserta JKN, yaitu berupa
pelayanan kesehataan (manfaat medis) serta akomadasi dan ambulan (manfaat non medis).
Ambulan hanya diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi
5. Pembiayaan JKN
Pembayar Iuran
10
Presiden dan ditinjau ulang secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial,
pada PPK tingkat pertama, dimana FKTP yang bekerja sama dengan BPJS
Hal ini sesuai dengan artikel pada web BPJS kesehatan yang menyatakan bahwa
diberlakukan, dimana terdapat empat pilar yaitu promotif, preventif, kuratif, dan
perorangan yang akan menjadi gerbang utama peserta BPJS kesehatan dalam
Health Organization (WHO) dalam “The 2008 Annual Report” yang menyatakan
11
Primary Care Center oleh John Hopkins University, meliputi 4 domain utama
yaitu first contact care, continuity care, coordination care, and comprehensiveness
care. Konsep ini diadopsi oleh BPJS Kesehatan dan menjadi salah satu indicator
performa BPJS.8
pertama.7
Dalam pelaksanaan saat ini Pelayanan kesehatan di puskesmas lebih terfokus pada
paradigma sakit dimana puskesmas hanya sebagai penyedia pengobatan bagi orang
sakit (kuratif) menjadi paradigma sehat. Oleh karena itu fungsi Puskesmas sebagai
12
serta pada konsep gatekeeper tersebut juga meliputi upaya promotif, preventif,
dari FKTP dengan adanya standar indikator penilaian performa pelayanan primer
digunakan sebagai salah satu komponen pembayaran kapitasi FKTP dan bahan
7. Program Puskesmas. 9
4. Peningkatan gizi
5. Kesehatan lingkungan
8. Laboratorium
9. Kesehatan sekolah
13
participation).
8. Hambatan JKN
luar lingkungan, yaitu (1) Masyarakat tidak datang saat adanya sosialisasi dari
masyarakat yang tidak memahami pentingnya berbagi dalam subsidi silang ini.
Tidak hanya dari kaum menengah kebawah yang merasa pembayaran masih
mahal, namun dating juga dari kaum menengah keatas dimana mereka malah
14
bagi peserta mandiri untuk membayar iuran, banyak warga yang mendaftar
JKN hanya untuk mendapatkan pengobatan gratis selama dia sakit, setelah itu
banyak warga yang tidak membayar lagi setelah merasa sakitnya sudah
sembuh. Padahal sudah dijelaskan jika warga tidak membayar iuran selama 6
jaminan kesehatan itu sangatlah penting. (3) Peserta JKN belum paham sistem
rujukan berjenjang dan prosedur pelayanan JKN, hal ini terkait dengan
cenderung masyarakat yang acuh apabila ada petugas dating dan menjelaskan
mengenai JKN ini. Banyak masyarakat yang bingung mengenai dimana tempat
faskes nya, dimana dia harus berobat kalau dirujuk, dan sebagainya. Hal ini
JKN.10
mengikat inilah kebijakan dapat ditegakkan dengan baik. Peraturan yang ada
15
16
PENUTUP
A. Kesimpulan
2014. Program ini bertujuan memberikan jaminan kepada seluruh warga Negara
tidak lagi terkendala khususnya dari segi pembiayaan. Implementasi program JKN
kesehatan, sumber daya manusia kesehatan dan kondisi geografis yang sangat
dokter, dan klinik swasta. Hal ini disebabkan karena penyelenggaran puskesmas
17
18