Refensi Munif
Refensi Munif
KOORDINATOR MATA KULIAH:
Dr.M.Abdan Shadiqi,S.Psi.,M,SI
DI SUSUN OLEH:
NAMA : Muhamad Razibul Munif
NIM : 20201440120046
YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INTAN MARTAPURA
DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
2020/2021
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
PEMBAHASAN...................................................................................... 2
2.1 Pengertian........................................................................................... 2
A. DEFINISI KETIDAKSADARAN DAN KESADARAN
B. Kesadaran
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 12
1. Ketidaksadaran
Dorongan-dorongan, keinginan-keinginan, sikap-sikap, perasaan-perasaan, pikiran-
pikiran, atau insting-insting yang tidak dapat dikontrol oleh kemauan, hanya dengan susah
payah ditarik – kalau dapat – kedalam kesadaran, tidak terikat oleh hokum-hukum logika, dan
tidak dapat dibatasi oleh waktu dan tempat. Ketidaksadaran memotivasi sebagian besar kata-
kata, perasaan, dan tindakan manusia, meskipun kita menyadari tingkah laku kita, tetapi kita
sering tidak menyadari proses mental yang berada dibalik tingkah laku itu. Misalnya seorang
perempuan mungkin tertarik kepada seorang laki-laki tetapi ia tidak menyadari sepenuhnya
mengapa ia tertarik? Sesuatu yang tampaknya irasional.
Ketidaksadaran tidak mudah disadari, hanya dapat dibuktikan secara tidak langsung,
menurut Freud ketidaksadaran merupakan penjelasan untuk makna mimpi-mimpi, keseleo
lidah atau salah ucap, symptom-simptom neurotic dan sifat-sifat tertentu dari sifat pelupa
yang dinamakan represi-represi. Mimpi-mimpinadalah sumber yang sangat kaya dari bahan
taksadar: pengalaman masa kanak-kanak dapat muncul dalam mimpi-mimpi pada saat orang
menjadi dewasa meskipun orang yang bermimpi tidak mengingat pengalaman-pengalaman
ini.
Sturktur ketidaksadaran
2. Di bawah lapisan tersebut, berisilan inovasi, yaitu erupsi dari bagian terdalam dari
ketidaksadaran serta hal-hal yang sama sekali tidak dapat dibuat dasar.Manisfestasi
ketidsaksadaran dapat berupa simptom dan kompleks, mimpi, dan archetypus.
Simptom adalah gelaja dorongan jalannya energi yang normal dan merupakan tanda bahaya,
yang memberi tahu bahwa ada sesuatu dalam kesadaran yang kurang, dan perlu perluasan
alam tak sadar. Bentuknya dapat gejala kejasmanian maupun kejiwaan.Kompleks-
kompleks adalah bagian kejiwaan kepribadian yang terbelah dab lepas dari kontrol serta
memiliki kehidupan sendiri dalam kegelapan dan ketidaksadaran, yang dapat menghambat
maupun memajukan kesadaran menyebabkan perilaku yang keliru (mis.lupa, slah menulis,
salah membaca, salah ucap, dan salah arah).Siptom maupun kompleks marupakan gejala
yang masih dapat disadari.Mimpi sering timbul dari hal-hal yang terdesak, memiliki hukum
dan bahasa sendiri, mimpi tidak terkait sebab-akibat, ruang dan waktu. Bahasa mimpi adalah
pelambang penafsiran, menurut Jung, mimpi merupakan manisfer ketidaksadaran kolektif
yang mempunyai fungsi konstruktif, sebagai regulasai (pengaturan) isi ketidaksadaran,
keberatsebelahan dari konflik.Fantasi dan khayalan merupakan bentuk manisfer
ketidaksadaran yang bersangkutan dengan mimpi dan timbul pada saat taraf kesadaran
merendah.
B. Kesadaran
Alam sadar dapat didefinisikan sebagai elemen-elemen mental dalam kesadaran pada saat
tertentu, dan merupakan satu-satunya tingkat kehidupan mental yang secara langsung tersedia
bagi kita.
Meurut Jung sebagaimana diuraikan, komponen pokok kesadaran adalah fungsi jiwa dan
sifat jiwa.Fungsi jiwa ialah suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tidak berubah
dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jiwa memiliki empat fungsi pokok, yaitu :
Contoh :
- Ada individu yang acuh terhadap kejadian disekitarnya dan sebaliknya ada individu yang
sangat peduli terhadap kejadian yang sama.
-Ada individu cepat merespons terjadinya musibah yang dialami masyarakat sekitarnya,
namun sebaliknya ada yang tak acuh.
Dari contoh tersebut ada individu yang memiliki orientasi ke luar atau extravert yang
dipengaruhi dunia objektif (dunia dalam dirinya).Apabila menjadi kebiasaan disebut individu
tipe extravert .Di samping itu, ada juga individu yang memiliki orientasi ke dalam
atau introvert yang dipengaruhi dunia subjektif (dunia dalam dirinya). Apabila terjadi
kebiasaan disebut individu tipe introvert. Ciri-ciri keduanya sebagai berikut.
1. Tipe extravert.
Orientasinya tertuju dalam diriya.
Pikiran, perasaan, dan tindakannya terutama ditentukan oleh faktor subjektif
Adabtasi dengan dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan
dengan orang lain,kurang dapat menarik hati orang lain, tingkah lakunya lamban dan ragu-
ragu, serta pentyesuaian dengan batinnya baik.
Contoh:
Seorang pimpinan instusi yang pada dasarnya tidak mampu mengelola bawahannya
dengan baik, namun berlagak ”sok pintar, sok pembesar, dan sok maha tahu”, sebagai topeng
untuk menutupi kelemahannya sehingga perilakunya stereotipe dan tidak sesuai dengan
keadaan. Keadaan yang demikian disebut inflasi.
2. Elemen-elemen sadar
Berasal dari dalam struktur mental dan meliputi pikiran-pikiran yang tidak mengancam dari
alam prasadar atau keprasadaran, dan juga pikiran-pikiran yang mengancam tetapi tersamar
dengan baik dari ketidaksadaran.
Daftar Pustaka