Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGANY. R DENGAN DIAGNOSA “HIPERTENSI”


KELURAHAN MANGGAU KM 2 DIKECEMATAN
MAKALE TANA TORAJA
TAHUN 2020

OLEH :

YUSPIN BOKKO.S.Kep
NIM : Ns.19132702

CI INSTITUSI

( AGUSTINA MARNA,S.KEP.NS )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) TANA TORAJA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TANA TORAJA 2020

1
KONSEP DASAR KELUARGA
A. Keperawatan Kesehatan Keluarga
1. Defenisi keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat
oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).
Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan
merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam
masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat
menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di
perhitungkan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu
sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun
adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling
ketergantungan.
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat.
b. Terdiri atas dua orang atau lebih.
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
d. Hidup dalam satu rumah tangga.
e. Dibawah asuhan seorang kepala keluarga.
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
g. Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-
masing.
h. Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan
2. Keperawaatan kesehatan keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai

2
sarana penyalur. Menurut S.G. Bailon dan Aracelis Maglaya 2002.
3. Struktur Keluarga
Terdiri dari :
a. Patrilineal : Keluarga sedarah dalam beberapa generasi disusun melalui
garis keturunan ayah.
b. Matrilineal : Keluarga sedarah dalam beberapa generasi disusun melalui
garis keturunan ibu
c. Patrilokal : Sepasang suami istri tinggal bersama keluarga sedarah
suami
d. Matrilokal : Sepasang suami istri tinggal bersama keluarga sedarah istri
e. Keluarga kawinan : Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
4. Ciri-Ciri Strktur Keluarga
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan : Setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi ereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan : Setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
5. Tipe keluarga
1. Tradisional
a. The nuclear family
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri ( tanpa anak ) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila
Keluarga yang tediri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahan diri.

3
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan
anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar
karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
e. The extended family ( keluarga luas/besar )
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalan satu
rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua ( kakek-
nenek), keponakan, dll
f. The single-parent family ( keluarga duda/janda )
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua ( ayah dan ibu ) dengan anak,
hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan.
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-
end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali
dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal
mati

4
2. Non – Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
e. Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab
membesarkan anaknya.
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara

5
dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian,
tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
6. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut
a. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping
itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
c. Peranan Anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat

6
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Fungsi dari bapak dan ibu :
 Meneruskan keturunan
 Memelihara dan membesarkan anak
 Memenuhi kebutuhan gizi
 Memelihar dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
Bukan dari ibu dan ayah saja
 Memberikan kasih saying dan rasa aman
 Memberikan perhatian anggota keluarga
 Memberikan identitas yang baik
c. Fungsi Sosiologis
 Memberikan sosialisasi pada anak dalam social diantara anggota
keluarga
 Meneruskan nilai budaya keluarga
d. Fungsi Pendidikan
 Menyekolahkan anak untuk memberikan pendidikan, pengetahuan, dan
keterampilan, membentuk perilaku sesuai dengan bakat dan minat.
 Mempersiapkan anak untuk masa yang akan datang
e. Fungsi Ekonomi
 Mencari sumber penghasilan keluarga
 Mengatur penggunaan keluarga
 Menabung untuk kebutuhan keluarga
f. Fungsi Rekreasi
Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengetahui hal-hal yang baru
g. Fungsi Religi
 Menanamkan rasa keagamaan pada anak
 Membiasakan anak mengamalkan ajaran agama sejak kecil.

7
8. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,
namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama :
a. Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
 Membina hubungan intim yang memuaskan
 Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
 Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga Child-bearing ( kelahiran ana pertama )
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampi
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan
 Persiapan menjadi orang tua
 Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun :
 Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
 Membantu anak untuk bersosialisasi.
 Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi.
 Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
 Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling
repot).
 Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
 Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

8
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
 Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan.
 Mempertahankan keintiman pasangan.
 Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa :
 Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
 Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.
 Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
 Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa ( pelepasan )
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
 Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
 Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

9
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
 Mempertahankan kesehatan
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
 Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai
keduanya meninggal :
 Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
 Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan.
 Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
 Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
 Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
9. Perawatan Kesehatan Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya yang dilakukan oleh
perawat professional dengan berpedoman pada standar praktik keperawatan.
Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :
a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompoknya.
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila
salah satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.

10
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien),
keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan para anggotanya.
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai
upaya kesehatan masyarakat.
10. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga
a. Tujuan Umum :
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam
meningkatkan, mencegah, memelihara kesehatan mereka sehingga status
kesehatannya meningkat dan mampu melaksanakan tugas-tugas mereka
secara produktif.
b. Tujuan Khusus :
1) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-
masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
3) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang
tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.
4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya.
11. Tugas-Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling
memelihara :
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu
muda.

11
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-
fasilitas kesehatan yang ada.
12. Peran Perawat Keluarga
a. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
 Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara
mandiri.
 Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang
komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk
mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar
tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah,
klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan
perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui
anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada
keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga
nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang
sakit.
d. Pengawas Kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home
visite atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau
melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi
masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,
maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat

12
harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya.
f. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan
rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap
kesehatan keluarga yang optimal.
g. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk
meningkatkan derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran
fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem
pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll).
h. Penemu Kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi
ledakan atau wabah.
i. Modifikasi Lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik
lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta
lingkungan yang sehat.
13. Prinsip-Prinsip Perawatan Keluarga
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai
tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat
melibatkan peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.
f. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
g. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.

13
h. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan
dasar/perawatan di rumah
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
14. Keluarga sebagai unit keperawatan
Alasan keluarga sebagai unit adalah sebagai berikut :
a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga
yang menyangkut kehidupan masyarakat .
b. Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah – masalah dalam kelompoknya
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan
apabila salah satu angota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (
pasien ) keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan anggota keluarganya yang menderita CKD.

14
KONSEP DASAR HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara terus-
menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg
atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran
darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh
(Koes Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan kardiovaskular.
Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke,
dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi
(Andrian Patica N Ejournal keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2016
B. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
1. Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.
Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab hipertensi seperti
berrtambahnya usia, factor psikologis, dan keturunan. Sekitar 90 % hipertensi
tidak diketahui penyebabnya .
2. Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri
renalis, penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron,
pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi.
Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin, umur,
kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alcohol dan social ekonomi.
B. Patofisiologi.
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah
keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output dan
tekanan peririfer. Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan cardiac output dan
tekanan perifer menurun.
Konsumsi sodium (garam ) yang berlebihan akan mengakibatkan
meningkatnya volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan cardiac aouput .

15
Dalam sistim Renin - Angiotensien - aldosteron pada patogenesis hipertensi, ,
glandula supra renal juga menjadi factor penyebab oleh karena faktor hormone.
Sistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian
angitensin I menjadi angiotensin II oleh Angiotensin Convertion Ensym (ACE)
Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus perifer yang
mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan retensi vaskuler perifer meningkat .
Disamping itu angiotensin II mempunyai efek langsung terhadap vaskuler
smoot untuk vasokonstruksi renalis. Hal tersebut merangsang adrenal untuk
mengeluarkan aldosteron yang akan meningkatkan extra Fluid volume melalui
retensi air dan natrium. Hal ini semua akan meningkatkan tekanan darah melalui
peningkatan cardiac output. (Jurnlistik international cardiovaskuler, 2007)
C. Komplikasi
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada
hipertensi essensial.kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan
baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal,
mata,otak, dan jantung. gejala-gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing,
migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial.
Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:
pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak
nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:
Gangguan penglihatan, Gangguan saraf, Gagagl jantung,Gangguan fungsi ginjal,
Gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh
darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma,
sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan
jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah
gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya
hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol,
merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai. pembatasan
asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik
untuk kesehatan penderita hipertensi.
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat

16
menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :Stroke,Gagal jantung, Ginjal,
Mata
D. Perawatan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
1. Pengaturan diit
2. Berolah raga
3. Obat-obatan penurun takanan darah antara lain : ga secara teratur
4. Menghilangkaan rasa takut
a. Diuretik : Hidrochlortiasid,Furosemid
b. Betabloker :Proparnolol,
c. Alfabloker : Prazosin
d. Penghambat ACE : Kaptopril
e. Antagonis Kalsium : Diltiasem.
 Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada
beberapa factor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat
hipertensi, aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi
pada penderita hipertensi, diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan
natrium dalam bahan makanan. Makan biasa ( untuk orang sehat rata-rata
mengandung 2800 – 6000 mg per hari ). Sebagian besar natrium berasal dari
garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan
tekanan darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar
ada 4 (empat) macam diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan
tekanan darah yaitu :
a. Diet rendah garam
Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan
mengkonsumsi makanan tanpa garam. Garam dapur mempunyai kandungan
40% Natrium.
Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda
kue, baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), Pengawet makanan
atau natrium bensoat biasanya terdapat dalam saos, kecap, selai, jelli,
makanan yang terbuat dari mentega.

17
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang
garam memperhatikan hal sebagai berikut :
1) Jangan menggunakan garam dapur
2) Hindari makanan awetan seperti kecap, margarien,
mentega, keju, terasi, petis, biscuit, ikan asin, sarden, sosis dan lain-lain.
3) Hindari bahan makanan yang diolah dengan
menggunakan bahan makanan tambahan atau penyedap rasa seperti saos.
4) Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang
mengandung sodium.
5) Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta,
seperait
 Diet rendah kolesterol / lemak.
Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida,
dan pospolipid. Sekitar 25 – 50 % kolesterol berasal dari makanan dapat
diarsorbsi oleh tubuh sisanya akan dibuang lewat faeces. Beberapa makanan
yang mengandung kolestero tinggi yaitu daging, jeroan, keju keras, susu,
kuning telur, ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet rendah kolesterol
adalah menurunkan kadar kolesterol serta menurunkan berat badan bila gemuk.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hypertensi
adalah:
a. Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan
mentega.
b. Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.
c. Gunakan susu full cream.
d. Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per
minggu.
e. Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-
kacang lainnya.
f. Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis
seperti sirup, dodol.
g. Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah –
buahan.

18
 Diet Kalori
Diet kalori bila kelebihan berat badan. Hypertensi tidak mengenal usia
dan bentuk tubuh seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat badan
akan beresiko tinggi terkena hypertensi. Salah satu cara untuk
menanggulanginya dengan melakukan diet rendah kalori, agar berat badannya
menurun hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu diperhatikan hal
berikut :
a. Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500
kalori untuk penurunan 0,5 kg berat badan per minggu.
b. Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
c. Perlu dilakukan aktivitas olah raga ringan.
Contoh menu untuk penderita hypertensi :
- 1 piring nasi ( 100 gram ), 1 potong daging ( 50 gram ), 1 mangkok sup
( 130 gram ), 1 potong tempe ( 50 gram ), 1 potong pepaya ( 100 gram ).
E. Dampak masalah.
1. Terhadap individu.
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.
Hypertensi merupakan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya oleh
penderita. Kurangnya pengetahuan klien terhadap penyakit hypertensi,
sebagian besar timbul tanpa gejala yang khas.
b. Pola nutrisi dan metabolisme.
Pada penderita hypertensi sering mengalami keluhan kepala pusing dan bila
berlangsung lama disertai mual-mual dan muntah.
c. Psikologi.
Penderita hypertensi biasanya iritabel, mudah marah dan tersinggung.
d. Pola tidur dan istirahat
Pada klien hypertensi mengalami gangguan tidur sering terbangun karena
sering sakit kepala dan tegang pada leher bagian belakang.
e. Pola persepsi dan pengetahuan.
Pada klien hipertensi sering terjadi kebosanan akan prosedur pengobatan yang
lama ,diet, olah raga, merokok, minuman beralkohol.
f. Pada pola tata nilai dan kepercayaan

19
Klien akan merasa cemas akan kesembuhan penyakitnya dan merasa tidak
berdaya dengan keberadaan sekarang.
2. Terhadap keluarga
a. Merepotkan dalam memberikan perawatan, pengaturan
diet, mengantar kontrol dan manambah beban biaya hidup yang terus –
menerus.
b. Produktifitas menurun. Apabila hipertensi mengena
kepala keluarga yang berperan sebagai pencari nafkah untuk kebutuhan
keluarga, maka akan menghambat kegiatannya sehari-hari untuk kegiatan
seperti semula.
c. Psikologi .
Peran kepala akan diganti oleh anggoata keluarga yang lain.
3. Terhadap masyarakat
Dengan adanya klien hipertensi dimasyarakat memungkinkan terjadi
perubahan peran dalam masyarakat Selain itu akan menimbulkan kecemasan
terhadap masyarakat dan akan terjadi ancaman kehilangan salah satu anggotanya.
4. Pelayanan kesehatan
Mengamati prevalensi penyakit hipertensi yang semakin meningkat,maka akan
terjadi beban pelayanan kesehatan di masa yang akan datang.

20
KONSEP KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistimatis
untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,
melaksanakan asuhan keperawatan, serta implementasi keperawatan terhadap keluarga
sesuai rencana yang telah direncanakan/dibuat serta mengevaluasi hasil asuhan
keperawatan yang telah dilaksanakan.
A. Pengkajian
1. Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah yang
dihadapi oleh keluarga.
2. Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah
kesehatan, status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam memberikan
perawatan pada anggota keluarga .
3. Struktur dan sifat anggota keluarga
a. Anggota –anggota keluarga dan hubungan dengan kepala
keluarga.
b. Data demografi : umur, jenis kelamin, kedudukan dalam keluarga.
c. Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga,
d. Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat, patrikat
berkumpul atau menyebar.
e. Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan.
f. Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam perselisihan
yang nyata ataupun tidak nyata.

21
g. Kegiatan dalam hidup sehari-hari, kebiasaan tidur, kebiasaan
makan dan penggunaan waktu senggang
4. Faktor sosial budaya dan ekonomi
5. Pekerjaan
6. Penghasilan
7. Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer
8. Jam kerja ayah dan ibu
9. Siapa yang menentukan keuangan dan penggunaannya
10. Faktor lingkungan
a. Perumahan
1) Luas rumah
2) Pengaturan dalam rumah
3) Persediaan sumber air
4) Adanya bahan kecelakaan
5) Pembuangan sampah
b. Macam lingkungan / daerah rumah
c. Fasilitas sosial dan lingkungan
d. Fasilitas transportasi dan kesehatan
11. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
b. Upaya pencegahan terhadap penyakit
c. Sumber pelayanan kesehatan
d. Persepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas
kesehatan.
e. Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
12. Cara pengumpulan data
a. Oservasi langsung : dapat
mengetahui keadaan secara langsung.
1) Keadaan fisik dari
tiap anggota keluarga.
2) Komunikasi dari
tiap anggota keluarga

22
3) Peran dari tiap
anggota keluarga
4) Keadaan rumah dan
lingkungan
b. Wawancara
Dapat mengetahui hal-hal :
1) Aspek fisik
2) Aspek mental
3) Sosial budaya
4) Ekonomi
5) Kebiasaan
6) Lingkungan
c. Studi dokumentasi antara
lain
1) Perkembangan
kesehatan anak
2) Kartu keluarga
3) Catatan kesehatan
lainnya
d. Dilakukan terhadap
angota keluarga yang mengalami masalah kesehatan dan keperawatan antara
lain :
1) Tanda-tanda
penyakit
2) Kelainan organ
tubuh
B. Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami
oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan Typologi masalah
dalam family healt care.
Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Ancaman kesehatan adalah :

23
keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan atau
kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
Contoh :
a. Riwayat penyakit keturunan dari keluarga
seperti hipertensi
b. Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet
2. Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
Contoh:
a. Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit hipertensi
b. Siapakah yang menderita penyakit hipertensi
3. Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari indivdu atau
keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya mereka.
Contoh :
 Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi.
C. Penentuan Prioritas Masalah
Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan
sistim scoring berdasarkan tipologi masalah dengan pedoman sebagai berikut
K riteria Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : Ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3
Krisis 1

2. Kemungikan masalah dapat diubah 2


Skala : Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus ditangani 2
Ada masalah tapi tidak perlu

24
segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan
0

Skoring :
1. Tentukan skor untuk tiap criteria
2. Skor dibagi dengan angka
tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skor X bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria, skor tertinggi 5 sama dengan
seluruh bobot
D. Penjajakan pada tahap kedua
Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat melaksanakan
tugas-tugas kesehatan yang berhubungan dengan ancaman kesehatan, kurang /tidak
sehat dan krisis yamg dialami oleh keluarga yang didapat pada penjajakan tahap
pertama.
Pada tahap kedua menggambarkan ketidakmampuan keluarga untuk
melaklasanakan tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan masalah yang dihadapi.
Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
kesehatan dan keperawatan, maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan secara
umum pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi antara lain :

1. Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah


penyakit hipertensi berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil
keputusan dalam melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana
kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan
klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana kesehatan
3. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang
sakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi,
cara perawatan dan sifat penykit hipertensi .
4. Keitdaksanggupan memelihara lingkungan rumah

25
yang dapat mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan dengan tidak dapat
melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta ketidaktahuan
tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi.
5. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di
masyarakat guna memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS.,dana
sehat dan tidak memahami manfaatnya.
E. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang berhubungan pengaturan diet pada klien
hipertensi adalah :
1. Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu
penyebab terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan cara pengaturaan diet yang benar.
2. Ketidaksanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat
dalam pengaturan diet bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar.
3. Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara
pengolahan makanan dalam jumlah yang tepat.
4. Ketidakmampuan meenyediakan makanan rendah garam
bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan
kebiasaan sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
garam
5. Ketidaktahuan menggunakan manfaat tanaman obat
keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahan tentang manfaat tanaman
obat tersebut.
F. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan
yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah
kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 )
Rencana tindakan dari masing –masing diagnosa keperawatan khusus diet
pada klien hipertensi adalah :

26
1. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah
satu penyebab terjadinya hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang cara pengaturan diet yang benar.
a. Tujuan
Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi.
b. Kriteria hasil
1) Mampu menyebutkan secara sederhana batas pengaturan diet bagi anggota
kelurga yng menderita hipertensi.
2) Keluarga dapat memahami dan mampu mengambil tindakan sesuai anjuran.
c. Rencana tindakan
1) Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar
bagi penderita hipertensi.
2) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga, bagaimana caranya
menyediakan makan-makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
d. Rasional
1) Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga menimbulkan peresepsi
yang negatip sehingga dapat dijadikan motivasi untuk mengenal masalah
khususnya nutrisi untuk klieh hiperetensi
2) Dengan diberikan penjelasan keluarga mampu menyajikan makanan yang
rendah garam.
2. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan untuk
mengatur diet terhadap anggota keluarga yang menderita hipertensi berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang manfaat dari pengaturan diet
a. Tujuan
Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk klien
hipertensi
b. Kriteria hasil
1) Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet bagi klien
hiperetensi
2) Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien hipertensi
c. Rencana tindakan

27
1) Beri penjelasan kepada keluarga tentang
manfaat pengaturan diet untuk klien hipertensi.
2) Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk
klien hipertensi.
d. Rasionalisasi
1) Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu
melaksanakan cara pengaturan diet untuk klien hipertensi
2) Keluarga diharapkan mengetahui jenis makanan untuk
penderita hipertensi.
3. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi
penderita hipertensi berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara
pengolahan makanan dalam jumlah yang benar .
a. Tujuan
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi.
b. Kriteria hasil
1) Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus
untuk penderita hipertensi.
2) Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah
yang tepat bagi klien hipertensi.
c. Rencana tindakan
1) Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga cara
pengolahan makanan untuki klien hipertensi.
2) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah
makanan yang dikonsumsi oleh klien hipertensi.
3) Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk
memnbuat makanan dengan jumlah yang tepat.
d. Rasionalisasi.
1) Dengan diberikan penjelasan diharapkan klien dan keluarga dapat
mengetahui cara pengolahan makanan untuk klien hipertensi.
2) Diharapkan klien dapat mengkonsumsi makanan sesuai yang
dianjurkan.
3) Dengan diberikan contoh sederhana cara membuat makanan dalam

28
jumlah yang tepat, kilen dan keluarga mampu menjalankan
/melaksanakaannya sendiri.
4. Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari
yang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam.
a. Tujuan
Seluruh anggota keluarga membiasakan diri setiap hari mengkonsumsi
makanan yang rendah garam.
b. Kriteria hasil
a. Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat makanan yang
rendah garam
b. Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan yang
banyak mengandung garam.
c. Klien dan keluarga mau berubah kebiasaan dari mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung garam.
c. Rencana tindakan.
1) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang
pengaruh garam terhadap klien hipertensi.
2) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makanan
yang banyak mengandung garam.
3) Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwa mereka
mampu untuk merubah kebiasaan yang kurang baik tersebut yang didasari
pada niat dan keinginan untuk merubah.
d. Rasional
1) Diharapkan klien dan keluarga memahami dan mengerti
tentang pengaruh garam terhadap klien hipertensi
2) Diharapkan klien dan keluarga dapat menghindari
makanan yang banyak mengandung garam.
3) Dengan diberi motivasi diharapkan klien dan kelarga mau
merubah sikapnya dari yang tidak sehat menjadi sehat
5. Ketidakmampuan menggunakan sumber pemanfaatan tanaman obat
keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan guna dari tanaman obat

29
keluarga.
a. Tujuan
Diharapkan klien dan keluarga mampu memanfaatkan sumber tanaman obat
keluarga.
b. Kriteria hasil
Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanaman obat yang dapat membantu
untuk pengobatan hipertensi
c. Rencana tindakan
1) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat Toga.
2) Beri penjelasan kepada klien keluarga macam dan jenis
tumbuhan /tanaman yang dapat membantu menurunkan tekanan darah
3) Anjurkan kepada klien dan keluarga agar berusaha
memiliki tanaman obat keluarga .
d. Rasional
1) Agar klien dan keluarga dapat memahami manfaat
Toga.
2) Klien dan keluarga dapat mengetahui jenis
tanaman yang dapat menurunkan tekanan darah.
3) Dengan memiliki Toga sendiri klien dapat
mengkonsumsi tanaman obat tersebut kapan saja diperlukan.
G. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang menderita
hipertensi sesuai rencana yang telah disusun.
Pada peleksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan antara lain :
1. Deteksi dini kasus baru.
2. Kerja sama lintas program dan lontas sektoral
3. Melakukan rujukan
4. Bimbingan dan penyuluhan.

H. Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out put ) dan
penilaian selalu berkaitan dengan tujuan. Evaluasi juga dapat meliputi penilaian input

30
dan porses.
Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi ;
1. Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari tindakan
keperawatan.
2. Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi ),maka dimensinya dapat
dikaitkaan dengan biaya.,waktu,tenaga dan bahan.
3. Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan adalah kesanggupan dari
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah.
4. Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan

31
DAFTAR PUSTAKA
1. Andrian Patica N. (E-journal keperawatan
volume 4 nomor 1 Mei 2016). Hubungan Konsumsi Makanan dan Kejadian Hipertensi pada
Lansia di Puskesmas Ranomut Kota Manado.
2. Anggara, F.H.D., & Prayitno, N. (2013).
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni,
Cikarang Barat Tahun 2012. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKES MH.
Thamrin. Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5 (1) : 20-25.
3. Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. (2007).
Hipertensi dan Faktor Resikonya Dalam Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi Fakultas
Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar.
4. Buckman. (2010). Apa yang Anda Ketahui
Tentang Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Citra Aji Parama.
5. Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar
Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC.
6. Heniwati. (2008). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kabupaten Aceh Timur. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.
7. Hadi Martono Kris Pranaka. (2014-2015).
Geriatri Edisi ke-5. Jakarta: FKUI.
8. Mubarak, Wahid Iqbal. (2009). Ilmu
Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
9. Setiadi. (2008). Konsep dan Proses
Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

32
FORMAT PENGKAJIAN

(KEPERAWATAN KELEUARGA)

A. PENGKAJIAN
1. Data umum
a. Nama Kepala Keluarga : Ny’’R’’
b. Alamat : Manggau
c. Telpon :-
d. Pekerjaan : IRT
e. Pendidikan : SD
f. Komposisi :

Nam Hub Pendi Status imunisasi


a Dgn Umur dikan
Kk Polio DPT Hepatiti Campa
s k Keteterangan
BC 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
G
Tn.S Suami 67 Dilupa
SD - - - - - - - - - - - -
Istri 65 Dilupa
Ny.R SD - - - - - - - - - - - -
Anak
Tn.L 39 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sehat
35 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sehat
Anak
Tn.D

33
2. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Wanita

: Garis keturunan

: Garis tinggal serumah


: Meninggal

3. Tipe keluarga
Dalam keluarga terdiri dari ayah,ibu dan anak.
4. Suku bangsa

34
Keluarga Tn S dan Ny. R adalah suku Toraja atau Indonesia kebudayaan yang dianut
tidak bertentangan dengan masalah kesehatan, Bahasa sehari-hari yang digunakan
yaitu bahasa Toraja.

5. Agama
Keluarga Ny’’R’’ beragama Kristen katolik, tidak ada nilai-nilai agama yang
memepengaruhi kesehatan. Kegiatan keagamaan yang sering dilakukan yaitu
kemampuan rumah tangga dan rajin kegereja.
6. Status Social Ekonomi Keluaraga
Ny’R’’ mengatakan penghasilannya cukup dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
7. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga mempunyai kebiasaan rutin beraktivitas yaitu berkebun, dan biasanya hanya
menonton Televisi sambil bercerita dan bertetangga
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Ny’’R’’ dalam tahap menanamkan nilai dan norma agama, mengatur waktu
bekerja, menjalankan peran masing-masing serta bersosialisasi.
2. Riwayat keluarga inti
Ny’’R’’ berasal dari toraja, mempunyai agama yang sama dan dari lingkungan yang
sama. Riwayat status kesehatan masing-masing keluarga.
3. Riwayat Keluarga sebelumnya
Keluarga Klien juga mengeluh Hipertensi
4. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan yang seharusnya dilalui oleh keluarga saat ini keluarga
mengatakan merasa sudah terpenuhi . Mereka selalu mengawasi perilaku anaknya
serta bimbingan yang membangun untuk prestasi anaknya . Keluarga juga
mengatakan tetap menjaga hubungan perkawinan dengan saling terbuka dan
komunikasi .
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

35
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang di tempati keluarga Ny. R adalah milik sendiri, rumah terdiri dari
atas 1 lantai dengan ukuran 5 x 20 M2, non permanen, peralatan-peralatan rumah
tangga tertata rapi, ventilasi dan pencahayaan rumah baik, keluarga memiliki kamar
mandi sendiri dan jamban sendiri. Keadaan bersih, sumber air berasal dari gunung.Air
tidak berasa, tidak berbau dan dalam keadaan bersih.
Denah Rumah

Teras Teras

Ruang Tamu

Kamar

Kamar
Kandang Babi

WC

Ventilasi menurut keluarga berasal dari jendela yang dapat di buka dan dari
pintu sehingga sirkulasi udara bisa berganti. Air yang dipakai dapat mencukupi
kebutuhana keluarga.
2. Karakteristik tetangga dan komunikasi RW
Jarak antara rumah Ny’’R’’ dengan tetangga berjarak agak jauh. Disamping rumah
Ny.’’R’’ ada sayur babi,kebun , di belakang rumah Ny.’’R ‘’terdapat kandang babi.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Ny.R tidak pernah tinggal di luar kota, dan merupakan penduduk asli
Toraja.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny.R aktif dalam kegiatan di wilayahnya.Ny.R mengatakan tidak mengikuti kegiatan
seperti arisan tetapi sangat aktif dalam kegiatan gotong royong dan ibadah.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Ny.R tinggal bersama anak .
D. STRUKTUR KELUARGA

36
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga yang terbuka satu sama lain. Dalam kegiatan apabila ada masalah
didiskusikan bersama anak. Semua anggota keluarga bebas mengemukakan
pendapatnya tetapi yang mengambil keputusan adalah Ny.R , pengambilan keputusan
di dahului dengan cara diskusi.

2. Struktur kekuatan keluarga


Keluarga Ny.R saling menghargai satu sama lain, saling membantu, serta saling
mendukung. Ny.R mampu merawat diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sehari-hari,
apabila ada masalah Ny.R diskusi dengan anaknya.
3. Struktur peran

 Ny R adalah ibu rumah tangga dan juga bekerja sebagai petani dan memberi
makan ternak
 Dalam melaksanakan peran masing-masing tidak ada masalah.
4. Norma Agama
Keluarga Ny.R menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama kristen dan
mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang taat dalam menjalankan agama.
Dalam keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga Ny.R saling menyanyangi satu sama lain. Tempat tinggal
keluarga saling berjauhan.Apabila ada yang sakit mereka saling membantu apabila
terjadi kesusahan.
2. Fungsi Sosialiasi
Keluarga Ny.R menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain. Mereka
membiasakan anaknya bergaul dengan orang lain.
3. Fungsi perawatan kesehatan keluarga
Ny.R mengatakan ia sering merasakan kaku pada leher dan pusing itu terjadi 1
tahun yang lalu. Ny.R mengatakan kurang nyaman namun ia kurang mengenali
kondisinya. Keluarga Ny.R belum mengetahui apa yang menyebabkan kondisi
37
penyakit keluarga. Selama Ny.R mengalami kondisi tersebut ia tidak pernah berobat
ke puskesmas dan pelayanan kesehatan lainnya. Pada saat pengkajian Ny.R nampak
tenang.Ia mengatakan apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisinya.

F. TUGAS PERAWATAN KELUARGA


a. Mengenal masalah
Keluarga sudah tahu bahwa Ny. R menderita penyakit Hipertensi, tahu pantangan
makanan yang harus ditaati, tahu tentang ramuan tradisional atau jenis buah atau
tumbuhan yang bisa mengurangi tekanan darah tinggi, namum keluarga belum tahu
apa itu penyakit Hipertensi, pemicu dan apa akibatnay bila tekanan darah terlalu
tinggi. Keluarga juga belum tahu secara jelas pengertian, faktor penyebab dan proses
terjadinya dan cara pencegahan dan pengobatan Hipertensi
Ny. R mengatakan tekanan darahnya sering tinggi, sering mengalami pusing dan rasa
tegang pada leher
b. Mengambil keputusan
Masalah yang terjadi dalam keluarga Ny.R dimusyawarakan bersama terutama anak
kandungnya. Dalam pengambilan keputusan yang paling dominan dalam melakukan
adalah anak tertua Ny. R karena dianggap lebih tahu, lebih berpengalaman dan lebih
bijaksana
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga belum maksimal bisa merawat Ny. R. Hal ini dapat dilihat dari pemeriksaan
fisik di dapatkan tekanan darah Ny. R masih tetap tinggi
d. Memelihara Lingkungan
Pemanfaatan rumah Ny.R sudah maksimal. Keluarga menyadari pentingnya
kebersihan lingkungan terhadap kesehatan
e. Menggunakan fasilitas /pelayanan kesehatan
Ny. R dan keluarga jarang memeriksakan dirinya ataupun keluarganya yang sakit
kepelayana kesehatan terdekat, jika ada anggota keluarga yang sakit mereka hanya
minum ramuan obat

38
f. Funsi reproduksi
Ny.R Mengatakan bahwa saat ini ia sudah tidak memakai KB karena sudah
menofause.
g. Fungsi ekonomi
Ny.R mengatakan bahwa penghasilannya cukup untuk kebutuhan setiap hari.

G. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stres jangka panjang dan jangka pendek
Keluarga Ny.R mengatakan kaku pada leher dan berharap supaya cepat sembuh.
Ny.R mengatakan bahwa dia ingin mandiri tanpa merepotkan orang lain.
2. Kemampuan keluarga
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya di diskusikan bersama dengan anak.
3. Strategi Koping
Keluarga mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikan dalam keluarga
sehingga masukan dari anggota keluarga dapat membantu menyelesaikan masalah.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan cara-cara keluarga mengatasi masalah secara
Mal adapted
H. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksa Ny.R Tn. S Tn.D Tn.L

an
Rambut beruban, Rambut Rambut Rambut hitam,

1. Kepala tidak mudah beruban ,tidak hitam, tidak tidak mudah

dicabut, tidak ada mudah dicabut, mudah dicabut, tidak ada

benjolan tidak ada dicabut, tidak benjolan.

benjolan. ada benjolan.


TD : 170/80 mmHg TD:120/90mmHg TD : 130/80 TD:100/90mmHg
N : 90x menit N : 84x/mnt mmHg N : 86x/mnt
2. Tanda-

39
Tanda S : 36,5 oc S : 36,2 0c N : 80x/mnt S : 360c
RR : 22 x menit RR : 18x/mnt S : 36,50c RR : 20x/mnt
Vital
RR: 20x/mnt

3. BB, TB BB : 40 kg BB : 50 kg BB : 48 kg BB : -
TB : 163 TB : 156 TB : -
TB : 150 Cm
Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva tidak
anemis, sekret tidak anemis, anemis, sekret
4. Mata anemis, sekret tidak
tidak ada . sekret tidak tidak ada.
ada
ada.
5. Hidung Tidak bersekret, Tidak bersekret, Tidak Tidak bersekret,
tidak ada bersekret, tidak ada kelainan
tidak ada kelainan
kelainan tidak ada penciuman.
penciuman
penciuman. kelainan
penciuman.
Mukosa lembab Mukosa lembab Mukosa Mukosa lembab
tidak ada lembab tidak tidak ada kesulitan
6. Mulut tidak ada kesulitan
kesulitan ada kesulitan menelan.
menelan
menelan. menelan.
Tidak ada benjolan Tidak ada Tidak ada Tidak ada benjolan
benjolan tidak benjolan tidak tidak ada
7. Leher tidak ada
ada pembesaran ada pembesaran
pembesaran
kelenjar limfe. pembesaran kelenjar limfe.
kelenjar limfe kelenjar limfe.
Simetris kiri dan Simetris kiri dan Simetris kiri Simetris kiri dan
kanan, gerekan dan kanan, kanan, gerekan
8. Dada kanan, gerekan
dada mengikuti gerekan dada dada mengikuti
dada mengikuti
irama mengikuti irama pernapasan.
irama pernapasan pernapasan. irama
pernapasan.
Tidak ada keluhan Tidak ada Tidak ada Tidakada keluhan

9. Abdomen keluhan keluhan


Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

40
10. Tangan pembengkakan, pembengkakan, pembengkaka pembengkakan,
turgor kulit baik n, turgor kulit turgor kulit baik
turgor kulit baik
baik
11. Kaki Ada pembengkakan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan, pembengkaka pembengkakan,
Pada tungkai kaki`
turgor kulit baik. n, turgor kulit turgor kulit baik.
baik.
I. HARAPAN KELUARGA
Keluaraga merasa senang dengan kunjungan mahasiswa dan tidak terganggu, keluarga
berharap dapat membantu mengatasi penyakit pada keluarga.

41
NAMA KLIEN : Ny’’R’’
MASALAH : Hipertensi
ANALISA DATA

NO.DX TGL DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN


1 22 April DS : Kurang pengetahuan b/d
2020 1. Ny. R sering mengeluh ketidakmampuan keluarga
pusing mengenal masalah kesehatan pada
2. Ny. R mengatakan sering anggota keluarga dengan
merasakan tegang pada leher Hipertensi
belakang
3. Ny. R mengatakan sudah
menderita Hipertensi sejak 5
tahun yang lalu
4. Ny. R mengatakan jarang
minum obat jika tensinya
naik dan hanya meminum
obat ramuan
5. Ny. R mengatakan tensinya
pernah diatas 200 mmhg
sebulan yang lalu
6. Ny. R mengatakan jarang
menengecek tekanan
darahnya
7. Keluarga tidak tahu tentang
penyakit Hipertensi,
penyebab, akibat dari
Hipertensi tetapi keluarga
sedikit tahu tentang makanan
yang mempengaruhi tekanan

DO :

42
 Tanda tanda vital Ny. R
Tekanan Darah : 170/80 mmHg
Nadi : 90x menit
pernapasan : 22 x menit
Suhu : 36,2 oc
 Penglihatan dan pendengaran
Ny. R baik

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kurang pengetahuan b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan pada anggota keluarga dengan Hipertensi

PRORITAS MASALAH
Untuk mengatasi masalah Ny R secara keseluruhan tidak mungkin, oleh karena itu
perlu dilakukan prioritas masalah kesehatan, dimana masalah kesehatan keluarga itulah
yang menjadi prioritas utama. Agar dapat melakukan prioritas keluarga secara tetap, maka
dilakukan pembobotan masalah dengan kriteria sebagai berikut :
1. Kurang pengetahuan b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
pada anggota keluarga dengan Hipertensi
NO KRITERIA NILAI BOBOT PERHITU PEMBENARAN
NGAN

43
1 Sifat masalah : Masalah adalah actual
Actual 3 1 3/3 x 1 karena sudah terjadi pada
Ny. R
Tekanan darah Ny. R
170/80 Mmhg dan
mengeluh sering pusing
dan tegang pada leher
belakang
2 Kemungkinan Teknologi kesehatan yang
masalah untuk 1 1 1/2 x 2 berkembang pesat, sumber
diubah : daya dan dana yang ada,
Sebagian waktu dan tenaga terbatas,
serta kurangnya kemauan
keluarga kepelayanan
kesehatan, kontrol yang
teratur dapat menurunkan
tekanan darah
3 Potensial untuk Masalah ini sudah terjadi
dicegah : 2 2/3 2/3 x 1 dan keluarga sudah
Cukup berupaya merawat dan
mengobati sendiri anggota
keluarga yang sakit meski
jarang memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang
ada
4 Menonjolnya Keluarga merasa masalah
masalah : harus segera ditangani
Masalah berat harus 2 1 2/2 x 1 agar tekanan darah tidak
segera ditagani semakin tinggi

44
45
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
Tujuan Umum Tujuan Khusus PON Standar
KEPERAWATAN
1. Kurang Setelah Setelah dilakukan 3 x Respon Hipertensi adalah Berikan penjelasan
pengetahuan b/d dilakukan kunjungan, keluarga Verbal tekanan darah tinggi kepada keluarga tentang
ketidakmampuan tindakan dapat yang di tandai dengan pengertian hipertensi
keluarga perawatan a. Memahami tentang pusing, kaku pada leher
mengenal keluarga dapat penyakit Hipertensi
masalah melakukan b. Menyebutkan Respon Menyebutkan beberapa Berikan penjelasan
kesehatan pada perawatan penyebab Hipertensi Verbal penyebab hipertensi : kepada keluarga tentang
anggota keluarga terhadap c. Menyebutkan tanda- - Minum berat alkohol penyebab-penyebab dari
dengan keluarga yang tanda hipertensi - Perokok Hipertensi.
Hipertensi sakit dan tidak d. Menyebutkan cara- - Faktor stres
terjadi cara perawatan klien - Aktivitas yang
komplikasi hipertensi berlebihan
e. Mengajarkan obat-
obat tradisional untuk Respon Menyebutkan beberapa
Berikan penjelasan
mengobati Hipertensi Verval tanda dan gejala
kepada keluara tentang
f. Dapat merawat Hipertensi :
tanda-tanda hipertensi
penderita Hipertensi Pusing
g. Memeriksakan secara Sakit kepala

46
rutin dipelayanan Kaku pada leher
kesehatan Lemas
Mudah marah

Respon Menyebutkan beberapa Diskusikan dengan


Verval cara perawatan keluarga cara perawatan
Hipertensi dengan cara klien hipertensi
Teknik relaksasi

Respon Menyebutkan beberapa Ajarkan klien dan


Verval obat-obat tradisional keluarga untuk membuat
untuk mengobati obat tradisional untuk

penyakit hipertensi hipertensi

Psikomotor Membawa keluarga Observasi tanda tanda


yang sakit kepelayanan vital
kesehatan Motivasi keluarga untuk
memeriksakan secara
rutin tekanan darahnya

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

47
N DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
O
1 Kurang pengetahuan b/d Kamis , 22 April 2020 Jam 09.10 S : Mengatakan sudah tahu kalau dia
ketidakmampuan keluarga mengenal  Mengucapkan salam mempunyai tekanan darah tinggi
masalah kesehatan pada anggota O : Tekanan Darah : 170/80 mmHg
 Mengingatkan kontrak dan membuat
keluarga dengan Hipertensi Nadi : 90x menit
kontrak baru Pernapasan : 22 x menit

1. Memberikan penjelasan kepada keluarga Suhu : 36,4 oc

tentang penyebab dari penyakit hipertensi. A : Masalah belum teratasi

Hasil : keluarga mengerti penjelasan yang P : Lanjutkan intervensi

diberikan. a. Mem

2. Melakukan pemeriksaan fisik dan TTV berikan penjelasan kepada keluarga

Hasil : tentang penyebab dari penyakit

Tekan Darah : 170 / 80 mmHg hipertensi

Nadi : 82 x/m b. Mela

Pernapasan : 20 x/m kukan pemeriksaan fisik dan TTV

Suhu : 36,4 °C c. Meng

3. Menganjurkan Ny R dan keluarga untuk anjurkan Ny R dan keluarga untuk

menghindari faktor pencetus Hipertensi menghindari faktor pencetus

Hasil : Klien dan keluarga mengerti dan mau Hipertensi

melakukan. d. Mem
berikan motivasi kepada keluarga

4. Memberikan motivasi kepada keluarga yang yang sakit agar berobat ke pelayanan

48
sakit agar berobat ke pelayanan kesehatan kesehatan yang ada
yang ada.
Hasil : Klien mau berobat ke PKM jika
masalah tekanan darahnya naik

Sabtu, 25 April 2020 Jam 10.00


1. Memberikan penyuluhan tentang dampak

hipertensi jika tidak segerah ditangani. S : klien mengatakan belum mengerti


Hasil : keluarga klien mendengarnya. tentang hipertensi
O : Klien belum megerti tentang hipertensi
2. Mengajarkan untuk membuat obat tradisional
A : Masalah belum terasi
untuk hipertensi P : Lanjutkan intervensi.
Hasil : klien mau mengikutinya
Memberikan penyeluhan tentang
3. Memberikan dukungan agar tetap dampak dampak hipertensi jika
tidak segera ditangan
memelihara dan menjaga kesehatannya.
Mengajarkan untuk membuat obat
Hasil : klien mau melakukannya
tradisional untuk hipertensi
4.Memberikan informasi tentang kunjungan ke Memberikan dukungan agar tetap
balai pengobatan memelihara dan menjaga kesehatan
Hasil : klien mau mengikutinya. 4. Memberikan informasi tentang
kunjungan ke balai pengobatan

49
Selasa , 27 April 2020 Jam 09.10
 Mengucapkan salam
S : Mengatakan sudah tahu kalau dia
1.
mempunyai tekanan darah tinggi
tentang penyebab dari penyakit hipertensi.
O : Tekanan Darah : 140/100 mmHg
Hasil : keluarga mengerti penjelasan yang
Nadi : 82x menit
diberikan.
Pernapasan : 20x menit
2. Melakukan
Suhu : 36,2 oc
pemeriksaan fisik dan TTV
A : Masalah belum teratasi
Hasil :
P : Lanjutkan intervensi
Tekan Darah : 170 / 80 mmHg
a. Memberikan penjelasan kepada
Nadi : 82 x/m
keluarga tentang penyebab dari
Pernapasan : 20 x/m
penyakit hipertensi
Suhu : 36,4 °C
b. Melakukan pemeriksaan fisik dan TTV
3. Menganjurkan Ny R
c. Menganjurkan Ny R dan keluarga untuk
dan keluarga untuk menghindari faktor
menghindari faktor pencetus Hipertensi
pencetus Hipertensi
d. Memberikan motivasi kepada keluarga
Hasil : Klien dan keluarga mengerti dan mau
yang sakit agar berobat ke pelayanan
melakukan.
kesehatan yang ada
4. Memberikan
motivasi kepada keluarga yang sakit agar
berobat ke pelayanan kesehatan yang ada.
Hasil : Klien mau berobat ke PKM jika

50
masalah tekanan darahnya naik

51

Anda mungkin juga menyukai