Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

MEMAHAMI TENTANG POLA PEWARISAN SIFAT MELALUI


PERCOBAAN PERSILANGAN MONOHIBRID MENDEL

DISUSUN OLEH :

Nama : Ichsan Pamungkas


Nim : A.2010746

UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR


FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN PETERNAKAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pewarisan suatu sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya ditentukan oleh
suatu faktor, yang kita kenal dengan gen. Ilmu yang mempelajari tentang gen disebut
dengan genetika. Gregor Mendel dikenal sebagai Bapak Genetika Modern karena
penelitiannya mengenai persilangan berbagai varietas kacang kapri (Pisum sativum)
pada tahun 1865. Tanaman kacang kapri dipilih karena memiliki sifat biologi yang
mudah diamati. Berdasarkan penelitiannya ini Mendel menemukan teori tentang
sistem pewarisan sifat yang dikenal dengan Hukum Mendel I dan II.
Lingkungan telah memberikan variasi morfologi dari tumbuhan berupa adanya
perbedaan warna, hal ini selain dipengaruhi oleh lingkungan juga dipengaruhi oleh
genetik. Pada tingkat tatist, sifat-sifat tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh sebuah
lokus gen tetapi oleh banyak lokus gen. Diversitas genetic dapat terjadi karena adanya
variasi genetic, baik internal maupun antar species pada suatu populasi. Adanya
polimorfisme pada suatu species akan sangat bermanfaat dalam bidang genetika
maupun kepentingan seleksi. Variasi ini dapat digunakan untuk identifikasi dan
mencari asal usul suatu jenis hewan, mengetahui hubungan kekerabatan antar species
sampai pada penyusunan peta gen. Informasi genetic dapat dijadikan dasar
perkawinan silang.
Secara teknis persilangan dilakukan dengan maksud untuk penggabungan
beberapad sifat yang semula terdapat pada dua bangsa yang berbeda kedalam satu
bangsa silangan, pembentukan bangsa baru, garding up, pemanfaatan terosis. Salah
satu keuntungan dari persilangan adalah hybrid vigour atau heterosis yakni untuk
mendapatkan keturunan yang lebih baik.
Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda,
dengan tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya.
Persilangan ini untuk membuktikan hukum Mendel I yang menyatakan bahwa
pasangan alel pada proses pembentukkan sel gamet dapat memisah secara bebas
(hukum segregasi). Pada individu, pasangan alel menentukan genotip dari individu
yang bersangkutan. Genotip sendiri adalah satu set alel yang menentukan suatu
karakteristik ataupun sifat tertentu (fenotip). Dengan melakukan percobaan
monohibrid Mendel, maka diharapkan praktikan akan memahami secara sederhana
bahwa gen diwariskan dari induk atau orang tua kepada keturunannya melalui gamet.
Adanya hukum peluang telah diterapkan oleh bapak ilmu genetika, Gregor
Mendel. Dimana dikemukakan bahwa hasil persilangan dari generasi antar F1 pada
kacang buncis untuk tujuh karakter tanaman yakni bentuk biji, warna albumen, warna
kulit biji, bentuk polong, warna polong, posisi letak bunga dan tatist batang, dengan
rasio 3:1. Ketepatan hukum mendel juga diterapkan untuk mengetahui besarnya
peluang memperoleh benih jagung resesif dari hasil persilangan antara jagung biasa x
jagung QPM. 
Pada persilangan monohibrid, prinsip segregasi secara bebas dapat dibuktikan
dengan mengawinkan suatu jenis organism dengan mengamati satu tanda beda pada
organism tersebut. Persilangan antara generasi F1 akan menghasilkan generasi F2
yang terdiri dari dua macam fenotip dengan rasio 3:1 atau tiga macam genotip dengan
rasio 1:2:1.
B. TUJUAN
1. Memahami tentang pola pewarisan sifat melalui percobaan persilangan
monohibrid Mendel.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. MODEL PERBANDINGAN GENETIK MENURUT MENDEL

Gen adalah bahan genetic yang terkait dengan sifat tertentu. Sebagai bahan
genetik tentu saja gen diwariskan dari satu individu ke individu lainnya. Gen memiliki
bentuk-bentuk alternatif yang dinamakan alel. Ekspresi dari alel dapat serupa, tetapi
orang lebih sering menggunakan istilah alel untuk ekspresi gen yang secara fenotifik
berbeda. Gregor Mendel telah berspekulasi tentang adanya suatu bahan yang terkait
dengan suatu sifat atau karakter di dalam tubuh suatu individu yang dapat diwariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ia menyebutnya ‘faktor’. Hukum segregasi
bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet, kedua gen yang merupakan
pasangan alela itu akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari
alelanya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:

1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter. Ini
adalah konsep mengenai alel.
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantanan satu dari tetua
betina.
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan
terekspresikan. Alel resesif yang tidak terekspresikan, tetap akan diwariskan pada
gamet yang dibentuk (Mega. 2008).

B. PERSILANGAN MONOHIBRID

Monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat
beda. Persilangan Monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang
disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk
gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan. Mendel
pertama kali mengetahui sifat monohibrid pada saat melakukan percobaan
penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di dalam
persilangan monohibrid selalu berlaku hukum Mendel I. Sesungguhnya di masa hidup
Mendel belum diketahui sifat keturunan modern, belum diketahui adanya sifat
kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetic itu. Mendel
menyebut bahan genetic itu hanya factor penentu (determinant) atau disingkat dengan
factor.
Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif
heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu
gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet.

C. PEWARIS SIFAT
Berikut ini istilah-istilah pada pewarisan sifat:
a. Genetika (Gen)
Gen adalah bagian dari kromosom atau salah satu kesatuan kimia (DNA)
dalam kromosom yaitu dalam lokus yang mengendalikan ciri-ciri genetis dari suatu
makhluk hidup. Gen diturunkan atau diwariskan oleh satu individu kepada
keturunannya, yaitu melalui suatu proses reproduksi. Oleh karena itu, informasi
yang menjaga keutuhan bentuk serta fungsi kehidupan suatu organisme dapat
terpelihara/terjaga. Gen terdapat berpasangan dalam satu lokus pada kromosom
homolog. Dari masing-masing gen dalam pasangan tersebut disebut dengan alel.
Kedua alel dapat membawa ciri sifat yang sama ataupun sifat yang berbeda, seperti
misalnya sifat tangkai panjang dan tangkai pendek.

b. Alel
Alel adalah gen yang memiliki lokus (posisi pada kromosom) yang sama,
tetapi memiliki sifat bervariasi yang disebabkan mutasi pada gen asli. Dari sudut
pandang genetika klasik, alel (dari bahasa Inggris allele) adalah bentuk alternatif
dari gen dalam kaitannya dengan ekspresi suatu sifat (fenotipe).
Sebagai contoh, suatu lokus, yaitu suatu posisi pada kromosom dapat
ditempati gen yang mengatur warna merah pada kelopak bunga (alel untuk bunga
merah, misalkan MM atau Mm) dan juga alel untuk warna kelopak bunga putih
(alel untuk bunga putih mm). Pada individu. pasangan alel
menentukan genotipe dari individu yang bersangkutan.

c. Gametofit (Gamet)
Sebuah gametofit adalah adalah fase haploid, tanaman multisel dan ganggang
yang mengalami pergantian generasi, dengan masing-masing sel yang hanya berisi
satu set kromosom. Gametofit menghasilkan gamet jantan atau betina (atau
keduanya), melalui proses pembelahan sel yang disebut mitosis.

d. Genotip
Genotip itu berasal dari kata “gen” yang menentukan suatu sifat dasar dari
suatu makhluk hidup dan juga bersifat tetap. Genotip adalah seluruh himpunan gen
pada sebuah organisme. Genotip adalah satu set alel yang menentukan suatu
karakteristik ataupun sifat tertentu (fenotip). Genotip ada dalam bentuk data
genetik seperti DNA atau RNA.

e. Fenotip
Fenotip adalah bentuk yang diamati sebenarnya dari sifat. Dua alel pada gen
dapat menentukan bahwa seseorang memiliki mata biru, alel penyusun genotip dan
warna biru adalah fenotip

f. Homozigot
Homozigot adalah keadaan genotipe yang memiliki alel sama (alel dominan
saja atau alel resesif saja).

g. Heterozigot
Heterozigot adalah keadaan genotipe yang terdapat alel tidak sama (alel
dominan dan resesif bersama).
D. Chi Square
Dalam genetika, chi-square (chi kuadrat) sering kali digunakan untuk menguji
apakah data yang diperoleh dari suatu percobaan itu sesuai dengan ratio yangkita
harapkan atau tidak. Di dalam suatu percobaan jarang sekali kita memperoleh data
yang sesuai dengan yang kita harapkan (secara teoritis). Hampir selalu menjadi
penyimpangan. Penyimpangan yang kecil relatif lebih dapat diterima pada
penyimpangan yang besar. Selain itu, apabila penyimpangan tersebut semakin sering
terjadinya dapat dikatakan semakin normal dan cenderung lebih dapat diterima
daripada penyimpangan yang jarang terjadi. Sekarang yang menjadi pertanyaan
adalah seberapa besar penyimpangan itu dapat diterima dan seberapa sering terjadinya
atau berapa besar peluang terjadinya, dan jawabannya dapat dicari dengan uji X2.
Rumus X2 adalah:

(O−E)2
X2 =
E

O (Observed) adalah hasil pengamatan, sedangkan E (Expected) adalah data


yang diharapkan secara teoritis, dan ∑ jumlah dari nilai X2 untuk setiap kategori.
Semakin kecil nilai X2 menunjukan bahwa data yang diamati semakin tipis
perbedaannya dengan yang diharapkan. Sebaliknya semakin besar X2 menunjuka
semakin besar pula penyimpangannya. Batas penyimpangan yang diterima atau besar
peluang terjadinya nilai penyimpangan yang dapat diterima hanya satu kali dalam 20
percobaan (peluang  1/20 = 0,05) maka pada P = 0,05 adalah atau ditolaknya data
percobaan, selain itu data juga dapat dianalisis melalui distribusi tipe kelahiran, rataan
jumlah anak per kelahiran, bobot lahir, dan bobot sapih serta melalui analisis statistik
berupa rataan sifat, koefisien varians, analisis ragam dan keunggulan relatif (Dedi.
2006).
BAB III
BAHAN DAN METODE

A. WAKTU DAN TEMPAT

Tanggal : 18 Desember 2020

Jam : 17.00-17.30 WIB

Tempat : Rumah Ichsan ( Cileungsi )

B. ALAT DAN BAHAN

Alat : Alat Tulis

Bahan : 2 Uang Logam

C. METODE PELAKSANAAN
1. Menyiapkan uang logam sebanyak 2 buah.
2. Membuat label untuk tiap sisi pada uang logam pertama.
A = Pada lambang Garuda
a = Pada lambang uang Rp 500,-
3. Membuat label pada sisi logam kedua.
A = Pada lambang Garuda
a = Pada lambang uang Rp 500,-
4. Melakukan pengulangan sebanyak 200 kali
5. Mencatat setiap hasil pengamatan di lembar data pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN
Permisahan : A = Angka sebagai jantan ♂
a = Garuda sebagai betina ♀

Frekuensi
No Genotif Fenotif

Turus Jumlah
IIIII IIIII IIIII IIIII
1. AA IIIII IIIII IIIII IIIII 54

Angka IIIII IIIII IIII


IIIII IIIII IIIII IIIII
2. Aa
IIIII IIIII IIIII IIIII 99
IIIII IIIII IIIII IIIII
IIIII IIIII IIIII IIIII
IIIII IIIII IIIII IIII
IIIII IIIII IIIII IIIII
3. aa Garuda IIIII IIIII IIIII IIIII 47
IIIII III

Jumlah 2000 200

B. PEMBAHASAN
Praktikum Genetika mengenai Simulasi Persilangan Monohibrid bertujuan
untuk membuktikan Hukum Mendel 1, diantaranya membuktikan adanya prinsip
segregasi secara bebas, membuktikan perbandingan Mendel pada F2 persilangan
monohibrid yaitu perbandingan genotipe 54 : 99 : 47dan perbandingan fenotipe
153:47
Dalam simulasi persilangan monohibrid, disilangkan angka (AA) disilangkan dengan
garuda (aa), Angka dominan terhadap garuda.
Percobaan kali ini menggunakan sebuah koin sebagai model gen. Angka
diumpamakan sebagai gen jantan dengan genotip AA dan garuda diumpamakan
sebagai gen betina dengan genotip aa yang disilangkan. Gamet jantan dan betina
dipertemukan secara acak. Persilangan yang terjadi adalah sebagai berikut:

 Persilangan
P1 Angka Garuda
(AA) X (aa)
A a

F1 Aa
(Angka Garuda)

P2 Aa X Aa
A A
a a

F2 AA, Aa, Aa, aa

Genotip AA : Aa : aa
54 : 99 : 47

Fenotip Angka : Garuda


153 : 47

Pengambilan secara acak dan mempertemukannya membuktikan adanya


prinsip dari segregasi (Hukum Mendel 1) yang menyatakan bahwa dua alel untuk
suatu sifat terwariskan bersegregasi (memisah) selama pembentukan gamet dan
akhirnya berada dalam gamet gamet yang berbeda (Campbell, 2010). Setiap individu
bersifat haploid, yakni ditandai dengan memiliki sepasang alel untuk satu sifat. Angka
dominan terhadap garuda.
Percobaan persilangan monohibrid adalah perkawinan yang menghasilkan
pewarisan satu karakter dengan satu sifat beda. Perbandingan fenotip yang ditemukan
dalam persilangan monohibrid tidak sepenuhnya merupakan perbandingan yang pasti.

Uji Chi-Square Genotip

Genotip O E (O – E) (O – E)2
AA 54 53,972 0,025 0,000625
Aa 99 99,012 -0,012 0,000144
aa 47 47,014 -0,014 0,000196
∑ 199,998 ∑ 0,000965

(O−E)2
X2 =
E
0,000965
X2 =
199,998
X2 =0
X2 hitung =0
α = 0,05
d =n–1
d =3–1
d = 2 ; α = 0,05  5,99
X2 tabel = 5,99
X2 hitung < X2 tabel
Diterima bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan harapan (H0).

Uji Chi-Square Fenotip

Fenotip O E (O – E) (O – E)2
Gambar 153 152,996 0,004 0,0016
Angka 47 47,003 -0,003 0,009
∑ 199.99 ∑ 0,0106

(O−E)2
X2 =
E
0,0106
X2 =
199.99
X2 =0
X2 hitung =0
α = 0.05
d =n–1
d =2–1
d = 1 ; α = 0.05  3.84
X2 tabel = 3.84
X2 hitung < X2 tabel
Diterima bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan harapan (H0).
BAB V
KESIMPULAN

1. Pengambilan dan mempertemukannya secara acak membuktikan adanya prinsip


dari segregasi (Hukum Mendel 1).
2. Pada persilangan monohibrid, didapat perbandingan fenotip untuk Angka : garuda,
153 : 47.
3. Persilangan monohibrid pada percobaan merupakan data dominansi sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga


Endra, Neo et al. 2003. Identifikasi Polimorfisme pada Fragmen ND-5 DNA
Mitokondria Sapi Benggala dan Madura dengan Teknik PCR-RFLP. Jurnal
Biodiversitas. Vol 4 No : 1
Roini,C.2013.Organisasi Konsep Genetika Pada Buku Biologi Sma Kelas Xii.Jurnal
EduBio Tropika.Vol 1, No 1 hlm. 1-60
Suryo. 2008.Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pres.
Pardal.S.J,dkk.2014. Insertion Patern of Partenocarpy, DefH9-iaaM on Transgenic
Tomato Lines. Berita Biologi. 13(2)

Anda mungkin juga menyukai