6.sumber Ajaran Islam
6.sumber Ajaran Islam
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................4
1.3 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
1.1 Al – Qur’an
2.1.2 Pengertian Al-Qur’an..........................................................................5
2.1.3 Sejarah Kodifikasi Al-Qur’an.............................................................6
2.1.4 Isi Pokok Ajaran Islam........................................................................8
2.1.5 Fungsi, Tujuan dan Kedudukan Al-Qur’an.........................................8
2.1.6 Nama-nama Al-Qur’an dan Kandungan............................................9
2.1.7 Tafsiran Al-Qur’an...........................................................................10
2.2. Al- Sunnah
2.2.1 Pengertian Sunnah ...........................................................................12
2.2.2 Kedudukan dan Fungsi Sunnah........................................................12
2.2.3 Klasifikasi Sunnah............................................................................14
2.3 Ijtihad
2.3.1 Pengertian Ijtihad..............................................................................16
2.3.2 Landasan Ijtihad................................................................................16
2.3.4 Prinsip-prinsip Ijtihad........................................................................17
2.3.5 Macam-macam Ijtihad.......................................................................18
BAB III PENUTUP..............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
BAB I
2
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang Al-Qur’an
2. Dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang Sunnah atau Hadist
3. Dapat mengetahui lebih detail apa itu Ijtihad.
BAB II
3
PEMBAHASAN
2. 1 Al- Qur’an
2.1.2 Pengertian Al-Qur’an
4
2.1.3 Sejarah Kodifikasi Al-Qur’an
Al- Qur’an tidak diturunkansecarasekaligus, Al-Qur’an
turunsecaraberangsu-angsurselama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Para
ulamamembagimasaturunnya Al-qur’an ini di bagimenjadiduaperiode,
yaituperiodeMekkahdanperodeMadinah.
PeriodeMekkahberlangsungselama 12
tahunyaitumasakenabianRasulullah SAW dansurat-surat yang
turunpadawaktuinitergolongsuratmakkiyah. SedangkanperiodeMadinah
yang dimulaisejakperistiwahijrah yang berlangsungselama 10
tahundansurat yang turunpadawaktuitudisebutsuratMadaniyah.
Al- Qur’an terdiridari 114 surah, 30 juz, dan 6.236
ayatmenuruthafsh, 6.262 ayatmenurutriwayat Ad-dur, atau 6.214
ayatmenurutriwayatWarsy. Ayat 0 ayat yang
turunpadaperiodemekkah( ayatMakkiyah ) sekitar 4.780 ayat yang
tercakupdalam 86 surah. Ayat-ayat yang turunpadaperiodeMadinah
( ayatMadaniyah ) sekitar 1.456 ayat yang tercakupdalan 28 surahAl-
Qur’an diturunkankepadaNabi Muhammad SAW melaluiberbagaicara,
antara lain :
MalikatJibrilmemasukkanwahyuitu kedalamhatiNabi Muhammad
SAW tanpamemperlihatkanwujudaslinya. Nabi saw tiba-
tibasajamerasakanwahyuitutelahberadadidalamhatinyaMalikatJibrilmen
ampakkandirinyasebagaimanusialaki-lakidanmengucapkan kata-kata
dihadapanNabiSAW.WahyuturunkepadaNabi SAW
sepertigemerincinglonceng. MenurutNabi SAW carainilah yang paling
beratdirasakan, sampai-sampaiNabi SAW
mencucurkankeringatmeskipunwahyuituturundimusimdingin yang
sangatdingin.Malikatjibrilturunmembawawahyudenganmenampakkanw
ujud yang aslinya. Setiap kali mendapatwahyuNabi SAW
lalumenghafalnya. Beliaudapatmengulangiwahyu yang
diterimatepatsepertiapa yang telahdisampaikanjibrilkepadanya.
Kodifikasiataupengumpulan Al-
Qur’an sudahdimulaisejakzamanRasulullah SAW, bahkansejak Al-
Qur’an diturunkansetiap kali saatNabi SAW menerimawahyu, Nabi
SAW langsungmembacakannyadihaapan para sahabat. KarenaNabi
SAW memangdiperintahkanuntukmengajarkan Al- Qur’an
kepadamereka.
DisampingituNabi SAW,menyuruhmerekauntukmenghafalkanayat-
ayat yang telahdiajarkan, Nabi SAW jugamemerintahkan para
5
shabatutukmenuliskannyadiataspelepah-pelepahkurma, lempeng-
lempenganbatu, dankeping-kepingtulang.
6
2.1.4 Isi Pokok Ajaran Islam
7
2.1.6 Nama-Nama Al-Qur’an dan Kandungannya
1. Al- Furqan, artinya pembeda atau pemisah. sebagai pedoman hidup dan
kehidupan manusia. Al-Qur’an menyajikan norma dan etika secara jelas,
tegas dan tuntas, sehingga terpisahkan antara norma-norma yang hak dan
yang batil. Nama ini terdapat dalam surat Al-Furqan (25): 1.
2. Al- Dzikr, artinya peringatan. Nama ini menunjukkan fungsi Al-Qur’an
saaebagai motivator amal, yaitu agar manusia beramal baik dan konsisten
dengan kebijakannya, sebab seluruh amal akan diminta
pertanggungjawabannya kelak dihari pembalasan. Nama ini terdapat dalam
surat Al- Hijr (15): 9.
3. Al- Huda, artinya petunjuk. Nama ini menunjukkan fungsi Al-Qur’an
selaku petunjuk yang hanya dengannya manusia dapat mencapai ridha
Allah. Nama ini terdapat dalam surat At-Taubah (9):33.
4. Al- Kalam, artinya ucapan atau pembicaraan. Nama ini menunjukkan
bahwa Al-Qur’an seluruhnya ucapan Allah. Dalam kaitan ini terkandung
jaminan bahwa Al-Qur’an itu suci dan lurus sebab datang dari yang Maha
Suci dan Maha Benar. Nama ini terdapat dalam surat At-Taubah (9): 6.
5. Al- Kitab, artinya sesuatu yang ditulis. Dalam nama ini terkandung isyarat
perintah kepada Nabi agar menuliskan wahyu Allah, dan mengandung
prediksi bahwa Al-Qur’an akan menjadi mushaf abadi yang dapat ditulis
dan dibaca. Nama ini terdapat dalam surat Al- Kahfi (18): 1.
6. Al- Nuur, artinya cahaya. Nama ini menunjukkan fungsi Al-Qur’an sebagai
penerang atau pemberi cahaya dalam kegelapan. Hati manusia berada
didalam rongga dada, ia gelap dengan kungkungan jasad luar manusia dan
semakin gelap lagi lantaran perbuatan manusia. Al- Qur’an memantulkan
cahaya Allah dan karenanya ia mampu menembus bungkus jasad manusia
dan menyinari rongga dadanya sehingga kegelapan menjadi sirna. Nama
ini terdapat dalam surat An-Nisa (4): 174.
7. Al- Syifa, artinya obat (penawar). Nama ini menunjukkan bahwa Al-
Qur’an memiliki fungsi sebagai obat, penawaran atau penyembuhan.
Sasaran penyembuhannya adalah segala macam bentuk penyakit hati,
seperti kecemasan, kegelisahan, kekecewaan dan hal-hal yang
mengakibatkan kegoncangan dan keresahan. Di sini Al-Qur’an dapat
menjadi faktor penyembuhan yang dapat memberikan ketenangan dan
ketentraman. Nama ini terdapat surat Al- Isra (17): 82.
8
2. Prinsip-prinsip syari’ah, yakni hukum-hukum yang mengatur hubungan
antara manusia dengan tuhannya, manusia dengan manusia, dan hubungan
manusia degan mahluk lainnya atau alam sekitarnya.
3. Janji dan ancaman, seperti janji kepada orang-orang yang berbuat baik,
dan ancaman kepada orang-orang yang berbuat jahat atau dosa.
4. Sejarah atau kisah-kisah masa lalu, seperti kisah para Nabi dan Rasul,
orang-orang sholeh, masyarakat atau bangsa-bangsa terdahulu.
5. Ilmu pengetahuan, yakni informasi-informasi tentang manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan, langit, bumi, matahari, bulan, bintang dan lain
sebagainya.
9
ayat, melainkan dicari ayat-ayat yang berhubungan dengan tema yang
sedang dibahas.
10
2.2 Al – Sunnah
11
Landasan yang lebih jelas tentang kedudukan Sunnah dan Hadist
dijadikan sumber ajaran islam, adalah :
1. Al-Qur’an, banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang
keharusan taat dan mengikuti Rasul atau Sunnahnya, seperti ayat-
ayat tersebut QS. An-Nisa (4):59, Al-Hasyr (59):7, dan Al-Ahzab
(33):21.
2. Hadist (Sunnah) Rasul, di antaranya : “Telah aku tinggalkan bagimu
dua perkara, dan kamu tidka akan tersesat selama berpegang teguh
kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah
Rasulnya”.
3. Unsur Iman dan Ijma’, umat islam telah sepakat bahwa diantara
Rukun Iman adalah percaya bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan
Allah (Rasulullah), dan sepakat pula untuk taat mengamalkan
seluruh ajaran dan ketentuannya, sebagimana mereka sepakat untuk
taat mengamalkan Ak-Qur’an dan menjadikan sebagai sumber
ajaran.
12
2.2.3 Klasifikasi Sunnah (Hadist)
Terdapat beberapa istilah dalam tubuh hadist yang sangat erat
hubungannya dengan klasifikasi hadist atau macam-macamnya, di
antaranya adalah sebagai berikut : contoh tubuh hadist : Dari Umar bin
Khatab, ia berkata : Rasulullah SAW. Bersabda: “Hendaklah kamu
sekalian beriman kepada Allah, para malaikat-malikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir dan percaya kepada ketentuan
(qadar), baik mengenai qadar yang baik maupun yang buruk” (HR.
Imam Bukhari).
Tubuh Hadist diatas mencakup :
1. Sanad, adalah sandaran atau jalan yang menghubunhkan materi
hadist (matan) dari satu sahabat kepada sahabat yang lainnya
hingga sampai kepada sandaran pokok yaitu Nabi Muhammad
SAW. Sanad berarti juga orang yang meriwayatkan hadist.
2. Matan, yaitu materi berita atau pembicaraan yang diover oleh sanad
yang terakhir.
3. Rawi, adalah orang yang menyampaikan matan hadist sejak nabi
Muhammad hingga akhirnya sampai kepada para penghimpun
hadist, atau orang yang menuliskan matan hadist yang diterimanya
atau yang didengarnya dalam sebuah kitab.
13
5. Hadist Ahad, yaitu hadist yang diriwayatkan oleh satu, dua atau
tiga orang bahkan lebih, tetapi tidak mecapai syarat-syarat hadist
mutawatir dan masyhur.
Ditinjau dari segi kualitas hadist atau mutunya, maka terbagi
kepada :
1. Hadist Shahih, yaitu hadist yang diriwayatkan oleh orang-orang
adil, baik dan jujur, serta kuat hafalannya, sempurna ketelitiannya,
sanadnya bersambung kepada Rasul, tidak mempunyai cacat, dan
tidak bertentangan dengan dalil atau periwayatan yang lebih kuat.
2. Hadist Hasan, yaitu hadist yang diriwayatkan oleh orang-orang
adil, baik dan jujur, sanadnya bersambung kepada Rasul, tidak
mempunyai cacat, dan tidak bertentangan dengan dalil atau
periwayatan yang lebih kuat, tapi kekuatan hafalan dan ketelitian
perowinya kurang baik.
3. Hadist Dla’if, yaitu hadist yang lemah karena perowinya tidak baik
dan tidak adil, terputus sanadnya, punya cacat, bertentangan
dengan dalil atau periwayatan yang lebih kuat atau karena cacat
lainnya
14
2. Jika hadist itu menuduh para sahabat dan keluarga Nabi, dengan
tuduhan yang tidak baik.
3. Jika hadist itu bertentangan dengan akal, atau bertentangan dengan
ajaran-ajaran islam yang terang dan jelas.
4. Jika masalah yang terdapat di dalam hadist itu tidak benar atau
kata-kata dan redaksi bahasanya tidak sesuai dengan idiom dan tata
bahasa Arab.
5. Jika masalah yang dibicarakan dalam hadist tidak sesuia atau tidak
pantas bagi martabat Nabi.
2.3 Ijtihad
15
peperangan. Pada umumnya Abu Bakar menolak, mengingat hal itu
tidak pernah dilaksanakan oleh Rasulullah. Kemudian Abu Bakar
menerimanya, mengingat bahwa hal itu merupakan suatu kebaikan
bagi kepentingan umat Islam agar kitab Sucinya tetap terpelihara
hingga akhir jaman.
16
4. Dalam proses berijtihad hendaknya dipertimbangkan faktor-faktor
motivasi, kemaslahatan dan kemanfaatan umum serta nilai-nilai
yang menjadi jiwa atau nafas Islam.
5. Keputusan hukum yang ditentukan melalui Ijtihad tidak boleh
bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa sumber ajararan islam
adalah mempunyai tiga unsur awal mulanya pembentukan yaitu Al-
Qur’an, Sunnah atau Hadist, dan Ijtihad. Maka bila kemudian ditangkap
oleh kita ketiga unsur dari adanya sumber ajaran islam adalah Al –
Qur’an sebagai Kalamu Allah yang merupakan wahyu an Sunnah atau
Hadist sebagai bimbingan dan keteladanan Nabi Muhammad SAW
kepada umatnya dalam menjalani agama Islam dengan baik dan benar.
Setelah itu sahabat Rasulullah mempelajari Al Qur’an dan Hadist
tersebut sehingga mereka berpengetahuan dan mempunyai kebijakan
yang tidak diragukan lagi kebenarannya dan itulah Ijtihad para ulama
sebagai sumber ajaran Islam.
3.2 Saran
Bahwa dalam mempelajari agama islam adalah hendaknya dimulai
dari sumber ajaran agama tersebut dimana didalam sumber ajaran
tersebut terdapat hal yang mendasar untuk diketahui sehingga
pengetahuan mengenai ajaran agama Islam tersebut akan dicapai dan
diperoleh dengan baik dan benar .
19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/dyahistiningtyas/5dadb4cdc0cfa1410d2e88e2/maca
m-macam-metode-ijtihad
20