Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN TOPOGRAFI

DESAIN SURVEI
AKUISISI DATA VLF (VERY LOW FREQUENCY)

Oleh:
DIO TRI SATRIA
115.190.059
KELOMPOK 05

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
DESAIN SURVEI
AKUISISI DATA VLF (VERY LOW FREQUENCY)

Laporan ini disusun sebagai syarat mengikuti acara Praktikum Perpetaan


Topografi selanjutnya, tahun ajaran 2020/2021, Program Studi Teknik Geofisika,
Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.

Disusun Oleh:

DIO TRI SATRIA


115.190.059

ACC 1 ACC2

Ra’sa Rama Rahmatulloh Gilang Abdurrozaq Hidayat

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin atas segala nikmat iman, islam, kesempatan,


kemudahan, serta kekuatan yang diberi ALLAH SWT sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini, Shalawat teriring salam untuk tuntutan serta suri
tauladan Rasululla SAW beserta keluarga dan sahabatanya yang senantiasa
menjunjung nilai-nilai Islam yang sampai saat ini dapat dinikmati seluruh umat
muslim didunia. laporan ini disusun untuk sebagai syarat untuk menyelesaikan
tugas Praktikum Perpetaan , Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Pembangunan Nasional”VETERAN”Yogyakarta (UPNVYK), Yogyakarta. Judul
laporan ini adalah “DESAIN SURVEY AKUISISI DATA MAGNETIK”
Dalam melakukan kegiatan praktikum ini, tentunya banyak sekali
hambatan yang telah penulis rasakan, oleh sebab itu, kami berterimakasih kepada
beberapa pihak terutama asisten laboratorium perpetaan topografi yang telah
membantu membina dan mendukung kami dalam mengatasi beberapa hambatan
yang kami rasakan.
Adapun laporan ini masih memiliki kekurangan. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan
ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan
kepada pembaca dan semoga untuk masa yang mendatang penulis dapat
menerapkan semua ilmu yang didapat untuk penulis dapat berguna untuk nusa dan
bangsa.

Lampung, 29 Oktober 2020

Dio Tri Satria

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Geologi Regional ......................................................................................... 3
2.2. Geologi Lokal............................................................................................... 3
2.3. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 4

BAB III. DASAR TEORI


3.1. Pengertian Peta ........................................................................................... 15
3.2. Jenis-jenis Peta ........................................................................................... 16
3.3. Peta Desain Survei ..................................................................................... 15
3.4. Software Globbal Mapper .......................................................................... 16
3.5. Software Surfer .......................................................................................... 15

BAB IV. METODE PENELITIAN


4.1. Diagram Alir Pengolahan Data .................................................................. 15
4.2. Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data ............................................. 16

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1. Peta Desain Survei ..................................................................................... 17

iv
5.2. Peta Desain Survei (Peta Geologi) ............................................................. 17
5.3. Peta Desain Survei (Peta Alterasi) ............................................................. 17

BAB VI. PENUTUP


6.1. Kesimpulan .................................................................................................. 5
6.2. Saran ............................................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran A. Peta Topografi Daerah Penelitian
Lampiran B. Peta Geologi Daerah Penelitian
Lampiran C. Peta Alterasi Daerah Penelitian
Lampiran D. Lembar Konsultasi 1 & 2

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Peta Desain Survey (topografi) ...................................................... 14


Gambar 5.2 Peta Desain Survey (Geologi) ........................................................ 15
Gambar 2.3 Peta Desain Survey (Altrasi) .......................................................... 16

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi yang menggunakan
prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah fisika. (BISRI MUSTOFA : 2008). Atau
secara defisini geofisika dapat diartikan sebagai perpaduan ilmu fisika dan
ilmu geologi yang mempelajari sifat-sifat fisis dari kulit luar bumi untuk
mengetahui sturuktur permukaan bumi yang bermanfaat untuk mencari
cabakan-cabakan mineral. (ANGKASA , VOLUME 22-23 : 1974).
Dalam ilmu geofisika ada banyak metode yang digunakan untuk
dapat mengetahui struktur peyusun bumi, namun dalam laporan ini metode
yang akan dibahas oleh penulis yaitu adalah metode VLF ( VERY LOW
FREQUENCY ). Yaitu salah satu metode geofisika yang memanfaatkan
komponen magnetic dari medan elektromagnetik yang ditimbulkan oleh
pemancar gelombang radio berfrekuensi sangat rendah yaitu ber kisar dari 15-
30 kHz yang medan magnet ini dipancarkan berperan sebagai medan primer.
Dan pada metode ini digunakan penulisbertujuan untuk mengetahui
perubahan konduktivitas medium berdasarkan sifat-sifat gelombang EM yang
berfrekuensi rendah.
Dalam melakukan survey geofisika untuk metode VLF ini
membutuhkan desain survey dari gambaran kenampakan permukaan
tersebut, dan hal ini dibutuhkan juga selain dengan adanya peta untuk
eksplorasi MIGAS, dan tambang bijh. Ke dua hal ini memerlukan gambaran
terlebih dahulu sebelum terjun kelapangan hal ini bermaksud untuk
mempermudah pemahaman medan yang akan dilalui saat lapangan.

1.2.Maksud dan Tujuan


Maksud dari penelitian ini adalah penulis dapat memahami apa itu
peta desain survey serta penulis dapat mengetahui struktur permukaan bumi

1
melalui metode yang digunakan dan dapat di interpretasikan dalam sebuah
peta desain survey.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini, yaitu agar penulis dapat
mengetahui tools pada software dan pertimbangan-pertimbangan sebelum
pembuatan desain survey dan penulis dapat menghasilkan output berupa peta
menggunakan desain survei software Global Mapper dan software Surfer
dalam hal ini pembuatan peta menggunakan desain survei mendapatkan ouput
berupa peta topografi, peta geologi dan peta alterasi serta penulis dapat
memetakan pola permukaan yang di plot melalui citra satelit dengan metode
VLF (VERY LOW FREQUENCY) serta dari penelitian ini dapat
dihasilkamya peta-peta desain survey

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Geologi Regional


Geomorfologi regional daerah ini termasuk dalam zona Pegunungan
Kulon Progo yang berada di bagian tengah. Terdapat beberapa formasi yang
membentuk daerah penelitian dari yang paling tua yaitu Formasi Kebobutak yang
terdiri dari lava andesit, breksi autoklastik dan breksi andesit kemudian diterobos
oleh batuan beku andesit dan dasit. Selanjutnya secara tidak selaras menumpang
di atasnya Formasi Jonggrangan yang terdiri dari batugamping koral dan batupasir
gampingan (Raharjo dkk., 1995). Terdapat tiga fase tektonik yang mempengaruhi
pembentukan daerah Kulon Progo. Pengangkatan pada Oligosen Awal – Akhir
yang mengaktifkan vulkanisme, penurunan pada Miosen Awal – Tengah, dan
pengangkatan kembali pada Pliosen – Pleistosen. Struktur geologi yang berperan
yaitu berupa sesar geser pada daerah penelitian yang berarah baratlaut - tenggara
dan barat - timur yang berjenis dekstral. Gaya pembentuk struktur tersebut relatif
berarah utara – selatan, Dan ada beberapa satuan morfologinya kembali yaitu :
a) Satuan Pegunungan Kulon Progo
Satuan ini memanjang dari selatan ke utara dan menempati bagian Daerah
Istimewa Yogyakarta, yang meliputi kecamatan Kokap, Girimulyo dan
Samigaluh dengan kemiringan lereng sekitar 15° - 16°.
b) Satuan Perbukitan Sentolo
Satuan ini penyebaran sempit, karena terpotong oleh Sungai Progo yang
memisahkan wilayah kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo,
meliputi kecamatan Pengasih dan Sentolo dengan ketinggian antara 50-
150 m dpal dengan kelerengan sekitar 15°.
c) Satuan Teras Progo
Terletak di sebelah utara satuan Perbukitan Sentolo dan di sebelah timur
pegunungan Kulon Progo yang meliputi kecamatan Nanggulan,
Kalibawang, terutama di wilayah tepi Kulon Progo.
d) Satuan Dataran Aluvial

3
Memanjang dari barat-timur yang meliputi kecamatan Temon, Wates,
Panjatan, Glur. Satuan ini didominasi oleh sawah dan pemukiman.
e) Satuan Dataran Pantai
Satuan ini masih dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
 Sub satuan Gumuk Pasir
Sub Satuan ini tersebar di sepanjang pantai selatan Yogyakarta,
yaitu pantai Glagah dan Congot. Pantai Glagah juga merupakan
tempat bermuaranya sungai Progo dan Serang yang membawa
material sedimen. Sehingga di sini banyak ditemukan gumuk-
gumuk pasir hasil endapan sedimen dari darat dan laut yang
dibantu oleh energi angin.
 Sub Satuan Dataran Aluvial Pantai
Sub satuan ini terletak di sebelah utara satuan gumuk pasir dengan
sumber materialnya berasal dari gumuk pasir yang terbawa oleh
angin.
Sementara itu Secara stratigrafi regional, daerah penelitian termasuk dalam
zona Pegunungan Kulon Progo yang berada di bagian tengah. Terdapat
beberapa formasi yang membentuk daerah penelitian dari yang paling tua
yaitu Formasi Kebobutak yang terdiri dari lava andesit, breksi autoklastik dan
breksi andesit kemudian diterobos oleh batuan beku andesit dan dasit.
Selanjutnya secara tidak selaras menumpang di atasnya Formasi Jonggrangan
yang terdiri dari batugamping koral dan batupasir gampingan. Terdapat tiga
fase tektonik yang mempengaruhi pembentukan daerah Kulon Progo.
Pengangkatan pada Oligosen Awal –Akhir yang mengaktifkan vulkanisme,
penurunan pada Miosen Awal –Tengah, dan pengangkatan kembali pada
Pliosen –Pleistosen.

2.2. Geologi Lokal


Stratigrafi daerah penelitian dibagi menjadi tiga yaitu lava andesit berumur
Oligosen Akhir - Miosen Awal yang kemudian secara setempat diterobos oleh
batuan beku andesit dan selanjutnya batugamping terumbuyang menumpang

4
secara tidak selaras berumur Miosen Akhir. Struktur geologi yang membentuk
daerah penelitian adalah tiga sesar geser dekstral, sesar geser dekstral Kali Gono 1
berarah barat – timur terbentuk lebih dahulu kemudian selanjutnya dipotong oleh
sesar geser dekstral Kali Gono 2 dan 3 berarah baratlaut – tenggara. Sesar geser
dekstral Kaligono 1 dan 2 memfasilitasi munculnya setempat retas andesit dan
sebagai channel way fluida hidrotermal pembawa mineralisasi. Mineralisasi
utama terjadi pada lava andesit dan retas andesit. Pada peta geologi daerah
penelitian menunjukkan arah orientasi kehadiran urat berarah relatif barat - timur
dan baratlaut – tenggara searah dengan struktur geologi pengontrol mineralisasi

2.3. Penelitian Terdahulu


Pada penelitian di daerah Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupatern
Purworejo, Jawa Tengah agar memudahkan dalam melakukan pelaksanaan
akuisisi nantinya maka dibutuhkan adanya referensi seperti penelitian penelitian
yang telah ada sebelumnya untuk memberi gambaran seperti apa daerah yang
akan diteliti.
Daerah penelitian kali ini ada pada daerah Pegunungan Kulonprogo yang
merupakan jalur vulkanik yang sudah berumur Oligo-Miosen. Karena hal tersebut
maka jejek peninggalannya ditemukan sebuah Alterasi yang ada di daerah
Kaligono, Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah.
Akibat adanya alterasi di daerah tersebut teridentifikasi mengandung
mineral logam, kemudian dilakukan penelitian mnggunakan metode pemetaan
geologi dan analisis petrografi dan minergrafi. Alterasi yang ditemukan yaitu,
Silisifikasi, Argilik dan Propilitik, dan juga pada daerah tersebut terbentuk
mineralisasi pada urat karbonat dan urat kuarsanya. (Faisal Dkk,2017).
Stratigrafi daerah penelitian tersusun oleh satuan lava andesit, intrusi
andesit dan satuan batugamping terumbu dengan struktur geologi berupa kekar
dan tiga sesar geser dekstral diperkirakan. Sesar berarah relatif barat – timur dan
baratlaut – tenggara. Struktur sesar inilah merupakan faktor pengontrol proses
pembentukan alterasi hidrotermal dan mineralisasi bijih. Alterasi yang berasosiasi
dengan endapan epitermal sulfidasi rendah tersebut yaitu silisifikasi, argilik, dan
propilitik. Mineral penciri alterasi yaitu klorit, epidot, kalsit, mineral lempung

5
(illit, smektit) dan kaolinit, illite, silica serta silica, clay. Mineralisasi bijih yang
terbentuk yaitu magnetit (Fe2O3) – kalkopirit (CuFeS2) - pirit (FeS2) – hematit
(Fe2O3). Berdasarkan data pemetaan dan analisis mineralogi ubahan batuan
samping serta tekstur urat dapat disimpulkan bahwa tipe endapan emas
hidrotermal di daerah penelitian berupa endapan epitermal tipe sulfidasi rendah.
Penelitian ini masih sangat awal sehingga direkomendasikan untuk melakukan
penelitian detail seperti beberapa aspek geokimia dan genetik endapan untuk
kegiatan eksplorasi lebih lanjut.

6
BAB III
DASAR TEORI

3.1. Pengertian Peta


Peta adalah Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang berisi
fenomena alam dan fenomena buatan memuat informasi yang diperlukan
dalam pengelolaan sumberdaya di berbagai bidang pembangunan termasuk
bidang perencanaan tata ruang, kehutanan, perkebunan, pertanian, kelautan,
pertambangan dan lain sebagainya. Secara umum peta diartikan sebagai
gambaran konvensional dari pola bumi yang digambarkan seolah olah dilihat
dari atas ada bidang datar melalui satu bidang proyeksi degan dilengkapi
tulisan tulisan untuk identifiksinya.

3.2. Jenis-jenis Peta


Jenis peta berdasarkan sumber datanya :
 PetaInduk(BasicMap)
Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan.
Peta induk ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta
topografi, sehingga dapat dikatakan pula sebagai peta dasar (basic map).
Peta dasar inilah yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta
lainnya.
 PetaTurunan(DerivedMap)
Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang
sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta
turunan ini tidak bisa digunakan sebagai peta dasar.

Jenis peta berdasarkan isi yang disajikan :

 Peta Umum

7
Peta umum yaitu peta yang menggambarkan semua unsur topografi di
permukaan bumi, baik unsur alam maupun unsur buatan manusia, serta
menggambarkan keadaan relief permukaan bumi yang dipetakan. Peta umum
dibagi menjadi 3, sebagai berikut :

 Peta topografi. peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap


dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta
digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta
yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang
sama.
 Peta chorografi, peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian
permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang.
Contoh peta chorografi adalah atlas.
 Peta dunia peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah
yang sangat luas.

Jenis peta berdasarkan skalanya :

 PetaKadaster/PetaTeknik
Peta Kadaster mempunyai skala sangat besar antara 1 : 100 – 1 : 5000 Peta
kadaster ini sangat rinci sehingga banyak digunakan untuk keperluan
teknis, misalnya untuk perencanaan jaringan jalan, jaringan air, dan
sebagainya.
 Peta Skala Besar
Peta Skala Besar mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000.
Biasanya peta ini digunakan untuk perencanaan wilayah.
 Peta Skala Sedang
Peta Skala Sedang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1: 500.000.
 Peta Skala Kecil
Peta Skala Kecil mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 :1.000.000.
 Peta Geografi/Peta Dunia
Peta Dunia mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.

Jenis peta berdasarkan bentuknya

 Peta Stasioner
Peta Stasioner menggambarkan keadaan permukaan bumi yang datanya
bersifat relatif tetap (stabil). Contohnya: peta topografi, peta geologi, peta
jenis tanah
 Peta Dinamis
Peta Dinamis menggambarkan keadaan permukaan bumi yang datanya
bersifat selalu berubah (dinamis). Contohnya: peta kepadatan penduduk,
peta sebaran korban bencana alam, peta jaringan komunikasi

8
3.3. Peta Desain Survei
Peta Desain Survei adalah suatu penelitian survey atau survey bertujuan
untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara
mewawancarai sejumlah kecil dari populasi tersebut. Survey dapat digunakan
dalam penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif maupun eksperimental.
Desain survey bertujuan untuk memberikan arahan dan mempermudah dalam
proses survey di lapangan untuk mencari data.
Peta desain survey dalam geofisika adalah dalam penelitian yang dilakukan
oleh geologi atau geofisika desain survey berarti pengambilan data atau informasi
tentang lokasi yang akan di eksplorasi melalui aplikasi software yang merekam
bentuk kenampakan dari suatu lokasi tersebut.

3.4. Software Globbal Mapper


Software Globbal Mapper adalah salah satu aplikasi (software)
pengelolahan data GIS (Geographics Information System) yang
digunakan untuk mengolah data berbasis pemetaan berupa data vector,
raster, data elevation, 3D View, conversion, dan beberapa feature
GIS, seperti pengelolahan citra satelit, menampilkan data 3D View atau
analisa data topografi. Format data yang bisa diolah menggunakan Global
Mapper berkisar 250 format data spasial yang salah satunya
adalah DEM, E00, CADRG/CIB, MrSID, DLG-O, SDTS DEM, DOQ,
DTED, DWG, DXF, ECW, GeoTIFF, Tiger/Line ,

Global Mapper Merupakan aplikasi pengolahan data GIS yang serbaguna dan
mudah untuk di praktikan. Global Mapper memiliki keunggulan antara lain :
 Mengelola dan convert data Vektor dan Raster
 Pengelolahan data penginderaan jauh : Georeferensing, Mozaik citra
satelit, Membuat Grid, dll.
 Generate kontur ke berbagai interval
 Melihat DEM ke berbagai bentuk tampilan seperti atlas, hilshade,
aspect, slope dan lain-lain
 mudah dalam Mengolah data Atribute, baik menegedit data atribute
yang sudah ada maupun menambahkan dan mengurangi data atribut
baru.

9
 Pengolahan data GPS , Mudah melacak setiap perangkat GPS yang
kompatibel yang terhubung ke port serial komputer melalui data apa
pun yang di-upload, menandai waypoint tanpa sambungan, serta
merekam log pelacakan
 akurat dalam menghitung jarak dan luas
 Kemampuan akses secara online ke berbagai sumber data citra,
peta topografi , DTM dan banyak lagi.
 dan masih banyak lagi

3.5. Software Surfer


Software Surfer adalah Surfer adalah salah satu perangkat lunak yang
digunakan untuk pembuatan peta kontur dan pemodelan tiga dimensi dengan
mendasarkan pada grid. Perangkat lunak ini melakukan plotting data tabular
XYZ tak beraturan menjadi lembar titik-titik segi empat (grid) yang
beraturan. Grid adalah serangkaian garis vertikal dan horisontal yang dalam
surfer berbentuk segi empat dan digunakan sebagai dasar pembentuk kontur
dan surface tiga dimensi, Surfer membantu dalam analisis kelerengan,
ataupun morfologi lahan dari suatu foto udara atau citra satelit yang telah
memiliki datum ketinggian.Aplikasi lain yang sering menggunakan surfer
adalah analisis spasial untuk mitigasi bencana alam yang berkaitan dengan
faktor topografi dan morfologi lahan. Surfer dapat memberikan gambaran
secara spasial letak potensi bencana.
Beberapa Fasilitas yang sobat bisa gunakan antara lain :
1. Contour Maps
2. 3D Surface Maps
3. Image Maps
4. Shaded Relief Maps
5. Post Maps
6. 3D Wireframe Maps
7. Vector Maps
8. Base Maps
9. Map Layers
10. Stacking Maps

10
11. Map Projections
12. Customize Your Map
13. Superior Gridding
14. Variograms
15. Faults and Breaklines
16. Grid Function

11
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Diagram Alir Pengolahan Data


Mulai

Membuka Software global


mapper dan surfer Geologi
regional
Plot 3 titik dilpangan

Peta topografi Pet geologi Peta altrasi

Digitasi peta

Analisa dan ploting titik pengukuran

Import ke surfer

Buat grid koordinat

Peta topografi Peta geologi Peta altrasi


desain survey desain survey desain survey

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 4.1. Diagram Alir Pengolahan Data

12
4.2. Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data
Dalam penelitian ini penulis membuat dan membahas langkahlangkah
yang dilakukan dalam pembuatan desain survey data akuisisi metode VLF adalah
sebagai berikut :
1. Memulai pembuatan dengan menyiapkan software yang akan digunakan yaitu ,
global mapper, dan surfer sebelum memulainya kita dapat meninjau kembali
pustaka mengenai daerah ini
2. Software Globbal Mapper adalah salah satu aplikasi (software) pengelolahan
data GIS (Geographics Information System) yang digunakan untuk mengolah
data berbasis pemetaan berupa data vector, raster, data elevation, 3D View,
conversion, dan beberapa feature GIS, seperti pengelolahan citra satelit,
menampilkan data 3D View atau analisa data topografi. Sedangkan Software
Surfer adalah Surfer adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk
pembuatan peta kontur dan pemodelan tiga dimensi dengan mendasarkan pada
grid. Yang mengunakan nilai dari titik X,Y,dan Z.
3. Sebelum melakukan plot titik desain survei pada peta sebelumnya mengatur
proyeksi peta menjadi UTM untuk daerah Indonesia dengan memilih -49
Southern, WGS 84 agar saat dihasilkan data lottitude dan longitude nya peta yang
dihasilkan sesaui dan tidak gepeng.
4. Plot minimal 3 titik titik nilai terukur untuk dapat membuat peta desain survey.
( boleh lebih 3 titik ),
5. Cari atau ambil data dari peta yang sudah ada yaitu peta topografi, peta gelogi,
dan peta altrasi .
6. Nilai lottitude dan longitude akan keluar, lalu kita cek apakah nilai error nya
sudah nol untuk mencegah adanya error yang terjadi saat plotting titik 1, 2, dan 3
7. Digitasi peta dengan menggunakan global mapper dengan memploting kembali
dan mengambil nilai koordinatnya
8. Analisa kembali nilai koordinat dari hasil plot sebelum ke tahap selanjutnya.
9. Import hasil plotingan ke surfer dalam bentuk file PNG
10. Tentukanlah luas pada area penelitian kemudian memperkirakan gambaran
permukaan dengan cara membuat gridnya.

13
11. Overlay ketiga peta tersebut yang telah dibuat lintasan tadi setelah overlay
maka akan dihasilkan peta desain survei geologi, peta desain survei topografi, dan
peta desain survei alterasi
12. Setelah itu kita dapat membuat peta peta desain survey sesuai dengan yang
ingin kita tentukan.
13. Pembahasan ini sendiri merupakan langkah lanagkah dan pembahasan masig-
masing gambar peta pada ke 3 gambar tersebut dengan data kualitatif dan
kuantitatif.
14. Kesimpulan
15. Selesai

14
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Peta Desain Survei

Gambar 5.1. Desain Survei Peta Topografi


Pada Gambar 5.1. merupakan hasil dari peta desain survey berupa peta
topografi pada daerah tempat penelitian dilakukan yaitu Kaligono, Kecamatan
Kaligesing, Kabupaten Purwerejo Provinsi Jawa Tengah. . Peta desain survei ini
mempunyai skala 1: 12.500, Dari peta tersebut data yang didapatkan
menggunakan metode VERY LOW FREQUENCY dengan 5 lintasan yang
didapat berdasarkan pengakuisisian metode VLF peta ini memiliki koordinat
maksimum (400500mE, 9144900mN) dan koordinat minimum (399000mE,
9143400mN) dengan luas kavling 1500 . Target pengukuran kali ini
merupakan sesar didaerah Kaligono,Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengahnantinya
akan jadi titik tempat dimana dilakukanya penelitian kembali.

15
Secara kualitatif, titik yang ada pada peta dari lintasan awal hingga lintasan
ke lima memili bentuk semakin memuncak sudut yang dibuatnya semankin
mendekat dengan ketinggian minimum 190 mdpl di lintasan pertama dan lintasan
ke 2 menunjukan derah yang landai hal itu dapat dilihat dari gambar kontur pada
peta yaitu garis yang renggang, Pada penelitian ini dilakukan pada daerah
pegunungan karena mempunyai kontur rapatan dan renggangan yang
menunjukkan kedudukan daerah tinggi dan kedudukan daerah rendah. Dan untuk
bagian lintasan ke 3-5 itu menunjukan dataran daerah yang curam ditandai dengan
garis kontur yang dilewati lintasan memiliki kerapatan pada tiap garisnya.
Dari peta diatas dapat di asumsikan bahwa arti garis kontur yang landai
menunjukan batuan yang ada daerah landai merupakan batuan yanag lunak dan
mudah tererosi dan tingkat resisitivitasnya sangat rendah batuan tersebut salah
satunya merupakan batuan sedimen. Hal ini diketahui melalui penelitan
menggunakan metode VLF namun menggunakan metode ini saat bertemu medan
yang curam akan mengalami kesulitan dalam pengambilan datanya sehingga akan
memakan waktu yang cukup banyak.
Sedangkan pada garis kontur yang dilewati lintasan yang memiliki tingkat
kerapatan dan menunjukan daerah curam tersusun dari batuan yang memiliki nilai
resistivita yang tinggi sehingga tak mudah tererosi.

5.2. Peta Desain Survei (Peta Geologi)

16
Gambar 5.2. Desain Survei Peta Geologi
Pada gambar Gambar 5.2. merupakan peta desain survey dari peta geologi , Peta
desain survei ini mempunyai skala 1:12.500. Peta ini mempunyai titik lintasan
berjumlah 5 lintasan berada pada koordinat maksimum (400500mE, 9144900mN)
dan koordinat minimum (399000mE, 9143400mN) dengan luas kavling 1500
pada hasil peta geologi diatas terdapat beberapa warna yang berbeda dimana tiap
warna menggambarkan formasi dan litologi yang berbeda sesuai pada keterangan
pada peta geologi yang sudah terlampir. Pada peta ini metode VLF berperan
untuk mencari nilai konduktiitas batu breksi vulkanik, dan resistivitas dari batu
karbonatan dan penggambaran dari struktur permukaan yanag tidak rata. Dan
peran dari lintasan yang dibuat sendiri yaitu sebagai penunjuk bentuk dari
struktur dari keadaan tanah dari lapisan permukaan lapangan penelitian. Dimana
terdapat adanya sesar, intrusi andesit, dan sebaran urat pada peta tersebut.
Penelitian ini sendiri bertujuan untuk mencari anomali melalui paramter yang
sudah ada, serta mencari sesar mendatar . dalam pencarian target sesar mendatar
sendiri perlu dilakukan overlay hal ini bertujuan untuk megetahui medan serta
ketinggian pada daerah penelitian.

17
Lintsan tersebut tersusun atas titik-titik dimana titik itu didapat dari
pengakuisisian data VLF yang ada serta penentuan dari target eksplorasi yang
diiginkan . dan target dari kasus ini sendri merupakan strutur geologi bwah
permukaan serta sesar .

5.3. Peta Desain Survei (Peta Alterasi)

Gambar 5.3. Desain Survei Peta Alterasi.


Pada Gambar 5.3. merupakan gambaran dari peta desain survey dari peta
altrasi , Peta desain survei ini mempunyai skala 1:12.500. Peta ini mempunyai
titik lintasan berjumlah 5 lintasan. Dengan pemilihan lintasan pada peta desain
survei diharapkan peneliti dapat mencapai target pengukuran. Target pengukuran
kali ini merupakan sesar didaerah Kaligono,Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah
dan berada pada koordinat maksimum (400500mE,9144900mN) dan koordinat
minimum (399000mE, 9143400mN) dengan luas kavling 1500 . Kemudian
jarak antar titik titik lintasan mempunyai jarak 75 meter isi dari peta altrasi ini
sendiri terdiri dari berbagai aspek seperti altrasi, aspek struktur geologi, aspek
geomorfologi dari peta ini telah ditentukan 5 lintasan akuisisi dari metode VLF

18
dengan jarak tiap lintasan 100m dimana tiap lintasan terdiri dari 11 16 10 10 dan 9
titik .
Penentuan titik ini sendiri bertujuan untuk mengetahui respon dn nilai
gelombang pada daerah tersebut, dalam peta tersebut dapat terlhat bahwa ada zona
altrasi dan jika di bandingkan pada peta geologi maka gambaran altrasi pada peta
ini merupakan intrusi dari andesit. Peta desain survei altrasi merupakan peta
yang menunjukkan desain survei pada peta altrasi. Peta altrasi merupakan peta
yang menunjukkan perubahan komposisi mineral pada batuan berdasarkan proses
kimia maupun fisika yang terkandung didalam permukaan. Penelitian kali ini
dilakukan didaerah Kaligono,Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah.
Dengan mlakukanya penelitian didaerah ini maka penulis dapat membuat peta
altrasi seperti gambar diatas dan dengan menggunakan metode VLF ini sendiri
bertujuan untuk menjabarkan respon dari nilai tiap altrasi. Altrasi yanf dimaksud
merupakan altrasi silisifikasi, altrasi agrilik dan altrasi propilitik.pada daerah
tempat dilakukanya penelitian ini tergolong sebagai altrasi yang memiliki
chargeability yang tinggi dan altrasi hidrotermal.

19
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan
berupa :
 Geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi yang menggunakan prinsip-
prinsip atau kaidah-kaidah fisika. (BISRI MUSTOFA : 2008).
 VLF ( VERY LOW FREQUENCY ) merupakan salah satu metode
geofisika yang memanfaatkan komponen magnetic dari medan
elektromagnetik yang ditimbulkan oleh pemancar gelombang radio
berfrekuensi sangat rendah.
 Peta Desain Survei adalah suatu penelitian survey atau survey bertujuan
untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar,
dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi tersebut.
 Peta desain survey dirancang menggunakan software GLOBAL MAPER
dan surfer bertujuan untuk mempermudah pemahaman medan yang akan
dilalui saat lapangan.
 Pada laporan ini data lapangan yang diambil terletak pada daerah
Kaliguno, Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah.
 Geologi Regional pada daerah ini termasuk dalam zona Pegunungan
Kulon Progo yang berada di bagian tengah. Terdapat beberapa formasi
yang membentuk daerah penelitian dari yang paling tua yaitu Formasi
Kebobutak yang terdiri dari lava andesit, breksi autoklastik dan breksi
andesi.
 Dan untuk Geologi local pada daerah ini Secara geografis, wilayah
Kecamatan Kaligesing terletak di ujung timur Kabupaten Purworejo dan
berbatasan langsung dengan Kabupaten Kulonprogo, DIY. Sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Purworejo.
 Pada ke 3 peta desain survey ini mempunyai skala 1:12.500. Peta ini
mempunyai titik lintasan berjumlah 5 lintasan. Dengan pemilihan lintasan

20
pada peta desain survei diharapkan peneliti dapat mencapai target
pengukuran.
 Dan berada pada koordinat maksimum (400500mE, 9144900mN) dan
koordinat minimum (399000mE, 9143400mN) dengan luas kavling 1500

 ke tiga peta ini memili interval lintasan tiap titik yaitu 75 m


 Bentuk permukaan yang landai pada peta ini ditunjukan melalui bentuk
garis kontur yang tersusun saling berjauhan yang enunjukan permukaan
tersebut tersusun atas batuan sedimen.
 Dan untuk permukaan yang digambarkan dengan kerapatan garis kontur
hal itu menunjukan permukaan yang curam dan terdiri atas batuan beku.

6.2. Saran
Berdasarkan Kesimpulan yang diperoleh saran yang dapat diberikan
oleh penulis untuk laporan ini adalah, penulis belum sepenuhnya memahami
konsep serta tools yang ada pada software yang digunakan serta masih
banyak kekurangan lainya pada laporan ini karena kurangnya ketelitian dari
penulis dalam perhitungan data serta pembuatan peta desain survey serta
kurangnya kesiapan alat/device yang digunakan untuk mengoperasikan
software yang digunakan, tangggapan untuk kedepanya diharapkan dari
penulis dapat melakukan penelitian secara langsung dan dapat didampingi
oleh pihak aslab yang terkait, namun dengan keadaan PANDEMI COVID-19
maka baik dari pihak aslab maupun praktikan dapan memaksimalkan yang
ada.

21
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaeful, Madlazim. 2012. PEMETAAN TOPOGRAFI, GEOFISIKA,


DAN GEOLOGI KOTA SURABAYA. Jurnal Penelitian Fisika dan
Aplikasinya (JPFA). Vol. 2 (2) :23-28.
Basuki B. Prunomo. 2011. Dasar-dasar Urologi. Perpustakaan Nasional RI,
Katalog Dalam Terbitan (KTO) Jakarta.
Bos, E.S. 1977. Thematic Cartography. Yogyakarta: Faculty of Geography,
Gadjah Mada University.
Fajriyanto. 2009. Studi Komparasi Pemakaian GPS Metode Real Time
Kinematic (RTK) dengan Total Station (TS) untuk Menentukan Posisi
Horisontal. Jurnal Sipil dan Perencanaan. Vol. 13 (2).
Punmia, B.C., Ashok K.J., dan Arun K.J. 20015. Soil Mechanics and Foundation.
16th Edition. Laxmi Publications.
Purwaamijaya, Iskandar Muda. 2008. Teknik Survey dan Pemetaan Jilid 1.
Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional
Purwaamijaya, Iskandar Muda. 2008. Teknik Survey dan Pemetaan Jilid 3.
Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional
Stefano, A. (2019). Ilmu Ukur Tanah 1. Makasar: Garis Putih Pratama.
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. LEMBAR KONSULTASI

PRAKTIKUM PERPETAAN TOPOGRAFI


2020 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

LEMBAR KONSULTASI

Mater I : Desain survey Akuisisi Data VLF


Tanggal : 15 Oktober 2020
Asisten : Ra’sa Rama Rahmattulloh
Keterangan :

Ra’sa Rama Rahmatulloh

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI


LAMPIRAN
LAMPIRAN A. LEMBAR KONSULTASI

PRAKTIKUM PERPETAAN TOPOGRAFI


2020 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

LEMBAR KONSULTASI

Mater I : Desain survey Akuisisi Data VLF


Tanggal : 15 Oktober 2020
Asisten : Gilang Abdurrozaq Hidayat
Keterangan :

Gilang Abdurrozaq Hidayat

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI

Anda mungkin juga menyukai