Anda di halaman 1dari 1

Perspektif Akuntansi dan Perpajakan terhadap UU Cipta Kerja

UU Cipta kerja memiliki berbagai tujuan, antara lain menciptakan dan meningkatkan
kesempatan kerja, menyesuaikan berbagai aspek regulasi yang terkait dengan ekosistem
investasi, dan sebagainya. Secara khusus, UU Cipta Kerja sangat berguna dalam mendorong
pemulihan ekonomi, mendukung transformasi ekonomi, menghindari middle income trap,
meningkatkan daya saing investasi, dan menekankan ekonomi biaya tinggi.
Pada UU Cipta Kerja diikutsertakannya klaster perpajakan sebagai langkah jitu
pemerintahan. Selain itu juga sebagai penyesuaian dari berbagai aspek pengaturan terkait
investasi. Perubahan undang-undang klaster pajak dalam undang-undang penciptaan
lapangan kerja lebih banyak terkait dengan masalah ekosistem investasi.
Diharapkan adanya kepastian hukum yang memungkinkan para pelaku usaha atau
investor untuk berinvestasi di Indonesia dan menciptakan lapangan kerja, yang pada akhirnya
akan meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Adanya
klaster perpajakan adalah langkah strategis sekaligus antisipatif dari pemerintah dengan
adanya tekanan ekonomi akibat Covid-19.
Melalui UU Cipta Kerja, pemerintah meletakkan dasar untuk strategi relaksasi pada
fase pasca pandemi. Ini karena dalam pandemi ini, banyak negara masih memiliki
kecenderungan untuk mengubah target reward. Tujuannya tidak hanya untuk meningkatkan
mobilitas perusahaan dan rumah tangga, tetapi juga bagaimana mendorong pertumbuhan
ekonomi dan investasi di masa depan. Kehadiran klaster perpajakan dalam UU Cipta Kerja
akan menjadi komponen penting bagi kestabilan ekonomi jangka menengah-panjang.
Perbaikan di bidang perpajakan merupakan bagian dari upaya menciptakan iklim
usaha yang mendukung kesempatan kerja. Artinya, kerja sama komprehensif yang serentak di
setiap sektor, termasuk perpajakan, akan memiliki arti yang lebih besar untuk memperbaiki
lingkungan bisnis di Indonesia.
Tidak hanya itu, masuknya klaster perpajakan dalam UU Cipta Kerja akan
memberikan sinyal kepada seluruh lapisan masyarakat bahwa pemerintah tidak setengah-
setengah. Oleh karena itu, ekspektasi masyarakat terhadap optimisme ekonomi ke depan akan
meningkat, terutama pada saat terjadi pandemi.
Pembenahan pada klaster perpajakan juga akan berdampak bagi kepatuhan pajak
secara sukarela. Hal ini akan berdampak positif bagi penerima pajak yang lebih optimal di
masa yang akan datang. Pengaturan aspek pajak yang terdapat dalam UU Cipta Kerja pada
dasarnya mendukung apa yang menjadi asas dari UU Cipta Kerja, yaitu untuk kemudahan
berusaha dan kepastian hukum.
Perubahan dalam UU PPh, dividen yang diterima orang pribadi atau badan
dikecualikan dari pajak dividen dengan syarat, penurunan tarif PPh pasal 26 atas penghasilan
bunga, penegasan tentang subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri,
pengecualian dari objek pajak untuk WNA, pengelolaan dana setoran biaya penyelenggaraan
ibadah haji.

Anda mungkin juga menyukai