Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita sering mendengar dan melihat berbagai kasus yang berkenaan dengan
penindasan rakyat sudah sangat mendarah daging dalam pemberitaan pers. Bak
melalui media elektronik maupun media cetak. Sebut saja kasus penindasan yang
terjadi ketika orde baru masih berkuasa. Yaitu penindasan terhadap keberadaan hak
tanah rakyat yang diambil oleh penguasa dengan alasan pembangunan dan juga
contoh lainnya dengan adanya DOM (Daerah Operasional Militer di Aceh), juga kita
sering mendengar dan mengetahui penculikan para aktifis demokrasi di berbagai
negara, termasuk di Indonesia dan akhir yang paling menyakitkan adalah ketika kita
kehilangan ruang untuk mengemukakan pendapat kita di depan publik.

Pertanyaan – pertanyaan tersebut pada akhirnya akan bermuara pada


perlunya mengkaji kembali kekuatan rakyat atau masyarakat (civil) dalam konteks
interaksi relationship, baik antara rakyat dengan negara, maupun antara rakyat
dengan rakyat. Kedua pola hubungan interaksi tersebut akan memposisikan rakyat
sebagai baghian integrasi dalam komunitas negara yang memiliki kekuatan
bergening dan menjadi komunitas masyarakat sipil yang memiliki kecerdasan, analisi
kritis yang tajam serta mampu berinteraksi di lingkungannya secara demokratis dan
berkeadaban.

Kemungkinan adanya kekuatan civil sebagai bagian dari komunitas bangsa ini
akan mengantarkan pada sebuah wacana yang saat ini sedang berkembang, yakni
masyarakat madani. Wacana masyarakat Madani ini, merupakan wacana yang telah
mengalami proses yang panjang. Ia muncul bersamaan dengan proses modernisasi
terutama pada saat terjadi transformasi dari masyarakat feodal menuju masyarakat
Barat modern, yang dikenal dengan istilah civil society.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan masyarakat madani dan Peradaban dalam Sumber
Ajaran Islam?

2. Bagaimana karakteristik masyarakat madani?

1
3. Bagaimana Integrasi antara Masyarakat dan Peradaban saat ini dengan ajaran
Islam?

4. Bagaimana Peran Umat Islam dalam mengembangkan Masyarakat Madani


dan Peradaban Islam?

1.3 Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah studi islam

2. Bagi penulis diharapkan dapat mendatangkan manfaat didalam menambah


wawasan serta pengetahuan yang luas

3. Bagi pembaca makalah ini diharapkan dapat mendatangkan mafaat sebagai


tambahan informasi serta referensi

1.4 Manfaat

1. Dapat mengetahui masyarakat madani dan Peradaban dalam Sumber Ajaran


Islam

2. Dapat mengetahui karakteristik masyarakat madani

3. Peran Umat Islam dalam mengembangkan Masyarakat Madani dan Peradaban


Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masyarakat Madani

Masyarakat madani dikenal pula dengan istilah civil society. Banyak ilmuwan yang
memberikan pengertian tentang civil society atau masyarakat madani. Beberapa
ilmuwan tersebut sebagai berikut

1. W.J.S. Poerwadarminto

Menurut W.J.S. Poerwadarminto, masyarakat madani secara


etimologis berarti masyarakat kota. Meskipun demikian, istilah kota tidak
merujuk semata-mata kepada letak geografis, tetapi justru kepada karakter
atau sifat-sifat tertentu yang cocok untuk penduduk sebuah kota. Dari sini
kita paham bahwa masyarakat madani tidak asal masyarakat yang berada
di perkotaan, tetapi yang lebih penting adalah memiliki sifat-sifat yang
cocok dengan orang kota, yaitu yang berperadaban.

2. Rumusan PBB

Menurut rumusan PBB, masyarakat madani adalah masyarakat yang


demokratis dan menghargai human dignity atau hak-hak tanggung jawab
manusia.

3. Muhammad A.S. Hikam

Menurut Muhammad A.S. Hikam, masyarakat madani adalah


wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan bercirikan antara
lain kesukarelaan, keswasembadaan dan keswadayaan, kemandirian yang
tinggi terhadap negara, dan keterikatan dengan norma serta nilai-nilai
hukum yang diikuti warganya.

4. Thomas Paine

Menurut Thomas Paine masyarakat madani adalah suatu ruang


tempat warga dapat mengembangkan kepribadiannya dan memberi
peluang bagi pemuasan kepentingan secara bebas dan tanpa paksaan.

5. Nurcholis Madjid

3
Menurut Nurcholis Madjid, masyarakat madani adalah
masyarakat yang merujuk pada masyarakat Islam yang pernah dibangun
Nabi Muhammad saw. di negeri Madinah. Masyarakat sebagai kota atau
masyarakat yang berkeadaban dengan ciri antara lain egalitarianisme,
menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan,
toleransi dan pluralisme, serta musyawarah.

6. Gellner

Menurut Gellner (1995: 23), masyarakat madani merupakan


sekelompok institusi/ lembaga dan asosiasi yang cukup kuat untuk
mencegah tirani politik, baik oleh negara maupun komunal/komunitas. Ciri
lainya yang menonjol adalah adanya kebebasan individu di dalamnya,
di mana sebagai sebuah asosiasi dan institusi, ia dapat dimasuki serta
ditinggalkan oleh individu dengan bebas.

7. Anwar Ibrahim

Masyarakat madani adalah masyarakat ideal yang memiliki


peradaban maju dan sistem sosial yang subur yang diasaskan kepada
prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan
dengan kestabilan masyarakat, yaitu masyarakat yang cenderung memiliki
usaha serta inisiatif individu baik dari segi pemikiran seni, pelaksanaan
pemerintahan untuk mengikuti undang-undang bukan nafsu, demi
terlaksananya sistem yang transparan.

 Dari beberapa definisi di atas, dapat dirangkum bahwa masyarakat madani


adalah masyarakat yang selalu memelihara perilaku yang beradab, sopan
santun, berbudi daya tinggi baik dalam menghadapi sesama manusia atau
alam lainnya.1

Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan firman-Nya


dalam Q.S.Saba’ ayat 15

Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di


tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di
1
Wahyudin, dkk, dalam buku Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Hal:105 Penerbit
Grasindo:2009

4
sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki
yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang
Maha Pengampun”.

2.2 Masyarakat Madani


Dalam Sejarah

Ada dua masyarakat madani dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai


masyarakat madani, yaitu:

1) Masyarakat Saba’, yaitu masyarakat di masa Nabi


Sulaiman.

2) Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjjian Madinah antara


Rasullullah SAW beserta umat Islam dengan penduduk Madinah yang
beragama Yahudi dan beragama Watsani dari kaum Aus dan Khazraj.
Perjanjian Madinah berisi kesepakatan ketiga unsur masyarakat
untuk saling menolong, menciptakan kedamaian dalam kehidupan
sosial, menjadikan Al-Qur’an sebagai konstitusi, menjadikan Rasullullah
SAW sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap keputusan-
keputusannya, dan memberikan kebebasan bagi penduduknya
untuk memeluk agama serta beribadah sesuai dengan ajaran agama
yang dianutnya.

2.3 Integritas antara Masyarakat dan Peradaban saat ini dengan Ajaran Islam

Antara manusia dan peradaban islam mempunyai hubungan yang sangat


erat karena diantara keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu
kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang
menciptakannya yaitu diantaranya ada faktor manusianya yang
melaksanakan peradaban tersebut.
Suatu peradaban islam mempunyai wujud, tahapan  dan dapat berevolusi
atau berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula
dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini
dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.

5
Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang
mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan,
kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia
beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

2.4 Karakteristik Masyarakat Madani

Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:2

1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif


kedalam masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.

2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang


mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-
kekuatan alternatif.

3. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh


negara dengan program-program pembangunan yang berbasis
masyarakat.

4. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena


keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu memberikan
masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.

5. Tumbuh kembangnya kreativitas yang pada mulanya terhambat oleh


rejim-rejim totaliter.

6. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-


individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak
mementingkan diri sendiri.

7. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga


sosial dengan berbagai ragam perspektif.

8. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang


beragama, yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum
Tuhan sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial.

2
Achmad Gigih (http://achmad-gigih-fkg13.web.unair.ac.id/artikel_detail-89383-Agama%20Islam-
Masyarakat%20Madani.html) Diakses pada tanggal 15 November 2015, pukul 11.00

6
9. Adil, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu
maupun secara kelompok menghormati pihak lain secara adil.

10. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain


yang dapat mengurangi kebebasannya.

11. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah
diberikan oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa
terganggu oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut.

12. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.

13. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki


kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan
ilmu pengetahuan untuk umat manusia.

2.5 Peran Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani

Salah satu jalan peran umat islam mewujudkan masyarkat madani


adalah dengan meningkatkan SDM kaum muslimin dengan jalur pendidikan
(mempunyai lembaga pendidikan unggulan). Semua prihatin dengan adanya
lembaga pendidikan islam masih ketinggalan baik sistem maupun output yang
dihasilkannya. Mulai abad XIV sampai sekarang masih sangat kecil SDM.
Terjadinya kemunduran tersebut disebabkan oleh adanya penerapan program
pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan islam yang dikolomi, pemisahan
antara ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum. Lahirnya pemikiran tersebut
sangat berpengaruh pada pelaksanaan pendidikan di lembaga-lembaga
pendidikan islam sampai sekarang. Sehingga ada beberapa kalangan
munculnya gagasan perlunya islamisasi ilmu umum (islamisasi sains).3

a. Kualitas SDM Umat Islam

Dalam Q.S. Ali Imran ayat 110

3
Wahyudin, dkk, dalam buku Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Hal:108-109 Penerbit
Grasindo:2009

7
Artinya:

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya
ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam
adalah umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di
antara aspek kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan kualitas
SDMnyadibanding umat non Islam. Keunggulan kualitas umat Islam yang
dimaksud dalam Al-Qur’an itu sifatnya normatif, potensial, bukan riil.

b. Posisi Umat Islam

SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang
unggul. Karena itu dalam percaturan global, baik dalam bidang politik,
ekonomi, militer, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, belum mampu
menunjukkan perannya yang signifikan. Di Indonesia, jumlah umat Islam
lebih dari 85%, tetapi karena kualitas SDM nya masih rendah, juga belum
mampu memberikan peran yang proporsional. Hukum positif yang berlaku di
negeri ini bukan hukum Islam. Sistem sosial politik dan ekonomi juga belum
dijiwai oleh nilai-nilai Islam, bahkan tokoh-tokoh Islam belum mencerminkan
akhlak Islam.

BAB III
PENUTUP

8
3.1 Kesimpulan

Masyarakat madani adalah masyarakat yang selalu memelihara perilaku


yang beradab, sopan santun, berbudi daya tinggi baik dalam menghadapi
sesama manusia atau alam lainnya. Antara manusia dan peradaban islam
mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya saling
mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya.
Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya
ada faktor manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut. Karakteristik
Masyarakat Madani antara lain berkembangnya kreativitas, Program
pemerintah yang berbasis masyarakat, tumbuhnya rasa percaya antar
individu, bertuhan, adil, tolong menolong, toleransi, dan berperadaban
tinggi. Peran umat islam dalam mengembangkan masyarakat madani adalah
meningkatkan kualitas SDM umat muslim dan posisi umat islam.

3.2 Saran
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah studi islam di program
studi farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami menyarankan agar pembaca dapat
mengkaji lebih teliti agar mendapat manfaat dari makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai