PENDAHULUAN
Kita sering mendengar dan melihat berbagai kasus yang berkenaan dengan
penindasan rakyat sudah sangat mendarah daging dalam pemberitaan pers. Bak
melalui media elektronik maupun media cetak. Sebut saja kasus penindasan yang
terjadi ketika orde baru masih berkuasa. Yaitu penindasan terhadap keberadaan hak
tanah rakyat yang diambil oleh penguasa dengan alasan pembangunan dan juga
contoh lainnya dengan adanya DOM (Daerah Operasional Militer di Aceh), juga kita
sering mendengar dan mengetahui penculikan para aktifis demokrasi di berbagai
negara, termasuk di Indonesia dan akhir yang paling menyakitkan adalah ketika kita
kehilangan ruang untuk mengemukakan pendapat kita di depan publik.
Kemungkinan adanya kekuatan civil sebagai bagian dari komunitas bangsa ini
akan mengantarkan pada sebuah wacana yang saat ini sedang berkembang, yakni
masyarakat madani. Wacana masyarakat Madani ini, merupakan wacana yang telah
mengalami proses yang panjang. Ia muncul bersamaan dengan proses modernisasi
terutama pada saat terjadi transformasi dari masyarakat feodal menuju masyarakat
Barat modern, yang dikenal dengan istilah civil society.
1. Apa yang dimaksud dengan masyarakat madani dan Peradaban dalam Sumber
Ajaran Islam?
1
3. Bagaimana Integrasi antara Masyarakat dan Peradaban saat ini dengan ajaran
Islam?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Masyarakat madani dikenal pula dengan istilah civil society. Banyak ilmuwan yang
memberikan pengertian tentang civil society atau masyarakat madani. Beberapa
ilmuwan tersebut sebagai berikut
1. W.J.S. Poerwadarminto
2. Rumusan PBB
4. Thomas Paine
5. Nurcholis Madjid
3
Menurut Nurcholis Madjid, masyarakat madani adalah
masyarakat yang merujuk pada masyarakat Islam yang pernah dibangun
Nabi Muhammad saw. di negeri Madinah. Masyarakat sebagai kota atau
masyarakat yang berkeadaban dengan ciri antara lain egalitarianisme,
menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan,
toleransi dan pluralisme, serta musyawarah.
6. Gellner
7. Anwar Ibrahim
4
sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki
yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang
Maha Pengampun”.
2.3 Integritas antara Masyarakat dan Peradaban saat ini dengan Ajaran Islam
5
Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang
mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan,
kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia
beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
2
Achmad Gigih (http://achmad-gigih-fkg13.web.unair.ac.id/artikel_detail-89383-Agama%20Islam-
Masyarakat%20Madani.html) Diakses pada tanggal 15 November 2015, pukul 11.00
6
9. Adil, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu
maupun secara kelompok menghormati pihak lain secara adil.
11. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah
diberikan oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa
terganggu oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut.
3
Wahyudin, dkk, dalam buku Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Hal:108-109 Penerbit
Grasindo:2009
7
Artinya:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya
ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam
adalah umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di
antara aspek kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan kualitas
SDMnyadibanding umat non Islam. Keunggulan kualitas umat Islam yang
dimaksud dalam Al-Qur’an itu sifatnya normatif, potensial, bukan riil.
SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang
unggul. Karena itu dalam percaturan global, baik dalam bidang politik,
ekonomi, militer, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, belum mampu
menunjukkan perannya yang signifikan. Di Indonesia, jumlah umat Islam
lebih dari 85%, tetapi karena kualitas SDM nya masih rendah, juga belum
mampu memberikan peran yang proporsional. Hukum positif yang berlaku di
negeri ini bukan hukum Islam. Sistem sosial politik dan ekonomi juga belum
dijiwai oleh nilai-nilai Islam, bahkan tokoh-tokoh Islam belum mencerminkan
akhlak Islam.
BAB III
PENUTUP
8
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah studi islam di program
studi farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami menyarankan agar pembaca dapat
mengkaji lebih teliti agar mendapat manfaat dari makalah ini.