TRANSPORTASI
c.Pengaturan
2. Angkutan Barang
3. Angkutan Penumpang
4. Pendanaan dan Peranan Swasta
5. Sistem Transportasi Makro dan Mikro
Tujuan Instruksional Khusus
Pengaturan Operasional
Pengaturan ini meliputi kebijakan rekayasa dan manajemen kebutuhan
transportasi seperti penerapan pembatasan lalu lintas kendaraan pribadi, pengawasan
lalu lintas penerbangan udara, dll.
Pengaturan Fiskal
Pengaturan ini meliputi pembenahan sistem jaringan transportasi atau
pembangunan jaringan baru seperti pelebaran dan perbaikan geometrik persimpangan,
pembuatan jalan terobosan baru untuk melengkapi sistem jaringan jalan yang telah ada,
dll.
Pengaturan Legal
Penegakan hukum berperan sangat penting dalam sistem transportasi.
Undang-undang beserta perangkat peraturan pelaksanaannya perlu disebarluaskan agar
masyarakat dapat memahaminya.
Angkutan Penumpang
Pengangkutan Penumpang mempunyai tujuan membantu orang/
kelompok orang untuk menjangkau berbagai tempat yang
dikehendaki. Pengangkutan penumpang umumnya dilakukan dengan
sarana angkutan berupa kendaraan. Dari segi pemilikan kendaraan
dapat dikategorikan menjadi angkutan pribadi dan angkutan umum.
Angkutan Pribadi: memiliki karakteristik memiliki mobilitas
pergerakan yang tinggi sehingga meningkatkan seseorang untuk
melakukan aktivitas (pergerakan). Contoh angkutan pribadi tanpa
kendaraan bermotor adalah pedestrian, sepeda, becak, kereta,
gerobak, dll.
Contoh angkutan pribadi kendaraan bermotor adalah sepeda motor
dan mobil penumpang.
Angkutan Penumpang
Angkutan Umum/ Publik
Defenisi angkutan umum menurut UU adalah angkutan yang
penggunanya dipungut bayaran. Konsep angkutan publik
muncul karena tidak semua warga masyarakat memiliki
kendaraan pribadi sehingga negara berkewajiban menyediakan
angkutan bagi masyarakat secara keseluruhan.
a. Sistem Kegiatan
b. Sistem Pergerakan
c. Sistem Jaringan
d. Sistem Kelembagaan
Perangkutan/ Transportasi
Proses Pemenuhan Tidak Pemenuhan kebutuhan jasa:
Kebutuhan Bergerak Internet, delivery, tele-conference,
dsb
SISTEM
PERGERAKAN
SISTEM
KELEMBAGAAN
Sistem Transportasi Makro
Sistem Kegiatan:
Mengatur tata ruang/tata guna lahan disuatu wilayah (Nasional,
Propinsi, Kabupaten/Kota).
Sistem Pergerakan:
Pergerakan akan timbul dengan adanya penataan ruang untuk
kegiatan-kegiatan tertentu.
Sistem Jaringan:
Digunakan sebagai prasarana penghubung atau fasilitas pergerakan.
Sistem Lembaga:
Digunakan untuk mengelola semua keterkaitan antar sistem
kegiatan, sistem pergerakan, dan sistem jaringan.
Sistem Kegiatan
Setiap tata guna lahan mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan
membangkitkan dan menarik pergerakan dalam proses pemenuhan
kebutuhan. Sistem kegiatan merupakan sistem pola tata guna lahan
yang terdiri dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan,
dll.
RTRWN SISTRANAS
NASIONAL (BAPENAS) (DepHub)
RTRWD SISTRAWIL
PROPINSI (BAPEDA-PROP) (DinHub-Prop)
RTRWK SISTRAWIL
KAB/KOTA (BAPEDA-KAB/KOTA) (DinHub-Kab/kota)
TopDown Guiden-Aspirasi
Sebelum Otonomi Setelah Otonomi