Anda di halaman 1dari 28

PERENCANAAN DAN PEMODELAN

TRANSPORTASI

RANI BASTARI ALKAM, ST., MT


Penyelenggaraan Transportasi di Indonesia

1. Komponen Sistem Transportasi


a.Manusia dan Barang

b.Sarana dan Prasarana Transportasi

c.Pengaturan

2. Angkutan Barang
3. Angkutan Penumpang
4. Pendanaan dan Peranan Swasta
5. Sistem Transportasi Makro dan Mikro
Tujuan Instruksional Khusus

1. Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik kategori angkutan


yaitu angkutan penumpang dan barang.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi beberapa organisasi
pengangkutan yang ada di Indonesia.
3. Mahasiswa mampu menjabarkan konsep pembiayaan dalam
sistem transportasi
4. Mahasiswa mampu memahami peranan swasta dalam
terlaksananya sistem transportasi.
Pendahuluan
Unsur Penawaran:
Unsur Permintaan :
Penyediaan Prasarana
Volume Lalu Lintas
dengan Kapasitas memadai

Sasaran: tercapainya keseimbangan


antara permitaan dan penawaran
transportasi

Diperlukan pengaturan, pengawasan,


Penyediaan Dana yang
dan pengendalian transportasi dalam
memadai
penyelenggaraannya
Komponen Sistem Transportasi
a. Manusia dan Barang
Manusia dan Barang merupakan subjek dan atau objek
dari pergerakan yang akan terakumulasi ke dalam sebuah
sistem yang disebut sistem transportasi.
Objek yang akan dipindahkan dalam sistem
transportasi dapat mencakup benda tak bernyawa seperti
sumber alam, binatang, dan tanaman yang tidak dapat
berpindah dengan sendirinya.
Meskipun manusia dan Binatang dapat bergerak,
namun kapasitasnya terbatas, terutama dalam kecepatan
perjalanan dan jarak yang dapat ditempuh. Oleh karena
itu dibutuhkan sarana dan prasarana transportasi untuk
mengakomodir kebutuhan pergerakan tersebut.
Komponen Sistem Transportasi
b. Sarana dan Prasarana Transportasi
Akibat adanya kebutuhan transportasi, maka timbullah
tuntutan untuk menyediakan sarana dan prasarana agar
pergerakan tersebut dapat berlangsung dengan aman,
cepat, nyaman, dan ekonomis.

Fungsi Sarana dan Prasarana Transportasi:


 Mempercepat suatu pergerakan angkutan
barang/penumpang
 Mengurangi kebutuhan tenaga akan pergerakan
 Meningkatkan keamanan dan kenyamanan objek yang
akan diangkut.
Komponen Sistem Transportasi
Prasarana (Infrastruktur) sistem transportasi adalah komponen
berbentuk fasilitas fisik yang bersifat tetap yang menjadi media untuk
menjalani, memulai, atau mengakhiri pergerakan pindah seperti jalan raya,
rel, air (sungai, danau, dan laut), udara, terminal bus, stasiun kereta api,
pelabuhan, dll.

Berdasarkan menfaat media yang diembannya, prasarana


transportasi terdiri atas dua jenis:
1. Link (Jalur gerak untuk melakukan pergerakan pindah)
2. Node (Terminal untuk memulai dan mengakhiri pergerakan
pindah)
Komponen Sistem Transportasi
Sarana atau moda transportasi adalah komponen sistem transportasi
berbentuk alat yang dapat digerakkan dengan suatu populasi tertentu baik
secara alamiah atau melalui teknologi buatan manusia seperti mesin.

Ketergantungan pemindahan objek yang diangkut terhadap lebih


dari satu kendaraan terjadikarena karakteristik yang terdapat pada
kendaraan itu sendiri yaitu keunggulan- keunggulan dan
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada suatu jenis kendaraan
tertentu yang tidak dimiliki oleh kendaraan lain.
Komponen Sistem Transportasi
Beberapa jenis sarana transportasi menurut tempat beroperasi dan
tenaga pendorongnya.
Tenaga Pendorong
No. Tempat Beroperasi
Alamiah Buatan
1. Di Jalan Raya Jalan Kaki (Tenaga Manusia) Sepeda Motor
Gerobak (Tenaga Manusia) Becak Motor
Sepeda (Tenaga Manusia) Bemo atau Bajaj
Becak (Tenaga Manusia) Mobil Penumpang
Kuda (Tenaga Hewan) Mobil Barang
Unta (Tenaga Hewan) Bus
Dokar atau Bendi (Tenaga hewan) Truk
2. Di Jalan Baja (rel) Tidak ada Kereta Api
3. Di Air Perahu Dayung (Tenaga Manusia) Perahu Motor tempel
Rakit (Tenaga Manusia) Kapal Laut
Gelondongan Kayu (Tenaga Arus Air)
4. Di Udara Tidak Ada Pesawat Terbang, helikopter
5. Di Jalan Khusus Tidak Ada Eskalator, Lift, Kereta Gantung
Komponen Sistem Transportasi
Jenis-Jenis Sarana dan Prasarana Transportasi
berdasarkan moda transportasi.
Moda Transportasi Sarana Prasarana
Truk, Bus, mobil, Sepeda, • Jalan Raya
Darat
Kereta Api, dll • Jalan Rel
Perangkutan Udara Di darat: Runway, taxiway,
Apron.
Di Udara:
• Syarat Ruang bebas di Sekitar
Udara
Lapangan Terbang
• Pembagian Ketinggian
Jelajah pada rute
penerbangan.
Kapal Laut, Hovercraft, dll. Prasarana Alamiah: Danau, Laut,
atau sungai.
Air
Prasarana Buatan: Terusan,
Kanal, dll.
Komponen Sistem Transportasi
c. Pengaturan

 Pengaturan Operasional
Pengaturan ini meliputi kebijakan rekayasa dan manajemen kebutuhan
transportasi seperti penerapan pembatasan lalu lintas kendaraan pribadi, pengawasan
lalu lintas penerbangan udara, dll.
 Pengaturan Fiskal
Pengaturan ini meliputi pembenahan sistem jaringan transportasi atau
pembangunan jaringan baru seperti pelebaran dan perbaikan geometrik persimpangan,
pembuatan jalan terobosan baru untuk melengkapi sistem jaringan jalan yang telah ada,
dll.
 Pengaturan Legal
Penegakan hukum berperan sangat penting dalam sistem transportasi.
Undang-undang beserta perangkat peraturan pelaksanaannya perlu disebarluaskan agar
masyarakat dapat memahaminya.
Angkutan Penumpang
Pengangkutan Penumpang mempunyai tujuan membantu orang/
kelompok orang untuk menjangkau berbagai tempat yang
dikehendaki. Pengangkutan penumpang umumnya dilakukan dengan
sarana angkutan berupa kendaraan. Dari segi pemilikan kendaraan
dapat dikategorikan menjadi angkutan pribadi dan angkutan umum.
 Angkutan Pribadi: memiliki karakteristik memiliki mobilitas
pergerakan yang tinggi sehingga meningkatkan seseorang untuk
melakukan aktivitas (pergerakan). Contoh angkutan pribadi tanpa
kendaraan bermotor adalah pedestrian, sepeda, becak, kereta,
gerobak, dll.
Contoh angkutan pribadi kendaraan bermotor adalah sepeda motor
dan mobil penumpang.
Angkutan Penumpang
 Angkutan Umum/ Publik
Defenisi angkutan umum menurut UU adalah angkutan yang
penggunanya dipungut bayaran. Konsep angkutan publik
muncul karena tidak semua warga masyarakat memiliki
kendaraan pribadi sehingga negara berkewajiban menyediakan
angkutan bagi masyarakat secara keseluruhan.

Angkutan umum dapat diselienggarakan setelah memenuhi


syarat sebagai berikut: memiliki izin usaha angkutan, memiliki
izin trayek, laik pakai bagi kendaraan yang dioperasikan.
Angkutan Barang
Berbeda dengan perjalanan orang, barang umumnya diangkut
untuk jarak yang lebih jauh, lebih sedikit pelanggan, dan lebih
beragam. Selain itu, berbagai jenis barang mempunyai
perbandingan volume dan berat yang beragam pula serta
berbagai ciri yang menuntut sistem pengangkutan yang khusus.
Secara umum barang dapat dikategorikan dalam tiga macam
yaitu barang kering (dry bulk goods), cairan, dan umum (General
Goods). Masing-masing memerlukan jenis moda yang berbeda
karena sifat barang itu yang berbeda pula dan menghendaki
penanganan tertentu selama proses pengangkutan.
Angkutan Barang
 Barang Kering
Contohnya: batu, pasir, besi beton. Untuk mengangkut barang
semacam ini digunakan kendaraan besar dan terbuka.
 Cairan
Cairan dapat dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu cairan dalam
kemasan dan cairan curah. Cairan dalam kemasan dapat diangkut
dengan kendaraan terbuka, sedangkan mengangkut cairan curah
harus dengan kendaraan tangki.
 Barang umum
Moda angkut yang digunakan untuk mengangkut barang jenis ini
sangat beragam namun ada satu perbedaan tegas yang harus dilakukan
yaitu pemisah atas muatan unit dan muatan biasa.
Organisasi Pengangkutan
 Transportasi di Indonesia pada tingkat nasional diatur oleh
beberapa Kementrian yaitu Kementrian Perhubungan,
Kementrian PU-PR, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian
Pertahananan, dan Kementrian Keuangan.
 Di tingkat pelaksanaan diselenggarakan oleh Bina Marga,
DLLAJR, Polisi Lalu Lintas, termasuk perusahaan angkutan.
 Organisasi profesi yang terkait dengan transportasi antara
lain: HPJI (Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia) dan
MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia)
Pendanaan
 Konsep Biaya
Biaya adalah faktor yang menentukan dalam transportasi
untuk penetapan tarif dan cara penyediaan transportasi agar dalam
pengoperasiannya mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi yang
tinggi. Ada dua jenis biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan
transportasi yaitu:
 Biaya modal (Capital Cost) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
investasi awal serta biaya lainnya termasuk bunga uang
 Biaya Operasional (Operational Cost) adalah biaya yang dikeluarkan
untuk pengelolaan transportasi seperti biaya pemeliharaan jalan
dan kendaraan, biaya transportasi, dan biaya lainnya.
Pendanaan
Sumber Dana
 Pendanaan untuk penyediaan pelayanan transportasi di
Indonesia pada saat ini umumnya bersumber dari pemerintah
pusat dan daerah.
 Penerimaan pemerintah daerah yang penting dari sektor
transport adalah dari royalty pembayaran pajak bahan bakar,
pajak pemilikan kendaraan bermotor seta retribusi parkir,
terminal, dan angkutan umum.
 Selain dari pemerintah, sumber dana juga berasal dari pihak
swasta sebagai contoh dalam investasi jalan tol.
Peran Swasta
 Sektor swasta perlu diarahkan untuk berinvestasi dalam barang
publik, termasuk dalam bidang transportasi.
 Untuk moda darat, PT. Jasa Marga adalah BUMN yang ditunjuk
untuk mengelola dan mengembangkan jalan bebas hambatan.
 Untuk moda udara, PT Angkasa Pura adalah BUMN yang mengelola
sebagian bandara besar di Indonesia.
 Dalam moda laut, PT. ASDP adalah BUMN yang mengoperasikan
kapal feri, sementara PT Pelni merupakan BUMN yang
mengoperasikan pelabuhan.
Seluruh BUMN ini diharapkan mampu mendorong peran swasta
dalam rangka penyelenggaraan transportasi di Indonesia.
Sistem Transportasi Makro dan Mikro
 Hakekat Perangkutan/ Transportasi

 Sistem Transportasi Makro

 Sistem Transportasi Mikro

a. Sistem Kegiatan
b. Sistem Pergerakan
c. Sistem Jaringan
d. Sistem Kelembagaan
Perangkutan/ Transportasi
Proses Pemenuhan Tidak Pemenuhan kebutuhan jasa:
Kebutuhan Bergerak Internet, delivery, tele-conference,
dsb

Dari Satu Tempat


Ke Tempat Lain

Perlu Moda “Terciptanya suatu sistem


Transportasi
transportasi/pergerakan yang
aman, efisien, efektif,
Prasarana
Transportasi nyaman, murah, dan sesuai
lingkungan (termasuk safety)”
Pergerakan
Lalulintas
Sistem Transportasi Makro

SISTEM KEGIATAN SISTEM JARINGAN

SISTEM
PERGERAKAN

SISTEM
KELEMBAGAAN
Sistem Transportasi Makro
 Sistem Kegiatan:
 Mengatur tata ruang/tata guna lahan disuatu wilayah (Nasional,
Propinsi, Kabupaten/Kota).
 Sistem Pergerakan:
 Pergerakan akan timbul dengan adanya penataan ruang untuk
kegiatan-kegiatan tertentu.
 Sistem Jaringan:
 Digunakan sebagai prasarana penghubung atau fasilitas pergerakan.
 Sistem Lembaga:
 Digunakan untuk mengelola semua keterkaitan antar sistem
kegiatan, sistem pergerakan, dan sistem jaringan.
Sistem Kegiatan
Setiap tata guna lahan mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan
membangkitkan dan menarik pergerakan dalam proses pemenuhan
kebutuhan. Sistem kegiatan merupakan sistem pola tata guna lahan
yang terdiri dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan,
dll.

Hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan sistem kegiatan


yakni dengan menciptakan rencana tata guna lahan yang baik (lokasi
toko, sekolah, perumahan, pekerjaan, dll yang benar) yang dapat
mengurangi kebutuhan akan perjalanan yang panjang sehingga
membuat interaksi menjadi lebih mudah.
Sistem Pergerakan
Kegiatan yang timbul dalam proses pemenuhan kebutuhan
membutuhkan pergerakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan
tersebut. Besarnya pergerakan sangat berkaitan dengan jenis dan
intensitas kegiatan yang dilakukan.

Hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan sistem pergerakan


antara lain mengatur teknik dan manajemen lalu lintas (jangka
pendek), fasilitas angkutan umum yang lebih baik (jangkan pendek
dan menengah), atau pembangunan jalan (jangka panjang).
Sistem Jaringan
Pergerakan yang berupa pergerakan manusia/ dan atau barang
membutuhkan moda transportasi (sarana) dan media (prasarana)
tempat moda transportasi tersebut bergerak. Prasarana
transportasi ini lebih dikenal sebagai sistem jaringan yang meliputi
sistem jaringan jalan raya, kereta api, terminal bus, stasiun kereta
api, bandara, dan pelabuhan laut.

Hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan sistem jaringan


misalnya meningkatkan kapasitas pelayanan prasarana yang ada:
melebarkan jalan, menambah jaringan jalan baru, dll.
Sistem Kelembagaan
LEVEL SISTEM KEGIATAN SISTEM KEGIATAN

RTRWN SISTRANAS
NASIONAL (BAPENAS) (DepHub)

RTRWD SISTRAWIL
PROPINSI (BAPEDA-PROP) (DinHub-Prop)

RTRWK SISTRAWIL
KAB/KOTA (BAPEDA-KAB/KOTA) (DinHub-Kab/kota)

TopDown Guiden-Aspirasi
Sebelum Otonomi Setelah Otonomi

Anda mungkin juga menyukai