ITS Undergraduate 9740 Paper
ITS Undergraduate 9740 Paper
ABSTRACT
A study about determination of the best welding sequence on pipe penetrating a plate welded. This study was done by
modeling a deformation and residual stress analysis based on strain iterations were appear sequential by unequal
temperature distribution on welding process and cold process until reach room temperature. Modeling were using finite
elements method on weld structure in ANSYS 11 software, 3 dimension model will be validating with the test result from
same weld structure. The test material is ASTM A106 B grade for pipe and A516 70 grade for plate. The model and test
were using PAL Indonesia WPS. The model will do welding sequence variations, they are continuing welding sequence,
symmetry, and jump. By that variation will decide the finest welding sequence, it has a minimum deformation and residual
stress.
1
ukuran yang lebih kecil supaya lebih mudah
pengelolaannya, timbul dari keterbatasan manusia yang
mendasar, yaitu mereka tak dapat melihat atau memahami
benda-benda disekelilingnya di alam semesta dalam
bentuk keseluruhan atau totalitas. Bahkan kita sering
sekali harus menengok beberapa kali untuk mendapatkan
suatu gambaran metal yang digabung-gabungkan dari
benda-benda disekitar kita. Dengan kata lain kita
mendiskritkan ruang di sekitar kita ke dalam segmen-
segmen kecil, dan hasil rakitan akhir yang kita
visualisasikan adalah suatu tiruan dari lingkungan
kontinyu yang nyata. Umumnya pandangan yang
digabungkan seperti elemen keselahan.
Metode elemen hingga merupakan metode
numerik yang digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan dalam bidang rekayasa seperti geometri,
pembebanan dan sifat-sifat dari material yang sangat
rumit. Hal ini sulit diselesaikan dengan solusi analisa
matematis. Pendekatan metode element hingga adalah
menggunakan informasi-informasi pada titik simpul
(node). Dalam prosese penentuan titik simpul yang di
sebut dengan pendeskritan (discretization), suatu sisitem
di bagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, kemudian
penyelesaian masalah dilakukan pada bagian-bagian
tersebut dan selanjutnya digabung kembali sehingga
diperoleh solusi secara menyeluruh. Gambar 1. Diagram Alir Metodologi
Elemen dalam ANSYS bisa dikategorikan
kedalam 2-D atau 3-D dan terdiri dari elemen titik, Proses pengerjaan tugas akhir ini dilakukan secara
elemen garis, elemen area dan elemen solid. Dan elemen- sistematis berdasarkan urutan kerja yang dilakukan oleh
elemen ini dapat dikombinasikan sesuai dengan yang penulis :
dibutuhkan. LINE element bisa digunakan sebagai 2-D
atau 3-D. Beam atau struktur pipa, sebaik 2-D model
Study Literatur
untuk 3-D aksisimetris pelat. 2-D SOLID analisis
digunakan untuk struktur datar yang tipis (plane stress),
Pengujian
struktur yang memiliki penampang melintang konstan
(plane strain), atau struktur solid aksisimetris. 3-D
Spesifikasi Material Spesimen
SHELL model digunakan untuk struktur tipis di ruang 3-
D. 3-D SOLID model analisis digunakan untuk struktur
tebal di ruang 3-D yang tidak memiliki penampang Material Pipa
melintang konstan ataupun sumbu simetri. Dalam
pemodelan struktural pipa yang berupa profil digunakan • Carbon Steel Pipe (high temperature
LINE element service)
• Wall Thickness = 8 mm
Material Pelat
Prosedur yang digunakan dalam pemodelan ini Untuk perhitungan distribusi tegangan sisa dalam
mengggunakan metode pengelasan SMAW (Shielded pengelasan pipa yang menembus pelat dilakukan
Metal Arc Welding). SMAW adalah jenis pengelasan pemodelan dengan model 3 dimensi. Data teknis dan
yang paling banyak digunakan untuk sarana pengelasan ukuran sambungan yang digunakan diambil dari standard
pada banyak galangan di Indonesia, untuk itulah ASTM. Penggambaran model 3 dimensi untuk pengelasan
digunakan prosedur pengelasan yang sama agar hasil dari pipa yang menembus pelat dilakukan dengan
pemodelan dapat digunakan untuk menghasilkan hasil menggambar pipa, membuat pelat yang dilubangi sebesar
lasan yang paling optimal. diameter luar pipa pada tengah pelat, kemudian pipa
dipenetrasikan ke pelat. Detail model 3 dimensi
Adapun prosedur pengelasan yang digunakan “pengelasan pipa yang menembus pelat” dengan bantuan
secara spesifik adalah sebagai berikut : software ANSYS 11, adalah seperti gambar dibawah ini :
Voltage = 25 volt
Meshing
Hasil pengujian
Meshing dilakukan bergantian untuk pengelasan pipa
Data yang diperoleh dari pengujian adalah perubahan yang menembus pelat dengan material Carbon Steel Pipe
suhu berdasarkan fungsi waktu data deformasi yang A 106 Grade B dan Carbon Steel Plate A 516 Grade 70.
terjadi akibat proses pengelasan. Untuk perhitungan distribusi suhu meshing menggunakan
elemen tipe SOLID 87 (tetra hedral thermal solid), untuk
Pembuatan model dan analisa model dengan perhitungan tegangan digunakan tipe elemen untuk
menggunakan program komputer ANSYS struktur yaitu SOLID 92 (tetrahedral structural solid).
Validasi Model
Perubahan deformasi
Deformasi Pengelasan
3.5
3
Deformasi (mm)
2.5
1.5
4
Deformasi Pengelasan Validasi Hasil Analisa Distribusi Thermal
1.4
Hasil analisa dalam tugas akhir baik
1.2
hasil dari analisa termal maupun analisa struktural akan
1
divalidasi dengan menggunakan hasil percobaan. Validasi
Deformasi (mm)
0.2
Hasil dari analisa termal dan struktural akan
0 divalidasikan dengan hasil percobaan, yaitu distribusi
0 20 40 60 80
Jarak dari Weld Center (m m ) temperatur sebagai fungsi dari waktu mulai dari awal
pengelasan sampai proses pendinginan, dan deformasi
pada pemodelan akan divalidasikan dengan deformasi
Gambar 9.Deformasi pada Pelat percobaan
410.00
390.00 Pengelasan
370.00 Ansys
350.00
330.00
310.00
290.00
270.00
250.00
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Time (sec)
Gambar 10.Perubahan Suhu terhadap waktu dari hasil Validasi struktural di gunakan untuk menentukan
simulasi apakah pemberian beban dan juga pemberian derajat
kebebasan sudah bisa mewakili keadaan sebenarnya atau
tidak. Hal ini bisa dilihat dengan cara membandingkan
hasil deformasi percobaan dengan deformasi ansys.
4.00
3.50
3.00
Deformasi (mm)
2.50
Hasil dari Ansys
2.00
Hasil dari Percobaan
1.50
1.00
0.50
0.00
0 20 40 60 80 100
Gambar 11.Distribusi Thermal pada Simulasi Ansys Jarak dari Weld Center (mm)
5
Deformasi Axial pada Pelat
1.40 1.2
1.20
1
Deformasi (mm)
1.00
0.8
Deformasi (mm)
0
0.00 0 10 20 30 40 50 60 70
0 10 20 30 40 50 60 70 Jarak dari Weld Center (m m)
Jarak dari Weld Center (mm)
200
T eg an g an (M P a)
-400
Deformasi (mm)
2.00
Deformasi Axial
-600
1.50
Jarak dari Weld Center (mm)
1.00
500
300
200
Tegangan (M P a)
-200
-300
-400
Jarak dari Weld Center (mm)
6
Deformasi Axial pada Pelat
1.00
0.90
0.80
0.70
Deformasi (mm)
0.60 Deformasi Axial (TA.ke sisi pelat)
0.50
Deformasi Axial (TA.ke sudut
0.40 pelat)
0.30
0.20
0.10
0.00
0 10 20 30 40 50 60 70
Jarak dari Weld Center (mm)
3.50 200.00
3.00 100.00
T e g a n g a n (M P a )
7
Distribusi Tegangan pada Pelat (Variasi 2)
300.00
Deformasi Axial pada Pipa
2.50
200.00
100.00 2.00
Tegangan (MPa)
Deformasi (mm)
0 20 40 60 80 100 Tegangan Axial 1.50
1.00
-200.00
-300.00 0.50
Jarak dari Weld Center (m m )
0.00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Jarak dari Weld Center (mm)
Gambar 27. Distribusi Tegangan pada pelat
(variasi 2) Gambar 30.Deformasi axial pada pipa (variasi 3)
0.60
0.50
0.10
0.00
0 20 40 60 80
Jarak dari Weld Center (mm)
8
Distribusi Tegangan pada Pipa (Variasi 3)
Perbandingan Hasil Analisa dan Penentuan Welding
Sequence Terbaik
150.00
0.00 Tegangan Von Mishes masing variasi. Berikut akan ditampilkan tabel
0 20 40 60 80 100 Tegangan Circumferential
Tegangan Axial
rekapiltulasi diformasi axial dan distribusi tegagan yang
-50.00
diperoleh dari running struktural ansys beserta penentuan
-100.00 variasi terbaik, dilihat dari deformasi dan tegangan
-150.00
minimum yang terjadi.
-200.00
Jarak dari Weld Center (mm)
150.00
100.00
50.00
Tegangan (M Pa)
-50.00
KESIMPULAN
-100.00
Dari tabel diatas terlihat bahwa tegangan aksial,
circumferential, maupun von mises pada variasi III
-150.00 memiliki nilai yang paling kecil dari ketiga variasi yang
Jarak dari Weld Center (mm) lain. Tegangan sisa pada ansys ditunjukkan pada
tegangan von mishes. Dari tabel diatas terlihat bahwa
Gambar 34.Distribusi Tegangan pada pelat (variasi 3) tegangan Von Mishes minimum terjadi pada variasi III
welding sequence loncat, sedangkan Deformasi terkecil
terjadi pada variasi III. Maka dapat disimpulkan, welding
sequence terbaik pada pengelasan pipa yang menembus
pelat adalah welding sequence Loncat.
DAFTAR PUSTAKA
Amarna, L, ’Pengaruh Residual Stress Pada Pengelasan
Pipa’, Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya. 1988.
Ansys 9 Documentation, Ansys Theory Reference
Ansys 9 Documentation, Ansys Thermal Analysis Guide
Cronje, M, ‘Finite Element Modelling of Shielded Metal
Arc Welding’, Department of Mechanical
Engineering Stellenbosch University, South
Africa, 2005.
\Purwanto S, ‘Analisa Distorsi, Tegangan Sisa, dan
Gambar 36.Tegangan Von Mishes Variasi 3 Distribusi Panas Dengan Metode Elemen
Hingga Pada Pengelasan Sambungan Pipa’,
JTP, FTK, ITS, Surabaya, 2007.
Sujono Jusuf, J, ‘Sistem Dalam Kapal’, Diktat, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 1976.
Wirjosoedirdjo, J S , ‘Dasar –Dasar Metode Elemen
Hingga’, Erlangga, Jakarta, 1979.
Wiryo Sumarto, H dan Okumura, T, ‘Teknologi
Pengelasan Logam’, Pradnya Paramita, Jakarta,
1996.