Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

ANEMIA PADA PENYAKIT GINJAL

Oleh :
KELOMPOK III
Wayan Supriyani NIM : 2020206203180P
Sri Astuti NIM : 2020206203428P
Sriatun NIM : 2020206203429P
Khoirur Roziqin NIM : 2020206203417P
Bambang Eko Cahyono NIM : 2020206203189P

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTASKESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
ANEMIA APLASTIK

Pokok Bahasan  : Anemia


Sub Pokok Bahasan  : Anemia Pada Penyakit Ginjal
Sasaran : Pasien dan keluarga
Hari/Tanggal : Jum’at 19 Maret 2021
Tempat : RSUD Sukadana
Pukul   : 09.00 - selesai
Pemateri : Kelompok 3                        

A. DESKRIPSI
Pada penyakit ginjal kronik, terjadi kerusakan pada jaringan ginjal sehingga lama
kelamaan fungsi diatas mulai terganggu. Penyakit ginjal kronik secara garis besar adalah suatu
proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fugsi ginjal
yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal.
Secara global penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan penyakit kronik yang terus
meningkat jumlahnya. Angka morbiditas dan mortalitasnya tinggi dan dapat berlanjut menjadi
gagal ginjal tahap akhir sehingga memerlukan pengobatan pengganti ginjal yang sangat mahal.
Oleh karena itu, PGK harus dicegah dan diobati agar mengurangi komplikasi lanjut
(Suhardjono, 2009).
Anemia merupakan salah satu komplikasi yang terjadi pada pasien PGK dengan angka
kejadian 80 – 90%. Apabila terjadi kerusakan ginjal yang berat maka produksi eritropoetin di
ginjal terganggu sehingga produksi sel darah merah berkurang. Seiring dengan kerusakan
ginjal, perdarahan, defisiensi besi yang disertai penurunan laju filtrasi glomerulus, maka derajat
anemia akan meningkat (Suhardjono, 2009).
Secara fungsional anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit
sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup
ke jaringan perifer. Secara praktis anemia adalah penurunan kadar hemoglobin, hematokrit,
atau hitung eritrosit. Anemia bukanlah suatu penyakit tersendiri, tetapi anemia adalah gejala
berbagai macam penyakit dasar (Bakta, 2009). Jika anemia pada PGK tidak diatasi maka akan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas akibat komplikasinya (Roesli, 2010).
Mengingat bahwa anemia pada PGK. 1) cenderung jarang pada tahap awal PGK, 2)
prevalensi anemia mulai meningkat secara signifikan dengan LFG kurang dari 60ml/min akan
tetapi anemia umunya tidak mempunyai komplikasi yang sering atau berat hingga kadar LFG
mencapai kurang dari 30 ml/min, 3) anemia adalah masalah penting bagi wanita muda maupun
pria yang lebih tua, 4) anemia terjadi lebih awal dan lebih parah pada penderita PGK akibat
diabetes mellitus, 5) bila anemia pada PGK tidak diperbaiki dapat menimbulkan gangguan
fungsi jantung, gangguan kognitif dan mental dengan gejala tambahan seperti perasaan lemah,
lelah, anoreksia, dan gangguan tidur,6) khususnya pada pasien pradialisis, bila anemia tidak
dikoreksi maka progresi perburukan fungsi ginjal lebih cepat dibandingkan dengan pasien
hemoglobin normal sesuai target (Fishbane, 2006).

B. TUJUAN
1.   Tujuan Umum  :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 50 menit pasien dapat memahami penyakit anemia pada
penyakit ginjal
2.   Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 50 menit pasien dapat menjelaskan kembali :
a.     Mengetahui pengertian anemia pada penyakit ginjal
b.     Mengetahui penyebab anemia pada penyakit ginjal
c. Mengetahui gejala anemia pada penyakit ginjal
d. Mengetahui komplikasi anemia pada penyakit ginjal
e. Mengetahui penatalaksanaan anemia pada penyakit ginjal

C. MATERI ( TERLAMPIR )
1. Mengetahui pengertian anemia pada penyakit ginjal
2. Mengetahui penyebab anemia pada penyakit ginjal
3. Mengetahui gejala anemia pada penyakit ginjal
4. Mengetahui komplikasi anemia pada penyakit ginjal
5. Mengetahui penatalaksanaan anemia pada penyakit ginjal

D. METODE DAN MEDIA


1. Metode :
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
2. Media :
a. Laptop
b. LCD
c. Leaflet
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Waktu Kegiatan komunikator Kegiatan Pasien Metode


Pembukaan  Mengucap salam  Menjawab salam Ceramah
(10 menit)  Validasi keadaan peserta  Menjawab dan tanya

 Menjelaskan maksud dan  Mendengarkan jawab

tujuan
 Menyebutkan materi yang  mendengarkan
akan di sampaikan
Inti  menjelaskan pengertian  Mendengarkan dan Ceramah
(30 menit) anemia pada penyakit memperhatikan dan diskusi
ginjal
 memberikan kesempatan  Bertanya
pada pasien untuk bertanya
 menjelaskan penyebab  Mendengarkan dan
anemia pada penyakit memperhatikan
ginjal  Bertanya
 memberikan kesempatan  Mendengarkan dan
pada pasien untuk bertanya memperhatikan
 menjelaskan gejala anemia  Mendengarkan dan
pada penyakit ginjal memperhatikan
 memberikan kesempatan  Bertanya
pada pasien untuk bertanya
 menjelaskan komplikasi  Mendengarkan dan
anemia pada penyakit memperhatikan
ginjal
 memberikan kesempatan
 Bertanya
pada pasien untuk bertanya
 menjelaskan
 Mendengarkan dan
penatalaksanaan anemia
memperhatikan
pada penyakit ginjal
 memberikan kesempatan
 Bertanya
pada pasien untuk bertanya

Penutup  memberikan kesempatan  bertanya Ceramah


(10 menit) pada pasien untuk bertanya dan tanya
 merangkum dan  mendengarkan dan jawab
menyimpulkan materi memperhatikan
 kontrak yang akan datang  menyepakati
 mengucap salam penutup  menjawab salam

F. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien menyepakati kontrak untuk di lakukan penyuluhan
b. Media tersedia sesuai dengan kebutuhan
c. Materi penyuluhan telah disiapkan
d. Tempat penyuluhann telah di siapkan
2. Evaluasi Proses
a. Waktu penyuluhan dilakukan sesuai dengan kesepakatan
b. Komunikator dapat menyampaikan materi dengan baik dan lancar
c. Pasien dapat mengikuti kegiatan sampai selesai
d. Pasien tampak antusias mengikuti kegiatan dengan banyak bertanya
e. Selama kegiatan pasien tidak ada yang meninggalkan tempat
3. Evaluasi Hasil
85 % pasien dapat menjelaskan kembali:
a.    Pengertian anemia pada penyakit ginjal
b.   Penyebab gagal anemia pada penyakit ginjal
c.    gejala anemia pada penyakit ginjal
d.    komplikasi anemia pada penyakit ginjal
e.    penatalaksanaan anemia pada penyakit ginjal

G. DAFTAR PUSTAKA
 Suwitra K. Penyakit ginjal kronik. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, K SM, Setiati S,
editors: Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6nd ed. Jakarta: Interna Publishing; 2014.p.2159-
65.

National Kidney Foundation. K/DOQI Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease:
Evaluation, classification and stratification. Am J Kidney Dis 39: suppl 1, 2012.

National Kidney Foundation. KDOQI clinical practice guidelines and clinical practice
recommendations for anemia in chronic kidney disease. American Journal of Kidney
Disease May 2006; 47 (5): SUPPL 3.

Lerma EV. Anemia of chronic disease and renal failure . Available from: URL:
http://emedicine.medscape.com/article/1389854-overview#showall. Di akses pada 16
Maret 2021, Jam 1756 WIB.

.
LAMPIRAN

1. Pengertian Anemia Pada Penyakit Ginjal


Anemia merupakan salah satu komplikasi yang terjadi pada pasien PGK dengan angka
kejadian 80 – 90%. Apabila terjadi kerusakan ginjal yang berat maka produksi eritropoetin di
ginjal terganggu sehingga produksi sel darah merah berkurang. Seiring dengan kerusakan
ginjal, perdarahan, defisiensi besi yang disertai penurunan laju filtrasi glomerulus, maka derajat
anemia akan meningkat (Suhardjono, 2009).
Secara fungsional anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit
sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup
ke jaringan perifer. Secara praktis anemia adalah penurunan kadar hemoglobin, hematokrit,
atau hitung eritrosit. Anemia bukanlah suatu penyakit tersendiri, tetapi anemia adalah gejala
berbagai macam penyakit dasar (Bakta, 2009). Jika anemia pada PGK tidak diatasi maka akan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas akibat komplikasinya (Roesli, 2010).
Anemia pada penyakit ginjal kronik adalah jenis anemia normositik normokrom, yang
khas selalu terjadi pada sindrom uremia. Bisanya hematokrit menurun hingga 20-30% sesuai
derajat azotemia. Komplikasi ini biasa ditemukan pada penyakit ginjal kronik stadium 4, tapi
kadang juga ditemukan sejak awal stadium 3.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan anemia dengan konsentrasi
hemoglobin < 13,0 mg/dl pada laki-laki dan wanita postmenopause dan < 12,0 gr/dl pada
wanita lainnya. The European Best Practice Guidelines untuk penatalaksanaan anemia pada
pasien-pasien penyakit ginjal kronik mengatakan bahwa batas bawah hemoglobin normal
adalah 11,5 gr/dl pada wanita, 13,5 gr/dl pada laki-laki dibawah atau sama dengan 70 tahun dan
12,0 gr/dl pada laki-laki diatas 70 tahun.15 The National Kidney Foundation’s Kidney Dialysis
Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) merekomendasikan anemia pada pasien penyakit ginjal
kronik jika kadar hemoglobin < 11,0 gr/dl (hematokrit <33%) pada wanita premenopause dan
pasien prepubertas, dan < 12,0 gr/dl (hematokrit <37%) pada laki-laki dewasa dan wanita
postmenopause. 15,16 Dan berdasarkan PERNEFRI 2011, dikatakan anemia pada penyakit
ginjal kronik jika Hb ≤ 10 gr/dl dan Ht ≤ 30%. Anemia sering terjadi pada pasien-pasien
dengan penyakit ginjal kronis.
2. Penyebab Anemia Pada Penyakit Ginjal
Penyebab utama anemia pada pasien dengan penyakit ginjal kronik adalah kurangnya produksi
eritropoietin (EPO) karena penyakit ginjalnya. Faktor tambahan termasuk kekurangan zat besi,
peradangan akut dan kronik dengan gangguan penggunaan zat besi (anemia penyakit kronik),
hiperparatiroid berat dengan konsekuensi fibrosis sumsum tulang, pendeknya masa hidup eritrosit
akibat kondisi uremia. Selain itu kondisi komorbiditas seperti hemoglobinopati dapat memperburuk
anemia.

Etiologi Penjabaran etiologi


Penyebab utama Defisiensi relatif dari eritropoietin
Penyebab tambahan 1. Kekurangan zat besi
Inflamasi akut dan kronik
2. Pendeknya masa hidup eritrosit
3. Bleeding diathesis
4. Hiperparatiroidisme/ fibrosis sumsum tulang

Kondisi komorbiditas Hemoglobinopati, hipotiroid, hipertiroid, kehamilan,


penyakit HIV, penyakit autoimun, obat imunosupresif

Anemia

3. Gejala Anemia Pada Penyakit Ginjal

a. Kelemahan umum/malaise, mudah lelah


b. Nyeri seluruh tubuh/mialgia
c. Gejala ortostatik ( misalnya pusing, dll )
d. Sinkop atau hampir sincope
e. Penurunan toleransi latihan
f. Dada terasa tidak nyaman
g. Palpitasi
h. Intoleransi dingin
i. Gangguan tidur
j. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
k. Kehilangan nafsu makan
l. Temuan pemeriksaan fisik :
1) Kulit (pucat)
2) Neurovaskular (penurunan kemampuan kognitif)
3) Mata (konjungtiva pucat)
4) Kardiovaskular (hipotensi ortostatik, takiaritmia)
5) Pulmonary (takipnea)
6) Abdomen (asites, hepatosplenomegali)

4. Penatalaksanaan Anemia Pada Penyakit Ginjal


Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk pencapaian kadar Hb > 10 g/dL dan Ht > 30%,
baik dengan pengelolaan konservatif maupun dengan EPO. Bila dengan terapi konservatif,
target Hb dan Ht belum tercapai dilanjutkan dengan terapi EPO. Dampak anemia pada gagal
ginjal terhadap kemampuan fisik dan mental dianggap dan menggambarkan halangan yang
besar terhadap rehabilitasi pasien dengan gagal ginjal. Walaupun demikian efek anemia pada
oksigenasi jaringan mungkin seimbang pada pasien uremia dengan penurunan afinitas oksigen
dan peningkatan cardiac output saat hematokrit dibawah 25 %. Walaupun demikian banyak
pasien uremia memiliki hipertensi dan miokardiopati. Karena tubuh memiliki kemampuan
untuk mengkompensasi turunnya kadar hemoglobine dengan meningkatnya cardiac output.
Selain itu banyak pasien memiliki penyakit jantung koroner yang berat dan walaupun anemia
dalam derajat sedang dapat disertai dengan miokardial iskemik dan angina. Terapi anemia pada
gagal ginjal bervariasi dari pengobatan simptomatik melalui transfusi sel darah merah sampai
ke penyembuhan dengan transplantasi ginjal. Transfusi darah hanya memberikan keuntungan
sementara dan beresiko terhadap infeksi (virus hepatitis dan HIV) dan hemokromatosis
sekunder. Peran dari transfusi sebagai pengobatan anemi primer pada pasien gagal ginjal
terminal telah berubah saat dialisis dan penelitian serologic telah menjadi lebih canggih.
Transplantasi ginjal pada banyak kasus, harus menunggu dalam waktu yang tidak tertentu dan
tidak setiap pasien dialisis memenuhi syarat.
Variasi terapi anemia pada penyakit ginjal kronik adalah sebagai berukut :

1. Suplementasi eritropoetin
2. Pembuangan eritropoesis inhibitor endogen dan toksin hemolitik endogen dengan
terapi transplantasi ginjal ekstra korporeal atau peritoneal dialisis.
3. Pembuangan kelebihan aluminium dengan deferoxamine
4. Mengkoreksi hiperparatiroid
5. Terapi Androgen
6. Mengurangi iatrogenic blood loss
7. Suplementasi besi
8. Suplementasi asam folat
9. Transfuse darah

Anda mungkin juga menyukai