ANEMIA APLASTIK
Oleh :
KELOMPOK III
Wayan Supriyani NIM : 2020206203180P
Sri Astuti NIM : 2020206203428P
Sriatun NIM : 2020206203429P
Khoirur Roziqin NIM : 2020206203417P
Bambang Eko Cahyono NIM : 2020206203189P
A. Deskripsi
Anemia aplastik merupakan suatu sindroma kegagalan sumsum tulang
yang dikarakterisasi dengan adanya pansitopenia perifer, hipoplasia sumsum
tulang dan makrositosis oleh karena terganggunya eritropoesis dan
peningkatan jumlah fetal hemoglobin. Insiden penyakit anemia aplastik di
dunia tergolong jarang, berkisar 2-6 kasus per 1 juta penduduk pada negara-
negara Eropa. Namun di Asia dikatakan bahwa insiden penyakit ini lebih
besar yaitu berkisar 6-14 kasus per 1 juta penduduk. Anemia Aplastik dapat
terjadi pada semua golongan usia, serta dapat diturunkan secara genetik
ataupun didapat. Insiden anemia aplastik didapat mencapai puncak pada
golongan umur 20-25 tahun, sedangkan jumlah tertinggi kedua berada pada
golongan usia diatas 60 tahun. Rasio anemia aplastik pada pria dan wanita
adalah 1:1, namun perjalanan penyakit serta manifestasi klinis pada pria
lebih berat dibandingkan wanita.
Mekanisme primer terjadinya anemia aplastik diperkirakan melalui
kerusakan pada sel induk (seed theory), kerusakan lingkungan mikro (soil
theory) dan melalui mekanisme imunologi (immune suppression).
Mekanisme ini terjadi melalui berbagai faktor (multi faktorial) yaitu:
familial (herediter), idiopatik (penyebabnya tidak dapat ditemukan) dan
didapat yang disebabkan oleh obat- obatan, bahan kimia, radiasi ion, infeksi,
dan kelainan imunologis. Anemia aplastik merupakan kegagalan
hematopoiesis yang relatif jarang dijumpai namun berpotensi mengancam
nyawa.
Anemia aplastik merupakan penyakit yang akan diderita seumur hidup,
sehingga diperlukan kerjasama tim medis, pasien, serta keluarga dan
lingkungan dalam pengelolaan penyakit ini. Edukasi terhadap pasien dan
keluarganya tentang penyakit dan komplikasi yang memungkinkan akan
sangat membantu memperbaiki hasil pengobatan, serta diharapkan dapat
membantu memperbaiki kualitas hidup pasien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 50 menit pasien dapat memahami penyakit anemia
aplastik
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 50 menit pasien dapat menjelaskan kembali :
a. Mengetahui pengertian anemia aplastik
b. Mengetahui penyebab anemia aplastik
c. Mengetahui gejala anemia aplastik
d. Mengetahui komplikasi anemia aplastik
e. Mengetahui penatalaksanaan anemia aplastik
C. Materi ( terlampir )
1. Mengetahui pengertian anemia aplastik
2. Mengetahui penyebab anemia aplastik
3. Mengetahui gejala anemia aplastik
4. Mengetahui komplikasi anemia aplastik
5. Mengetahui penatalaksanaan anemia aplastik
D. Metode dan media
1. Metode :
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
2. Media :
a. Laptop
b. LCD
c. Leaflet
E. Kegiatan Pembelajaran
tujuan
Menyebutkan materi yang mendengarkan
akan di sampaikan
Inti menjelaskan pengertian Mendengarkan dan Ceramah
(30 menit) anemia aplastik memperhatikan dan diskusi
memberikan kesempatan Bertanya
pada pasien untuk bertanya
menjelaskan penyebab Mendengarkan dan
anemia aplastik memperhatikan
memberikan kesempatan Bertanya
pada pasien untuk bertanya
menjelaskan gejala anemia Mendengarkan dan
aplastik memperhatikan
memberikan kesempatan Bertanya
pada pasien untuk bertanya
menjelaskan komplikasi Mendengarkan dan
anemia aplastik memperhatikan
memberikan kesempatan Bertanya
pada pasien untuk bertanya
menjelaskan Mendengarkan dan
penatalaksanaan anemia memperhatikan
aplastik
memberikan kesempatan Bertanya
pada pasien untuk bertanya
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien menyepakati kontrak untuk di lakukan penyuluhan
b. Media tersedia sesuai dengan kebutuhan
c. Materi penyuluhan telah disiapkan
d. Tempat penyuluhann telah di siapkan
2. Evaluasi Proses
a. Waktu penyuluhan dilakukan sesuai dengan kesepakatan
b. Komunikator dapat menyampaikan materi dengan baik dan lancar
c. Pasien dapat mengikuti kegiatan sampai selesai
d. Pasien tampak antusias mengikuti kegiatan dengan banyak bertanya
e. Selama kegiatan pasien tidak ada yang meninggalkan tempat
3. Evaluasi Hasil
85 % pasien dapat menjelaskan kembali:
a. Pengertiananemia aplastik
b. Penyebab gagal anemia aplastik
c. gejala anemia aplastik
d. komplikasi anemia aplastik
e. penatalaksanaan anemia aplastik
G. Daftar Pustaka
Adelle Pilliterri, 2002, buku saku perawatan kesehatan ibu dan anak. EGC
https://www.alomedika.com/penyakit/hematologi/anemia-aplastik/patofisiologi
alodokter.com/anemia-aplastik.
Lampiran
Anemia aplastik adalah kegagalan anatomi dan fisiologi dari sumsum tulang yang mengarah pada
suatu penurunan nyata atau tidak adanya unsur pembentukan darah dalam sumsum.
Anemia aplastik terjadi karena kerusakan pada sel punca di sumsum tulang. Kerusakan ini
menyebabkan produksi sel darah melambat atau menurun. Hal ini akan menyebabkan jumlah sel
darah merah, sel darah putih, dan keping darah berkurang.
Beberapa kondisi dan penyakit yang bisa menyebabkan anemia aplastik adalah:
Penyakit autoimun
Penyakit autoimun menyebabkan sistem imun menyerang sel-sel sehat, termasuk sel punca di
dalam sumsum tulang. Jika penyakit autoimun ini tidak mendapat penanganan, maka risiko
terjadinya anemia aplastik akan meningkat.
Kelainan genetik
Anemia aplastik bisa disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan orang tua kepada anak.
Infeksi virus
Infeksi virus juga dapat merusak sumsum tulang. Beberapa jenis virus yang sering dikaitkan
dengan munculnya anemia aplastik adalah virus hepatitis, Epstein-Barr, cytomegalovirus,
parvovirus B19, dan HIV.
Selain kondisi dan penyakit yang disebutkan di atas, anemia aplastik bisa disebabkan oleh faktor
yang belum diketahui. Kondisi ini sering disebut dengan anemia aplastik yang idiopatik
Perbedaan peran dari masing-masing sel darah menyebabkan munculnya variasi gejala anemia
aplastik. Namun, secara umum, beberapa gejala yang muncul saat seseorang mengalami anemia
aplastik adalah:
d. Pucat
e. Pusing.
f. Anoreksia
h. Takikardi
j. Sesak
k. Demam.
l. Purpura.
m. Petekie.
n. Hepatosplenomegali
o. Limfadenopati
b. Infeksi organ
c. Gagal jantung
d. Parestesiae.
e. Kejang
a. Implikasi keperawatan·
- Pertahankan suhu tubuh dengan memberikan selimut dan mengatur suhu ruangan
b. Tindakan Kolaborasi·
- Medikamentosa :
- Makanan : umumnya diberikan dalam bentuk lunak. Jika harus menggunakan NGT harus
hati – hati karena dapat menimbulkan luka / perdarahan pada waktu pemasangan
- Transplantasi sumsum tulang : sumsum tulang diambil dari donor dengan beberapa kali
pungsi hingga mendapatkan sedikitnya 5 x 108 sel berinti / kgBB resipien. Keberhasilan
pencangkokanterjadi dalam waktu 2 hingga 3 minggu.