Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

ANEMIA APLASTIK

Oleh :
KELOMPOK III
Wayan Supriyani NIM : 2020206203180P
Sri Astuti NIM : 2020206203428P
Sriatun NIM : 2020206203429P
Khoirur Roziqin NIM : 2020206203417P
Bambang Eko Cahyono NIM : 2020206203189P

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTASKESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
ANEMIA APLASTIK

Pokok Bahasan  : Anemia


Sub Pokok Bahasan  : Anemia aplastik
Sasaran : Pasien dan keluarga
Hari/Tanggal : Jum’at 19 Maret 2021
Tempat : RSUD Sukadana
Pukul   : 09.00 - selesai
Pemateri : Kelompok 3                        

A. Deskripsi
Anemia aplastik merupakan suatu sindroma kegagalan sumsum tulang
yang dikarakterisasi dengan adanya pansitopenia perifer, hipoplasia sumsum
tulang dan makrositosis oleh karena terganggunya eritropoesis dan
peningkatan jumlah fetal hemoglobin. Insiden penyakit anemia aplastik di
dunia tergolong jarang, berkisar 2-6 kasus per 1 juta penduduk pada negara-
negara Eropa. Namun di Asia dikatakan bahwa insiden penyakit ini lebih
besar yaitu berkisar 6-14 kasus per 1 juta penduduk. Anemia Aplastik dapat
terjadi pada semua golongan usia, serta dapat diturunkan secara genetik
ataupun didapat. Insiden anemia aplastik didapat mencapai puncak pada
golongan umur 20-25 tahun, sedangkan jumlah tertinggi kedua berada pada
golongan usia diatas 60 tahun. Rasio anemia aplastik pada pria dan wanita
adalah 1:1, namun perjalanan penyakit serta manifestasi klinis pada pria
lebih berat dibandingkan wanita.
Mekanisme primer terjadinya anemia aplastik diperkirakan melalui
kerusakan pada sel induk (seed theory), kerusakan lingkungan mikro (soil
theory) dan melalui mekanisme imunologi (immune suppression).
Mekanisme ini terjadi melalui berbagai faktor (multi faktorial) yaitu:
familial (herediter), idiopatik (penyebabnya tidak dapat ditemukan) dan
didapat yang disebabkan oleh obat- obatan, bahan kimia, radiasi ion, infeksi,
dan kelainan imunologis. Anemia aplastik merupakan kegagalan
hematopoiesis yang relatif jarang dijumpai namun berpotensi mengancam
nyawa.
Anemia aplastik merupakan penyakit yang akan diderita seumur hidup,
sehingga diperlukan kerjasama tim medis, pasien, serta keluarga dan
lingkungan dalam pengelolaan penyakit ini. Edukasi terhadap pasien dan
keluarganya tentang penyakit dan komplikasi yang memungkinkan akan
sangat membantu memperbaiki hasil pengobatan, serta diharapkan dapat
membantu memperbaiki kualitas hidup pasien.

B. Tujuan
1.   Tujuan Umum  :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 50 menit pasien dapat memahami penyakit anemia
aplastik
2.   Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 50 menit pasien dapat menjelaskan kembali :
a.     Mengetahui pengertian anemia aplastik
b.     Mengetahui penyebab anemia aplastik
c. Mengetahui gejala anemia aplastik
d. Mengetahui komplikasi anemia aplastik
e. Mengetahui penatalaksanaan anemia aplastik
C. Materi ( terlampir )
1. Mengetahui pengertian anemia aplastik
2. Mengetahui penyebab anemia aplastik
3. Mengetahui gejala anemia aplastik
4. Mengetahui komplikasi anemia aplastik
5. Mengetahui penatalaksanaan anemia aplastik
D. Metode dan media
1. Metode :
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
2. Media :
a. Laptop
b. LCD
c. Leaflet
E. Kegiatan Pembelajaran

Waktu Kegiatan komunikator Kegiatan Pasien Metode


Pembukaan  Mengucap salam  Menjawab salam Ceramah
(10 menit)  Validasi keadaan peserta  Menjawab dan tanya

 Menjelaskan maksud dan  Mendengarkan jawab

tujuan
 Menyebutkan materi yang  mendengarkan
akan di sampaikan
Inti  menjelaskan pengertian  Mendengarkan dan Ceramah
(30 menit) anemia aplastik memperhatikan dan diskusi
 memberikan kesempatan  Bertanya
pada pasien untuk bertanya
 menjelaskan penyebab  Mendengarkan dan
anemia aplastik memperhatikan
 memberikan kesempatan  Bertanya
pada pasien untuk bertanya
 menjelaskan gejala anemia  Mendengarkan dan
aplastik memperhatikan
 memberikan kesempatan  Bertanya
pada pasien untuk bertanya
 menjelaskan komplikasi  Mendengarkan dan
anemia aplastik memperhatikan
 memberikan kesempatan  Bertanya
pada pasien untuk bertanya
 menjelaskan  Mendengarkan dan
penatalaksanaan anemia memperhatikan
aplastik
 memberikan kesempatan  Bertanya
pada pasien untuk bertanya

Penutup  memberikan kesempatan  bertanya Ceramah


(10 menit) pada pasien untuk bertanya dan tanya
 merangkum dan  mendengarkan dan jawab
menyimpulkan materi memperhatikan
 kontrak yang akan datang  menyepakati
 mengucap salam penutup  menjawab salam

F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien menyepakati kontrak untuk di lakukan penyuluhan
b. Media tersedia sesuai dengan kebutuhan
c. Materi penyuluhan telah disiapkan
d. Tempat penyuluhann telah di siapkan
2. Evaluasi Proses
a. Waktu penyuluhan dilakukan sesuai dengan kesepakatan
b. Komunikator dapat menyampaikan materi dengan baik dan lancar
c. Pasien dapat mengikuti kegiatan sampai selesai
d. Pasien tampak antusias mengikuti kegiatan dengan banyak bertanya
e. Selama kegiatan pasien tidak ada yang meninggalkan tempat
3. Evaluasi Hasil
85 % pasien dapat menjelaskan kembali:
a.    Pengertiananemia aplastik
b.   Penyebab gagal anemia aplastik
c.    gejala anemia aplastik
d.    komplikasi anemia aplastik
e.    penatalaksanaan anemia aplastik

G. Daftar Pustaka

 Adelle Pilliterri, 2002, buku saku perawatan kesehatan ibu dan anak. EGC

Staf pengajar ilmu kesehatan anak FKUI. 2005

https://www.alomedika.com/penyakit/hematologi/anemia-aplastik/patofisiologi

alodokter.com/anemia-aplastik.
Lampiran

1. Pengertian anemia aplastik

Anemia aplastik adalah kegagalan anatomi dan fisiologi dari sumsum tulang yang mengarah pada
suatu penurunan nyata atau tidak adanya unsur pembentukan darah dalam sumsum.

2. Penyebab anemia aplastik

Anemia aplastik terjadi karena kerusakan pada sel punca di sumsum tulang. Kerusakan ini
menyebabkan produksi sel darah melambat atau menurun. Hal ini akan menyebabkan jumlah sel
darah merah, sel darah putih, dan keping darah berkurang.

Beberapa kondisi dan penyakit yang bisa menyebabkan anemia aplastik adalah:

 Penyakit autoimun
Penyakit autoimun menyebabkan sistem imun menyerang sel-sel sehat, termasuk sel punca di
dalam sumsum tulang. Jika penyakit autoimun ini tidak mendapat penanganan, maka risiko
terjadinya anemia aplastik akan meningkat.
 Kelainan genetik
Anemia aplastik bisa disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan orang tua kepada anak.

 Infeksi virus
Infeksi virus juga dapat merusak sumsum tulang. Beberapa jenis virus yang sering dikaitkan
dengan munculnya anemia aplastik adalah virus hepatitis, Epstein-Barr, cytomegalovirus,
parvovirus B19, dan HIV.

 Radioterapi dan kemoterapi


Dua jenis pengobatan ini sering dilakukan untuk mengatasi kanker. Namun, terkadang
pengobatan ini turut merusak sel punca di dalam sumsum tulang dan meningkatkan risiko
terjadinya anemia aplastik.

 Penggunaan obat-obatan tertentu


Obat-obatan tertentu, seperti antibiotik dan obat yang digunakan untuk mengatasi rheumatoid
arthritis, dapat menyebabkan kerusakan sumsum tulang dan meningkatkan risiko terjadinya
anemia aplastik.

 Paparan bahan kimia


Paparan bahan kimia, seperti pestisida, insektisida, dan benzene, yang terjadi terus-menerus
juga dapat menyebabkan anemia aplastik.
 Kehamilan
Kehamilan terkadang membuat sistem kekebalan tubuh ibu hamil menyerang dan merusak
sumsung tulang.

Selain kondisi dan penyakit yang disebutkan di atas, anemia aplastik bisa disebabkan oleh faktor
yang belum diketahui. Kondisi ini sering disebut dengan anemia aplastik yang idiopatik

3. Gejala anemia aplastik

Perbedaan peran dari masing-masing sel darah menyebabkan munculnya variasi gejala anemia
aplastik. Namun, secara umum, beberapa gejala yang muncul saat seseorang mengalami anemia
aplastik adalah:

a. Lemah dan mudah lelah


b. Granulositopenia dan leukositopenia menyebabkan lebih mudah terkena infeksi bakteric.

c. Trombositopenia menimbulkan perdarahan mukosa dan kulitd.

d. Pucat

e. Pusing.

f. Anoreksia

g. Peningkatan tekanan sistolik

h.  Takikardi

i. Penurunan pengisian kapler 

j.  Sesak 

k. Demam.

l. Purpura.

m. Petekie.

n. Hepatosplenomegali

o. Limfadenopati

4. Komplikasi anemia aplastik


a. Perdarahan 

b. Infeksi organ

c. Gagal jantung

d. Parestesiae.

e. Kejang

5. Penatalaksanaan anemia aplastik

a. Implikasi keperawatan·

- Pencegahan infeksi silang·

- Istirahat untuk mencegah perdarahan, terutama perdarahan otak ·

- Tempatkan pada posisi terlentang untuk meningkatkan sirkulasi serebral·

- Pertahankan suhu tubuh dengan memberikan selimut dan mengatur suhu ruangan

- Berikan dukungan emosional kepada orang tua dan anak ·

- Berikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan orang tua dan anak

- Berikan informasi adekuat mengenai keadaan, pengobatan dan kemajuan kesehatan.

b. Tindakan Kolaborasi·

- Medikamentosa :

Prednisolon (kortikosteroid) dosis 2 – 5 mg/kgBB/hari per oral ; testoteron dengan dosis 1


– 2mg/kgBB/hari secara parenteral ; testoteron diganti dengan oksimetolon yang
mempunyai dayaanabolic dan merangsang system hemopoetik lebih kuat, dosis diberikan 1
– 2 mg/kgBB/hari per oral.

Untuk pasien dengan neutropenia sebagai abnormalitas dominant, efektif diberikan


myeloidgrowth factors G-CSF (filgastrim) dengan dosis 5µg/kg/hari atau GM-CSF
(sargramostim)dengan dosis 250 µg/m2/hari untuk meningkatkan angka neutrofil dan
menurunkan infeksi.

- Transfusi darah : diberikan jika diperlukan saja karena pemberian transfusi darah


terlampau sering akan menimbulkan depresi sumsum tulang atau akan menimbulkan reaksi
hemolitik sebagai akibat dibentuknya antibodi terhadap sel – sel darah tersebut.
- Pengobatan terhadap infeksi sekunder Untuk mencegah infeksi sebaiknya  diisolasi dalam
ruangan yang steril. Pemberian obat antbiotika dipilih yang tidak menyebabkan depresi
sumsum tulang. Kloramfenikol tidak bolehdiberikan.

- Makanan : umumnya diberikan dalam bentuk lunak. Jika harus menggunakan NGT harus
hati – hati karena dapat menimbulkan luka / perdarahan pada waktu pemasangan

- Transplantasi sumsum tulang : sumsum tulang diambil dari donor dengan beberapa kali
pungsi hingga mendapatkan sedikitnya 5 x 108 sel berinti / kgBB resipien. Keberhasilan
pencangkokanterjadi dalam waktu 2 hingga 3 minggu.

Anda mungkin juga menyukai