Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSIT AS NEGERJ SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Surabaya 60231
UNESA
Telepon:+6231-8280009 pswt. 400 -410, Faksimi l : : +6231- 8281466
Laman: fisb.unesa.ac.id, Emai l : fish@unesa.ac.id

SOAL UTS (UJIAN TENGAH SEMESTER)


SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2020/2021

Mata kuliah :Teori Belajar


Sks : 2 SKS
Program Studi :51 Pendidikan Geografi angkatan 2020 kelas A, B dan
C Dosen : Dr. Bambang Sigit Widodo, M.Pd
Dr. Sri Murtini,M.Si
Hari/Tanggal :Selasa, 22 Maret 2021
Jam : 11.00 - 13.00 WIB
Ruang/link : https://forms.gle/AqSd1MttEEpPVKLP8

Petunjuk:
1. Tulis nama dan nomor induk mahasiswa pada lembar jawaban yang telah disediakan !
2. Bubuhkan tanda tangan pada lembar jawaban Anda !

Pertanyaan:
1. Jelaskan perbedaan-perbedaan konseptual dari penerapan Teori Belajar Behavioristik,
Kognitif dan Konstruktivistik dalam pembelajaran di sekolah.

2. Bagaimana pengaruh teori konstruktivistik terhadap model-model pembelajaran? Jelaskan


model pembelajaran yang merupakan implementasi dari Teori Konstruktivistik, dilengkapi
dengan contoh model pembelajarannya.

3. Apa keunggulan dan kelemahan dari penerapan Teori Belajar Behavioristik dan Teori
Konstruktivistik di sekolah.

4. Dalam konteks Indonesia, menurut Anda, teori belajar manakah yang relevan
diterapkandan sesuai dengan karakteristik, budaya, dan kondisi sosial ekonomi
masyarakat Indonesia .Jelaskan dengan argumentas iyang logis!

======selamat mengerjakan, semoga sukses======

www.unesa.ac.id I "l;r-owiV19 with cha.va.cter''

Nama : MUHAMMAD ALI AKBAR HASMI RAFSANJANI


Nim : 20040274036
Kelas : Geografi 2020C
TTD :

1. A. Behavioristik
Dalam teori behavioristik, pendidik sangat mendominasi dalam proses kegiatan pembelajaran. Tugasnya
memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar, dengan cara memberikan stimulus, penghargaan atau
hukuman dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang baik. Sementara peserta didik
dipandang sebagai obyek yang pasif.
Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah:
- menentukan tujuan
- menentukan matreri pelajaran
- mengkaji materi pelajaran
- menyusun sesuai dengan system informasi
- menyajikan materi dan membimbing mahapeserta didik dengan pola sesuai materi pelajaran

B. Kognitif
Peranan pendidik menurut teori belajar kognitif adalah sebagai pembimbing untuk mengembangkan potensi
kognitif yang ada pada setiap peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran, keterlibatan peserta didik secara aktif
amat dipentingkan. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru
dengan setruktur kognitif yang telah dimiliki.
Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah;
- menentukan tujuan
- menentukan materi pelajaran
- menentukan topic-topik secara aktif oleh mahapeserta didik dengan bimbingan minim dari dosen
- menentukan dan merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topic yang akan di[elajari mahapeserta didik.
- menyiapkan pertanyaan yang akan memacu kreativitas mahapeserta didik untuk berdiskusi atau bertanya.
- mengevaluasi proses dan hasil belajar

C. Konstruktivistik
Pendidik tidak mendominasi kegiatan pembelajaran. Pendidik hanya berperan sebagai fasilitator, motivator dan
mediator dalam pembelajaran. Pendidik yang menerapkan teori konstruktivistik mengakui, menghargai
dorongan diri, bahkan memberikan motivasi kepada peserta didik agar mampu mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri secara optimal melalui proses interaksi dalam jaringan sosial yang unik, yang terbentuk baik dalam
budaya kelas maupun di luar kelas. Sementara peserta didik, diposisikan sebagai subyek yang aktif yang arahkan
untuk mampu membangun sendiri pengtahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan
proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dan dimilikinya. Tugas
guru dalam proses pembelajaran sama dengan tugas dalam teori kognitif.

Pada dasarnya teori-teori belajar , kontruktivistik, kognitif dan behavioristik memiliki tujuan yang sama
yaitu sebuah perubahan sikap, perilaku dan keterampilan peserta didik yang diperoleh melalui proses belajar dan
pembelajaran itu sendiri. Namun yang membedakan adalah cara pandang terhadap apa dan bagaimana tujuan
pembelajaran dapat dicapai.

2. Pengaruh belajar menggunakan teori konstruktivistik adalah dimana peserta didik membangun sendiri
pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan
ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dan dimilikinya. Contoh pembelajaran menggunakan teori
konstruktivistik :
a. siswa diajak oleh guru untuk mengamati dan mecari tahu sendiri tentang sebuah permasalahan melalui alam,
laboratorium, perpustakaan, teman sebaya, koran dan internet
b. guru mengajak siswa sebagai mitra lebih proaktif untuk mencari tahu jawaban

3. A. Behavioristik
Keunggulan
- Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang
mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya tahan.
- Mampu mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif.
- membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik untuk bisa bebas
berkreasi dan berimajinasi.

Kelemahan
- Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat meanistik, dan hanya
berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur.
- Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan
dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
- Siswa ( tori skinner ) baik hukuman verbal maupun fisik seperti kata – kata kasar , ejekan , jeweran yang
justru berakibat buruk pada siswa.
- tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan
dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan
respon.
- tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan respon ini dan
tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan
dengan responnya.

B. Konstruktivistik
Keunggulan
- Dalam proses membina pengetahuan baru murid diajarkan berfikir untuk menyelesaikan masalah atau
sebuah studi kasus dan dapat mengembangkanya menjadi sebuah ide atau membuat keputusan.
- Dalam proses pembelajaran murid harus terlibat langsung dalam mengembangkan sebuah pengetahuan baru,
sehingga peserta didik akan lebih faham dan boleh mengaplikasikanya dalam sebuah situasi.
- Dalam proses belajar murid harus terlibat secara langsung dengan aktif, sehingga mereka akan ingat lebih
lama semua konsep yang ada yakni dengan cara murid melakukan pendekatan membina sendi kehafaman
mereka. Dengan cara itu mereka akan yakin dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi
baru.
- Dalam proses belajar kemahiran sosial diperoleh apabila seorang murid berinteraksi dengan guru dan rekan
dalam membina pengetahuan baru.
- Dalam proses belajar yang benar peserta didik pastinya akan terlibat secara terus menerus dan semakin lama
mereka akan faham, ingat, dan lebih yakin dalam memutuskan sebuah pengetahuan baru. Apabila peserta
didik melakukan interaksi secara sehat dengan guru atau rekan, maka mereka akan berasa seronok belajar
dalam membina pengetahuan baru.

Kelemahan
- Kadang guru itu tidak memperhatikan muridnya secara keseluruhan misalkan guru tidak pernah memberi
kesempatan pada peserta didiknya untuk menyelesaikan suatu masalah atau berdiskusi sehingga peserta
didik hanya mendapat pembelajaran yang itu-itu saja, jadi pola pikir peserta didik tidak berkembang.
- Tidak semua guru atau pendidik itu mempunyai karakter atau sifat yang sama, pada dasarnya guru hanya
memberi penjelasan saja saat pembelajaran sehingga peserta didik dituntut untuk hanya memahami saja
tanpa terlibar secara langsung dalam mengaplikasikan sebuah situasi baru.
- Membahas tentang sifat seorang guru, guru seharusnya tidak berperan sebagai orang yang kaku dan harus
ditakuti, guru seharusnya berperan sebagai teman bagi peserta didiknya sehingga peserta didik dapat
beriteraksi dengan baik dalam membina pengetahuan baru.
- Pada dasarnya guru itu dijadikan sebuah panutan bagi peserta didiknya maka dari itu guru tidak diwajibkan
memberi contoh yang negativ kepada peserta didiknya, kadang ada guru yang memiliki sifat yang buruk
yaitu sering berkata kotor atau kasar di depan peserta didiknya, itu sangat dilarang dalam aturan etika
seorang guru, karena apabila itu dihadapkan pada anak usia sekolah dasar sangat tidak pantas untuk
dilakukan.
- Apabila peserta didik tidak dilibatkan dalam pembelajaran praktik maka daya ingat dan pengetahuan
peserta didik tidak akan berkembang dengan baik, dan apabila diberi materi baru pasti materi sebelumnya
akan dilupakan

4. Menurut pendapat saya teori belajar behavioristic cocok digunak di Indonesia karena Implementasi teori
belajar behavioristik dalam dunia pendidikan ini terlihat dari beberapa contoh. Misalkan: penerapan hukuman
membersihkan halaman bagi siswa yang datang ke sekolah terlambat, siswa disuruh lari lapangan jika tidak
mengerjakan tugas atau PR. Teori ini cukup menakutkan karena penekanan prinsip pemberian hukuman
(punishment), akan tetapi teori ini tak selamanya buruk. Pada kondisi tertentu siswa juga akan mendapatkan
penguatan (reinforcement) berupa pujian, hadiah atau penghargaan lainya jika menunjukkan sikap positif
dalam pembelajaran. Sehingga, teori behaviorisme dianggap merupakan pilihan metode pembelajaran yang
tepat dan dianggap mampu menghasilkan output yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai