Anda di halaman 1dari 15

MATA KULIAH

TEKNOLOGI BAHAN

Dr. Ir. Andi Alifuddin, ST, MT,AER

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PERTEMUAN KE-6
 PERANCANGAN CAMPURAN
Perancangan campuran beton (Mix desain) bermaksud untuk memenuhi komposisi dan
proporsi bahan bahan penyusun beton. Hal ini dilakukan agar proporsi campuran dapat
memenuhi syarat teknis dan ekonomis.
Kriteria dasar perancangan beton adalah kekuatan tekan dan hubungannya dengan factor
air semen yang digunakan.
Pada dasarnya perancangan campuran dimaksudkan untuk mendapatkan proporsi
campuran yang optimum dengan kekuatan yang maksimum
Dalam menentukan proporsi campuran digunakan beberapa metode antara lain :
1. Metode American Concrete Institute (ACI)
2. Portland Cement Association
3. Road Note No.4
4. British Standard atau Departement of Enviroment (DOE)
5. SNI 03-2834-2000
6. Departemen Pekerjaan Umum dan
7. Cara coba-coba (Trial and Eror)
Pembuatan campuran beton mengunakan Mix design SKSNI 1991. Metode tersebut
sebenarnya mengadop dari metode DOE. Dalam metode ini telah ditentukan harga W/C-nya
sehingga nilai semen, pasir dan kerikil didapat dari proses hitungan SKSNI 1991tersebut.

PSTS-FT.UMI
 Kriteria Perencanaan  Adanya rongga pada beton
mengakibatkan kepadatan dan
 Perencangan campuran dimaksudkan kekedapan beton berkurang sehingga
untuk menghasilkan suatu proporsi permeabiltas meningkat dan
campuran bahan yang optimal dengan mempengaruhi keawetan (durability)
beton
kekuatan yang maksimum

 Pengertian optimal Keawetan Beton


adalah penggunaan (Durability) dan
bahan yang minimum Permeabilitas beton
dengan tetap
mempertimbangkan Pemilihan Agregat
kriteria standar dan  Pemilihan agregat juga
ekonomis berdasarkan Penggunaan Bahan Tambah mempengaruhi sifat
biaya untuk membuat pengerjaan. Butiran
struktur beton tersebut Kemudahan Pekerjaan (Workability besar akan
menyebabkan
kesulitan, akan
 Faktor air semen
menimbulkan
(FAS) yang kecil
segregasi. Jika ini
Kekuatan Tekan hubungannya akan menghasilkan
terjadi, akan
dengan FAS kekuatan yang
mengakibatkan
tinggi, tetapi
rongga-rongga pada
kemudahan dalam
beton pada saat
pekerjaan tak akan
mengeras
tercapai
 Perancangan beton tetap harus
mempertimbangkan hal ini, salah satunya dengan
menggunakan bahan tambah jenis plastisizer atau
super – plastiziser.
 Variabilitas
Variabilitas dalam beton akan mempengaruhi
kekuatan beton. Grafik Distibusi Normal
Variabilitas dalam kekuatan beton tercermin melalui
nilai standar deviasi (sr). Kuat tekan rencana
Kekuatan beton dengan pertimbangan variabilitas Rata-rata kuat tekan
dapat dihitung dengan rumus :

5% Bagian yang
fcr = f’c + k. Sr Di tolak / cacat

1.64 S
Dimana :
fcr = Kekuatan tekan rencana rata-rata 25 30 35 40 50 55
f’c = Kekuatan tekan rencana Kurva Distribusi Normal
Sr = Standar deviasi
k = Konstanta yang di turunkan dari distribusi normal
yang dijinkan biasanya sebesar 1,64. Nilai k di USA Beberapa peneliti di komite ACI
adalah 1.65, di Inggris dibulatkan menjadi 1,64, memberikan nilai dasar 1,64 atas variasi
sedangkan di Australia 1,65 pengujian dari beton normal dengan
kekuatan tekan 25 – 55 Mpa
 Keamanan dan Umur Rencana
 Metode American Concrete Isntitute Bagian alir perancangan dengan metode ACI
Metode ACI mensyaratkan suatu campuran dapat dilihat sebagai berikut:
perancangan beton dengan pertimbangan sisi Mulai
ekonomis dan ketersediaan bahan-bahan
Tentukan kuat tekan rencana rata-rata (fcr = m + f’c) dengan m = 1,64 sr
dilapangan, kemudahan pekerjaan, serta F’c = kuat tekan rencana dn m = margin (tabel 1)

keawetan dan kekuatan pekerjaan beton.


Tentukan nilai slump (tabel 2) jika tidak
Perencanaan dengan metode ACI berdasarkan ditentukan

ukuran agregat tertentu, jumlah air perkubik Tentukan ukuran maksimum agregat (tabel 3) atau mengikuti ketentuan tidak lebih 1/5
dimensi terkecil bekisting, 1/3 tebal pelat dan ¾ jarak bersih antar tulangan
terhadap pelaksanaan pekerjaan (workability)
Pada metode ini, input data perancangan Tentukan jumlah air dan udara (tabel 4)
meliputi data standar deviasi hasil
pengujian yang berlaku untuk pekrjaan yang Tentukan faktor air semen (FAS) (tabel 5) dan hitung kandungan
semen = fas dikalikan berat air
sejenis dengan karakteristik yang
sama. Selanjutnya data tentang kuat tekan Pilih jumlah agregat akhir (tabel 6)

rencana, data butir nominal agregat


yang digunakan, data slump, (jika diinginkan Estimasi berat beton segar kemudian tentukan (tabel 7)) tentukan
proporsi bahan

dengan nilai tertentu), berat jenis


agregat, serta karakteristik lingkungan yang Koreksi proporsi bahan

diinginkan.
Campuran Percobaan
Sebelum melakukan perancangan, data-data yang dibutuhkan
harus dicari. Jika data-data yang dibutuhkan tidak ada, dapat
SELESAI
diambil data dari tabel-tabel yang telah dibuat untuk membantu
penyelesaian perancangan cara ACI ini Diagram Perancangan Beton Menggunakan Metode ACI
 Contoh Hitungan  Langkah Kedua
Rencanakan campuran beton dengan data-data
Menentukan nilai slump dan agregat maksimum
sebagai berikut :
dari tabel untuk konstruksi balok, slump diambil
- Direncanakan struktur balok
101,6 mm, agregat maks. Diambil 40 mm
- Volume pekerjaan 800 m3
- Mutu beton fc = 25 Mpa Tabel 1 Nilai Standar Deviasi
Mutu Pelaksanaan (Mpa)
- Pengawasan pelaksanaan baik
Volume Pekerjaan Baik Sekali Baik Cukup
- Berat satuan agregat kering tungku 1.6 Kecil ( < 1000 M3) 4,5 < s/d < 5,5 5,5 < s/d < 6,5 6,5 < s/d < 8,5
kg/m3 Sedang (1000-3000 M3) 3,5 < s/d < 4,5 4,5 < s/d < 5,5 5,5 < s/d < 7,5
- Daya serap agregat kasar 3,419 % agregat Besar (>3000 M3) 2,5 < s/d < 3,5 3,5 < s/d < 4,5 4,5 < s/d < 6,5
halus 2,004 %
Tabel 2 Slump yang disyaratkan untuk berbagai konstruksi
 Langkah Perancangan Metode ACI menurut ACI
 Langkah Pertama Jenis Konstruksi
Slump (mm)
Maksimum* Minimum
Menghitung kuat tekan rata-rata (f’cr) Dinding penahan dan pondasi 76,2 25,4
Volume pekerjaan 800 m3 < 1000 m3 Pondasi sederhana, sumuran, dan dinding sub 76,2 25,4

Pengawasan mutu pelaksanaan baik (tabel 1) struktur 101,6 25,4

Standar deviasi 5,5 < s/d ≤ 6,5 diambil s = 6 Mpa Balok dan dinding beton 101,6 25,4
Kolom struktural 76,2 25,4
f’cr = fc + m ; m = 1,64 s = 1,64 x 6 = 9,84 Mpa Perkerasan dan slab 50,8 25,4
Beton massal
f’cr = 25 + 9,84 = 34,84 Mpa
*) Dapat ditambahkan sebesar 25,4 mm untuk pekerjaan beton yang
tidak menggunakann birator, tetapi menggunakan metode konsolidasi
Tabel 3 Ukuran Maksimum Agregat
Ukuran maksimum agregat dihitung dari 1/3 tebal plate dan Dimensi Minimum, mm Balok/kolom Plat
atau 3/4 jarak bersih antar baja tulangan, tendon, bundle 62,5 12,5 mm 20 mm
bar, atau ducting dan atau 1/5 jarak terkecil bidang 150 40 mm 40 mm
bekisting ambil yang terkecil, jika tidak diambil dari Tabel 3 300 40 mm 80 mm
750 80 mm 80 mm
Tabel 4 Perkiraan jumlah air yang dibutuhkan berdasarkan ukuran
maksimum agregat dan nilai slump test  Langkah Ketiga
Air (ltr/m3) Jumlah air yang dibutuhkan tercantum dalam
Slump (mm) 9,5 12,7 19,1 25,4 38,1 50,8 76,2 mm 152,4
mm mm mm mm mm mm mm tabel 4. Berdasarkan nilai slump dan agregat
25,4 s/d 50,8 210 201 189 180 165 156 132 114 maksimum didapat 180 lt/m3
76,2 s/d 127 231 219 204 195 180 171 147 126
 Langkah Keempat
152,4 s/d 177,8 246 231 215 204 189 180 162 -
FAS yang dibutuhkan berdasarkan nilai
Mendekati jumlah
kandungan udara
3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,3 0,2 kekuatan tekan estimasi beton 28 hari dengan
dalam beton air- f’cr 34,84 Mpa (34,5) dalam tabel 5 adalah 0,48
entrained (%)
25,4 s/d 50,8 183 177 168 162 150 144 123 108 Tabel 5 Nilai faktor air semen
76,2 s/d 127 204 183 183 177 165 159 135 120
FAS
152,4 s/d 177,8 219 195 195 186 174 168 156 -
Kekuatan tekan 28
Beton Air - entrained Beton Non Air -
Mendekati jumlah hari (Mpa)
entrained
kandungan udara
41,4 0,41 -
dalam beton air-
entrained (%) 34,5 0,48 0,40
Diekspose sedikit 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 27,6 0,57 0,48
Diekspose Menengah
6,0 5,5 5,0 4,5 4,5 4,0 3,5 3,0 20,7 0,68 0,59
Sanagt diekspose
7,5 7,0 6,0 5,5 5,5 5,0 4,5 4,0
13,8 0,62 0,74
 Langkah Kelima
*) volume ini didasarkan atas agregat kasar kondisi kering
Semen yang dibutuhkan (KS) = ¾ = 180/0,48 = 375 kg oven (dry-rodded) sesuai dengan ASTM C-29”satuan
agregat”. Volume dihasilkan dari hubungan emperis yang
 Langkah Kenam menghasilkan beton dengan tingkat kemudahan
pengerjaan yang tinggi, cocok untuk beton biasa. Untuk
Tentukan volume agregat kasar berdasarkan MHB beton yang kurang mudah dikerjalkan dalam syarat
agregat halus dan ukuran maksimum agregat (tabel konstruksi maka nilai ini dapat dinaikkan sekitar 40%. Untuk
6). MHB = 2,8 dan ukuran agregat maksimum 40 mm beton yang lebih mudah dikerjakan kandungan agregat
kasarnya dapat dikurangi sekitar 10%, apabila nilai slum
(38,1 mm by ASTM) didapat nilai 0,71. Berat agregat dan fas telah dipenuhi
kasar = 0,71 x 1.600 kg/m3 = 1137,42 kg/m3,
 Langkah Tujuh
dibulatkan menjadi 1137 kg/m3
Estimasi berat beton segar berdasarkan
Tabel 5 Volume agregat kasar per satuNilai faktor air semen
ukuran maksimum agregat 40 mm (38,1
Ukuran agregat Volume Agregat Kasar*persatuan volume untuk berbagai modulus mm), beton air-entrained tabel 7, didapat
maksimum halus butir
(mm) 2,4 2,60 2,80 3,00
2.442 kg/m3, didapat berat agregat halus
9.5 0,50 0,48 0,46 0,44 2442 – (375+180+1137) = 750 kg/m3
12,7 0,59 0,57 0,55 0,53
19,1 0,66 0,64 0,62 0,60
 Langkah Delapan
25,4 0,71 0,69 0,67 0,65 proporsi campuran beton per meter kubik
38,1 0,75 0,73 0,71 0,69
1. SEMEN = 375 KG
50,8 0,78 0,76 0,74 0,72
2. AIR = 180 Ltr
76,2 0,82 0,80 0,78 0,76
3. AGREGAT KASAR = 1137 KG
152,4 0,87 0,85 0,83 0,81
4. AGREGAT HALUS = 750 KG
Jumlah = 2442 KG
Tabel 7 Estimasi Berat Awal Beton Segar* (Kg/m3)
 Langkah Sembilan
Ukuran Agregat Maksimum Beton Air-entrained Beton Non Air-entrained
(mm)
9,5 2,304 2,214 Koreksi proporsi campuran beton per meter
12,7 2,334 2,256 kubik
19,1 2,376 2,304
AGREGAT KASAR (Daya serap air 3.419%)
25,4 2,406 2,340
38,1 2,442 2,376 1137 x 1.03419 = 1175.87 dibulat 1176 kg
50,8 2,472 2,400
AGREGTA HALUS (Daya serap air 2.004%)
76,2 2,496 2,424
152,4 2,538 2,472 750 x 1.02004 = 765,03 dibulatkan 765 kg
AIR menjadi 180 – ((0,02004x750)+
(0,03419x1137)) = 126,09 ltr
*)Harga-harga yang dicantumkan adalah untuk beton
dengan semen sedang (Bj 3,14) dan agregat sedang (bj
2,7). Persyaratan air campuran dengan slump 3-4 inch atau SEMEN = 375 KG
76,2 mm – 12,5 mm dari tabel 5.5.2 ASTM C.143 AIR = 126 Ltr
 Hitung proporsi bahan, semen, air, agregat kasar AGREGAT KASAR = 1137 KG
dan agregat halus, kemudian koreksi berdasarkan AGREGAT HALUS = 750 KG
nilai daya serap air pada agregat. Jumlah = 2442 KG

 Koreksi Proporsi Campurannya.


 Kekurangan dan Kelebihan Metode ACI

Cara ini merupakan cara coba-coba untuk memperoleh proporsi bahan yang menghasilkan
konsistensi. Jika dipakai agregat yang berbeda akan menyebabkan konsistensi yang berbeda
juga.
Nilai Modulus Halus Butir (MHB) sebenarnya kurang menggambarkan gradasi agregat yang tepat.
Untuk agregat dengan berat jenis yang berbeda, perlu dilakukan koreksi lagi.
 Mix Design Metode Portland Cement Association (PCA)

Metode desain campuran Portland Cement Association (PCA)pada dasarnya serupa dengan
metode ACI sehingga secara umum hasilnya akan saling mendekati. Penjelasan lebih detail dapat
dilihat dalam Publikasi PCA, Portland Cement Association, Design and Control of Concrete
Mixtures. 12 th edition, Skokie, Illinois, USA: PCA, 1979, 140 pp.
 Mix Design Metode DEO (Department of Environment)
Department of Environment (DeO), Building Research Establishment Britain. Metode ini diadopsi
olehIndonesia pada SK.SNI T-15-1990-03 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton ormal.

 Mix Design Metode ROAD NOTE NO. 4


Cara perancangan ini disimpulkan dari hasil penelitian Glanville.,et.al, yang ditekankan pada
pengaruh gradasi agregat terhadap kemudahan pengerjaan.
Secara umum langkah perancangan dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut
 Langkah Perancangan Metode DOE
Adapun langkah-langkahnya secara garis besarnya adalah sebagai berikut:
1. Penetapan nilai standar deviasi (Sd). Standar deviasi ditetapkan berdasarkan tingkat mutu
pengendalian pelaksanaan campuran beton-nya. Makin baik mutu pelaksanaan makin kecil
nilai standar deviasinya.
2. Perhitungan nilai tambah ('Margin/M')
3. Jika nilai tambah sudah ditetapkan sebesar 12 MPa, maka langsung ke langkah
4. Jika nilai tambah dihitung berdasarkan nilai standar deviasi Sd, maka margin dihitung dengan
rumus:

M = k. Sd
dimana:
M : Nilai tambah (MPa)
K : 1.64
Sd : Standar deviasi (MPa)

5. Menetapkan kuat tekan rata-rata yang direncanakan, dihitung dengan rumus:

f'cr = f'c + M
dimana:
f'cr : Kuat tekan rata-rata (MPa)
f'c : Kuat tekan yang disyaratkan (MPa)
M : Nilai tambah (MPa)
7. Penetapan jenis semen Portland.
8. Penetapan jenis agregat, memakai jenis pasir atau kerikil yang alami atau agregat jenis batu
pecah.
9. Menetapkan faktor air semen.
10. Penetapan faktor air semen maksimum, dari fas maksimum yang diperoleh dibandingkan
dengan fas langkah 8, dicari nilai yang terkecil.
1. Penetapan nilai slump, ditetapkan berdasar-kan pelaksanaan pembuatan, pengangkutan,
penuangan, pemadatan maupun jenis strukturnya.
12. Penetapan ukuran maksimum agregat kasar.
13. Menentukan jumlah air per meter kubik beton berdasarkan ukuran maksimum agregat, jenis
agregat dan nilai slump.
14. Hitung berat semen yang dibutuhkan. Berat semen per kubik dihitung dengan membagi
jumlah air (langkah 12) dengan faktor air semen (langkah 8)
15. Kebutuhan semen minimum.
16. Penyesuaian kebutuhan semen. Apabila kebutuhan semen pada langkah
13 Lebih kecil dari kebutuhan semen minimum (langkah 14), maka kebutuhan semen harus
dipakai yang minimum.
17. Penyesuain jumlah air dan faktor air semen.
18. Penentuan daerah gradasi agregat halus. Gradasi agregat halus dibagi menjadi 4daerah :
daerah I, II, III dan IV.
19. Perbandingan agregat halus dan agregat kasar. Dicari berdasarkan besar butir maksimum, nilai
slump, faktor air semen dan daerah gradasi agregat halus, berdasarkan data tersebut dapat
dicari perbandingan agregat halus dan agregat kasar.
20. Berat jenis agregat campuran, dihitung dengan:

Bj agr.ksrs 100 K x Bj agr.hls 100 = P Bj camp


dimana:
Bj camp : Berat jenis agregat campuran
Bj agr.hls : Berat jenis agregat halus
Bj agr.ksr : Berat jenis agregat kasar
P : Persentase agregat halus terhadap agregat campuran
K : Persentase agregat kasar terhadap agregat campuran
21. Penentuan berat jenis beton. Dengam data berat jenis agregat campuran (langkah 18) dan
kebutuhan air tiap meter kubik beton, maka dapat diperkirakan berat jenis betonnya.
22. Kebutuhan agregat campuran. Diperoleh dengan mengurangi berat beton per meter
kubikdengan kebutuhan air dan semen.
23. Hitung berat agregat halus, dengan cara mengalikan kebutuhan agregat campuran (langkah
20)dengan prosentase berat agregat halusnya (langkah 17)
24. Hitung berat agregat kasar, dengan cara mengurangi kebutuhan agregat campuran (langkah
20) dengan kebutuhan agregat halus (langkah 21).
TERIMA KASIH

GANTUNGKAN CITA-CITAMU
SETINGGI LANGIT
(AIM HIGH)

Anda mungkin juga menyukai