2005 10 Sosialisasi Dan Audit
2005 10 Sosialisasi Dan Audit
PELATIHAN
AHLI K3 KONSTRUKSI
KATA PENGANTAR
Sistem pelatihan pada dasarnya merupakan usaha peningkatan kompetensi sumber daya
perusahaan untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan yang menyangkut
kekurangan pengetahuan, keterampilan dan sikap/perilaku.
Sistem pelatihan merupakan siklus kegiatan yang dimulai dari penyusunan kebutuhan
pelatihan (training need analysis), menentukan tujuan dan sasaran pelatihan (training
objectives), menyusun rencana pelatihan (training planning), mengembangkan materi
pelatihan (training materials development) dan melaksanakan pelatihan (training delivery)
sampai evaluasi dan umpan balik penyelenggara pelatihan.
Tentunya sistem ini dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang pada akhirnya
pelatihan tersebut harus dikelola dengan baik sehingga tujuan pelatihan dapat dicapai
dengan tepat dan efisien.
Dalam pembinaan K3 Konstruksi pelatihan ini menjadi sangat penting, baik untuk tenaga ahli
dan pelaksana K3 Konstruksi sendiri, maupun untuk tenaga kerja/ petugas yang terlibat
dalam pekerjaan konstruksi.
Setelah tenaga kerja terlatih diterjunkan ke tempat tugas untuk selanjutnya perlu dievaluasi
kinerjanya yang didalamnya termasuk evaluasi penerapan K3.
Evaluasi penerapan K3 dapat dilakukan melalui pengawasan, inspeksi dan auditing terhadap
penerapan K3 dalam pelaksanaan tugas.
Dimaklumi bahwa penyusunan modul ini banyak kekurangan, maka segala saran dan
masukan untuk penyempurnaan materi ini sangat diharapkan, sehingga dimasa mendatang
materi ini akan lebih sempurna lagi.
Penyusun
ii
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
LEMBAR TUJUAN
iii
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
iv
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
DAFTAR ISI
v
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
DESKRIPSI SINGKAT
PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja „Ahli K3 Konstruksi“ dibakukan
dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang didalamnya sudah
dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi yang harus dikuasai, elemen
kompetensi lengkap dengan kriteria unjuk kerja (performance criteria) dan batasan-
batasan penilaian serta variabel-variabelnya.
2. Mengacu kepada SKKNI, disusun SLK (Standar Latihan Kerja) dimana uraian jabatan
dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan unit-unit kompetensi dirumuskan
sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi yang dilengkapi dengan
Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dikaji dan dianalisis kompetensinya yaitu kebutuhan :
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku kerja, selanjutnya dirangkum dan
dituangkan dalam suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan.
vi
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
vii
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
PANDUAN PEMBELAJARAN
A. BATASAN
4.
Waktu Kegiatan: 4 jam pelajaran teori (1 jp = 45 menit)
viii
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
B. PROSES PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan
Menjelaskan tujuan instruksional Mengikuti penjelasan TIU dan TIK OHT1
(TIU & TIK.). dengan tekun dan aktif.
Merangsang motivasi peserta Mengajukan pertanyaan-
dengan pertanyaan atau pertanyaan apabila kurang jelas.
pengalamannya dalam
menyelenggarakan pelatihan K3
Konstruksi.
Waktu : 10 menit
Waktu : 10 menit
Kesenjangan kompetensi
Kebutuhan pelatihan
Tujuan sasaran
Menjelaskan metode instruksional.
Menjelaskan media instruksional. Mengikuti penjelasan instruktur OHT3
Menjelaskan waktu yang dibutuh- dengan tekun dan aktif.
kan dibandingkan dengan waktu Mencatat hal-hal yang perlu.
yang tersedia. Mengajukan pertanyaan bila perlu.
Mendiskusikan setiap pokok
bahasan tersebut.
Waktu : 30 menit
ix
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
Tujuan pelatihan
Tugas pelaksana pelatihan
Pemantau dan evaluasi
Pengendalian pelaksanaan
Penilaian proses pelatihan Mengikuti penjelasan instruktur OHT4
Pelaporan dengan tekun dan aktif.
Simulasi Mencatat hal-hal yang perlu.
Mengajukan pertanyaan bila perlu.
Waktu : 60 menit
Waktu : 40 menit
6. Penutup
Rangkuman pembahasan modul Peserta diberi kesempatan OHT6
Diskusi bertanya dan diskusi materi
Tanya jawab bahasan
Waktu : 30 menit
x
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
MATERI SERAHAN
xi
Ahli K3 Konstruksi Manajemen Pelatihan
1
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
BAB 1
PENDAHULUAN
Bila langkah awal ini telah dapat ditetapkan, maka langkah selanjutnya harus
berpedoman kepada hasil analisis kebutuhan diklat tersebut, misalnya
1-1
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
Dari berbagai penjelasan dan definisi berbagai jenis audit terdapat beberapa
esensi penting yang terkandung dalam pengertian audit sebagai berikut:
1. Audit adalah proses interaktip.
2. Audit adalah kegiatan sistematis.
3. Audit dilakukan dengan azas manfaat.
4. Audit dilakukan secara objektif.
5. Audit berpijak pada fakta dan kebenaran.
6. Audit melibatkan proses analisis/evaluasi/penilaian dan pengujian.
7. Audit bermuara pada pengambilan keputusan.
8. Audit dilaksanakan berdasarkan kriteria / standar.
9. Audit merupakan kegiatan berulang.
10. Audit menghasilkan laporan.
Audit pihak kedua (Second party audit): adalah audit yang ditujukan untuk
mengevaluasi kinerja sub-kontraktor atau supplier yang dilakukan oleh auditor
yang ditunjuk oleh kontraktor utama dan atau pemberi tugas.
Audit pihak ketiga (third party audit): adalah audit yang dilakukan oleh auditor
eksternal dan dilakukan berkaitan dengan persyaratan sertifikasi.
Jadi pihak pihak yang selalu terkait dalam proses audit adalah Auditor dan
Auditee sebagai pihak yang dijadikan obyek audit.
1-3
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
BAB 2
SOSIALISASI K3 MELALUI PELATIHAN
2.1 Umum
Pelatihan bukan sekedar melaksanakan kursus target sekian realisasi sekian, selesai
dilaksanakan, kemudian hasilnya dilaporkan sebagai pertanggung jawaban. Hal ini
sering terjadi karena cita-cita pentingnya diselenggarakan pelatihan kurang dipahami
dan banyak orang masih „merasa“ dapat melakukan sudah langsung berani
melaksanakan tugas-tugas pelaksanaan pelatihan, dimana hasilnya secara kualitatif
(kualitas) sangat abstrak sulit sekali untuk diamati atau dibuktikan. Pola pikir seperti
tersebut di atas kiranya perlu segera diubah dan diarahkan sesuai cita-cita yang
sebenarnya atas pentingnya diselenggarakan pelatihan.
Pada dasarnya pelatihan diselenggarakan dalam rangka peningkatan kualitas SDM.
Pertanyaan mendasar : kualitas SDM seperti apa yang dicita-citakan ????.
Kiranya perlu dijawab secara jelas, lugas dan terukur.
2-1
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
Untuk mengetahui rincian kompetensi tugas / pekerjaan suatu jabatan kerja tertentu
tertuang dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan analisis
jabatan dari masing-masing jabatan kerja.
Adanya kesenjangan kompetensi inilah mengungkapkan adanya kebutuhan pelatihan
yang harus dikelola dengan baik.
Yang dimaksud dengan kesenjangan kompetensi adalah kompetensi minimal yang
dipersyaratkan dalam bidang tugas tertentu dikurangi kompetensi yang ada (dimiliki)
pegawai atau tenaga kerja saat itu.
RKK
(CCD)
PEU
(MEF)
SIMD
(TMIS)
PP
(TD )
AKAD = Analisa Kesenjangan Kompetensi / Kebutuhan Akan Diklat (TNA = Training Needs
Analysis)
RKK = Rancangan Kurikulum dan Kursus (CCD = Curriculum and Course Design)
PMD = Pengembangan Materi Pelatihan (TMD = Training Materials Development)
PP = Pelaksanaan Pelatihan (TD = Training Delivery)
PEU = Pemantauan, Evaluasi, Umpan Balik (MEF = Monitoring, Evaluation and
Feed Back)
SIMD = Sistem Informasi Manajemen Diklat (TMIS = Training Management Information
System)
IMP = Inti Manajemen Pelatihan (TMC = Training Management Core)
2-2
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
2-3
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
Rencana tersebut meliputi perkiraan cuaca, keadaan jalan yang akan ditempuh,
perkiraan jarak dan waktu yang akan ditempuh, kendaraan dan peralatan yang akan
dibawa dan alternatif yang akan diambil jika rencana utama gagal.
Tujuan pelatihan adalah merubah peserta, dan secara umum dapat dikategorikan
sebagai pilihan apakah untuk :
a. Merubah Pola pikir
b. Merubah pola sikap
c. Merubah pola tingkah laku atau keterampilan
Yang dimaksud dengan merubah pola pikir peserta adalah suatu cara yang bisa saja
dilaksanakan lewat sarana seminar dan diskusi dengan pembicara-pembicara atau
narasumber yang memberikan ceramah umum dan tanya-jawab dengan peserta,
intinya adalah menjelaskan dan mengajak dan mudah-mudahan berhasil merubah cara
berpikir peserta sesuai dengan isi ceramah.
Dapat pula berarti merubah pola sikap peserta bahwa pelatihan K3 Konstruksi adalah
suatu cara yang bisa saja dilaksanakan lewat sarana diskusi dan kerja kelompok
dengan pembicara-pembicara atau narasumber yang memberikan contoh-contoh dan
termasuk mempengaruhi peserta agar sikap pribadinya akan berubah sesuai yang
dikehendaki materi latihan.
Dapat pula berarti merubah pola tingkah laku peserta bahwa pelatihan K3 Konstruksi
adalah suatu cara yang bisa saja dilaksanakan lewat sarana percontohan dan diskusi
atau dilengkapi masing-masing peserta melaksanakan tahap demi tahap kerja yang
ditentukan dalam materi dengan bimbingan narasumber, intinya adalah merubah cara
berpikir dan cara kerja peserta sesuai dengan isi latihan dengan hasil mampu
menjalankannya dengan gerakan anggota tubuh.
Contoh dibawah ini lebih menjelaskan kepada kita mana yang dimaksud hanya
merubah cara berpikir dan merubah sikap serta merubah tingkah-laku.
2-4
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
Dengan memahami kebutuhan dan tujuan diklat akan memudahkan anda untuk
memasuki tahapan menentukan program pelatihan dan dan rencana pelajaran dengan
terarah.
2-5
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
Hal yang sama dilakukan dalam rencana pelatihan. Orang dikirim kepelatihan bukan
untuk bersenang-senang dilatih, harus bermutu. Kita harus merencanakan kegiatan
mana yang diperlukan untuk itu, dengan urutan yang mana kegiatan tersebut harus
berlangsung, siapa yang melaksanakannya, berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk setiap kegiatan dan sumberdaya yang mana yang diperlukan dengan
dukungan dana berapa besar?.
Istilah rencana pelajaran dapat berupa satu pelajaran tunggal atau serial pelajaran
yang berkaitan dengan tujuan yang lebih besar. Setiap pelajaran mempunyai tujuan
tertentu yang membantu peserta memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan tujuan pelatihan.
Dalam menentukan tujuan pelajaran dapat pula anada lakukan dengan mencoba
memahami atau membayangkan apa yang seharusnya terjadi atas pelaku atau
subyek peserta dan apa yang ada dan apa yang akan dilakukan terhadap obyek
atau alat yang digunakan serta bagaimana situasi dan keadaan yang semestinya
terjadi dan diharapkan selama pelajaran.
2-6
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
Gunakanlah kata kerja tindakan. Kata kerja tindakan : menyatakan kegiatan yang
dapat diamati atau dapat diukur, contoh kata kerja tindakan yang dapat digunakan
seperti :
Mendaftar
Mengatakan
Menjelaskan
Menggambarkan
Memilih
Memperagakan
2-7
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
2-8
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
Berikut ini (lihat lampiran) diberikan sebuah contoh tentang format rencana
pelajaran tentang Pelatihan mediator dan arbiter yang terdiri dari lembar :
Materi pelatihan
Biaya Instruktur
Identitas Instruktur
Simulasi Biaya dan Pendapatan
Check list kegiatan
2-9
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
(4) Model D :
Sesi Informasi (Information Session). Merupakan forum untuk penyampaian
informasi dengan 3 cara :
D1 – Diseminasi Informasi untuk penyebaran informasi atau desiminasi
D2 – Widya Wisata (Study Tour)
D3 – Lokakarya Terstruktur yang terencana dengan rapi (Structured Workshop).
(5) Model E :
Pengembangan Profesional yaitu pengembangan intelektual melalui pendidikan
spesialis.
Panduan ini disusun terbatas untuk model pelatihan kursus singkat formal dan dapat
digabung dengan model Widya Wisata (Study Tour) untuk melihat atau
membandingkan kenyataan dilapangan dengan teori yang diajarkan. Sedangkan
khusus untuk kualifikasi keterampilan ada kegiatan pembelajaran praktek lapangan.
2-10
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
BAB 3
PELAKSANAAN PELATIHAN DAN SIMULASI
3-1
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
Setelah mengetahui unsur utama dan unsur penunjang maka para pelaksana pelatihan
dapat mempersiapkan dengan cermat semua unsur tersebut di atas.
3-2
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
c. Undangan
Mengidentifikasi peserta yang tepat adalah sangat penting. Tidaklah berguna untuk
mengundang seseorang yang secara langsung tidak terlibat dalam topik yang akan
diberikan / dilatihkan.
Undangan kepada peserta beserta Panduan Pelatihan hendaknya sudah diterima 2
minggu sebelum dimulainya pelatihan. Hal ini memungkinkan mereka untuk
mempersiapkan diri dan dapat meninjau kembali program kerja mereka serta
mengatur apakah ada hal yang dapat didelegasikan kepada bawahannya / orang
lain selama mengikuti pelatihan.
Peserta dipilih oleh yang berwenang. Sebagai penyelenggara pelatihan anda
bertanggung jawab tentang pemanggilan peserta.
3-3
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
d. Jadwal Pelatihan
Untuk pelatihan ini, jadwal perlu dibuat dan dibagikan kepada peserta pada awal
pelatihan. Contoh jadwal ditunjukkan pada halaman terlampir (lampiran I). Apabila
sangat diperlukan beberapa kegiatan dapat dilakukan pada malam hari atau
menambah hari pelaksanaan.
Bila hari jum’at merupakan hari terakhir anda juga dapat membuat modifikasi pada
jadwal untuk memungkinkan sholat jum’at.
3-4
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
Formulir ini diberikan pada akhir pelatihan untuk memperoleh komentar peserta
mengenai bahan pelatihan dan pelaksanaan pelatihan. Komentar ini dapat
membantu dalam penyempurnaan materi dan pelaksanaan program pelatihan
dimasa yang akan datang.
e. Formulir Penilaian Materi (oleh Instruktur)
Formulir ini diberikan kepada instruktur untuk setiap modul yang mereka laksanakan
secara individu. Bila mereka mengerjakan modifikasi pada materi pelatihan,
sebaiknya mencantumkan fotokopi halaman yang menurut mereka perlu
dimodifikasi pada masa yang akan datang.
f. Dan lain-lain apabila diperlukan.
Penyusunan jadwal untuk pelatihan yang membutuhkan waktu kurang atau lebih dari 6
(enam) hari, diusahakan awal pelatihan atau pembukaan dijatuhkan pada hari bukan
„senen“ bisa hari Selasa dan seterusnya, hal ini perlu dipertimbangkan karena hari
Senen, biasanya terjadi akumulasi kesibukan sebagai awal pekan untuk kegiatan
seminggu kedepan. Selain itu apabila ada kekurangan dalam persiapan pelaksanaan
dapat diperbaiki dalam hari Senen. Tetapi apabila lama pelatihan adalah 6 (enam) hari,
seyogyanya awal pembukaan pelatihan dipilih hari Senen dengan maksud untuk
mencapai efisien tidak melintasi hari Minggu.
Dengan mempertimbangkan semua kegiatan yang harus dijadwalkan termasuk
pendaftaran, pembukaan, jam istirahat, penutupan dan lain-lain, maka akan muncul
adanya unsur luar yang sering membuat ketergantungan.
Ketergantungan ini harus diperhatikan dan betul-betul dikendalikan karena dapat
mengganggu proses pembelajaran yang tepat dan ketat, dimana dampaknya dapat
mengganggu nilai-nilai yang ingin ditanamkan, misalnya yang akan membuka datang
terlambat atau instruktur / fasilitatornya ada yang sibuk sehingga menunda acara tatap
muka. Cukup bijaksana apabila jadwal dapat dikendalikan secara ketat dan disiplin jam
per jam pelajaran, begitu akan terjadi kekosongan segera saja dicari alternatif untuk
3-5
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
mengisinya melalui pergeseran jadwal yang akan kosong diisi dengan acara yang
relevan dan menjaga pelaksanaan tetap terpenuhi sesuai waktu yang ditetapkan.
3.4.1 Jadwal Pelaksanaan Pelatihan
Contoh pembuatan jadwal sebagai berikut :
JADWAL PELAJARAN
Pelatihan : .................................................................
Hari
No. Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
Jam
1. 08.00 – 08.45
2. 08.45 – 09.30
3. 09.30 – 10.15
10.15 – 10.30 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
Kode Kode Kode Kode Kode Kode
4. 10.30 – 11.15
Modul Modul Modul Modul Modul Modul
5. 11.15 – 12.00
12.00 – 13.00 Mk. Mk. Mk. Mk. Mk. Mk.
Siang Siang Siang Siang Siang Siang
6. 13.00 – 13.45
7. 13.45 – 14.30
14.30 – 14.45 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
8. 14.45 – 15.30
9. 15.30 – 16.15
Acara Malam
1. 08.00 – 08.45
2. 08.45 – 09.30
3. 09.30 – 10.15
10.15 – 10.30 Istirahat Panitia
4. 10.30 – 11.15 Kode dan Nama Modul Nama Instruktur
5. 11.15 – 12.00
12.00 – 13.00 Makan Siang Panitia
6. 13.00 – 13.45
3-6
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
7. 13.45 – 14.30
14.30 – 14.45 Istirahat Panitia
8. 14.45 – 15.30
9. 15.30 – 16.15
10. Acara malam
3-7
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
Jika Tes diajukan berupa soal tertulis bukanlah berupa sesuatu yang bersifat
menjebak si penjawab karena tidak menggambarkan niat positip untuk
mengangkat penjawab menuju posisi yang lebih baik. Demikian pula soal yang
menyajikan pilihan jawaban pilihan, sebaiknya dalam kategori yang sejenis :
seperti contoh soal :
Pilih salah satu yang paling benar dari daftar Alat Pelindung kepala dalam
bekerja di konstruksi dibawah ini :
a. Helm kerja
b. Helm sepeda gunung
c. Topi Baja
d. Blangkon
Pilihan jawaban blankon adalah penyajian yang tidak bersifat positip dan
mendidik walaupun masih sama-sama berjenis topi, apalagi diganti dengan
payung.
Disamping tes berupa praktek, tes berupa tulisan terdiri dari pilihan : jawaban
obyektif-pilihan atau jawaban yang bersifat obyektif. Masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Hendaknya anda dapat menggabungkannya
dengan baik sesuai dengan waktu yang diberikan dan tujuan serta kesiapan
anda menyusun pertanyaan.
3-8
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
Hasil buruk bisa diakibatkan oleh sulitnya pertanyaan karena tidak sesuai
materi atau memang peserta tidak mampu menjawabnya karena
narasumber tidak berhasil dalam tugasnya.
Secara umum dapat digambarkan dalam kurva S, jika masih dalam batas
normal maka jumlah yang buruk tidak perlu dinaikkan keatas.
3-9
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
1. Abtraksi
Pembukaan dihadiri oleh dan dibuka oleh
Tempat Pelaksanaan dan Jam pelaksanaan
Penutupan dihadiri oleh dan ditutup oleh
Kesimpulan umum dan saran
2. Laporan Kegiatan
a. Peserta (Umur, pendidikan, pengalaman kerja)
a. Kondisi sebelum Kegiatan (hasil Pra test)
b. Kondisi setelah kegiatan (hasil Pas test)
c. Partisipasi peserta
d. Daftar Hadir
e. Sertifikat (Kepersertaan, Kelulusan ) dan Peringkat
c. Instruktur
1. Waktu yang digunakan (Tepat waktu, lama penggunaan waktu)
2. Penguasaan materi (Hasil dari evaluasi Peserta dan Panitia)
3. Daftar Hadir ( Absensi selama pelatihan berlangsung )
4. Evaluasi (Apakah masih direkomendasikan untuk digunakan)
3-10
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
4. Laporan Keuangan
a. Pemasukan
1) Dari peserta
2) Dari Sumbangan atau Sponsor
b. Pengeluaran
1) Untuk Peserta
2) Untuk Instruktur
3) Untuk Panitia
c. Sisa Anggaran dan perlengkapan
3.7 Simulasi
Simulasi merupakan metode pelatihan dengan menciptakan realita dalam kondisi yang
dikehendaki (tiruan realita). Meliputi 4 bentuk : model, latihan “inbasket”, permainan
bisnis dan pengajaran mikro, digunakan untuk pembelajaran keterampilan penerapan
teori melalui peragaan atau dengan menggunakan perlengkapan dan peralatan
sebenarnya.
Model-model simulasi dapat dilakukan dengan demonstrasi atau permainan peran.
a. Demonstrasi yaitu :
Berupa peragaan atau penggambaran suatu proses oleh instruktur
Akan lebih efektif bila tiap peserta berkesempatyan mencoba melakukan sendiri
setelah mengamati
Lebih sesuai untuk kelompok kecil dimana tiap peserta dapat mengamati dan
melakukan secara jelas dan tepat apa yang sedang berlangsung.
b. Permainan peran
Peserta memerankan suatu simulasi atau keajaiban, diikuti analisa dan evaluasi
oleh instruktur dan peserta lain.
Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengalami situasi hubungan antar
manusia, sepenuh jiwa dan perasaannya serta mencoba memberi tanggapan,
eaksi atau pemecahan.
3-11
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
Terutama baik untuk melatih kemampuan interaksi peserta dengan orang lain
yang diperlukan ditempat kerjanya nanti. Keterlibatan emosi sangat besar.
3-12
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
BAB 4
AUDIT PENERAPAN K3
Dasar pedoman rencana audit ini tentunya harus mengacu ke standar yang ditentukan
berdasarkan persetujuan auditee. Standar dapat mengacu pada standar nasional
seperti Peraturan Menteri Tenaga Kerja No..05 /MEN /1996 tentang, SISTEM
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, ataupun dapat
menggunakan standar internasional seperti standar Occupational Health and Safety
Asessment Series (OHSAS).
Sebagaimana dijelaskan diatas, dokumen rencana audit ini harus disampaikan dan
dimintakan pengesahan dari auditee sebagai dasar pelaksanaan audit selanjutnya,
sebelum audit dilaksanakan.
4-1
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
a. Rapat pembukaan
Hal-hal yang harus mendapat perhatian dalam melakukan Opening Meeting
adalah:
- Lead auditor membuka rapat dengan kata pengantar dan dilanjutkan
pembukaan oleh auditee.
- Lead auditor memperkenalkan nama-nama tim auditor yang bertugas dan
sebaliknya auditee memperkenalkan para peserta rapat.
- Lead auditor menyampaikan lingkup dan sasaran audit, jadwal audit serta
metode audit yang akan dilaksanakan. Selanjutnya mengklarifikasi apakah
usulan Lead Auditor masih dapat dilaksanakan sebagai kegiatan Audit.
- Lead auditor menyampaikan jaminan atas kerahasiaan data yang dimiliki
Auditee.
4-2
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
4-3
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
Pada proses Audit sampai dengan proses penutupan Audit tidak disarankan
kepada “Tim Auditor” untuk memberikan “solusi” kepada Auditee.
4-4
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
4-5
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
4-6
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
2. Strategi Pendokumentasian
a. Perencanaan Rencana Strategi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1) Petugas yang berkompeten telah mengidentifikasi dan menilai
potensial bahaya dan resiko keselamatan dan kesehatan kerja yang
berkaitan dengan operasi.
2) Perencanaan strategi keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan
telah ditetapkan dan diterapkan untuk mengendalikan potensi
bahaya dan resiko keselamatan dan kesehatan kerja yang telah
teridentifikasi, yang berhubungan dengan operasi.
3) Rencana khusus yang berkaitan dengan produk, proses proyek atau
tempat kerja tertentu telah dibuat.
4) Rencana didasarkan pada potensi bahaya dan insiden, serta catatan
keselamatan dan kesehatan kerja sebelumnya.
5) Rencana tersebut menetapkan tujuan keselamatan dan kesehatan
kerja perusahaan yang dapat diukur, menetapkan prioritas dan
menyediakan sumber daya.
4-7
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
4-8
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
4. Pengendalian Dokumen
a. Persetujuan dan Pengeluaran Dokumen
1) Dokumen keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai identifikasi
status, wewenang, tanggal pengeluaran dan tanggal modifikasi.
2) Penerima distribusi dokumen tercantum dalam dokumen tersebut.
3) Dokumen keselamatan dan kesehatan kerja edisi terbaru disimpan
secara sistematis di tempat yang ditentukan.
4) Dokumen usang segera disingkirkan dari penggunanya sedangkan
dokumen usang yang disimpan untuk keperluan tertentu diberi tanda
khusus.
5. Pembelian
a. Spesifikasi dari Pembelian Barang dan Jasa
1) Terdapat prosedur yang terdokumentasi yang dapat menjamin
bahwa spesifikasi teknik dan informasi lain yangrelevan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja telah diperiksa sebelum
keputusan untuk membeli.
2) Spesifikasi pembelian untuk setiap sarana produksi, zat kimia atau
jasa harus dilengkapi spesifikasi yang sesuai dengan persyaratan
4-9
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
4-10
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
b. Pengawasan
1) Dilakukan pengawasan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan
dilaksanana dengan aman dan mengikuti setiap prosedur dan
petunjuk kerja yang telah ditentukan.
2) Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka
dan tingkat resiko tugas.
3) Pengawas ikut serta dalam identifikasi bahaya dan membuat upaya
pengendalian.
4) Pengawas diikut sertakan dalam pelaporan dan penyelidikan
penyakit akibat kerja dan kecelakaan, dan wajib menyerahkan
laporan dan saran-saran kepada pengurus.
5) Pengawas ikut serta dalam proses konsultasi.
d. Lingkungan kerja
1) Perusahaan melakukan penilaian lingkungan kerja untuk mengetahui
daerah-daerah yang memerlukan pembatasan ijin masuk.
2) Terdapat pengendalian atas tempat-tempat dengan pembatasan ijin
masuk.
4-11
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
f. Pelayanan
1) Apabila perusahaan dikontrak untuk menyediakan pelayanan yang
tunduk pada standard dan undang-undang keselamatan dan
kesehatan kerja, maka perlu disusun prosedur untuk menjamin
bahwa pelayanan memenuhi persyaratan.
2) Apabila perusahaan diberi pelayanan melalui kontrak, dan
pelayanan tunduk pada standard dan undang-undang keselamatan
4-12
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
7. Standar Pemantauan
a. Pemeriksaan Bahaya
1) Inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur.
2) Inspeksi dilakukan bersama oleh wakil pengurus dan wakil tenaga
kerja yang telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi
bahaya.
3) Inspeksi mencari masukan dari petugas yang melakukan tugas
ditempat kerja diperiksa.
4) Daftar periksa (chek list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan
pada saat inspeksi.
4-13
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
d. Pemantauan Kesehatan
1) Sesuai dengan peraturan perundangan, kesehatan tenaga kerja
yang bekerja pada tempat kerja yang mengandung bahaya harus
dipantau.
2) Perusahaan telah mengidentifikasi keadaan dimana pemeriksaan
kesehatan perlu dilakukan dan telah melaksanakan sistem untuk
membantu pemeriksaan ini.
3) Pemeriksaan telah mengidentifikasi keadaan dimana pemeriksaan
kesehatan perlu dilakukan dan telah melaksanakan sistem untuk
membantu pemeriksaan ini.
4) Perusahaan menyediakan pelayanan kesehatan kerja sesuai
peraturan perundangan.
5) Catatan mengenai pemantauan kesehatan dibuat sesuai dengan
peraturan perundangan.
4-14
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
b. Pelaporan Insiden
1) Terdapat prosedur terdokumentasi yang menjamin bahwa semua
kecelakaan dan penyakit kerja serta insiden di tempat kerja
dilaporkan.
2) Kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilaporkan sebagaimana
ditetapkan oleh peraturan perundangan.
d. Penanganan masalah
1) Terdapat prosedur untuk menangani masalah keselamatan dan
kesehatan kerja yang timbul dan sesuai dengan perauran
perundangan.
2) Tenaga kerja diberi informasi mengenai prosedur penanganan
masalah keselamatan dan kesehatan kerja dan menerima informasi
kemajuan penyelesaiannya.
4-15
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
c. Bahan-bahan Berbahaya
1) Perusahaan telah mendokumentasikan prosedur mengenai penyimpangan,
penanganan dan pemindahan bahan-bahan berbahaya yang sesuai dengan
persyaratan peraturan perundangan, standar dan pedoman teknis.
2) Terdapat prosedur menjamin bahwa bahan dibuang dengan cara yang aman
sesuai dengan peraturan perundangan.
3) Terdapat sistem untuk mengidentifikasi dan pemberian label pada bahan-
bahan berbahaya.
4) Rambu peringatan bahaya dipampang sesuai dengan persyaratan peraturan
perundangan dan standar yang berlaku.
5) Rambu peringatan bahaya dipampang sesuai dengan persyaratan peraturan
perundangan dan standar yang berlaku.
6) Petugas yang menangani bahan-bahan yang berbahaya diberi pelatihan
mengenai cara penanganan yang aman.
4-16
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
4-17
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
4-18
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
4.4.2 Statistik
Dari setiap hasil temuan audit diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Manajemen
sebagai salah satu cara untuk memelihara sistem K3 didalam organisasi
tersebut.
Sekaligus dapat dipakai sebagai sarana pengukuran atas unjuk kerja yang telah
dicapai oleh unit kerja maupun organisasi secara keseluruhan.
Dan pada akhirnya diharapkan adanya proses perbaikan berkelanjutan yang
mampu ditunjukkan oleh organisasi.
Salah satu metoda yang tepat untuk menyajikan data dalam rangka melakukan
tindakan-tindakan perbaikan berkelanjutan adalah dipakainya teknik statistik
dalam proses pengelolaan sistem manajemen K3 di Organisasi.
Teknik statistik yang akan dipakai disarankan untuk disesuaikan dengan sifat
pekerjaan atau kompleksitas proses kerja yang ada pada setiap unit
kerja/organisasi.
4-19
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
DISTRIBUSI LAPORAN:
No. Halaman
Laporan <No. laporan> LAPORAN AUDIT <No. Halaman>
SISTEM
MANAJEMEN
KELELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
<NAMA
PERUSAHAAN>
4-20
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
2. PELAKSANAAN AUDIT
Tanggal :
Tempat :
3. TUJUAN AUDIT
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
4. LINGKUP AUDIT
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
5. TIM AUDITOR
Team auditor (NAMA BADAN AUDIT) terdiri dari :
1. <NAMA>, Ketua
2. <NAMA>, Anggota
<NAMA
PERUSAHAAN>
4-21
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
8. KESIMPULAN UMUM
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
9. TINDAK LANJUT
No. Halaman
Laporan <No. LAPORAN AUDIT <No. Halaman>
laporan> SISTEM
MANAJEMEN
Tgl. <Tanggal KELELAMATAN Audit ke : <No. Audit>
laporan DAN KESEHATAN KERJA Distribusi <No. Distribusi>
Laporan>
<NAMA
PERUSAHAAN>
No.
Pekerjaan <No. RINGKASAN Auditor Koordinator
Pekerjaan>
4-22
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
3. JADUAL AUDIT
1 PERTEMUAN AWAL
2 PELAKSANAAN AUDIT
3 PERTEMUAN AKHIR
4. JADUAL AUDIT
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
No. Halaman
Laporan <No. LAPORAN AUDIT <No. Halaman>
laporan> SISTEM
MANAJEMEN
Tgl. <Tanggal KELELAMATAN Audit ke : <No. Audit>
laporan DAN KESEHATAN KERJA Distribusi <No. Distribusi>
Laporan>
<NAMA
PERUSAHAAN>
No.
Pekerjaan <No. LAPORAN UTAMA Auditor Koordinator
Pekerjaan>
4-23
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
MAYOR MINOR
7. LAPORAN PERTEMUAN
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
DITETAPKAN DI : J A K A R T A
PADA TANGGAL : 12 Desember 1996
4-24
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana tabel 1 dan 2 di bawah ini:
Tabel - 1
4-25
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
Tabel – 2
Pembagian Kriteria Tiap Tingkat Pencapaian Penerapan
Sistem Manajemen K3
TINGKAT
NO ELEMEN TINGKAT AWAL TINGKAT TRANSISI LANJUTAN
(Seluruh tingkat awal & ( Seluruh
transisi) tingkat awal &
transisi)
1 Pembangunan dan 1.1.1,1.2.2,1.2.4,1.2.5,1.3.3, 1.1.3,1.1.5,1.2.1,1.2.7, 1.1.2,1.1.4,1.1.6,
pemeliharaan 1.4.1,1.4.3,1.4.4,1.4.5,1.4.6, 1.2.8,1.2.9,1.4.2,1.4.9, 1.2.3,1.2.6,1.3.1,
komitmen 1.4.7,1.4.8 1.4.10 1.3.2
2 Strategi 2.3.1 2.1.1,2.1.2,2.2.1 2.1.3,2.1.4,2.1.5
pendokumentasian ,2.2.2,2.2.3,2.3.2
3 Peninjauan ulang 3.1.1,3.1.2,3.1.3,3.2.1, 3.1.4,3.2.3,3.2.4
desain dan kontrak 3.2.2
4 Pengendalian 4.1.1,4.1.2,4.2.1 4.1.3,4.1.4,4.2.2,
dokumen 4.2.3
5 pembelian 5.1.1,5.2.1 5.1.2,5.1.3 5.1.4,5.3.1,5.3.2
6 Keamanan bekerja 6.1.1,6.1.2,6.1.3, 6.1.5,6.1.7, 6.1.4,6.1.6,6.2.2,6.2.3,6.2.4, 6.1.9,6.7.4
berdasarkan 6.1.8,6.2.1.,6.3.2,6.4.1,6.4.2, 6.2.5,6.3.1,6.5.1,6.5.5,6.5.9,
sistem manajemen 6.4.3,6.4.4,6.5.2,6.5.3,6.5.4, 6.6.1,6.6.2,6.7.2,6.7.6,6.7.7
k3 6.5.6,6.5.7,6.5.8,6.7.1,6.7.3,
6.7.5,6.8.1,6.8.2
7 Standar 7.1.1,7.2.1,7.2.2,7.4.3,7.4.4, 7.1.2,7.1.3,7.1.4,7.4.1,7.4.2 7.1.5,7.1.6,7.3.1,
pemantauan 7.4.5 7.3.2
8 Pelaporan dan 8.1.1,8.2.2,8.3.1,8.4.1,8.4.2 8.2.1,8.3.2,8.3.5 8.3.3,8.3.4,8.3.6
perbaikan
9 Pengelolaan 9.1.1,9.1.2,9.2.1,9.2.3,9.3.1, 9.1.3,9.3.5,9.3.6 9.1.4,9.2.2.
material dan 9.3.2,9.3.3,9.3.4
perpindahannya
10 Pengumpulan dan 10.1.1,10.1.2 10.1.3,10.1.5,10.2.1 10.1.4,10.2.2
penggunaan data
11 Audit sistem 11.1.1,11.1.2,
manajemen k3 11.1.3,11.1.4
12 Pengembangan 12.2.1,12.2.2,12.3.1,12.4.1, 12.1.2,12.1.3,12.1.4,12.1.5, 12.1.1,12.1.7,
keterampilan dan 12.5.1 12.1.6,12.3.2,12.4.2 12.1.8,12.3.3
kemampuan
DITETAPKAN DI : J A K A R T A
PADA TANGGAL : 12 Desember 1996
4-26
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
RANGKUMAN
Bab 1 :
1. Sosialisasi dan audit penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan
salah satu aktivitas yang cukup penting untuk mendukung terwujudya cita-cita
perusahaan yang profesional untuk mencapai nihil kecelakaan.
2. Sosialisasi dan audit penerapan K3 seyogyanya dilakukan secara terus menerus dengan
penuh kesabaran dan disiplin sehingga ketentuan penerapanK3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) secara bertahap dan pasti dapat menyadarkan tenaga kerja maupun
perusahaan bahwa K3 penting dan bisa mendukung efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan konstruksi.
Bab 2 :
1. Kegiatan pelatihan tidak sekedar melaksanakan kursus target untuk meningkatkan
kualitas tenaga kerja, agar menjadi kompetensi dalam pelaksanaan tugas.
Bab 3 :
1. Penyelenggaraan pelatihan diharapkan dapat dikembangkan sehingga kegiatannya
dapat berlangsung secara berkesinambungan, bila perlu dibangun sistem pelatian yang
unsur-unsurnya sebagai mata rantai yang tidak dapat dipisahkan dan dilompati.
Bab 4 :
1. Untuk mengetahui kepastian penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) perlu
dilakukan audit yaitu : upaya mengumpulkan informasi aktual melalui interaksi (inspeksi,
pemeriksaan, pengukuran dan sampai pada penarikan kesimpulan secara sistimatis,
objektif dan terdokumentasi yang berorientasi pada azas penggalian nilai, manfaat dan
dampaknya.
2. Kegiatan audit harus direncanakan secara matang yang terdiri dari jadwal audit, area
yang hendak diaudit, sistem dan pelaksanaan audit mengacu kepada standar dan
peraturan perundang-undangan.
3. Dalam melakukan elemen-elemen audit yang hendak dituju yang berpedoman kepada
pedoman teknis audit sistem manajemen K3 seperti diatur dengan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. : 05/MEN/1996.
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sosialisasi dan Audit Penerapan K3
DAFTAR PUSTAKA