Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

FISTULECTOMY

DI RUANG O.K SENTRAL/IBS RSUD ULIN BANJARMASIN

NAMA : MUHAMMAD NURIKHSAN

NIM : P07120216069

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN DIPLOMA IV KEPERAWATAN

2019
A.  Definisi
Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ berongga internal
atau antara organ internal dengan tubuh bagian luar. Fistula ani adalah Luka bernanah / borok
sulit sembuh disamping anus.  Fistula ani atau Fistel paraanal adalah saluran yang menyerupai
pipa (fistula, latin = pipa). Sering teraba menyerupai pipa/saluran yang mengeras. Saluran ini
terbentuk mulai dari dalam anus (anorektal) menembus keluar bokong (perineum).

B. Tujuan
memahami dan mengerti tentang anatomi, perineum dananorektal, menegakkan diagnosis
dan pengelolaan fistulaperianal,work-up penderita fistula perianal dan menentukan tindakan
operatif yang sesuai beserta dengan perawatan pasca operasinya

C. Indikasi dan kontra indikasi


A.
1. atresia ani
2. Hirschprug
3. Malforasi Anorektum
B.
1. Fistula Rektovesika
2. Fistula Rektouretra
3. Atresia Rektrum
4. Fistula Vestibular
5. Kloaka Persisten

D. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan di daerah anus, dimana ditemukan
satu atau lebih pembukaan fistula atau teraba adanya fistula di bawah permukaan. Sebuah alat
penguji bisa dimasukan untuk menentukan kedalaman dan arahnya. Ujung dalamnya bisa
ditentukan lokasinya dengan melihat melalui anoskopyang dimasukkan ke dalam rektum.

E. Penatalaksanaan
Pembedahan selalu dianjurkan karena beberapa fistula sembuh secara
spontan. Fistulektomi (eksisi saluran fistula) adalah prosedur yang dianjurkan. Usus bawah
dievakuasi secara seksama dengan enema yang diprogramkan.
Selama pembedahan, saluran sinus diidentifikasi dengan memasang alat ke dalamnya
atau dengan menginjeksi saluran dengan larutan biru metilen. Fistula didiseksi ke luar atau
dibiarkan terbuka, dan insisi lubang rektalnya mengarah keluar. Luka diberi tampon dengan
kasa.

F. Komplikasi
1. Infeksi
2. Gangguan fungsi reproduksi
3. Gangguan dalam berkemih
4. Gangguan dalam defekasi
5. Ruptur/ perforasi organ yang terkait

G. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Sirkulasi
Tanda : Peningkatan TD (efek pembesaran ginjal)
b. Eliminasi
Gejala : Penurunan kekuatan /dorongan aliran urin, tetesan
Tanda : Feses keluar melalui fistula
c. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia; mual dan muntah
Tanda : Penurunan Berat Badan
d. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri suprapubik, daerah fistula dan nyeri punggung bawah
e. Keamanan
Gejala : Demam
f. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Rencana pembedahan
Rencana Pemulangan :
Memerlukan bantuan dengan manajemen terap
 Fatway

PRE INTRA POST

Timbul rasa
pembiusan pembedahan Insisi bedah
cemas

Klien berdoa untuk Lingkungan insisi Terputusnya


kesehatan dirinya dingin jaringan

Terputusnya
Kurang pengetahuan Hipotermi
mobilitas
Merangsang area
berhubungan dengan jaringan
sensorik
kurang informasi, pembuluh
kesalahan interpretasi darah
Nyeri

Resiko
Ansietas
perdarahan Paparan
lingkungan

Resiko infeksi
 Gambar
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, proses inflamasi
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, proses pembedahan
c. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan pola defekasi.
d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan interpretasi.

3. Rencana Asuhan Keperawatan


a. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, proses inflamasi
Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang

Intervensi Rasional
1. Catat petunjuk perilaku mis, gelisah, 1. Stres dapat terjadi sebagai akibat gejala
peka rangsang, menolak, kurang fisik kondisi, juga reaksi lain.
kontak mata, perilaku menarik 2. membuka hubungan terapeutik.
perhatian. Membantu dalam meng-indentifikasi
2. Dorong menyatakan perasaan. Berikan masalah yang menyebabkan stres.
umpan balik 3. Validasi bahwa perasaan normal dapat
3. Akui bahwa ansietas dan masalah mirip membantu menurunkan stres.
yang diekspresikan orang lain. 4. Keterlibatan pasien dalam perencanaan
Tingkatkan perhatian mendengan perawatan memberikan rasa kontrol
pasien. dan membantu menurunkan ansietas.
4. Berikan informasi yang akurat dan 5. meningkatkan relaksasi, membantu
nyata tentang apa yang dilakukan. menurunkan ansietas.
5. Berikan lingkungan tenang dan 6. tindakan dukungan dapat membantu
istirahat. pasien merasa stres berkurang.
6. Dorong pasien/orang terdekat untuk 7. meningkatkan kontrol penyakit.
menyatakan perhatian, perilaku
perhatian.
7. Bantu pasien belajar mekanisme koping
baru, mis teknik mengatasi stres.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan interpretasi.
Tujuan : Klien/ keluarga menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan pengobatan.

Intervensi Rasional
1. Tentukan persepsi pasien/ keluarga 1. Membuat pengetahuan dasar dan
tentang proses penyakit. memberikan kebutuhan belajar
2. Kaji ulang proses penyakit, penyebab/ individu.
efek hubungan faktor yang
2. Pengetahuan dasar yang akurat
menimbulkan faktor pendukung. memberikan kesempatan pasien untuk
3. Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, membuat keputusan informasi/pilihan
dosis, dan kemungkinan efek samping. tentang masa depan dan kontrol
4. Tekankan pentingnya perawatan kulit, penyakit.
mis, teknik cuci tangan dengan baik 3. Meningkatkan pemahaman dan dapat
dan perawatan perineal yang baik. meningkatkan kerjasama dalam
5. Penuhi kebutuhan evaluasi jangka program.
panjang dan evaluasi periodik. 4. menurunkan penyebaran bakteri dan
resiko iritasi kulit/kerusakan, infeksi.
5. Pasien dengan inflamasi beresiko untuk
kanker dan evaluasi diagnostik teratur
dapat diperlukan.

4. Diagnosa Kepperawatan Dan Intervensi

1. Pre Operasi

Ansietes berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai kesalahan interpretasi

Intervensi:

a. Kaji tingkat ansietas klien


b. Observasi tanda tanda vital
c. Kaji orang terdekat dengan pasien
d. Dengarkan keluhan pasien
e. Berikan penkes kepada klien
2. Intra Operasi

Resiko perdarahan, Intervensi

a. Pencegahan pendarahan
b. Pengurangan pendarahan
c. Perawatan sirkulasi
d. Monitor tanda tanda vital
e. Perawatan kedaruratan

3. Post Operasi

A. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan intervensi :

1) Kaji lokasi dan karakteristrik nyeri


2) Beri aktivitas yang tepat untuk klien
3) Berikan lingkungan yang aman dan nyaman
4) Berikan analgetik (kolaborasi medic)

B. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, proses pembedahan

1) Kaji tanda tanda infeksi


2) Monitor tanda tanda vital
3) Kolaborasi pemberian antibiotic
4) Lakukan perawatan luka dengan prinsip steril
5) Kolaborasi pengecekan darah rutin.

C. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan interpretasi

1) Kaji tanda tanda vital


2) Mendengarkan keluhan klien
3) Mengajarkan klien relaksasi napas dalam agar cemas klien berkurang
4) Menganjurkan klien untuk berdoa sebelum masuk ruang operasi
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes Marilynn E, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed.3. EGC. Jakarta.
Mansjoer Arief, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Ed 3. Penerbit Media Aesculapuis FKUI.
Jakarta.
Smeltzer Suzanne. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Ed 8. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai