Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

DIARE PADA BALITA


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Komunitas

yang diampu oleh:

Ns. Hj. Euis Teti H,S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh :

Asep Zamzam Rahayu

Ayu Hoerunnisa

Cuncun Amiludin

Dede Rini Ratnasari

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


LAPORAN PENDAHULUAN DIARE

A. Pengertian Diare
Penyakit diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dibawah
umur 5 tahun ( balita ) dengan disertai muntah dan buang air besar encer,
penyakit diare pada anak apabila tidak ditangani dengan pertolongan yang
cepat dan tepat dapat mengakibatkan dehidrasi ( Depkes RI, 2004 ). Diare
merupakan salah satu penyakit system pencernaan yang sering dijumpai di
masyarakat yaitu penyakit yang ditandai dengan buang air besar encer
lebih dari 3 kali dalam sehari ( WHO,2009 ).

B. Etiologi Diare
Menurut Warman (2008) diare disebabkan oleh :
1. Faktor infeksi
Jenis-jenis bakteri dan virus yang umumnya menyerang dan
mengakibatkan infeksi adalah bakteri E.coli, salmonella, vibrio cholera
(kolera) shingella, Yersinia enterocolitica, virus enterovirus echovirus,
human retrovirua seperti agent, rotravirus, dan parasite oleh cacing
( askaris), giardia calmbia, cryptosporidium, jamur ( candidiasis).
2. Faktor makanan
Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar,
basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah ( sayuran ), dan kurang
matang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Astuti, dkk (2011)
perilaku ibu masih banyak yang merugikan kesehatan salah satunya
kurang memperhatikan kebersihan makanan seperti pengelolaan
makanan terhadap fasilitas pencucian, penyimpanan makanan,
penyimpanan bahan mentah dan perlindungan bahan makanan
terhadap debu.
3. Faktor lingkungan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Agus, dkk ( 2009 ) diare dapat
disebabkan dari faktor lingkungan diantaranya adalah kurang air bersih
dengan sanitasi yang jelek penyakit mudah menular, penggunaan
sarana air yang sudah tercemar, pembuangan tinja dan tidak mencuci
tangan dengan bersih setelah buang air besar, kondisi lingkungan
sekitar yang kotor dan tidak terjaga kebersihannya.

C. Tanda Dan Gejala


Tanda dan gejala awal diare ditandai dengan anak menjadi
cengeng,gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan menurun, kemudian
timbul diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
Apabila penderita telah banyak mengalami kehilangan air dan elektrolit,
maka terjadilah gejala dehidrasi ( Sodikin, 2011 ).

D. Patofisiologi Diare
Wabah diare pada bayi, anak-anak dan dewasa biasanya disebabkan oleh
mikroorganisme yang menyebar melalui air atau makanan yang sudah
tercemar oleh tinja yang terinfeksi. Infeksi juga dapat ditularkan dari orang
ke orang. Yaitu bila seorang penderita diare tidak mencuci tangannya
dengan bersih, setelah buang air besar ( setiawan, 2005 ).
Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, reaksi obat-obatan, dan
juga faktor psikis. Klasifikasi dan patofisiologi diare akut yang disebabkan
oleh proses infeksi pada usus atau Enteric infection. Pendekatan klinis
yang sederhana dan mudah adalah pembagian diare akut berdasarkan
proses patofisiologi enteric infection, yaitu membagi diare akut atas
mekanisme inflammatory, non imflammatory, dan penetrating ( Zeina,
2004 ).
Inflammatory diarrhea akibat proses invasion dan cytotoxin di kolon
dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan
darah ( disebut juga bloody diarrhea ). Biasanya gejala klinis yang
menyertai adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti
kolik, mual, muntah, demam, serta gejala dan tanda dehidrasi ( Zeina,
2004 ).
Non implammatory diarrhea dengan kelainan yang ditemukan di usus
halus bagian proksimal. Keluhan abdominal biasanya minimal atau tidak
ada sama sekali, namun gejala dan tanda cepat timbul, terutama pada kasus
yang tidak segera mendapat cairan pengganti. Penetrating diarrhea lokasi
pada bagian distal usus halus. Penyakit ini disebut juga enteric fever,
chronic septicemia, dengan gejala klinis demam disertai diare.
Diare akut mengakibatkan terjadinya :
a). kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang
menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolic dan hipokalemik.
b). gangguan sirkulasi darah dapat beruparenjatan sebagai akibat diare
dengan atau tanpa dehidrasi dengan muntah, perdarahan otak dapat terjadi,
kesadaran menurun dan bila tak cepat diobati penderita dapat meninggal.
c). gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan yang berlebihan
karena diare dan muntah.
E. Penatalaksanaan Diare
Pengetahuan dan pemahaman mengenai proses yang menyebabkan
terjadinya diare memungkinkan klinis untuk mengembangkan terapi obat
yang paling efektif. Campuran yang seimbang antara glukosa dan
elektrolit dalam volume yang setara dengan cairan yang hilang dapat
mencegah terjadinya dehidrasi ( Goodman dan Gilman, 2003 ).
Terapi diare didasarkan pada diagnose yang tepat dan penggantian cairan
dan elektrolit yang hilang dan juga penggunaan obat-obatan antidiare yang
spesifik, dan juga menghindari makanan da obat-obatan yang dapat
menyebabkan timbulnya diare, seperti obat laksatif, antasida dan obat-obat
yang mempengaruhi motilitas usus.
Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa
komplikasi, dan kadang-kadang sembuh sendiri meskipun tanpa
pengobatan. Tidak jarang penderita pengobatan sendiri atau mengobati
sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas. Biasanya baru
mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum
ada perbaikan dalam prekuensi buang air besar ataupun jumlah feses yang
dikeluargkan. Prinsip pengobatan adalah menghilangkan kausa diare
dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi, terapi
supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau
dengan oral dehydration solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit, dan
tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk menyetop atau
mengurangi frekuensi diare.

F. Cara Penularan Diare


Penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,
seperti :
1. Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah
dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
2. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering
memasukan tangan, mainan, ataupun yang lain kedalam mulut. Karena
virus ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air
dengan benar.
4. Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih
5. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar
atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga
mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.
G. Cara Pencegahan Diare
Dalam pencegahan diare, beberapa upaya yang mudah dilakukan yaitu :
a. Penyiapan makanan yang higienis seperti menjaga kebersihan dari
makanan atau minuman yang kita makan, tutuplah makanan rapat-
rapat agar terhindar dari lalat dan kebersihan perabotan makan ataupun
alat bermain si kecil
b. Penyediaan air minum yang bersih yaitu dengan cara merebus air
minum hingga mendidih.
c. Cucilah tangan dengan sabun sebelum makan
d. Biasakan buang air besar pada tempatnya ( wc, toilet, jamban )
e. Tempat buang sampah yang memadai yaitu memisahkan sampah
kering dan sampah basah.

LAPORAN KASUS DIARE PADA BALITA

A. Pengkajian
Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu kerangka kerja untuk
memecahkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat secara sistematis
dan rasional yang didasarkan pada kebutuhan dan masalah masyarakat.
Model community as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda
pengkajian komunitas ( the community core ), (2) subsistem komunitas
( the community subsystems), dan (3) persepsi ( perception). Model ini
lebih berfokus pada perawatan kesehatan masyarakat untuk berpartisipasi
penuh dalam meningkatkan kesehatannya.
1. Data inti
a. Demografi
Variable yang dapat dikaji adalah jumlah bayi, dan anak baik laki-
laki maupun perempuan. Data diperoleh melalui puskesmas atau
kelurahan berupa laporan tahunan atau rekapitulasi jumlah
kunjungan pasien yang berobat.
b. Statistic vital
Data statistic vital yang dapat dikaji adalah jumlah angka kesakitan
dan angka kematian bayi, dan anak. Angka kesakitan dan kematian
tersebut diperoleh dari penelusuran data sekunder baik dari
puskesmas atau kelurahan.
c. Karakteristik penduduk
Variable karakteristik penduduk meliputi :
a. Fisik : jenis keluhan yang dialami oleh warga terkait anaknya.
Perawat mengobservasi ketika ada program posyandu.
b. Psikologis : efek psikologis terhadap anak maupun orang tua
yaitu berupa kesedihan karena anaknya beresiko tidak bisa
bermain dengan anak-anak sebaya lainnya pertumbuhan anak
pun akan terlambat atau sulit untuk berkembang.
c. Social : sikap masyarakat terhadap adanya kasus penyakit
masih acuh da tidak memberikan tanggapan berupa bantuan
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, namun orang tua
membawa anak ke posyandu rutin untuk ditimbang.
d. Perilaku : seperti pola makan yang kurang baik mungkin
mempengaruhi penyebab anak mengalami gizi kurang, diare
dan penyakit lainnya terlebih banyak orang tua yang kurang
mampu dalam hal ekonomi.
2. Sub system
a. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak
buruk terhadap penurunan daya tahan tubuh sehingga rentan
terkena penyakit, selain faktor untuk menjamin mendapatkan
makanan yang sehat akan sulit didapat, selain itu kerentanan
terhadap vector penyakit menjadi salah satu tingginya resiko
peningkatan kejadian sakit diwilayah tersebut.
b. System kesehatan
Jarak antara desa dengan puskesmas tidak terlalu jauh yaitu hanya
1 km, desa tersebut memiliki 1 posyandu dalam 1 rw dan aktif
melaksanakan program kerja yang dilaksanakan 1 bulan sekali,
namun untuk ketersediaan posyandu belum ada.
c. Ekonomi
Pekerjaan yang dominan di wilayah tersebut yaitu buruh, petani,
dan lainnya yang berpenghasilan bervariasi untu kestiap keluarga.
d. Keamanan dan transportasi
Wilayah tersebut memiliki mobil yang disediakan oleh pemberi
bantuan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat dalam hal
memfasilitasi masyarakat untuk mempermudah akses mendapatkan
layanan kesehatan.
Variable keamanan meliputi jenis dan tipe pelayanan keamanan
yang ada, tingkat kenyamanan dan keamanan penduduk serta jenis
dan tipe gangguan keamanan yang ada.
a. Kebijakan dan pemerintah
Jenis kebijakan yang sedang diberlakukan, kegiatan promosi
kesehatan yang sudah dilakukan, kebijakan terhadap
kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, serta adanya
partisipasi masyarakat dalam.
b. Komunikasi
Komunikasi komunikasi meliputi jenis dan tipe komunikasi
yang digunakan penduduk, khususnya komunikasi formal dan
informal yang digunakan dalam keluarga. Jenis bahasa yang
digunakan terutama dalam penyampaian informasi kesehatan
gizi, daya dukung keluarga terhadap balita yang sakit.
c. Pendidikan
Pendidikan sebagai sub system meliputi tingkat pengetahuan
penduduk tentang pengertian tentang penyakit balita yang
dihadapi, bahaya dan dampaknya, cara mengatasi, bagaimana
cara perawatan, serta cara mencegahnya. Mayoritas penduduk
berpendidikan rendah yaitu SD bahkan tidak sekolah.
d. Reksreasi
Yaitu perlu dikaji adalah jenis dan tipe sarana rekreasi yang
ada, tingkat partisipasi atau kemanfaatan dan sarana rekreasi
yang ada.
3. Persepsi
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit balita masih
acuh, mungkin dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat
ataupun kurangnya pengetahuan kesehatan mengenai suatu penyakit.

B. Analisa Data
Analisa data dilakukan setelah dilakukan pengumpulan data melalui
kegiatan wawancara dan pemeriksaan fisik. Analisa data dilakukan dengan
memilih data-data yang ada sehingga dapat dirumuskan menjadi suatu
diagnose keperawatan. Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan
data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki,
sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
balita.
Tujuan analisa data :
a. Menetapkan kebutuhan bayi, dan anak
b. Menetapkan kekuatan
c. Mengidentifikasi pola respon bayi dan anak
d. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
Perumusan masalah berdasarkan analisa data yang dapat menemukan
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh kelompok
khusus bayi, dan anak. Masalah yang sudah ditemukan tersebut
perawat dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang
selanjutnya dapat diteruskan dengan intervensi. Masalah yang
ditemukan terkadang tidak dapat di selesaikan sekaligus sehingga
diperlukan prioritas masalah. Prioritas masalah dapat ditentukan
berdasarkan hierarki Maslow yaitu :
a. Keadaan yang mengancam kehidupan
b. Keadaan yang mengancam kesehatan
c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

C. Penerapan Kasus
Di kelurahan Linggajaya posyandu pelangi III terdapat 66 bayi dan balita
yang terdiri dari : 0-12 bulan = 21,13-36 bulan =15,37-60 bulan = 30.
Berdasarkan informasi dari kader posyandu bayi dan balita yang gizi
buruk 3 orang. Balita yang diare karena tidak cocok dengan susu formula
6 orang. Bayi dan balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umur
( berat badan balita yang berada digaris kuning dan digaris merah) 5
orang. Sebagian besar ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga dan kepala
keluarganya sebagian bekerja di pabrik sebagai buruh pabrik dan sebagian
lagi di pemerintahan. Antar rumah saling berdekatan sehingga jika terjadi
kebakaran sangat sulit bagi petugas pemadam kebakaran untuk
memadamkan api, pembangunan gorong-gorong di sungai, sehinggaair di
bending dan tidak mengalir lancer, selokan di depan rumah warga banyak
yang tersumbat, jalan di depan rumah kotor, banyak kardus basah sisa
sampah banjir yang dibuang sembarangan, mayoritas warga beragama
islam. Di wilayah ini memiliki 1 masjid, 1 gereja, 1 paud, 1 Tk, 1 atap
SDN Linggajaya , untuk beraktivitas warga menggunakan sepeda motor
untuk alat transportasi. Biasanya ibu-ibu sering mengajak balitanya naik
mobil aneka warna yang diputarkan lagu-lagu anak untuk berkeliling di
sekitar kampong dengan biaya rp.1000 untuk 1 x putaran.

1. PENGKAJIAN
Di kelurahan Linggajaya posyandu pelangi III

1. Data Inti
Di kelurahan Linggajaya posyandu pelangi terdapat 66 balita
Umur :0-3 bulan = 21
36 bulan = 15
37-60 bulan = 30
Pekerjaan : sebagian besar ibu yang memiliki bayi dan
anak bekerja sebagai ibu rumah tangga,
sedangkan kepala keluarganya sebagian
bekerja di pabrik sebagai buruh pabrik dan
sebagian lagi di pemerintah.
Agama : mayoritas islam
Data statistic : berdasarkan informasi dari kader setempat
- Bayi dan balita yang gizi buruk 3 orang
- Balita yang diare karena tidak cocok
dengan susu formula 6 orang
- Bayi dan balita yang berat badannya tidak
sesuai dengan umur ( berat badan balita
yang berada digaris kuning dan garis
merah ) 5 orang.

2. Data Subsistem
1. Lingkungan Fisik
a. Perumahan dan lingkungan : antar rumah berdekatan,
tipe rumah permanen, pembangunan gorong-gorong di
sungai sehingga air di bending dan tidak mengalir
lancer, selokan di depan rumah warga banyak yang
tersumbat, jalan di depan rumah kotor, banyak kardus
basah sisa sampah banjir yang di buang sembarangan.
b. Lingkungan terbuka : mayoritas tidak mempunyai
halaman rumah yang luas.
c. Kebiasaan : balita yang berumur 36-60 bulan sering
mengkonsumsi makanan ringan ( snack ) yang biasa di
beli di warung-warung terdekat. Serta sering
mengkonsumsi mie instant.
d. Transportasi : ibu mengantarkan bayi dan balita ke
posyandu dengan jalan kaki sedangkan untuk
beraktivitas biasanya menggunakan sepeda motor.
e. Pusat pelayanan : terdapat 1 posyandu dan 1
puskesmas.
f. Tempat belanja : di pasar tradisional dan mini market
g. Tempat ibadah : 1 masjid

2. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial


Pelayanan kesehatan terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas.
3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara, penghasilan rata-rata kepala
keluarga Rp. 900.000-1.500.000
4. Keamanan Dan Transportasi
Bila terjadi kebakaran, mobil pemadam kebakaran kesulitan
untuk masuk di pemukiman warga karena jarak antar rumah
berdekatan dan gangnya sangat sempit. Mayoritas warga
menggunakan alat transportasi sepeda motor untuk pergi
beraktivitas.
5. Pemerintahan
Posyandu pelangi III merupakan RT 014 dan RW 04 di
kelurahan Linggajaya. Kader yang dimiliki sebanyak 6
orang.
6. Politik
Pemerintah sudah memberikan pelatihan kepada kader,
untuk mengajarkan kepada ibu balita, agar segera
memberikan oralit pada balitanya yang terkena diare dan
langsung di bawa ke puskesmas untuk tindakan lebih lanjut.
7. Komunikasi
Komunikasi ibu yang dilakukan pada bayi dan balitanya
dengan komunikasi verbal maupun non verbal. Informasi
dari RT/RW setempat dilakukan dengan menggunakan
pengeras suara melalui siaran di masjid.
8. Pendidikan
Tingkat pendidikan orang tua bayi 10 orang, dan balita 10
orang, diantaranya 2 orang lulusan SD, 8 orang SMP dan
selebihnya SMA/SMK. Terdapat 1 TK, 1 paud, 1 atap SDN
linggajaya.
9. Rekreasi
Dari hasil wawancara, ibu sering mengajak balitanya naik
mobil aneka warna yang diputarkan lagu-lagu anak untuk
berkeliling di sekitar kampong dengan biaya Rp. 1000
untuk 1 x putaran, serta setiap minggu pagi, ibu yang
memiliki balita, sering membawa balitanya jalan-jalan di
pasar pagi dadakan yang tempatnya tidak jauh dari
kampung mereka.
3. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. - data dari kader Kurang Deficit
terdapat 6 balita terpapar pengetahuan (
yang diare akibat informasi diare )
pemberian susu cenderung
formula. beresiko pada
- pembangunan agregat
gorong-gorong di masyarakat di
sungai, sehingga kelurahan
air di bendung Linggajaya.
dan tidak
mengalir lancar,
selokan di depan
rumah warga
banyak yang
tersumbat, jalan
di depan rumah
kotor, banyak
kardus basah sisa
sampah banjir
yang di buang
sembarangan.

4. Diagnosa Keperawatan
Deficit pengetahuan ( diare ) cenderung beresiko pada agregat
masyarakat di kelurahan Linggajaya.

Diagnose Pentingnya Perubahan Penyelesaia Tota


keperawat penyelesaia (+) untuk n untuk l
an n masalah penyelesaian peningkatan scor
komunitas 1. Ren di komunitas kualitas e
dah 1. Tidak hidup
2. Seda ada 1. Tida
ng 2. Renda k
3. Ting h ada
gi 3. Sedan 2. Ren
g dah
4. Tingg 3. Seda
i ng
4. Ting
gi
Deficit 2 2 2 6
pengetahu
an ( diare )
cenderung
beresiko
pada
agregat
masyaraka
t di
kelurahan
Linggajay
a.

5. Intervensi

No Tujuan dan kriteria hasil intervensi


1. Setelah dilakukan observasi Edukasi kesehatan
selama 3 hari diharapkan Observasi :
tingkat pengetahuan meningkat 1. Identifikasi
dengan kriteria hasil : kesiapan dan
1. Perilaku sesuai anjuran kemampuan
meningkat menerima
2. Verbalisasi minat dalam informasi
belajar meningkat 2. Identifikasi
3. Kemampuan faktor-faktor
menjelaskan yang dapat
pengetahuan tentang meningkatkan
suatu topic meningkat dan
4. Kemampuan menurunkan
menggambarkan motivasi
kemampuan perilaku hidup
sebelumnya yang sesuai bersih dan
dengan topic meningkat sehat.
5. Perilaku sesuai dengan terapeutik :
pengetahuan meningkat 1. Sediakan
6. Pertanyaan tentang materi dan
masalah yang dihadapi pendidikan
menurun kesehatan
7. Persepsi yang keliru 2. Jadwalkan
terhadap masalah pendidikan
menurun. kesehatan
sesuai
kesepakatan
3. Berikan
kesempatan
untuk
bertanya.
Edukasi :
1. Jelaskan faktor
resiko yang
dapat
mempengaruhi
kesehatan
2. Ajarkan
perilaku hidup
bersih dan
sehat
3. Ajarkan
strategi yang
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan
sehat.

6. Perencanaan

Diagnose Tujuan Rencana sasaran metode waktu tempa Pj


keperawat tindakan t
an
Deficit Tujuan 1. Warga Komunik 10 Kanto mahas
pengetahu umum : penyuluha kelurah asi dan dese r iswa
an (diare) Kebutuha n tentang an informasi mber posya
cenderung n cairan food Lingga . 2020 ndu
beresiko dan hygiene jaya. pelan
pada elektrolit gi III
agregat terpenuhi
masyaraka pada 2. Ibu-ibu Ceramah, 10 Balai
t di bayi, dan demonstra yang Tanya dese posya
kelurahan anak di sikan memili jawab, mber ndu
Linggajay posyandu pemberian ki bayi, diskusi. 2020 pelan
a, yang pelangi oralit dan gi III
dimanifest III. anak.
asikan Tujuan
dengan khusus : 3. Ibu-ibu Praktik 10 Balai
data dari 1). Ibu- pemberian yang langsung dese posya
kader ibu info memili mber ndu
terdapat 6 mengetah mengenai ki bayi 2020 pelan
balita ui cara alergi susu dan gi III
yang diare menangg sapi pada anak.
akibat ulangi balita dan
pemberian gangguan hygiene
susu keseimba yang
formula ngan harus
dan cairan dipenuhi.
pembangu dan
nan elektrolit
gorong- pada bayi 4. Ibu-ibu Komunik 10 Ruma
gorong di dan anak anjurkan yang asi dan dese h
sungai ( diare ). kepada memili observasi mber masin
sehingga ibu-ibu ki bayi 2020 g-
air untuk dan masin
dibendung membawa anak g
dan tidak balitanya yang
lancar. jika terjadi mengal
gejala ami
diare diare.

10
5. evaluasi Ibu-ibu Ceramah, dese Posya
keluarga/r yang Tanya mber ndu
ujukan ibu memili jawab, 2020 pelan
mengenai ki diskusi. gi III
penanggul bayi/an
angan ak.
diare.

Anda mungkin juga menyukai