LP Dan LK Diare Kel 3
LP Dan LK Diare Kel 3
Disusun Oleh :
Ayu Hoerunnisa
Cuncun Amiludin
A. Pengertian Diare
Penyakit diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dibawah
umur 5 tahun ( balita ) dengan disertai muntah dan buang air besar encer,
penyakit diare pada anak apabila tidak ditangani dengan pertolongan yang
cepat dan tepat dapat mengakibatkan dehidrasi ( Depkes RI, 2004 ). Diare
merupakan salah satu penyakit system pencernaan yang sering dijumpai di
masyarakat yaitu penyakit yang ditandai dengan buang air besar encer
lebih dari 3 kali dalam sehari ( WHO,2009 ).
B. Etiologi Diare
Menurut Warman (2008) diare disebabkan oleh :
1. Faktor infeksi
Jenis-jenis bakteri dan virus yang umumnya menyerang dan
mengakibatkan infeksi adalah bakteri E.coli, salmonella, vibrio cholera
(kolera) shingella, Yersinia enterocolitica, virus enterovirus echovirus,
human retrovirua seperti agent, rotravirus, dan parasite oleh cacing
( askaris), giardia calmbia, cryptosporidium, jamur ( candidiasis).
2. Faktor makanan
Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar,
basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah ( sayuran ), dan kurang
matang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Astuti, dkk (2011)
perilaku ibu masih banyak yang merugikan kesehatan salah satunya
kurang memperhatikan kebersihan makanan seperti pengelolaan
makanan terhadap fasilitas pencucian, penyimpanan makanan,
penyimpanan bahan mentah dan perlindungan bahan makanan
terhadap debu.
3. Faktor lingkungan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Agus, dkk ( 2009 ) diare dapat
disebabkan dari faktor lingkungan diantaranya adalah kurang air bersih
dengan sanitasi yang jelek penyakit mudah menular, penggunaan
sarana air yang sudah tercemar, pembuangan tinja dan tidak mencuci
tangan dengan bersih setelah buang air besar, kondisi lingkungan
sekitar yang kotor dan tidak terjaga kebersihannya.
D. Patofisiologi Diare
Wabah diare pada bayi, anak-anak dan dewasa biasanya disebabkan oleh
mikroorganisme yang menyebar melalui air atau makanan yang sudah
tercemar oleh tinja yang terinfeksi. Infeksi juga dapat ditularkan dari orang
ke orang. Yaitu bila seorang penderita diare tidak mencuci tangannya
dengan bersih, setelah buang air besar ( setiawan, 2005 ).
Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, reaksi obat-obatan, dan
juga faktor psikis. Klasifikasi dan patofisiologi diare akut yang disebabkan
oleh proses infeksi pada usus atau Enteric infection. Pendekatan klinis
yang sederhana dan mudah adalah pembagian diare akut berdasarkan
proses patofisiologi enteric infection, yaitu membagi diare akut atas
mekanisme inflammatory, non imflammatory, dan penetrating ( Zeina,
2004 ).
Inflammatory diarrhea akibat proses invasion dan cytotoxin di kolon
dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan
darah ( disebut juga bloody diarrhea ). Biasanya gejala klinis yang
menyertai adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti
kolik, mual, muntah, demam, serta gejala dan tanda dehidrasi ( Zeina,
2004 ).
Non implammatory diarrhea dengan kelainan yang ditemukan di usus
halus bagian proksimal. Keluhan abdominal biasanya minimal atau tidak
ada sama sekali, namun gejala dan tanda cepat timbul, terutama pada kasus
yang tidak segera mendapat cairan pengganti. Penetrating diarrhea lokasi
pada bagian distal usus halus. Penyakit ini disebut juga enteric fever,
chronic septicemia, dengan gejala klinis demam disertai diare.
Diare akut mengakibatkan terjadinya :
a). kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang
menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolic dan hipokalemik.
b). gangguan sirkulasi darah dapat beruparenjatan sebagai akibat diare
dengan atau tanpa dehidrasi dengan muntah, perdarahan otak dapat terjadi,
kesadaran menurun dan bila tak cepat diobati penderita dapat meninggal.
c). gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan yang berlebihan
karena diare dan muntah.
E. Penatalaksanaan Diare
Pengetahuan dan pemahaman mengenai proses yang menyebabkan
terjadinya diare memungkinkan klinis untuk mengembangkan terapi obat
yang paling efektif. Campuran yang seimbang antara glukosa dan
elektrolit dalam volume yang setara dengan cairan yang hilang dapat
mencegah terjadinya dehidrasi ( Goodman dan Gilman, 2003 ).
Terapi diare didasarkan pada diagnose yang tepat dan penggantian cairan
dan elektrolit yang hilang dan juga penggunaan obat-obatan antidiare yang
spesifik, dan juga menghindari makanan da obat-obatan yang dapat
menyebabkan timbulnya diare, seperti obat laksatif, antasida dan obat-obat
yang mempengaruhi motilitas usus.
Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa
komplikasi, dan kadang-kadang sembuh sendiri meskipun tanpa
pengobatan. Tidak jarang penderita pengobatan sendiri atau mengobati
sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas. Biasanya baru
mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum
ada perbaikan dalam prekuensi buang air besar ataupun jumlah feses yang
dikeluargkan. Prinsip pengobatan adalah menghilangkan kausa diare
dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi, terapi
supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau
dengan oral dehydration solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit, dan
tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk menyetop atau
mengurangi frekuensi diare.
A. Pengkajian
Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu kerangka kerja untuk
memecahkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat secara sistematis
dan rasional yang didasarkan pada kebutuhan dan masalah masyarakat.
Model community as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda
pengkajian komunitas ( the community core ), (2) subsistem komunitas
( the community subsystems), dan (3) persepsi ( perception). Model ini
lebih berfokus pada perawatan kesehatan masyarakat untuk berpartisipasi
penuh dalam meningkatkan kesehatannya.
1. Data inti
a. Demografi
Variable yang dapat dikaji adalah jumlah bayi, dan anak baik laki-
laki maupun perempuan. Data diperoleh melalui puskesmas atau
kelurahan berupa laporan tahunan atau rekapitulasi jumlah
kunjungan pasien yang berobat.
b. Statistic vital
Data statistic vital yang dapat dikaji adalah jumlah angka kesakitan
dan angka kematian bayi, dan anak. Angka kesakitan dan kematian
tersebut diperoleh dari penelusuran data sekunder baik dari
puskesmas atau kelurahan.
c. Karakteristik penduduk
Variable karakteristik penduduk meliputi :
a. Fisik : jenis keluhan yang dialami oleh warga terkait anaknya.
Perawat mengobservasi ketika ada program posyandu.
b. Psikologis : efek psikologis terhadap anak maupun orang tua
yaitu berupa kesedihan karena anaknya beresiko tidak bisa
bermain dengan anak-anak sebaya lainnya pertumbuhan anak
pun akan terlambat atau sulit untuk berkembang.
c. Social : sikap masyarakat terhadap adanya kasus penyakit
masih acuh da tidak memberikan tanggapan berupa bantuan
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, namun orang tua
membawa anak ke posyandu rutin untuk ditimbang.
d. Perilaku : seperti pola makan yang kurang baik mungkin
mempengaruhi penyebab anak mengalami gizi kurang, diare
dan penyakit lainnya terlebih banyak orang tua yang kurang
mampu dalam hal ekonomi.
2. Sub system
a. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak
buruk terhadap penurunan daya tahan tubuh sehingga rentan
terkena penyakit, selain faktor untuk menjamin mendapatkan
makanan yang sehat akan sulit didapat, selain itu kerentanan
terhadap vector penyakit menjadi salah satu tingginya resiko
peningkatan kejadian sakit diwilayah tersebut.
b. System kesehatan
Jarak antara desa dengan puskesmas tidak terlalu jauh yaitu hanya
1 km, desa tersebut memiliki 1 posyandu dalam 1 rw dan aktif
melaksanakan program kerja yang dilaksanakan 1 bulan sekali,
namun untuk ketersediaan posyandu belum ada.
c. Ekonomi
Pekerjaan yang dominan di wilayah tersebut yaitu buruh, petani,
dan lainnya yang berpenghasilan bervariasi untu kestiap keluarga.
d. Keamanan dan transportasi
Wilayah tersebut memiliki mobil yang disediakan oleh pemberi
bantuan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat dalam hal
memfasilitasi masyarakat untuk mempermudah akses mendapatkan
layanan kesehatan.
Variable keamanan meliputi jenis dan tipe pelayanan keamanan
yang ada, tingkat kenyamanan dan keamanan penduduk serta jenis
dan tipe gangguan keamanan yang ada.
a. Kebijakan dan pemerintah
Jenis kebijakan yang sedang diberlakukan, kegiatan promosi
kesehatan yang sudah dilakukan, kebijakan terhadap
kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, serta adanya
partisipasi masyarakat dalam.
b. Komunikasi
Komunikasi komunikasi meliputi jenis dan tipe komunikasi
yang digunakan penduduk, khususnya komunikasi formal dan
informal yang digunakan dalam keluarga. Jenis bahasa yang
digunakan terutama dalam penyampaian informasi kesehatan
gizi, daya dukung keluarga terhadap balita yang sakit.
c. Pendidikan
Pendidikan sebagai sub system meliputi tingkat pengetahuan
penduduk tentang pengertian tentang penyakit balita yang
dihadapi, bahaya dan dampaknya, cara mengatasi, bagaimana
cara perawatan, serta cara mencegahnya. Mayoritas penduduk
berpendidikan rendah yaitu SD bahkan tidak sekolah.
d. Reksreasi
Yaitu perlu dikaji adalah jenis dan tipe sarana rekreasi yang
ada, tingkat partisipasi atau kemanfaatan dan sarana rekreasi
yang ada.
3. Persepsi
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit balita masih
acuh, mungkin dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat
ataupun kurangnya pengetahuan kesehatan mengenai suatu penyakit.
B. Analisa Data
Analisa data dilakukan setelah dilakukan pengumpulan data melalui
kegiatan wawancara dan pemeriksaan fisik. Analisa data dilakukan dengan
memilih data-data yang ada sehingga dapat dirumuskan menjadi suatu
diagnose keperawatan. Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan
data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki,
sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
balita.
Tujuan analisa data :
a. Menetapkan kebutuhan bayi, dan anak
b. Menetapkan kekuatan
c. Mengidentifikasi pola respon bayi dan anak
d. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
Perumusan masalah berdasarkan analisa data yang dapat menemukan
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh kelompok
khusus bayi, dan anak. Masalah yang sudah ditemukan tersebut
perawat dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang
selanjutnya dapat diteruskan dengan intervensi. Masalah yang
ditemukan terkadang tidak dapat di selesaikan sekaligus sehingga
diperlukan prioritas masalah. Prioritas masalah dapat ditentukan
berdasarkan hierarki Maslow yaitu :
a. Keadaan yang mengancam kehidupan
b. Keadaan yang mengancam kesehatan
c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
C. Penerapan Kasus
Di kelurahan Linggajaya posyandu pelangi III terdapat 66 bayi dan balita
yang terdiri dari : 0-12 bulan = 21,13-36 bulan =15,37-60 bulan = 30.
Berdasarkan informasi dari kader posyandu bayi dan balita yang gizi
buruk 3 orang. Balita yang diare karena tidak cocok dengan susu formula
6 orang. Bayi dan balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umur
( berat badan balita yang berada digaris kuning dan digaris merah) 5
orang. Sebagian besar ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga dan kepala
keluarganya sebagian bekerja di pabrik sebagai buruh pabrik dan sebagian
lagi di pemerintahan. Antar rumah saling berdekatan sehingga jika terjadi
kebakaran sangat sulit bagi petugas pemadam kebakaran untuk
memadamkan api, pembangunan gorong-gorong di sungai, sehinggaair di
bending dan tidak mengalir lancer, selokan di depan rumah warga banyak
yang tersumbat, jalan di depan rumah kotor, banyak kardus basah sisa
sampah banjir yang dibuang sembarangan, mayoritas warga beragama
islam. Di wilayah ini memiliki 1 masjid, 1 gereja, 1 paud, 1 Tk, 1 atap
SDN Linggajaya , untuk beraktivitas warga menggunakan sepeda motor
untuk alat transportasi. Biasanya ibu-ibu sering mengajak balitanya naik
mobil aneka warna yang diputarkan lagu-lagu anak untuk berkeliling di
sekitar kampong dengan biaya rp.1000 untuk 1 x putaran.
1. PENGKAJIAN
Di kelurahan Linggajaya posyandu pelangi III
1. Data Inti
Di kelurahan Linggajaya posyandu pelangi terdapat 66 balita
Umur :0-3 bulan = 21
36 bulan = 15
37-60 bulan = 30
Pekerjaan : sebagian besar ibu yang memiliki bayi dan
anak bekerja sebagai ibu rumah tangga,
sedangkan kepala keluarganya sebagian
bekerja di pabrik sebagai buruh pabrik dan
sebagian lagi di pemerintah.
Agama : mayoritas islam
Data statistic : berdasarkan informasi dari kader setempat
- Bayi dan balita yang gizi buruk 3 orang
- Balita yang diare karena tidak cocok
dengan susu formula 6 orang
- Bayi dan balita yang berat badannya tidak
sesuai dengan umur ( berat badan balita
yang berada digaris kuning dan garis
merah ) 5 orang.
2. Data Subsistem
1. Lingkungan Fisik
a. Perumahan dan lingkungan : antar rumah berdekatan,
tipe rumah permanen, pembangunan gorong-gorong di
sungai sehingga air di bending dan tidak mengalir
lancer, selokan di depan rumah warga banyak yang
tersumbat, jalan di depan rumah kotor, banyak kardus
basah sisa sampah banjir yang di buang sembarangan.
b. Lingkungan terbuka : mayoritas tidak mempunyai
halaman rumah yang luas.
c. Kebiasaan : balita yang berumur 36-60 bulan sering
mengkonsumsi makanan ringan ( snack ) yang biasa di
beli di warung-warung terdekat. Serta sering
mengkonsumsi mie instant.
d. Transportasi : ibu mengantarkan bayi dan balita ke
posyandu dengan jalan kaki sedangkan untuk
beraktivitas biasanya menggunakan sepeda motor.
e. Pusat pelayanan : terdapat 1 posyandu dan 1
puskesmas.
f. Tempat belanja : di pasar tradisional dan mini market
g. Tempat ibadah : 1 masjid
4. Diagnosa Keperawatan
Deficit pengetahuan ( diare ) cenderung beresiko pada agregat
masyarakat di kelurahan Linggajaya.
5. Intervensi
6. Perencanaan
10
5. evaluasi Ibu-ibu Ceramah, dese Posya
keluarga/r yang Tanya mber ndu
ujukan ibu memili jawab, 2020 pelan
mengenai ki diskusi. gi III
penanggul bayi/an
angan ak.
diare.