Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

KEGIATAN PROFESI NERS STASE


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
MUTIARA, S. KEP.
NIM : 200-511-061

STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA


TAHUN AKADEMIK 2020- 2021

=================================================
STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
Kampus: Jl. Kubah Putih No.7 Rt.001/014 Kel,Jatibening Kec.Pondok Gede Kota Bekasi
 : 021-8690.1352
email: stikes_abdinusantara@yahoo.com
LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS
A. Definisi
1. Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung (Sudoyo,
2006).
2. Gastitis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik,
difus, atau lokal yang di sebabkan oleh bakteri atau obat obatan (Price, 2005).
3. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yang ditemukan
berupa dispepsia atau indigesti (Mansjoer, 2001).
4. Gastritis adalah peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosi. Erosi karena perlukaan hanya pada bagian mukosa
(Inayah, 2004).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gastritis adalah peradangan
pada mukosa lambung dan submukosa lambung yang bersifat secara akut, kronis, difus
atau lokal akibat infeksi dari bakteri, obat-obatan dan bahan iritan lain, sehingga
menyebabkan kerusakan-kerusakan atau perlukaan yang menyebabkan erosi pada lapisan-
lapisan tersebut dengan gambaran klinis yang ditemukan berupa dispepsia atau indigesti.

B. Anatomi

Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar paling banyak
terutama didaerah epigaster, dan sebagian di sebelah kiri daerah hipokondriak dan
umbilikal. Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan osofagus
melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diapragma di depan pankreas dan limpa,
menempel disebelah kiri fundus uteri. Secara anatomis lambung terdiri dari:
1. Fundus Fentrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri osteum kardium
dan biasanya penuh berisi gas.
2. Korpus Ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah
kurvantura minor.
3. Antrum Pilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal
membentuk spinter pilorus.
4. Kurvatura Minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari osteum lkardiak
sampai ke pilorus.
5. Kurvatura Mayor, lebih panjang dari pada kurvantura minor terbentang dari sisi kiri
osteum kardiakum melalui fundus fentrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus
inferior. Ligamentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas kurvatura mayor
sampai ke limpa.
6. Osteum Kardiakum, merupakan tempat dimana osofagus bagian abdomen masuk ke
lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik (Setiadi, 2007).
Lambung terletak dibawah diafragma didepan pankreas dan limfa menempel pada
sebelah kiri fundus. Kedua ujung lambung dilindungi oleh sfingter yang mengatur
pemasukan dan pengeluaran. Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan
makanan masuk kedalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki
esophagus kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan
nama daerah kardia. Di saat sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk ke dalam
duodenum dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isi
usus halus ke dalam lambung. Sfingter pilorus memiliki arti klinis yang penting karena
dapat mengalami stenosis ( penyempitan pilorus yang menyumbat ) sebagai komplikasi
dari penyakit tukak lambung. Stenosis pilorus atau pilorospasme terjadi bila serat-serat
otot disekelilingnya mengalami hipertropi atau spasme sehingga sfingter gagal berelaksasi
untuk mengalirkan makanan dari lambung ke dalam duodenum
Lambung terdiri atas empat bagian yaitu :
a. Tunika serosa atau lapisan luar Merupakan bagian dari peritonium viseralis. Dua
lapisan peritonium viseralis menyatu pada kurvatura minor lambung dan
duodenum dan terus memanjang kearah hati, membentuk omentum minus. Lipatan
peritonium yang keluar dari satu organ menuju ke organ lain disebut sebagai
ligamentum. Omentum minor terdiri atas ligamentum hepatogastrikum dan
hepatoduodenalis , menyokong lambung sepanjang kurvatura minor sampai ke
hati. Pada kurvatura mayor, peritonium terus ke bawah membentuk omentum
mayus, yang menutupi usus halus dari depan seperti apron besar. Sakus omentum
minus adalah tempat yang sering terjadi penimbunan cairan ( pseudokista
pankreatikum ) akibat komplikasi pankreatitis akut.
b. Lapisan berotot ( Muskularis )
Tersusun dari tiga lapis otot polos yaitu:
1) Lapisan longitudinal, yang paling luar terbentang dari esophagus ke bawah dan
terutama melewati kurvatura minor dan mayor.
2) Lapisan otot sirkuler, yang ditengah merupakan lapisan yang paling tebal dan
terletak di pilorus serta membentuk otot sfingter dan berada dibawah lapisan
pertama.
3) Lapisan oblik, lapisan yang paling dalam merupakan lanjutan lapisan otot
sirkuler esofagus dan paling tebal pada daerah fundus dan terbentang sampai
pilorus.
c. Terdiri dari jaringan areolar jarang yang menghubungkan lapisan mukosa dan
lapisan muskularis. Jaringan ini memungkinkan mukosa bergerak bersama gerakan
peristaltik. Lapisan ini mengandung pleksus saraf dan saluran limfe.
d. Lapisan Mukosa
Lapisan dalam lambung tersusun dari lipatan-lipatan longitudinal yang disebut
rugae. Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini yaitu:
1) Kelenjar kardia, berada dekat orifisium kardia. Kelenjar ini mensekresikan
mukus.
2) Kelenjar fundus atau gastrik, terletak di fundus dan pada hampir seluruh
korpus lambung. Kelenjar gastrik memiliki tiga tipe utama sel yaitu :
a) Sel-sel zimogenik atau chief cell, mensekresikan pepsinogen diubah
menjadi pepsin dalam suasana asam.
b) Sel-sel parietal, mensekresikan asam hidroklorida dan faktor instrinsik.
Faktor instrinsik diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 di dalam usus
halus. Kekurangan faktor instrinsik akan mengakibatkan anemia pernisiosa.
c) Sel-sel mukus ( leher ), di temukan di leher fundus atau kelenjar-kelenjar
gastrik. Sel-sel ini mensekresikan mukus. Hormon gastrin diproduksi oleh
sel G yang terletak pada daerah pilorus lambung. Gastrin merangsang
kelenjar gastrik untuk menghasilkan asam hidroklorida dan pepsinogen.
Substansi lain yang di sekresikan oleh lambung enzim dan berbagai
elektrolit, terutama ion-ion natrium, kalium, dan klorida(Price, 2005).
Struktur syaraf penyokong lambung :Persyarafan lambung sepenuhnya
otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan duodenum dihantarkan
ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus mencabangkan ramus
gastrik, pilorik, hepatik, dan seliaka.
Persarafan simpatis adalah melalui saraf splangnikus major dan ganglia
seliakum. Serabut-serabut eferen menghantarkan impuls nyeri yang di
rangsang oleh peregangan, kontraksi otot dan peradangan, dan di rasakan di
daerah epigastrium. Serabut-serabut eferen simpatis menghambat pergerakan
dan sekresi lambung. Pleksus saraf mesentenikus (auerbach ) dan submukosa
( meissner ) membentuk persarafan intrinsik dinding lambung dan
mengkoordinasi aktivitas motoric dan sekresi mukosa lambung.Komponen
vaskularisasi pada lambung : Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas
(serta hati, empedu dan limfa) terutama berasal dari arteri seliaka atau trunkus
seliaka, yang mempercabangkan cabang-cabang yang ensuplai kurvatura minor
dan mayor. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteria
gastroduodenalis dan arteria pankreatikoduodenalis ( retroduodenalis ) yang
berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding posterior
duodenum dapat mengerosi arteri ini dan menyebabkan perdarahan. Darah
vena dari lambung dan duodenum, serta yang berasal dari pankreas, limpa dan
bagian lain saluran cerna berjalan ke hati melalui vena porta (Price, 2005)
C. Klasifikasi
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar merupakan
penyakit yang ringan dan sembuh sempurna. Salah satu bentuk gastritis akut yang
manifestasi klinisnya adalah:
a. Gastritis akut erosive Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih
dalam dari pada mukosa muscolaris (otot-otot pelapis lambung).
b. Gastritis akut hemoragic Disebut hemoragic karena pada penyakit ini akan
dijumpai perdarahan mukosa lambung dalan berbagai derajat dan terjadi erosi yang
berarti hilangnya kontunuitas mukosa lambung pada beberapa tempat, menyertai
inflamasi pada mukosa lambung tersebut. ( Hirlan, 2001)

2. Gastritis Kronik
Menurut Muttaqin, (2011) Gastritis kronis adalah suatu peradangan permukaan
mukosa lambung yang bersifat menahun. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga
perbedaan sebagai berikut :
a. Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan ; edema , serta perdarahan dan
erosi mukosa.
b. Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh lapisan mukosa pada
perkembanganya dihubungkan dengan ulkus dan kanker lambung, serta anemia
pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dan
sel chief.
c. Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodulnodul pada mukosa
lambung yang bersifat iregular, tipis, dan hemoragik.
D. Etiologi
Menurut Muttaqin(2011) Penyebab dari gastritis antara lain :
1. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin, ibuprofen,
dan asam salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agen kemoterapi (mitomisin, 5-
fluora-2-deoxyuriine), salisilat, dan digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.
2. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.
3. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii, streptococci,
staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E. coli, tuberculosis, dan
secondary syphilis.
4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
5. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis.
6. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal
napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks usus lambung.
7. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan minuman dengan
kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen iritasi mukosa lambung.
8. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu ( komponen penting alkali
untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa
lambungsehingga menimbulkan respon peradangan mukosa.
9. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke lambung.
10. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan
mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa, yang dapat menimbulkan
respon peradangan pada mukosa lambung

E. Patofisiologi
1. Gastritis Akut
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-obatan dan alkohol,
makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada pasien yang mengalami strees akan
terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus Vagus), yang akan meningkatkan
produksi asam klorida (HCl) didalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah
dan anoreksia.Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel
epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus mengurangi produksinya.
Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut
tercerna respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi
diantaranya vasodilitasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat enzim
yang memproduksi asam klorida atau HCl, terutama daerah fundus.Vasodilitasi
mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat
menyebabkan rasa nyeri, rasa nyeri ini
2. Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory ( H. pylory ) Gastritis Kronis dapat
diklasifikasikan sebagai tipe A / tipe B, tipe A ( sering disebut sebagai gastritis
autoimun ) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atrofi dan
infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia
pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B ( kadang disebut
sebagai gastritis ) mempengaruhi antrum dan pylorus ( ujung bawah lambung dekat
duodenum ) ini dihubungkan dengan bakteri Pylory. Faktor diet seperti minum panas
atau pedas, penggunaan atau obat-obatan dan alkohol, merokok, atau refluks isi usus
kedalam lambung. (Smeltzer dan Bare, 2001

Pathway
F. Manisfestasi Klinis
Gambaran klinis pada gastritis yaitu:
1. Gastritis Akut, gambaran klinis meliputi:
a. Dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan hemoragi.
b. Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan
anoreksia. disertai muntah dan cegukan.
c. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.
d. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan,
tetapi malah mencapai usus
e. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu mungkin akan hilang
selama 2 sampai 3 hari. (Smeltzer, 2001)
2. Gastritis Kronis
Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala
defisiensi vitamin B12 . pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia ( nafsu
makan menurun ), nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau
mual dan muntah. (Smeltzer dan Bare, 2001)

G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan dignostik menurut Dermawan( 2010) dan Doenges( 2000 ) sebagai berikut :
1. Radiology: sinar x gastrointestinal bagian atas
2. Endoskopy : gastroscopy ditemukan muksa yang hiperemik
3. Laboratorium: mengetahui kadar asam hidroklorida
4. EGD (Esofagagastriduodenoskopi): tes diagnostik kunci untuk perdarahan gastritis,
dilakukan untuk melihat sisi perdarahan atau derajat ulkus jaringan atau cidera
5. Pemeriksaan Histopatologi: tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis.
6. Analisa gaster: dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji aktivitas
sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan pembentukan asam
noktura
7. Feses: tes feses akan positifH. PyloryKreatinin : biasanya tidak meningkat bila perfusi
ginjal di pertahankan.
8. Amonia: dapat meningkat apabila disfungsi hati berat menganggu metabolisme dan
eksresi urea atau transfusi darah lengkap dan jumlah besar diberikan.
9. Natrium: dapat meningkat sebagai kompensasi hormonal terhadap simpanan cairan
tubuh
10. Kalium: dapat menurun pada awal karena pengosongan gaster berat atau muntah atau
diare berdarah. Peningkatan kadar kalium dapat terjadi setelah trasfusi darah.
11. Amilase serum: meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis

H. Penatalaksanaan
1. Pengobatan pada gastritis meliputi:
a. Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung
b. Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena untuk
mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-gejala mereda, untuk
gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat.
c. Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam
lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung.
d. Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara
menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang
menyebabkan iritasi.
e. Pembedahan: untuk mengangkat gangrene dan perforasi,
Gastrojejunuskopi/reseksi lambung: mengatasi obstruksi pilorus. (Dermawan,
2010)
2. Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi:
Gastritis akut Diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan
makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet
mengandung gizi danjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara
parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan
prosedur yang dilakukan untuk hemoragik saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis
diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri
dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab
a. Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum ( missal : alumunium
hidroksida ) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus lemon encer atau cuka encer
b. Bila korosi luas atau berat, emetik, dan lafase dihindari karena bahaya perforasi
terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic dan sedative, antasida, serta cairan
intravena. Endoskopi fiberopti mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin
diperlukan untuk mengangkat gangrene atau jaringan perforasi. Gastrojejunostomi
atau reseksi lambungmungkin diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilrus. Gastritis
kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istiratahat, mengurangi
stress dan memulai farmakoterapi. H. Pilory data diatasi dengan antibiotic ( seperti
tetrasiklin atau amoksisilin ) dan garam bismu ( pepto bismo ). Pasien dengan gastritis
A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan oleh adanya
antibody terhadap factor instrinsik(Smeltzer, 2001).
I. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis menurut Dermawan
( 2010) adalah:
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas
2. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbs vitamain B12
J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian fokus terkait dengan penyakit gastritis meliputi
a. Pola Pemeliharaan Kesehatan
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi
terhadap arti kesehatan dan penatalaksanaan kesehatan, kemampuan menyusun
tujuan, pengetahuan tentang praktek kesehatan
b. Pola Nurtisi –Metabolik
Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan elektrolit, nafsu makan, pola
makan, diet, kesulitan menelan, mual/muntah, makanan kesukaan.
c. Pola Eliminasi
Menjelaskan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan Kulit. Kebiasaan defekasi,
ada tidaknya masalah defekasi, masalah miksi (oliguri, disuri dll), penggunaan
kateter, frekuensi defekasi
dan miksi, Karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi saluran kemih dll.
d. Pola latihan – Aktivitas
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh dan
kesehatan berhubungan satu sama lain, Range Of Motion (ROM), riwayat penyakit
jantung, frekuensi, irama dan kedalaman nafas, bunyi nafas riwayat penyakit paru.
e. Pola Kognitif Perseptual
Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif.Pola persepsi sensori meliputi
pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan
kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya mengandung
kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang telah lama terjadi dan atau
baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap waktu, tempat, dan nama
(orang, atau benda yang lain).Tingkat pendidikan, persepsi nyeri dan penanganan
nyeri, kemampuan untuk mengikuti, menilai nyeri skala 0-10, pemakaian alat
bantu dengar, melihat, kehilangan bagian tubuh atau fungsinya, tingkat kesadaran,
orientasi pasien, adakah gangguan penglihatan, pendengaran, persepsi sensori
(nyeri), penciuman dan lain-lain
f. Pola Istirahat – Tidur
Menggambarkan Pola Tidur, istirahat dan persepasi tentang energi. Jumlah jam
tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk,
penggunaan obat, mengeluh letih
g. Pola Konsep Diri – Persepsi Diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan.
Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan
ide diri sendiri. Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan bagian
manusia akan berinteraksi dengan lingkungannya. Disamping sebagai system
terbuka, manuasia juga sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-kultural spriritual dan
dalam pandangan secara holistik.Adanya kecemasan, ketakutan atau penilaian
terhadap diri., dampak sakit terhadap diri, kontak mata, isyarat non verbal, ekspresi
wajah, merasa tak berdaya, gugup atau relaks
h. Pola peran Dan Hubungan
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota
keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien.Pekerjaan, tempat tinggal, tidak
punya rumah, tingkah laku
yang passive/agresif terhadap orang lain, masalah keuangan dll.
i. Pola Reproduksi / Seksual
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual atau dirasakan dengan
seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid, pemeriksaan mamae
sendiri, riwayat penyakit hubungan seksual, pemeriksaan genital
j. Pola Mekanisme Koping
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress dan penggunaan
systempendukung. Penggunaan obat untuk menangani stress, interaksi dengan
orang terdekat, menangis, kontak mata, metode koping yang biasa digunakan, efek
penyakit terhadap tingkat stress
k. Pola keyakinan dan Spiritual
Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai, keyakinan termasuk
spiritual.Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama
yang dipeluk dan konsekuensinya.Agama, kegiatan keagamaan dan
budaya,berbagi denga orang lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan,
mencari bantuan spiritual dan pantangan dalam agama selama sakit(Perry,2005)
(Asmadi, 2008).
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Doenges(2000) pada klien gastritis ditemukan diagnosakeperawatan
sebagaiberikut
a. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
b. Resiko kekurangan volume cairan, (kehilangan aktif) b/d perdarahan, mual,
muntah dan anoreksia
c. Resiko ketidak seimbangan Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah
d. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ancaman kematian,
nyeri
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
3. Intervensi
a. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
Intervensi
1) Catat karakteristik muntah atau drainase
Rasional: membantu dalam membedakan penyebab stress gaster
2) Monitor tanda vital
Rasional: perubahan tensi darah dan nadi dapat digunakan perkiraan kasar
kehilangan darah.
3) Awasi masukan dan haluaran dihubungkan dengan perubahan berat badan.
Ukur kehilangan darah atau cairan melalui muntah.
Rasional: memberikan pedoman untuk penggantian cairan.
4) Pertahankan tirah baring, mencegah muntah dan tegangan saat defekasi.
Rasional: aktivitas atau muntah meningkatkan tekanan antara abdominal
5) Tinggikan kepala tempat tidur selama pemberian antasida.
Rasional: mencegah reflek gaster pada aspirasi antasida dimana
dapat menyebabkan komplikasi paru.

6) Kolaborasi dengan tim dokter dengan memberikan obat sesuai


indikasi
b. Resiko kekurangan volume cairan, (kehilangan aktif) b/d perdarahan, mual,
muntah dan anoreksia
Intervensi :
1) Kaji nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10) selidiki dan
laporkan perubahan nyeri dengan tepat.
Rasional: berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan
penyembuhan dan perubahan pada karakteristik nyeri menunjukkan terjadinya
abses/peritonitis, memerlukan upaya evaluasi dan intervensi.
2) Pertahankan istirahat dengan posisi semi – fowler
Rasional: Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen bawah,
menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi terlentang.
3) Dorong ambulasi dini.
Rasional: Meningkatkan normalisasi fungsi organ, merangsang peristaltik dan
menurunkan ketidaknyamanan abdomen.
4) Berikan aktivitas hiburan
Rasional: Menurunkan ketidaknyamanan pada peristaltik usus dini dan iritasi
gaster/muntah
c. Resiko ketidak seimbangan Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah
Intervensi
1) Timbang berat badan sesuai indikasi
Rasional: Mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah perubahan
nutrisi.
2) Auskultasi bising usus
Rasional: Membantu dalam menentukan respon untuk makan atau
berkembangnya komplikasi.
3) Berikan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering dan teratur.
Rasional: Meningkatkan proses pencernaan dan toleransi pasien terhadap
nutrisi yang diberikan.
4) Konsultasi dengan ahli gizi.
Rasional: Merupakan sumber efektif untuk mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
d. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ancaman kematian,
nyeri
Intervensi
1) Awasi respon fisiologis misal: takipnea, pusing.
Rasional: Dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami pasien
2) Dorong pernyataan takut, berikan umpan balik
Rasional: Membuat hubungan terapiutik.
3) Berikan lingkungan tenang untuk istirahat.
Rasional: Memindahkan pasien dari stresor luar meningkatkan relaksasi, dapat
meningkatkan ketrampilan koping.
4) Dorong orang terdekat tinggal dengan pasien.
Rasional: Membantu menurunkan takut
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Intervensi
1) Observasi sejauh mana klien dapat melakukan aktivitas
Rasional: Mengetahui aktivitas yang dapat dilakukan pasien
2) Berikan lingkungan yang tenang
Rasional: Meningkatkatkan istirahat klien
3) Berikan bantuan dalam aktivitas
Rasional: Membantu bila perlu,harga diri ditingkatkan bila klien
melakukannya sendiri.
4) Jelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien
Rasional: Klien tahu pentingnya beraktivitas
5) Tingkatkan tirah baring atau duduk dan berikan obat sesuai dengan indikasi
Rasional: Tirah baring dapat meningkatkan stamina tubuh pasien sehingga
pasien dapat beraktivitas

DAFTAR PUSTAKA
Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika
Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta
:EGC
Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.
Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta :
Gosyen Publising
STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
ALAMAT : JL.Swadaya Kubah Putih No. 9 kel. Jatibening Kec. Pondok Gede

Nama Mahasiswa : Mutiara, S.Kep.


NIM : 200-511-061

FORMAT PENGKAJIAN KMB

Tanggal MRS : 18 Januari 2021 Jam Masuk :09.00


Tanggal Pengkajian : 19 Januari 2021 No. RM :00.75.71
Jam Pengkajian :09.00 Diagnosa Masuk :Gastritis
Akut
Hari rawat ke :2

IDENTITAS
1. Nama Pasien : Tn. D
2. Umur : 42 Th
3. Suku/ Bangsa: Jawa / Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMU
6. Pekerjaan : Tidak bekerja
7. Alamat : JL. SWASEMBADA JAKARTA UTARA
8. Sumber Biaya : BPJS

KELUHAN UTAMA
Keluhan utama: Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit mengeluh pusing, sakit perut, mual-
mual, muntah, nyeri ulu hati, lemas, tidak nafsu makan. Klien mengatakan telat makan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Riwayat Penyakit Sekarang:
Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh perutnya sakit , mual-mual,
muntah, nyeri ulu hati, pusing, lemas, tidak nafsu makan. Klien mengatakan sebelumnya
memang terlambat makan kemudian makan mie instan dengan cabe rawit yang banyak
klien mengatakan sakitnyaseperti diiris-iris, hilang timbul kurang lebih 5 menit.skala nyeri
6 . Sakit saat menelan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Pernah dirawat : ya tidak kapan …… diagnosa :…
2. Riwayat penyakit kronik dan menular ya tidak jenis ….
Riwayat kontrol : Tidak
Riwayat penggunaan obat : tidak ada
3. Riwayat alergi:
Obat ya tidak jenis……………………
Makanan ya tidak jenis……………………
Lain-lain ya tidak jenis……………………

4. Riwayat operasi: ya tidak


- Kapan : ……………………
- Jenis operasi: …………………
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ya tidak
- Jenis :
…………………....................................................................................................................
.................
- Genogram:
Riwayat kesehatan keluarga

PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


Perilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan:
Alkohol ya tidak keterangan……….....................
Merokok ya tidak
keterangan…………………….........................................................
Obat ya tidak
keterangan…..........................................................…………………
Olahraga ya tidak
keterangan…..........................................................…………………

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda tanda vital
S :37 N : 100 T :110/70 RR : 22
Kesadaran kualitatif: Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor
Koma

Kesadaran kualitatif : jumlah GCS: 4 E: 4 V: 5 M: : 6

2. Sistem Pernafasan (B1)


a. RR: 22
b. Keluhan: sesak nyeri waktu nafas orthopnea
Batuk produktif tidak produktif
Sekret:Positif Konsistensi :
Masalah Keperawatan :
Warna: Hijau Bau :..................................
c. Penggunaan otot bantu nafas:
Tidak
d. PCH ya tidak
e. Irama nafas teratur tidak teratur
f. Pleural Friction
rub:.....................................................................................................................
g. Pola nafas: Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
Biot
h. Suara nafas Cracles Ronkhi Wheezing
i. Alat bantu napas ya tidak

Jenis: vesikuler Flow..............l/pm

j. Penggunaan WSD:
- Jenis : Tidak ada
- Jumlah cairan
: .............................................................................................................................
.....................
- Undulasi :..................................................................................................................
.................................
- Tekanan : .................................................................................................................
.................................

k. Tracheostomy: ya tidak
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
..............................................................................
l. Lain-lain:
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
.....................................................................................................................
...........................................................................................................................................
.......................................

3. Sistem Kardio vaskuler (B2)


a. TD :110/70 Masalah Keperawatan :
b. N :100
c. Keluhan nyeri dada: ya tidak
P :...................................................................
Q :...................................................................
R :...................................................................
S :...................................................................
T :...................................................................
d. Irama jantung: reguler ireguler
e. Suara jantung: normal (S1/S2 tunggal) murmur
gallop lain-lain.....
f. Ictus Cordis: Tidak Teraba
g. CRT : 2 detik
h. Akral: hangat kering merah basah pucat
panas dingin
i. Sikulasi perifer: normal menurun
j. JVP :Tidak ada
k. CVP :Tidak ada
l. CTR :50% tidak ada kardiomegali
m. ECG & Interpretasinya: Normal
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...............................................................................................
n. Lain-lain :
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...............................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Sistem Persyarafan (B3)
a. GCS : Masalah Keperawatan :
b. Refleks fisiologis patella triceps biceps
c. Refleks patologis babinsky brudzinsky kernig
Lain-lain
d. Keluhan pusing ya tidak
P :
Q:
R :
S :
T :

e. Pemeriksaan saraf kranial:


N1 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N2 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N3 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N4 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N5 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N6 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N7 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N8 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N9 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N10: normal tidak Ket.: ……..............................................................
N11: normal tidak Ket.: ……..............................................................
N12: normal tidak Ket.: ……..............................................................

f. Pupil anisokor isokor Diameter:


3mm/3mm
g. Sclera anikterus ikterus
h. KonjunctivaK ananemis anemis
i. Isitrahat/Tidur : 3-4 jam/hari Gangguan tidur : Ya
A
j. Lain-lain:
S
...........................................................................................................................................
U
...........................................................................................................................................
S
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
1
...........................................................................................................................................
T
...........................................................................................................................................
..............................................
O
5. Sistem perkemihan P (B4) Masalah Keperawatan
a. Kebersihangenetalia:I Bersih Kotor
b. Sekret: K Ada Tidak
c. Ulkus: Ada Tidak
d. Kebersihan meatus K uretra: Bersih Kotor
e. Keluhan kencing: A Ada Tidak
Bila ada, jelaskan:S
S

:
B
A
T
U
f. Kemampuan berkemih:
Spontan G Alat bantu,
sebutkan: .................................................................................................
I
Jenis N : .
Ukuran J :
Hari ke A :
g. Produksi urineL :
Warna : kuning jernih
Bau :......………..
N
h. Kandung kemih y : Membesar ya tidak
i. Nyeri tekan ya tidak
.
j. Intake cairan oral : 1000 cc/hari parenteral : 1500 cc/hari
F
k. Balance cairan:
Intake : 2500
Out put : 2000( Masalah Keperawatan :
Risiko Defisit Nutrisi
k. Lain-lain: 5
6. Sistem pencernaan5 (B5)
a. TB :165 BB :50 Kg
b. IMT : t Interpretasi :Sangat Kurus
a
c. Mulut: h bersih kotor berbau
u
d. Membran mukosa: lembab kering stomatitis
n
e. Tenggorokan:
)
sakit menelan kesulitan menelan
s
pembesaran tonsil nyeri tekan
f. Abdomen: e tegang kembung ascites
o
g. Nyeri tekan: ya tidak
r
h. Luka operasi: ada tidak
a
Tanggal operasi
n :................
Jenis operasig :................
Lokasi :................
Keadaan :................
k
Drain : ada tidak
- Jumlah a :...................
r
- Warna :...................
y
- Kondisi area sekitar insersi :...................
a
w
Keluhan Nyeri a Ada tidak
n
P :..iritasi mukosa lambung.................................................................
Q :...sepertisdiiris-iris................................................................
R :...nyeri perut
w kanan atas,nyeri ulu hati................................................................
S :...skala nyeri
a 6................................................................
T :....hilangstimbul ± 5 menit...............................................................
t x/menit
i. Peristaltik: 24
j. BAB: 4x/hari a Terakhir tanggal : 1 hari sebelum masuk RS
k. Konsistensi: keras lunak cair lendir/darah
M
l. Diet: padat lunak cair
R
m. Diet Khusus:S
e Masalah Keperawatan :
n NYERI
g
a
n
.......DIIT.......TKTP...........................................................................................................
k
...........................................................................................................................................
e
................................................................................................
l
n. Nafsu makan: u baik menurun Frekuensi:3x/hari
o. Porsi makan:h habis tidak Keterangan : Makan habis ¼
porsi a
p. Lain-lain: n

n
y
e
7. Sistem Penglihatan
r
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
i
p
OD i OS
Baik n Visus
g
Tidak ada edema Palpebra
g
Tidak Anemis Conjunctiva
a
Transparan berkilau
n Kornea
Normal, cukupg dalam BMD
Isokor Ø 3 mm, k RC + Pupil
Warna hitam a Iris
n
Jerniha Lensa
Tidak ada n TIO
.
b. Keluhan nyeri N ya tidak
P :...................................................................
y
Q :...................................................................
e
R :...................................................................
r
S :...................................................................
i
T :...................................................................
h
i
c. Luka operasi: ada tidak
l
Tanggal operasi :................
Jenis operasia :................
Lokasi n :................
Keadaan g :................
d. Pemeriksaan penunjang lain : .........................
e. Lain-lain : t
8. Sistem pendengaran i
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
m
Masalah Keperawatan :
b
OD u OS
Simetrisl Aurcicula
Baik d MAE
a
Baik n Membran
Tymphani
m
n
j
a
l
a
Baik r Rinne
k
Baik Weber
e
Baik Swabach
p
e
b. Tes Audiometri r
u
...........................................................................................................................................
t
...........................................................................................................................................
d
...........................................................................................................................................
a
n
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
t
i
...........................................................................................................................................
d
.............................................
a
k
c. Keluhan nyeri ya tidak
P : d
Q : i
p
R : e
S : n
g
T : a
r
u
d. Luka operasi: ada tidak
h
Tanggal operasi :................
Jenis operasii :................
Lokasi m :................
Keadaan o :................
e. Alat bantu dengar: b tidak
f. Lain-lain : i
...........................................................................................................................................
l
i
.........................................................................................................................................
t
9. Sistem muskuloskeletal a (B6)
a. Pergerakan s sendi: bebas terbatas
b. Kekuatan f otot: Masalah Keperawatan :
i 5 5
s 5 5
i
c. Kelainan k ekstremitas: ya tidak
d. Kelainan . tulang belakang: ya tidak
................................................................................
N
e. Fraktur: y ya tidak
Jenis :...................
.
f. Traksi: F ya tidak
- Jenis :...................
- Beban m :...................
e
- Lama pemasangan :...................
n
a
k
u

4
g. Penggunaan spalk/gips: ya tidak
b
u
h. Keluhan nyeri: ya tidak
l
a
P :...................................................................
n
Q :...................................................................
y
R :...................................................................
a
S :...................................................................
n
T :...................................................................
g
i. Sirkulasi perifer: ..............................................
l
j. Kompartemen syndrome ya tidak
a
k. Kulit:l ikterik sianosis kemerahan
u hiperpigmentasi

l. Turgor s baik kurang jelek


e
m. Lukar operasi: ada T idak
i
Tanggal
n operasi :................
Jenisg operasi :................
Lokasi :................
Keadaan
m :................
e
Drainn : ada tidak
g
- Jumlah :...................
a
- Warna :...................
- l Kondisi area sekitar insersi :...................
a
n. ROMm :Aktif
i
o. n Sign : ................................................
Cardinal
p. Lain-lain:
y
...........................................................................................................................................
e
r
...........................................................................................................................................
i
...........................................................................................................................................
y
a
...............................................................................................................
n
g

s
a
m
a
10. Sistem Integumen
, decubitus
a. Penilaian resiko
d
Aspek Yang Kriteria Penilaian Nilai
Dinilai a 1 2 3 4
Persepsi n Terbatas Sangat Keterbatasan Tidak Ada 1
y
e
r
i
h
Sensori i Sepenuhnya Terbatas Ringan Gangguan
Kelembabal Terus Sangat Kadang2 Jarang 1
n a Menerus Lembab Basah Basah
n Basah
Aktifitas g Bedfast Chairfast Kadang2 Lebih Sering 1
Jalan jalan
Mobilisasis Immobile Sangat Keterbatasan Tidak Ada 1
e Sepenuhnya Terbatas Ringan Keterbatasa
t n
Nutrisi e Sangat Kemungkinan Adekuat Sangat Baik 1
l Buruk Tidak
Adekuat
a
Gesekan & Bermasalah Potensial Tidak 1
h
Pergeseran Bermasalah Menimbulkan
Masalah
d
NOTE: Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat Total Nilai 6
dikatakan bahwa i pasien beresiko mengalami dekubisus
(pressure ulcers)b
(15 or 16 =elow risk, 13 or 14 = moderate risk, 12 or less
= high risk)r
i
b. Warna k Masalah Keperawatan :
c. Pitting edema: a +/- grade:................
d. Ekskoriasis:n ya tidak
e. Psoriasis: ya tidak
f. Pruritus: o ya tidak
g. Urtikaria: b ya tidak
h. Lain-lain: a
...........................................................................................................................................
t
...........................................................................................................................................
p
...........................................................................................................................................
e
...............................................................................................................
n
11. Sistem Endokrin
Masalah Keperawatan :
a. Pembesaran gtyroid: ya tidak
b. Pembesaran hkelenjar getah bening:ya tidak
c. Hipoglikemia: i ya tidak
d. Hiperglikemia: l ya tidak
e. Kondisi kaki DM a
- Luka n gangren ya tidak
Jenis ................................................................................................................
g
- Lama luka ...............................................................................................
- Warna r ...............................................................................................
- Luas luka
a ...............................................................................................
- Kedalaman
s ...............................................................................................
- Kulita kaki ...............................................................................................
- Kuku kaki ...............................................................................................
- Telapak
n kaki ...............................................................................................
- Jariykaki ...............................................................................................
- Infeksi
e ya tidak
- Riwayat
r luka sebelumya ya tidak
Jika ya: i
- Tahun d :
- JenisaLuka :
- Lokasi r :
d
o
k
t
e
r
- Riwayat amputasi sebelumya ya tidak
.
Jika ya:
N
- Tahun :
y
- Lokasi :
e
f. ABI : ....................................................
g. Lain-lain: r
i
...........................................................................................................................................
d
...........................................................................................................................................
i
...........................................................................................................................................
r
a
...............................................................................................................
s
a
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL Masalah keperawatan :
k
a. Persepsi klien terhadap a penyakitnya:
...............................................................................................................................
n

b
..........................................................................
e
r
b. Ekspresi klien terhadap t penyakitnya
a Murung/diam gelisah tegang marah/menangis
c. Reaksi saat interaksi m koperatif tidak kooperatif curiga
d. Gangguan konsep b diri:
Tidak a
h
ada.............................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
b
Lain-lain: e
r
..................................................................................................................................................
a
.......................................
t
d
PERSONAL HYGIENE a & KEBIASAAN Masalah Keperawatan :
Jelaskan : l
a
m
...............................................................................................................................
PENGKAJIAN SPIRITUAL 2
a. Kebiasaan beribadah Masalah Keperawatan :
- Sebelum sakith sering kadang- kadang tidak pernah
- Selama sakit a sering kadang- kadang tidak pernah
r
b. Bantuan yang diperlukan i klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah:
...............................................................................................................................
i
.................................................................................................................................................
n
PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium,Radiologi, EKG, USG , dll)
i
Laboratorium tanggal 18 Januari 2021
d
Pemeriksaan a Hasil Satuan Nilai Normal
Darah Lengkap n
Hemoglobin 12 g/dl 13-16,5
t
i
a
k

m
e
Hematokritn 38 % 37-47
Eritrosit g 4,170 10˄6/µl 4,5-5,5
h
Leukosit i 9 10˄3/µl 4,0-10,0
Hitung jenisl
N. Segmena 55 % 51-67
n
Limfosit 15 % 20-30
g
Monosit 20 % 6-92
Trombosit d 320 10˄3/µl 150,000-450,000
Faal Ginjale
n
Ureum g 18 Mg/dl 10-50
Kreatinin a 0,5 Mg/dl 0,5-0,9
Faal hati n
SGOT 36 U/L 0-37
o
SGPT b 32 U/L 0-42
a
TERAPI t
Antasida 3x1 tab kunyah
y sebelum makan
Omeprazole 1x1 amp a IV
Ranitidin 3x1 amp IV
n
IVFD RL 30 tetes/menit
g

b Jakarta, 18 Febuari 2021


i
a (Mutiara , S. Kep)
s
a

d
i
m
a
k
a
n
,
s
e
l
a
n
j
u
t
n
y
a

N
.
F

d
i
b ANALISA DATA
Hari/ a
Tgl/ Jam w DATA ETIOLOGI MASALAH
a
Selasa,19 DS: Iritasi Mukosa Nyeri Akut
Januari  Pasienomengeluh sakit lambung
2021 l nyeri ulu hati, dan
perutnya,
sakit saat menelan
e
h

DO: s
 Tampak u meringis kesakitan,
Skala anyeri 6
 Tampak m Pucat
 Klien tampak
i lemah
P :kiritasi mukosa
lambunge
 Q : seperti diiris-iris
 R :Rnyeri perut kanan
atas,nyeri
S ulu hati
S : .skala nyeri 7
 T: hilang
N timbul ± 5 menit
 TTV y
S :37 . N : 100
T :110/70
F RR : 22

j
Selasa,19 u
Januari DS : g Tidak nafsu Resiko Defisit Nutrisi
2021  Klien mengatakan sering makan, mual dan
a
merasakan mual hingga muntah.
muntah
 Klienm mengatakan tidak
e makan
Nafsu
n
DO: g
 Kliene tampak lemas,
pucat,gelisah
l
 Kesulitan
u menelan
makanan
h
 Lidah kotor,bau
 Makan m habis ¼ porsi
 Terpasang
u IVFD RL
30tts/menit
a
 Pasienl tampak lemah
Tampak
d lemah
 Hb 12 a gr/dl
n

m
u
Selasa,19 DS: n Nyeri Intoleransi Aktivitas
Januari t
a
s
e
k
i
2021  Klien
t mengatakan
sulit aberaktivitas karena
menahanr sakit
4
DO: -
 5Klien terlihat lemah
 Aktivitas klien
tampak dibantu
k
 Terpasang IVFD
a
RL30 TPM
l
i
s
e
j
a
k

DAFTAR
h PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL: 19 Januari a 2021
r
a. Nyeri akut b/d Iritasi Mukosa Lambung
b. Resiko Defisit Nutrisi ditandai dengan Tidak Nafsu makan, mual dan muntah
i
c. Intoleransi aktivitas
y berhubungan dengan Nyeri
a
n
g

l
a
l
u

d
a
n

d
e
m
a
m

d
a
n

a
i
r
k
e
c
i
n
g

k RENCANA INTERVENSI
Hari/ e
DIAGNOSA
No r INTERVENSI RASIONAL
Tgl/ Jam KEPERAWATAN
1 Selasa,1 Nyeri Akutub/d Iritasi Observasi 1. Observasi untuk mengetahui
9 h
Mukosa Lambung . 1. Observasi TTV lokasi, karakteristik, durasi,
Januari
2021 Tujuan : Setelah
d dilakukan 2. Identifikasi lokasi, frekuensi, kualitas dan
a
tindakan keperawatan 2x 24 karakteristik, durasi, intensitas nyeri, serta respon
n
jam diharapkan nyeri frekuensi, kualitas nonverbal.
O
berkurang dengan criteria dan intensitas nyeri
l
hasil : 3. Identifikasi respon 2. Terapeutik untuk
i
- Keluhang nyeri menurun nonverbal mengidentifikasi keadaan
u Terapeutik pasien
(5)
r
- Meringis i menurun (5) 4. Jadwalkan  
- Kemampuan( pendidikan kesehatan 3. Edukasi Untuk memberikan
+
menggunakan
) tehnik sesuai jadwal penkes serta memfasilitasi
d
non-farmakologis 5. Identifikasi istirahat pasien.
g
meningkat (5) pengetahuan dan  

- j
Penggunaan analgetic keyakinan tentang 4.Kolaborasi dalam pemenuhan
u nyeri tindakan
menurun (5)
m
l 6. Fasilitasi istirahat dan
a tidur
h
Edukasi
s 7. Jelaskan penyebab,
e periode dan pemicu
k
i nyeri
t 8. Jelaskan strategi
a
r meredakan nyeri
4 9. Anjurkan memonitor
0
nyeri secara mandiri
0
m 10. Anjurkan memonitor
l nyeri secara mandiri
/
2 11. Anjurkan
4 menggunakan
analgetik secara tepat
j
a 12. Ajarka teknik nafas
m dalam untuk
.
N mengurangi rasa
y nyeri
.
m
e
n
g
a Kolaborasi
k 13. Kolaborasi
u
pemberian analgetik,
B jika perlu
2 A 1.Observasi untuk mengetahui
Selasa,1 B
Risiko Defisit Nutrisi b/d status nutrisi, alergi dan
9
Januari Mual, muntah d Observasi intoleransi makanan, makanan
2021 a
Tujuan : Setelah dilakukan yang disukai, asupan makanan,
n 1. Identifikasi status
tindakan keperawatan 2x24 nutrisi adanya penurunan berat badan
B kebutuhan 2. Identifikasi alergi dan
jam diharapkan atau tidak dan hasil
a intoleransi makanan
nutrisi klienk terpenuhi 3. Identifikasi makanan pemeriksaan lab.
yang disukai
Dengan criteria hasil :
s 4. Monitor asupan
- Porsi makane yang makanan 2. Terapeutik untuk
5. Monitor berat badan
dihabiskan
l meningkat mengidentifikasi keadaan
6. Monitor hasil
a
(5) pemeriksaan pasien
m
laboratorium
- Verbalisasia keinginan  
untuk meningkatkan Terapeutik 3. Edukasi Untuk memberikan
i
nutrisi (5)
n penkes serta memfasilitasi
7. Lakukan oral hygiene
- i
Pengetahuan tentang sebelum makan, jika istirahat pasien.
t perlu
pilihan makanan yang  
i 8. Sajikan makanan
sehat meningkat
d (5) secara menarik dan 4.Kolaborasi dalam pemenuhan
a suhu yang sesuai
- Pengetahuan tentang tindakan
k 9. Berikan makan tinggi
standar asupan nutrisi serat untuk mencegah
a meningkat konstipasi
yang tepat 10. Berikan makanan
d
(5) a tinggi kalori dan
tinggi protein
11. Berikan suplemen
m
makanan, jika perlu
a
s Edukasi
a
l 12. Anjurkan posisi
a duduk, jika mampu
h 13. Ajarkan diet yang
. diprogramkan
D
a Kolaborasi
r
i 14. Kolaborasi
h pemberian medikasi
a sebelum makan (mis.
s Pereda nyeri,
i antiemetik), jika
p
e
m
e
r
i
k perlu
s 15. Kolaborasi dengan
a ahli gizi untuk
a menentukan jumlah
n kalori dan jenis
nutrient yang
f dibutuhkan, jika perlu
3 1. Observasi untuk
i
mengetahui lokasi dan
s
Selasa,1 Intoleransi aktivitas
i b/d ketidaknyamanan selama
Observasi
9 k
Nyeri , setelah dilakukan melakukan aktifitas
Januari
1. Monitor lokasi dan
2021 tindakan keperawatan
d 2x24 2. Terapeutik untuk
ketidaknyamanan
i
jam diharapkan klien dapat selama melakukan mengidentifikasi keadaan
d aktivitas
beraktivitasadengan criteria pasien
hasil : p Terapeutik 3. Edukasi Untuk
a
- Kemudahan dalam memberikan penkes serta
t 2. Sediakan lingkungan
melakukan
k aktivitas nyaman dan rendah memfasilitasi istirahat
a meningkat stimulus (mis. pasien.
sehari-hari
n cahaya, suara,
(5) kunjungan) 4. Kolaborasi dalam
K tubuh bagian 3. Lakukan rentang
- Kekuatan pemenuhan tindakan
o gerak pasif dan/atau
atas meningkat
n (5) aktif
4. Berikan aktivitas
- Kekuatan d tubuh bagian
distraksi yang
i
bawah meningkat(5) menyenangkan
s 5. Fasilitas duduk di sisi
- Keluhani Lelah menurun tempat tidur, jika
u tidak dapat berpindah
(5)
m atau berjalan
- Perasaan u lemah
menurun m (5)
= Edukasi
- Tekanan darah membaik
(5) g 6. Anjurkan tirah baring
e 7. Anjurkan melakukan
l aktivitas secara
i bertahap
s 8. Anjurkan
a menghubungi
h perawat jika tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang
d
9. Ajarkan strategi
a koping untuk
n mengurangi
kelelahan
t
a
m
a
k

m
e
r
i
n
g
i
s
n
a
m
u
n

n
y
e
r
i
n
o
n
k
o
l
i
k
;
T
D
=

1
2
0
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN/CATATAN KEPERAWATAN
/
9
Hari/T No. Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi Paraf
0
g DX (SOAP)
l/Jam m
Selasa 1 m
09.0  Melakukan observasi TTV Mutiara 09.30 S: os mengatakan Mutiara
H nyeri pada ulu hati,
19 Jan 0  Mengidentifikasi
g lokasi, nyeri seperti diiris-iris
2021 - ;
karakteristik, durasi,
H O:
09.3 frekuensi, kualitas dan
R  TD: 120/81mmhg
0 intensitas
= nyeri Nadi: 88x/menit,
RR 28x/mnt, suhu:
 mengidentifikasi respon 36.4
1
nonverbal
0 A: Masalah nyeri
2 belum teratasi
x
/ P: Intervensi
dilanjutkan
m
n
R
R
=

2
 menjadwalkan
8 pendidikan Mutiara 13.00 S : klien mengatakan Mutiara
x penyebab nyeri karna
kesehatan sesuai jadwal
/ telat makan
09.3  mengidentifikasi
m
n O:
0 pengetahuan dan
t  Klien tampak
- keyakinan
; tentang nyeri meringis kesakitan
10.0 S  Skala nyeri 6/10
 memfasilitasi istirahat dan
u
0 tidur P : iritasi mukosa
h
lambung
 u
menjelaskan penyebab,
= Q : seperti diiris-
periode dan pemicu nyeri iris
 menjelaskan
3 strategi R : nyeri perut
8 kanan atas,nyeri ulu
meredakan nyeri hati
,
 menganjurkan
7 memonitor
0 secara mandiri A : Masalah nyeri
nyeri belum teratasi
C
 menganjurkan memonitor
P : Intervensi
;
nyeri secara mandiri Keperawatan
a
 menganjurkan dilanjtkan
b
menggunakan
d analgetik
o
secara tepat
m
 mengajarkan
e teknik nafas
n
dalam untuk mengurangi
:
rasa
i nyeri
Selasa 2 10.0  mengidentifikasi
n status Mutiara 13.00 S: Pasien mengeluh mutiara
nutrisi
s tidak nafsu makan ,
19 Jan 0
 mengidentifikasi
p alergi dan pasien mengatakan
2021 - intoleransi
e makanan menyukai makanan
 mengidentifikasi makanan dalam porsi hangat,
11.0 k
yang disukai pasien mengatakan
s
0  memonitor asupan tidak ada alergi
i makanan
makanan
=
 Menganjurkan
f meakukan
oral hygiene sebelum O: Makan habis 1/4
l porsi, pasien mampu
makan, jika perlu
a makan dengan posisi
 memberikan makan tinggi
t
serat duduk
u
 menganjurkan posisi
e A: Masalah resiko
duduk saat makan
n defisit nutrisi belum
s teratasi
i
( P: Intervensi
+ dilanjutkan
)
Selasa 3 11.0  Memonitor
, lokasi dan Mutiara 13.00 S: Klien mengatakan Mutiara
ketidaknyamanan selama sulit beraktivitas
19 Jan 0 p
l
p
a
s
i
:
2021 - melakukan aktivitas karena menahan nyeri
n
 menyediakan lingkungan
12.0 y
nyaman dan rendah O : - Aktivitas klien
0 e
stimulus (mis. cahaya, tampak dibantu
r
suara, kunjungan) -Klien tampak Lemah
 i
melakukan rentang gerak
t dan/atau aktif
pasif A : Masalah
 e
memberikan aktivitas intoleransi aktivitas
k
distraksi yang belum teratasi
menyenangkan
a
 memfasilitas
n duduk di sisi P : Intervensi
tempat tidur, jika tidak Keperawatan
dapat
k berpindah atau dilanjutkan.
berjalan
u
 menganjurkan
a tirah baring
 menganjurkan
d melakukan
aktivitas
a secara bertahap
 menganjurkan
r
menghubungi
a perawat jika
tanda
n dan gejala kelelahan
tidak berkurang
k
Rabu 1 09.0  Melakukan
a observasi TTV 09.15 Mutiara S: Mutiara
Klien mengatakan
20 Jan 0  n
menjelaskan pendidikan akan melakukan tehnik
a
2021 - kesehatan mengenai tehnik relaksasi bila nyeri
n timbul
09.1 relaksasi nyeri
5 a O:
t  TD: 122/88mmhg
a Nadi: 80x/menit,
s RR 22x/mnt, suhu:
( 36.2
+
) A:Masalah nyeri
, belum teratasi
p
e P: intervensi
r dilanjutkan
k
 menganjurkan
u memonitor 13.00 Mutiara Mutiara
s secara mandiri
nyeri S: klien mengatakan
i
09.3  menganjurkan memonitor paham cara memonitor
: nyeri secara mandiri
0 nyeri
t secara mandiri
- i O:
 menganjurkan
m  skala nyeri 3/10
10.0 menggunakan
p analgetik  Klien terlihat lebih
0 a
secara tepat nyaman
n  Klien dapat
i melakukan tehnik
p relaksasi yang
a diajarkan
d
a
b
d
o
m
e A : Masalah nyeri
n teratasi

d P : Intervensi
dihentikan
a
n
Rabu 2 10.0  Memberikan makanan Mutiara 13.00 S : Klien mengatakan mutiara
selagi hangat mulai nafsu makan,
20 Jan 0 n
 mengidentifikasi status mual dan muntah
2021 - y berkurang
nutrisi
e
11.0  memonitor asupan
r
makanan O : Makan habis
0  i
Menganjurkan meakukan 1porsi
k
oral hygiene sebelum
e
makan, jika perlu A : Masalah resiko
t defisit nutrisi teratasi
o
k P : Intervensi dilautkan

Rabu 3  C
melakukan rentang gerak Mutiara 13.00 S : klien mengatakan mutiara
V
pasif dan/atau aktif nyeri berkurang
20 Jan A
 memberikan aktivitas sehinnga dapat
2021 distraksi yang melakukan aktivitas
d
menyenangkan
 e
memfasilitas duduk di sisi O:
tempat
x tidur, jika tidak - Klien tampak rileks
dapat
t berpindah atau - ADL klien
berjalan
e dilakukan tanpa
 menganjurkan
r tirah baring bantuan
 menganjurkan
( melakukan
aktivitas
+ secara bertahap A: Masalah intoleransi
 menganjurkan
) aktivitas teratasi
menghubungi
, perawat jika
tanda
a dan gejala kelelahan P : intervensi
tidak
u berkurang dihentikan
s
k
u
l
t
a
s
i
:
b
i
s
i
n
g

u
u
s
m
e
n
u
r
u
n
.
P
a
d
a

p
e
m
e
r
i
k
s
a
a
n

l
a
b

d
i
d
a
p
a
t
k
a
n

:
H
b
=
1
4
g
r
/
d
l
,
l
e
u
k

Anda mungkin juga menyukai