Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIKUM

ENERGI BIDANG PERTANIAN


(TPT 2129)
ACARA VI
PENGUKURAN DAYA MOTOR DIESEL

DISUSUN OLEH :
NAMA : DHANNY RIZKI HUTAMA
NIM : 19/446796/TP/12599
GOL. :B
PJ ACARA : MUHAMMAD ARIF IHSANUDIN

LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi pada saat
ini membawa dampak bagi otomotif yang berkaitan dengan mesin kendaraan
atau motor bakar. Mesin adalah suatu konstruksi yang mengunakan bahan
bakar untuk menghasilkan tenaga. Mesin atau motor bakar memiliki peranan
penting dalam pertanian seperti sebagai penggerak, mesin pengolahan, pompa
air, traktor dan lainnya. Mesin dapat dinyalakan karena adanya sistem
pelistrikan yang berperan dalam penggerak awal mesin sehingga mesin dapat
bekerja berdasarkan fungsinya.
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik
lagi, sebuah mesin pemicu, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi
gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain seperti busi. Motor
diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam
(internal combustion engine). Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi
kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reaksi
kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam
silinder (ruang bakar). Pembakaran pada mesin Diesel terjadi karena kenaikan
temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga
mencapai temperatur nyala. Perhitungan keefisiensian penggunaan alat dan
mesin pertanian perlu dilakukan agar mengerti kondisi di lapangan dan dapat
dicari solusinya. Oleh sebab itu mahasiswa Teknik Pertanian harus melakukan
praktikum dengan baik karena dalam bidang Teknik Pertanian sebagai
mahasiswa kita harus mempelajari mesin diesel ini karena penerapanya pada
alat dan mesin pertanian yang sangat banyak.
1.2 Tujuan
Pada praktikum kali ini yang berjudul Pengukuran Daya Motor Diesel
memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mempelajari pengaruh beban torsi pada suatu setelan governor
terhadap RPM, daya, pemakaian udara dan bahan bakar serta
efisiensi motor.
2. Mengetahui fungsi karja governor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Motor bakar adalah suatu mekanisme atau konstruksi mesin yang merubah
energi panas menjadi energi mekanis. Terjadinya energi panas karena adanya
proses pembakaran, bahan bakar, udara, dan sistem pengapian. Dengan adanya
suatu konstruksi mesin, memungkinkan terjadinya siklus kerja mesin untuk usaha
dan tenaga dorong dari hasil ledakan pembakaran yang diubah oleh konstruksi
mesin menjadi energi mekanik atau tenaga penggerak. (Komarudin, 2012).
Motor diesel merupakan salah satu jenis motor yang banyak digunakan di
masyarakat baik sebagai alat transportasi maupun dalam industri di Indonesia.
Efisiensi motor diesel dipengaruhi oleh kesempurnaan terjadinya proses
pembakaran bahan bakar didalam silinder motor diesel tersebut. Adapun
kesempurnaan pembakaran motor diesel dipangaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah, tekanan penyemprotan bahan bakar, pusaran udara
pembakaran, kepadatan dan suhu udara, perbandingan udara lebih, saat
penyemprotan bahan bakar. kecepatan putaran mesin, suhu udara isap, suhu air
pendingin dan dipengaruhi bahan bakar (suhu, viskositas, bilangan setana, daya
penguapan). Motor diesel adalah salah satu dari internal combustion engines (mesin
pembakaran dalam). Berdasarkan penelitian dan pengalaman motor diesel
cenderung lebih rendah polusinya dibanding dengan motor bensin. Umumnya
bahan bakar tersebut berasal dari sumber daya alam (SDA) seperti minyak bumi,
batu bara dan gas alam (Rabiman, dkk. 2011).
Konsep pembakaran pada mesin diesel berbeda dengan mesin bensin.
Konsep pada mesin diesel adalah penyalaan kompresi udara paada tekanan tinggi.
Menurut Hidayat (2012), prinsip kerja motor bensin yaitu memanfaatkan energi
dari hasil gas panas dari proses pembakaran, dimana pembakaran yang berlangsung
di dalam silinder mesin itu sendiri sehingga fungsi gas pembakaran sekaligus
sebagai fluida kerja menjadi tenaga atau energi panas. Sedangkan pada motor diesel
pembakaran dapat terjadi karena udara dikompresi pada ruang bakar. Akibatnya
pada motor diesel, udara akan mempunyai tekanan dan temperatur melebihi suhu
dan tekanan penyalaan bahan bakar (Murni, 2012).

Perbandingan komnpresi yang rendah pada umumnya dipergunakan pada


motor disel berukuran besar dengan putaran rendah, perbandingan kompresi yang
tinggi banyak dipakai pada motor disel berukuran kecil dengan putaran tinggi
(4000rpm) perncang cenderung mempergunakan perbandingan kompresi serendah-
rendahnya berdasarkan pertimbangan kekuatan material serta berat mesinnya, oleh
karena itu pada umumnya motor disel bekerja dengan perbandingan, kompresi
antara 14 dan 17(Raflando et al., 2012).

Salah satu jenis mesin kendaraan bermotor yang sangat sesuai untuk
transportasi dan kendaraan alat berat adalah mesin diesel. Kontribusinya untuk
kesejahteraan ekonomi, efisiensi pembakaran yang tinggi, kehandalan, fleksibilitas
bahan bakar, dan rendahnya konsumsi bahan bakar membuat diesel banyak
digunakan di beberapa negara (Zhiqiang Guo et all, 2011). Meskipun memiliki
beberapa keuntungan tersebut, mesin diesel memiliki masalah tentang pencemaran
udara yang ditandai dengan adanya asap hitam atau gas buang sisa hasil pemakaran.
NOx dan PM (particular matter) merupakan emisi paling tinggi yang dikeluarkan
dari hasil sisa pembakaran mesin diesel dibandingkan HC (hydrocarbon) dan CO
(carbonmonoksida) (Asif Faiz et all., 1996)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


Pada praktikum kali ini yang berjudul Pengukuran Daya Motor Diesel
memiliki alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
a. Motor diesel 4 tak.
b. Dinamometer model DY-7DE lengkap dengan pengukur debit bahan bakar
dan pengukur debit udara

3.2. Cara Kerja


Langkah pertama yangdilakukan yakni motor dihubungkan ke
dinamometer (baca Go-Power, section 5.0). Selanjutnya alat pengukur aliran
udara dihubungkan dengan nozzle ¾ inch (ibid, section 5.5). Kemudian sistem
pengukuran aliran bahan bakar yang sudah dikalibrasi dihubungkan ke inlet
bahan bakar motor. Catatan: Tempat bahan bakar (solar) harus dinaikkan diatas
motor agar bahan bakar mengalir ke bawah ke dalam pompa injeksi.
Selanjutnya manometer didaftarkan pada drum pengukur aliran udara dan
nolkan Ibid, section 3.7). Tombol dynamometer disetel pada angka nol motor
dihidupkan dan motor dibiarkan menjadi cukup panas (+- 30 det). Secara
berangsur-angsur kecepatan putar motor ditambahkan sampai kecepatan
tertentu Dengan mempertahankan kecepatannya, diberi variasi beban torsi
(mulai dari nol dan naikkan setiap 0,05 Kg.m) sampai RPM menunjukkan
penurunan yang berarti dan diimbangi dengan pengaturan posisi planyer.
Kemudian bacaan torsi RPM, aliran udara dan aliran bahan bakar dicatat.
Diulangi dengan kecepatan putar yang lebih besar atau yang lebih kecil dan
semua besaran dicatat. Selanjutnya suhu udara, tekanan udara dan kelembapan
udara dicatat dan terakhir grafik hubungan antara semua besaran terhadap torsi
dan terhadap RPM digambar.
3.3 Cara Analisa Data
1. Menghitung factor koreksi (FK)
FK = Ct x Cp x Crh
Keterangan:
FK = Faktor Koreksi
Ct = Faktor koreksi untuk suhu bola kering
Cp = Faktor koreksi untuk suhu bola basah
Crh = Faktor koreksi untuk udara kering
2. Mengitung koreksi aliran udara (AFC)
AFC = AF terukur x FK
Keterangan :
AFC = Air Flow Correction (kg/jam)
AFterukur = Aliran Udara terukur (kg/jam)
FK = Faktor Koreksi
3. Menghitung daya poros (BHP)
BHP = T x (RPM / 716,2 )
Keterangan:
BHP = Daya poros (HP)
T = Torsi ( kg.m)
RPM = Rotation per minute
Menghitung daya poros koreksi ( BHPkoreksi/BHPC)
BHPC = BHP x FK
4. Menghitung pendinginan udara bahan bakar (AFR)
AFR = AFC / FF
Keterangan:
AFR = Perbandingan udara bahan bakar
AFC = Air flow correction (Kg/jam)
FF = Aliran bahan bakar / Fuel flow (kg/jam)
5. Menghitung Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC)
SFC = FF / BHP
SFC = Konsumsi bahan bakar spesifik
FF = Aliran bahan bakar / Fuel flow (Kg/jam)
BHP = Daya Poros (hp)
6. Menghitung tekanan efektif rata-rata (BMEP)
Untuk 4 tak : BMEP = (BHP x 75 x 60 x 2) / Vd x 100 x n
Untuk 2 tak : BMEP = (BHP x 75 x 60) / Vd x 100 x n
7. Menghitung efisiensi volumetrik
Untuk 4 tak = ((AF x ( 1000 / 60)) / (Vd x (RPM / 2)) x 100%
Untuk 2 tak = ((AF x ( 1000 / 60)) / (Vd x (RPM)) x 100%
8. Menghitung efisiensi termal
Efisiensi termal = ( BHP x 75 x 3600 ) / ( FF x NB x 4182) x 100%
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

RPM: 2500
Torsi N (RPM) Air Flow (mm) Fuel Flow (mm)
(kg.m) 1 2 Rerata 1 2 Rerata 1 2 Rerata
0 2500 2600 2550 11 8,5 9,75 4,2 5,2 4,7
0,1 2500 2500 2500 10 9 9,5 4,7 5,3 5
0,2 2500 2500 2500 9,5 9,5 9,5 5,1 5,5 5,3
0,3 2500 2500 2500 9,5 9,5 9,5 5,4 5,4 5,4
0,4 2450 2400 2425 10,5 10 10,25 7 8 7,5
0,5 2400 2300 2350 11 10 10,5 5 6 5,5
0,6 2300 2300 2300 10,5 9,5 10 5,5 6,3 5,9
0,7 2200 2200 2200 9 8 8,5 6 6,4 6,2

RPM: 3000

Torsi N (RPM) Air Flow (mm) Fuel Flow (mm)


(kg.m)
1 2 Rerata 1 2 Rerata 1 2 Rerata
0 3000 3000 3000 9 9 9 4,3 4,3 4,3
0,1 2950 2950 2950 9 9 9 5 4,9 4,95
0,2 2900 2900 2900 9 8,5 8,75 5,4 5,5 5,45
0,3 2950 2950 2950 8,5 8 8,25 6,7 6,7 6,7
0,4 2900 2900 2900 9 8 8,5 6,9 7,3 7,1
0,5 2900 2900 2900 9 8 8,5 7,4 7,2 7,3
0,6 2850 2800 2825 8 8 8 8 8,5 8,25
0,7 2800 2800 2800 7 7 7 8 8 8
1. Menghitung Koreksi Aliran Udara (AFc) 2500
Torsi Air Flow (AF) AFc
FK
(kg.m) mm inch lbs/jam kg/jam lt/jam lt/jam kg/jam
0 9,75 0,38385848 30,9 14,013605 11678,005 0,8809177 10287,36043 12,34483251
0,1 9,5 0,37401595 29 13,151927 10959,94 0,8809177 9654,804286 11,58576514
0,2 9,5 0,37401595 29 13,151927 10959,94 0,8809177 9654,804286 11,58576514
0,3 9,5 0,37401595 29 13,151927 10959,94 0,8809177 9654,804286 11,58576514
0,4 10,25 0,40354353 32,8 14,875283 12396,07 0,8809177 10919,91657 13,10389989
0,5 10,5 0,41338605 33,1 15,011338 12509,448 0,8809177 11019,79386 13,22375263
0,6 10 0,393701 32,5 14,739229 12282,691 0,8809177 10820,03929 12,98404714
0,7 8,5 0,33464585 26,8 12,154195 10128,496 0,8809177 8922,370857 10,70684503

1. Menghitung Koreksi Aliran Udara (AFc) 3000

Torsi Air Flow (AF) AFc


FK
(kg.m)
mm inch lbs/jam kg/jam lt/jam lt/jam kg/jam
0 9 0,35433071 28,8 13,061224 10884,354 0,8809177 9588,219429 11,50586331
0,1 9 0,35433071 28,8 13,061224 10884,354 0,8809177 9588,219429 11,50586331
0,2 8,75 0,34448819 27 12,244898 10204,082 0,8809177 8988,955714 10,78674686
0,3 8,25 0,32480315 26,2 11,882086 9901,7385 0,8809177 8722,616286 10,46713954
0,4 8,5 0,33464567 26,8 12,154195 10128,496 0,8809177 8922,370857 10,70684503
0,5 8,5 0,33464567 26,8 12,154195 10128,496 0,8809177 8922,370857 10,70684503
0,6 8 0,31496063 24 10,884354 9070,2948 0,8809177 7990,182857 9,588219429
0,7 7 0,27559055 25,9 11,746032 9788,3598 0,8809177 8622,739 10,3472868
2. Menghitung Daya Poros (BHP) 2500
Torsi
RPM BHP FK BHPc
(kg.m)

0 2550 0 0,8809177 0
0,1 2500 0,3490645 0,8809177 0,3074971
0,2 2500 0,698129 0,8809177 0,6149942
0,3 2500 1,0471935 0,8809177 0,9224913
0,4 2425 1,3543703 0,8809177 1,1930887
0,5 2350 1,6406032 0,8809177 1,4452363
0,6 2300 1,9268361 0,8809177 1,6973839
0,7 2200 2,1502374 0,8809177 1,8941821

2. Menghitung Daya Poros (BHP) 3000

Torsi
RPM BHP FK BHPc
(kg.m)

0 3000 0 0,8809177 0
0,1 2950 0,4118961 0,8809177 0,3628466
0,2 2900 0,8098297 0,8809177 0,7133932
0,3 2950 1,2356884 0,8809177 1,0885397
0,4 2900 1,6196593 0,8809177 1,4267865
0,5 2900 2,0245741 0,8809177 1,7834831
0,6 2825 2,3666574 0,8809177 2,0848303
0,7 2800 2,7366657 0,8809177 2,4107772
3. Menghitung Perbandingan Udara Bahan Bakar (AFR) 2500
Torsi
AFc (kg/jam) FF (kg/jam) AFR
(kg.m)
0 12,34483251 0,820861678 15,03887055
0,1 11,58576514 0,907029478 12,77330607
0,2 11,58576514 0,997732426 11,61209643
0,3 11,58576514 1,020408163 11,35404984
0,4 13,10389989 1,587301587 8,255456928
0,5 13,22375263 1,0430839 12,67755415
0,6 12,98404714 1,142857143 11,36104125
0,7 10,70684503 1,233560091 8,679629885

3. Menghitung Perbandingan Udara Bahan Bakar (AFR) 3000

Torsi
AFc (kg/jam) FF (kg/jam) AFR
(kg.m)

0 11,50586331 0,721088435 15,95624441


0,1 11,50586331 0,861678005 13,35285716
0,2 10,78674686 1,034013605 10,43191966
0,3 10,46713954 1,37414966 7,617175806
0,4 10,70684503 1,473922902 7,26418255
0,5 10,70684503 1,541950113 6,943703908
0,6 9,588219429 1,723356009 5,563690484
0,7 10,3472868 1,473922902 7,020236121
4. Menghitung Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC) 2500
Torsi
FF (kg/jam) BHP SFC
(kg.m)
0 0,820861678 0 #DIV/0!
0,1 0,907029478 0,349064507 2,59845805
0,2 0,997732426 0,698129014 1,429151927
0,3 1,020408163 1,047193521 0,974421769
0,4 1,587301587 1,354370288 1,171984945
0,5 1,0430839 1,640603183 0,635792927
0,6 1,142857143 1,926836079 0,593126294
0,7 1,233560091 2,150237364 0,573685543

4. Menghitung Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC) 3000

Torsi
FF (kg/jam) BHP SFC
(kg.m)

0 0,721088435 0 #DIV/0!
0,1 0,861678005 0,411896118 2,091978938
0,2 1,034013605 0,809829657 1,276828525
0,3 1,37414966 1,235688355 1,112051962
0,4 1,473922902 1,619659313 0,91002033
0,5 1,541950113 2,024574141 0,761617015
0,6 1,723356009 2,366657358 0,728181459
0,7 1,473922902 2,736665736 0,538583461
5. Menghitung Tekanan Efektif Rata-rata (BMEP) 2500
Torsi BMEP
N (RPM) BHP Vd (cc)
(kg.m) 2 Tak 4 Tak
0 2550 0 218,89 0 0
0,1 2500 0,349064507 218,89 2,87047E-05 5,74093E-05
0,2 2500 0,698129014 218,89 5,74093E-05 0,000114819
0,3 2500 1,047193521 218,89 8,6114E-05 0,000172228
0,4 2425 1,354370288 218,89 0,000114819 0,000229637
0,5 2350 1,640603183 218,89 0,000143523 0,000287047
0,6 2300 1,926836079 218,89 0,000172228 0,000344456
0,7 2200 2,150237364 218,89 0,000200933 0,000401865

5. Menghitung Tekanan Efektif Rata-rata (BMEP) 3000

Torsi BMEP
N (RPM) BHP Vd (cc)
(kg.m)
2 Tak 4 Tak
0 3000 0 218,89 0 0
0,1 2950 0,411896118 218,89 2,87047E-05 5,74093E-05
0,2 2900 0,809829657 218,89 5,74093E-05 0,000114819
0,3 2950 1,235688355 218,89 8,6114E-05 0,000172228
0,4 2900 1,619659313 218,89 0,000114819 0,000229637
0,5 2900 2,024574141 218,89 0,000143523 0,000287047
0,6 2825 2,366657358 218,89 0,000172228 0,000344456
0,7 2800 2,736665736 218,89 0,000200933 0,000401865
6. Menghitung Efisiensi Volumetris 2500
Torsi N Efisiensi Volumetris (%)
AF (lt/jam) Vd (cc)
(kg.m) (RPM) 2 Tak 4 Tak
0 2550 11678,00454 218,89 34,86994702 69,73989404
0,1 2500 10959,93953 218,89 33,38035705 66,7607141
0,2 2500 10959,93953 218,89 33,38035705 66,7607141
0,3 2500 10959,93953 218,89 33,38035705 66,7607141
0,4 2425 12396,06954 218,89 38,92199471 77,84398942
0,5 2350 12509,44822 218,89 40,53154139 81,06308278
0,6 2300 12282,69085 218,89 40,66197916 81,32395833
0,7 2200 10128,49584 218,89 35,05460693 70,10921386

6. Menghitung Efisiensi Volumetris 3000

Torsi N Efisiensi Volumetris (%)


AF (lt/jam) Vd (cc)
(kg.m) (RPM)
2 Tak 4 Tak
0 3000 10884,35374 218,89 27,62512307 55,25024615
0,1 2950 10884,35374 218,89 28,0933455 56,186691
0,2 2900 10204,08163 218,89 26,79160643 53,58321286
0,3 2950 9901,738473 218,89 25,5571407 51,11428139
0,4 2900 10128,49584 218,89 26,59315009 53,18630017
0,5 2900 10128,49584 218,89 26,59315009 53,18630017
0,6 2825 9070,294785 218,89 24,44701157 48,89402314
0,7 2800 9788,359788 218,89 26,61795713 53,23591426
7. Menghitung Efisiensi Termal 2500
Torsi Efisiensi
BHP FF (kg/jam) NB (kkal/kg)
(kg.m) Termal (%)
0 0 0,820861678 10674,199 0
0,1 0,3490645 0,907029478 10674,199 0,232770924
0,2 0,698129 0,997732426 10674,199 0,423219862
0,3 1,0471935 1,020408163 10674,199 0,620722464
0,4 1,3543703 1,587301587 10674,199 0,516086392
0,5 1,6406032 1,0430839 10674,199 0,951324646
0,6 1,9268361 1,142857143 10674,199 1,019758334
0,7 2,1502374 1,233560091 10674,199 1,054315362

7. Menghitung Efisiensi Termal 3000

Torsi Efisiensi
BHP FF (kg/jam) NB (kkal/kg)
(kg.m) Termal (%)

0 0 0,721088435 10674,199 0
0,1 0,4118961 0,861678005 10674,199 0,28912599
0,2 0,8098297 1,034013605 10674,199 0,473709249
0,3 1,2356884 1,37414966 10674,199 0,543900377
0,4 1,6196593 1,473922902 10674,199 0,664650515
0,5 2,0245741 1,541950113 10674,199 0,794159623
0,6 2,3666574 1,723356009 10674,199 0,830624666
0,7 2,7366657 1,473922902 10674,199 1,123030181
14

12

10
AFc (kg/jam)

8
2500 RPM
6
3000 RPM
4

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
Torsi (kg.m)

2,5

2
AFc (kg/jam)

1,5
2500 RPM

1 3000 RPM

0,5

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
Torsi (kg.m)
18
16
14
12
AFc (kg/jam)

10
8 2500 RPM

6 3000 RPM

4
2
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
Torsi (kg.m)

2,5

2
AFc (kg/jam)

1,5
2500 RPM

1 3000 RPM

0,5

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
Torsi (kg.m)
0,00045
0,0004
0,00035
0,0003
BMEP (4 tak)

0,00025
0,0002 2500 RPM

0,00015 3000 RPM

0,0001
0,00005
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
Torsi (kg.m)

0,00025

0,0002
BMEP (2 tak)

0,00015

2500 RPM
0,0001
3000 RPM

0,00005

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
Torsi (kg.m)
90
80

Efisiensi Volumetrrik (4 Tak) 70


60
50
40 2500 RPM

30 3000 RPM

20
10
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
Torsi (kg.m)

45
40
Efisiensi Volumetrrik (2 Tak)

35
30
25
20 2500 RPM

15 3000 RPM

10
5
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
Torsi (kg.m)
1,2

Efisiensi Volumetrrik (2 Tak)


1

0,8

0,6
2500 RPM

0,4 3000 RPM

0,2

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
Torsi (kg.m)

Fuel Flow (Gasolin)

3000 rpm
Rerata FF(mm) FF (lbs/jam) FF (kg/jam)
4,3 1,59 0,721088435
4,95 1,9 0,861678005
5,45 2,28 1,034013605
6,7 3,03 1,37414966
7,1 3,25 1,473922902
7,3 3,4 1,541950113
8,25 3,8 1,723356009
8 3,25 1,473922902

2500 rpm
Rerata FF(mm) FF (lbs/jam) FF (kg/jam)
4,7 1,81 0,820861678
5 2 0,907029478
5,3 2,2 0,997732426
5,4 2,25 1,020408163
7,5 3,5 1,587301587
5,5 2,3 1,0430839
5,9 2,52 1,142857143
6,2 2,72 1,233560091
4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini yang berjudul pengukuran daya motor listrik yang
mempunyai kesimpulan pada praktikum sebagai berikut :

1. Pada beban torsi yang diinginka governor yang semakin besar


maka sangat berpengaruh terhadap berkurangnya pada RPM,
meningkatnya daya, berkurangnya pemakaian udara dan
meningkatnya bahan bakar, dan meningkatnya effisiensi termal
pada mesin.
2. Pada mesin Governor yang diterapkan pada traktor dengan mesin
diesel karena adanya pada saat dilapangan dalam pengerjaannya
yang tidak diketahui sehingga dapat berfungsi untuk mengatur
kecepatan putar mesin dan torsi dengan cara mengatur aliran
bahan bakar.
DAFTAR PUSTAKA
Asif Faiz, Walsh Michael P, Weaver Christopher S, 1996. ”Air Pollution From
Motor Vehicles, Standards and Technologies for Controlling Emissions”,
The World Bank Washington, D.C, USA,

Hidayat, W. 2012. Motor Bensin Modern. Jakarta: Rineka Cipta.

Komarudin. 2012 . Analisis Pengaruh Variasi Viskositas Pelumas Terhadap


Perubahan Temperatur Pada Simulator Alat Uji Pelumas Bantalan. Bina
Teknika (BT) . Vol.8, No.1, pp.55-70

Murni. 2012. “Pengaruh Temperatur Solar Terhadap Performa Mesin Diesel Direct
Injection Putaran Konstan”. Jurnal Teknik. Vol. 33(1). ISSN : 0852
1697. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Rabiman, dan Zainal A. 2011. System Bahan Bakar Motor Diesel.Yogyakarta:


Graha Ilmu

Raflando, K., Subiyakto, G., & Farid, A. 2012. Analisis Volume Air Radiator
terhadap Perubahan Temperatur pada Motor Diesel Chevrolet. PROTON
4(2):30-36.

Zhiqiang Guo, Tianrui Li, 2011. “Combustion and emission characteristic of


blends of diesel fuel and metanol to diesel”, International Journal of Fuel,
Number 90, ScienceDirect.
LAMPIRAN
REVIEW JURNAL

Engine secara umum didefinisikan sebagai penggerak, atau dengan kata lain motor
bakar. Motor adalah suatu perangkat yang terdapat pada suatu benda yang bergerak
berputar dan menghasilkan tenaga daripada engine itu sendiri. Engine secara umum
didefinisikan sebagai penggerak, atau dengan kata lain motor bakar. Motor adalah
suatu perangkat yang terdapat pada suatu benda yang bergerak berputar dan
menghasilkan tenaga daripada engine itu sendiri. bakar (solar) dan oksidiser (udara)
di dalam silinder (ruang bakar). Pembakaran pada mesin diesel terjadi karena
kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hinga
mencapai temperatur nyala. Unsur-unsur yang diperlukan agar terjadi pembakaran
didalam silinder engine diesel cummins adalah harus ada bahan bakar, udara, panas,
dan ruang bakar. Daya adalah kemampuan melakukan suatu usaha atau kerja dalam
setiap satuan waktu tertentu.Daya mekanik suatu engine diawali oleh gerak lurus
piston dari TMA ke TMB selama langkah usaha dengan perantara connecting rod
dirubah menjadi gerak putar crankpin pada crankshaft.

Anda mungkin juga menyukai