Anda di halaman 1dari 6

I.

Gambaran Umum Tingkat Jaminan Dan Jasa-jasa Lainnya


A. Tingkat Jaminan
Pada umumnya akuntan publik dapat memberi empat tingkatan jaminan yang
berkaitan dengan suatu penugasan. Dalam hal tertentu, akuntan publik bisa
memberikan keempat tingkatan jaminan untuk suatu jenis penugasan tertentu.
Dalam hal ini, standar profesional membatasi jenis jaminan yang bisa diberikan
untuk suatu jenis penugasan tertentu guna mencegah timbulnya salah pengertian
mengenai jasa yang diberikan. Keempat tingkat jaminan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Jaminan tingkat audit atau pemeriksaan
Tujuan penugasan ini adalah memberikan pertanyaan positif berupa suatu
pendapat akuntan publik tentang asersi yang dibuat manajemen yang
dilakukan berdasarkan standar profesional.
2. Jaminan tingkat review
Dalam penugasan ini akuntan publik menyatakan jaminan negatif bahwa
tidak terdapat hal yang menjadikan auditor yakin bahwa asersi manajemen
yang disusun berdasarkan standar profesional akan menyesatkan.
3. Prosedur yang disepakati bersama
Dalam penugasan ini akuntan publik menyampaikan ringkasan temuan
berdasarkan penerapan prosedur yang disepakati bersama atas asersi
manajemen yang diatur oleh standar profesional. Tingkat jaminan bisa
berbeda-beda tergantung pada prosedur yang diterapkan atas asersi
tersebut.
4. Tidak ada jaminan
Penugasan ini dimaksudkan untuk membantu manajemen dalam
menyiapkan informasi yang akan dimasukkan dalam suatu asersi yang
diatur oleh standar profesional.

B. Jenis-Jenis Penugasan
Semua jenis penugasan tercangkup standar profesional yang diterapkan Ikatan
Akuntansi Indonesia. Standar profesional tersebut dimaksudkan agar terdapat
keseragaman kualitas jasa diberikan dan agar pemakaian jasa memahami
perbedaan berbagai jenis serta tingkat jaminan yang diberikan oleh masing-
masing jasa tersebut. Kantor-kantor akuntan yang banyak memberikan jasa
semacam ini, perlu juga direview oleh sejawatnya. Standar profesional yang
diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang berkaitan dengan jasa-jasa ini
adalah sebagai berikut :
1. Pernyataan Standar Auditing (PSA)
PSA merupakan interpretasi atas standar auditing dan biasanya berkaitan
dengan asersi-asersi tentang elemen-elemen dalam laporan keuangan.
Jenis penugasan yang dibahas pada bab ini mencangkup pelaporan laporan
keuangan yang disusun atas basis akuntansi komprehensif lain yang bukan
merupakan prisip akuntansi yang berlaku umum, pelaporan elemen-
elemen tertentu, rekening, atau unsur suatu laporan keuangan, dan laporan
kesesuaian berkaitan dengan laporan keuangan auditan.
2. Pernyataan Standar Atestasi (SAT)
SAT merupakan kerangka umum untuk berbagai jasa atestasi yang
semakin banyak dilakukan profesi akuntansi. Standar dan interpretasinya
dirancang untuk memberikan pedoman profesional untuk menciptakan
adanya konsistensi dan kualitas dalam pelaksanaan jasa tersebut.
3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (SAR)
SAR merumuskan jasa-jasa yang berkaitan dengan review atau kompilasi
laporan kuangan pada entitas nonpublik dan memberikan pedoman bagi
para akuntan tentang standar dan prosedur yang harus diterapkan pada
kedua jenis penugasan ini. Jasa-jasa ini hanya dilakukan pada entitas
nonpublik, bab ini akan membahas jasa review dan kompilasi.
II. Penugasan-Penugasan PSA Lainnya
Laporan khusus adalah laporan yang dihasilkan dari suatu audit, atau penerapan
prosedur yang disepakati bersama, atas data keuangan historis selain dari laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. SA 623,
Laporan Khusus (PSA No.41), menyatakan bahwa istilah laporan khusus merupakan
laporan auditor tentang:
1. Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Unsur, akun, atau pos laporan keuangan.
3. Kepatuhan dengan aspek perjanjian kontrak atau persyaratan peraturan
yang berkaitan dengan laporan keuangan auditan.
4. Penyajian keuangan untuk mematuhi perpanjian kontrak atau ketentuan
peraturan.
5. Informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk yang telah ditetapkan
sebelumnya atau daftar yang memerlukan bentuk tertentu laporan auditor.

A. Basis Koprehensif Akuntansi Lainnya


Ada empat basis komperensif akuntansi selain dari prinsip akuntansi yang berlaku
umum yang diakui dalam SA 623.04 yaitu :
1. Basis akuntansi yang digunakan oleh satuan usaha yang melaporkan untuk
memenuhi persyaratan atau mematuhi ketentuan pelaporan keuangan
suatu badan pemerintahan yang berwenang untuk mengatur satuan usaha
tersebut.
2. Basis akuntansi yang digunakan atau diharapkan akan digunakan oleh
suatu usaha untuk mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT)
Pajak Penghasilan untuk periode yang dicakup oleh laporan keuangan.
3. Basis akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, dan modifikasi basis kas
yang memiliki dukungan kuat, seperti pencatatan depresiasi atas aktiva
tetap atau accruing income taxes.
4. Rangkaian kriteria pasti yang memiliki dukungan kuat yang diterapkan ke
semua pos material yang tampak dalam laporan keuangan, seperti basis
akuntansi tingkat harga (price-level basts of accounting).

Penggunaan basis komperhensif akuntansi lain umum dilakukan. Banyak


perusahaan yang harus tunduk kepada badan pengatur tertentu
menyelenggarakan pembukuannya sesuai dengan basis yang ditetapkan oleh
badan pangaturan yang bersangkutan.
Kesepuluh standar dalam standar auditing bisa diterapkan apabila audior
mengaudit dan melaporkan setiap laporan keuangan, tanpa melihat basis
akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut. Dalam
hal ini, perbedaan terbesar adalah bahwa laporan keuangan tidak dimaksudkan
untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan, dan lain-lain, sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Namun demikian, standar pelaporan yang
pertama akan terpenuhi dengan menyebutkan apakah laporan disajikan secara
wajar sesuai dengan basis akuntansi yang digunakan.

Laporan khusus auditor tentang laporan keuangan yang disusun berdasarkan


basis komprehensif akuntansi lain harus berisi empat paragraf :

1. Paragraf pendahuluan yang sama dengan laporan auditor berbentuk baku,


kecuali judul-judul laporan keuangan yang berbeda, seperti laporan
aktiva dan kewajiban yang timbul dari transaksi kas.
2. Paragraf lingkup yang persis sama dengan laporan auditor bentuk baku.
3. Paragraf penjelasan setelah paragraf lingkup yang menyatakan tentang
bsis penyajian dan merujuk ke catatan atas laporan keuangan yang
menjelasakan dasar akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
4. Paragraf pendapat yang menyatakan pendapat auditor (atau pernyataan
menolak memberikan pendapat) tentang apakah laporan keuangan
disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, sesuai dengan
basis akuntansi yang disebutkan.

B. Unsur, Akun, atau Pos Tertentu Laporan Keuangan


Data ini dapat mencakup sewa, royalti, rencana bagi-laba, atau ketentuan untuk
pajak penghasilan. Suatu laporan khusus dapat dikeluarkan atas data-data ini
sebagai hasil dari audit atau penerapan prosedu yang disepakati bersama.

Audit
Suatu audit diakhiri dengan pemberian pernyataan suatu pendapat mengenai
kewajaran penyajian elemen, akun, atau unsur tertentu. Data yang disajikan bisa
disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum, basis akuntansi
komprehensif lain, atau basis yang disepakati dalam suatu perjanjian misalnya
kontrak sewa. Dalam menyatakan suatu pendapat, SA 624.13 menyatakan bahwa
pengukuran materialitas yang dilakukan auditor harus dihubungkan dengan setiap
elemen, akun, atau unsur secara individual yang dilaporkan, bukan dihubungkan
dengan jumlah secara keseluruhan atau dengan laporan keuangan sebagai
keseluruhan.
Prosedur Yang Disepakati
Penerapan prosedur yang disepakati bukanlah suatu audit. Jenis pemberian jasa
ini bisa terjadi, misalnya dalam suatu rencana akuisisi apabila pembeli prospektif
meminta akuntan untuk merekonsiliasi saldo bank dan mengkonfirmasi piutang
dagang. SA 622, Laporan khusus – Penerapan Prosedur Yang Disepakati Atas
Unsur, Akun, atau Pos Suatu Laporan Keuangan (PSA No.51), menyatakan
bahwa akuntan independen bisa menerima penugasan untuk menerapkan prosedur
yang disepakati atas elemen, akun, atau pos tertentu dalam suatu lapoean
keuangan di bawah kondisi-kondisi berikut :
1. Akuntan itu independent
2. Akuntan dan pihak-pihak tertentu menyetujui prosedur yang dilaksanakan
atau akan dilaksanakan oleh akuntan.
3. Pihak-pihak tertentu memikul tanggung jawab atas kecukupan prosedur
yang disepakati bersama untuk tujuan mereka
4. Prosedur yang dilaksanakan diharapkan dapat menghasilkan temuan yang
cukup konsisten
5. Dasar akuntansi dari unsur, akun, atau pos spesifik dalam laporan
keuangan jelas dipahami oleh pihak-pihak tertentu dan akuntan
6. Prosedur itu akan diterapkan pada hal-hal yang dapat diestimasi atau
diukur  secara layak dan konsisten
7. Bukti-bukti yang berkaitan dengan penerapan prosedur tersebut
diharapkan dapat memberi dasar yang layak guna menyatakan temuan-
temuan dalam laporan akuntan
8. Apabila dapat diterapkan, maka akuntan dan pihak yang ditetapkan akan
menyetujui setiap batas materialitas untuk tujuan pelaporan
9. Penggunaan laporan itu terbatas pada pihak-pihak yang ditentukan

Anda mungkin juga menyukai