Anda di halaman 1dari 9

Konstitusi

Istilah konstitusi dikenal dalam berbagai bahasa. Dalam bahasa Prancis dikenal dengan istilah
constituer, yang artinya ialah membentuk. Maksud dari istilah ini ialah dalam membentuk suatu
negara. Dalam bahasa lain yaitu bahasa Latin/Italia digunakan istilah constitutio, dalam bahasa
Belanda digunakan istilah constitutie. Dalam bahasa jerman dikenal dengan istilah verfassung.
Sedangkan dalam bahasa Arab digunakan istilah masyrutiyah. Dengan pemakaian istilah
konstitusi ini yang berati pembentukan dari suatu negara, maka konstitusi ini mengandung
permulaan yaitu dari segala peraturan yang mengenai suatu negara.

Menurut E. C. S. Wade Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas
pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok cara kerja badan
tersebut.

Merujuk pandangan Lord James Bryce yang dimaksud dengan konstitusi adalah suatu kerangka
negara yang diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga
yang tetap dengan mengakui fungsi-fungsi dan hak-haknya.

Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan tentang bagaimana
pemerintah diatur dan dijalankan. Oleh karena aturan atau hukum yang terdapat dalam konstitusi
itu mengatur hal-hal yang amat mendasar dari suatu negara, maka konstitusi dikatakan pula
sebagai hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara.

Negara dan konstitusi itu merupakan dwitunggal. Dalam sebuah negara, konstitusi juga mengatur
tugas atau pembagian wewenang/kekuasaan diantara legislatif, eksekutif dan yudikatif. Indonesia
memiliki konstitusi yaitu Undang Undang Dasar tahun 1945.

Menurut Savornin Lohman ada 3 (tiga) unsur yang terdapat dalam konstitusi yaitu :

a. Konstitusi sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak sosial), yang mana


konstitusi-konstitusi yang ada merupakan hasil atau konklusi atau kesimpulan dari
persepakatan masyarakat untuk membina negara dan pemerintahan yang akan mengatur
mereka.
b. Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia, yang artinya
perlindungan dan jaminan atas hak-hak manusia dan warga negara dalam suatu negara
yang sekaligus penentuan batas-batas hak dan kewajiban baik warganya maupun alat-alat
pemerintahannya.
c. Konstitusi sebagai forma regimenis, yaitu konstitusi sebagai kerangka bangunan
pemerintahan.

Konstitusi atau Undang Undang adalah instrumen of goverment yaitu seperangkat kebijakan
yang digunakan sebagai pegangan untuk memerintah dalam suatu negara. Negara yang
berdasarkan konstitusi adalah negara yang kekuasaan pemerintahannya, hak-hak rakyatnya, dan
hubungan antara kekuasaan pemerintah serta hak-hak warga negaranya diatur oleh hukum.
Substansi konstitusi suatu negara secara umum meliputi:

a) Bentuk negara
b) Bentuk pemerintahan
c) Alat-alat kelengkapan negara
d) Tugas alat kelengkapan negara
e) Hubungan tata kerja alat perlengkapan negara
f) Hak dan kewajiban warga negara
g) Pembagian kekuasaan negara
h) Sistem pemerintahan negara

Pada umumnya, konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi kekuasaan penyelenggara negara
agar tidak dapat berbuat sewenang-wenang serta dapat menjamin hak-hak warga negara. Tujuan
konstitusi ini merupakan suatu gagasan yang dinamakan dengan konstitusionalisme. Maksud
dari konstitusionalisme ialah suatu gagasan yang memandang pemerintah (penyelenggara
pemerintahan) sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama
rakyat.

Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Konstitusi

Thomas Hobbes (1588-1879).

Menurut Hobbes, manusia pada “status naturalis” bagaikan serigala. Hingga timbul adagium
homo homini lupus (man is a wolf to [his fellow] man), artinya yang kuat mengalahkan yang
lemah. Lalu timbul pandangan bellum omnium contra omnes (perang semua lawan semua).
Hidup dalam suasana demikian pada akhirnya menyadarkan manusia untuk membuat perjanjian
antara sesama manusia, yang dikenal dengan istilah factum unionis. Selanjutnya timbul
perjanjian rakyat menyerahkan kekuasaannya kepada penguasa untuk menjaga perjanjian rakyat
yang dikenal dengan istilah factum subjectionis. Pemikiran Hobbes tak lepas dari pengaruh
kondisi zamannya (zeitgeist- nya) sehingga ia cenderung membela monarkhi absolut (kerajaan
mutlak) dengan konsep divine right yang menyatakan bahwa penguasa di bumi merupakan
pilihan Tuhan sehingga ia memiliki otoritas tidak tertandingi. Pandangan inilah yang mendorong
munculnya raja-raja tiran. Dengan mengatasnamakan primus inter pares dan wakil Tuhan di
bumi mereka berkuasa sewenang-wenang dan menindas rakyat.

Gagasan untuk membatasi kekuasaan raja atau dikenal dengan istilah konstitusionalisme yang
mengandung arti bahwa penguasa perlu dibatasi kekuasaannya dan karena itu kekuasaannya
harus diperinci secara tegas.

Hal-hal yang dimuat dalam konstitusi atau UUD

a. Organisasi Negara, seperti pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif dan
yudikatif. Dan jika negara federal, pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan
pemerintah negara-negara bagian.
b. Hak Asasi Manusia (HAM), Dalam UUD NRI Tahun 1945 diatur secara khusus dalam
BAB XA, Pasal 28A sampai Pasal 28 J.
c. Prosedur mengubah UUD, Dalam UUD NRI Tahun 1945 diatur secara khusus dalam
BAB XVI, Pasal 37 tentang Perubahan Undang-Undang Dasar.
d. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD, Hal ini biasanya
terdapat jika para penyusun UUD ingin menghindari terulangnya kembali hal-hal yang
baru saja diatasi seperti munculnya seorang diktator atau kembalinya suatu monarki.
e. Memuat cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi negara, ini mencerminkan semangat
(spirit) yang oleh penyusun UUD ingin diabadikan dalam UUD sehingga mewarnai
seluruh naskah UUD itu.
A. Hukum Dasar Konstitusi
1. Konstitusi Tertulis
Suatu naskah yang menjabarkan atau menjelaskan kerangka dan tugas-tugas pokok
dari badan-badan pemerintahan serta menentukan cara kerja dari badan-badan
pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini dikenal dengan sebutan UUD, hukum dasar
tertulis ini biasanya lebih kuat atau mengikat dari pada hukum dasar tidak tertulis,
sabagai bagian dari konstitusi dan merupakan sumber dan dasar bagi norma hukum di
bawahnya.
2. Konstitusi Tidak Tertulis
Merupakan suatu aturan yang tidak tertulis yang ada dan dipelihara dalam praktik
penyelenggaraan negara dalam suatu negara. Konstitusi tidak tertulis ini dikenal dengan
sebutan konvensi ketatanegaraan.
 Adapun sifat dari konvensi yaitu:
a. Kebiasaan yang berulangkali dalam praktik penyelenggaraan negara
b. Tidak bertentangan dengan UUD
c. Diterima oleh seluruh rakyat
d. Sebagai pelengkap UUD untuk mengisi kekosongan hukum

B. Sifat Konstitusi
Sifat konstitusi ini dapat dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Bersifat Tertulis
Konstitusi tertulis berarti konstitusi yang ditulis dalam bentuk buku atau serangkaian
dokumen yang digabungkan dalam bentuk buku. Pada sifat tertulis inilah konstitusi yang
secara sadar dibingkai dan diberlakukan. Pada sifat ini diformulasikan dan diadopsi oleh
majelis konstituante atau dewan atau legislatif. Dalam sifat konstitusi tertulis
menyediakan gambaran yang sudah pasti dari lembaga pemerintah, organisasi, kekuatan,
fungsi dan hubungan antar mereka.
2. Bersifat Tidak Tertulis
Konstitusi dengan sifat tidak tertulis merupakan salah satu konstitusi yang tidak disusun
atau disahkan oleh Majelis Konstituante dan bahkan tidak ditulis dalam bentuk buku.
Konstitusi dengan sifa ini ditemukan dalam beberapa charter sejarah, hukum dan
konvensi.
3. Bersifat Fleksibel
Konstitusi yang fleksibel adalah salah satu yang dapat dengan mudah diubah melalui
prosedur yang sama dengan prosedur membuat undang-undang pada suatu negara yang
bersangkutan. Beberapa ilmuwan politik menganjurkan pandangan bahwa konstitusi yang
fleksibel adalah hukum di mana hukum konstitusional dapat diubah dengan cara yang
sama seperti hukum biasa. Amandemen konstitusi disahkan dengan cara yang sama
dimana hukum biasa disahkan.
4. Bersifat Kaku atau Rigid
Konstitusi yang Kaku adalah salah satu yang tidak dapat dengan mudah diubah. Hanya
dapat diubah melalui prosedur yang berbeda dengan prosedur membuat undang-undang
pada suatu negara yang bersangkutan. Metode amandemennya sulit. Untuk
mengubahnya, legislatif harus meloloskan RUU amandemen oleh mayoritas yang
spesifik. Untuk mengesahkan atau mengamandemen undang-undang biasa, legislatif
biasanya mengesahkan undang-undang oleh mayoritas sederhana anggotanya. Konstitusi
yang kaku dianggap sebagai hukum tanah yang paling mendasar. Ini dianggap sebagai
kehendak dasar dari orang-orang yang berdaulat.

C. Dinamika Konstitusi

Konstitusi Masa Berlaku


UUD NRI 1945 (Masa Kemerdekaan) 18 Agustus 1945 - Agustus 1950, dengan
catatan, mulai 27 Desember 1949 sampai
dengan 17 Agustus hanya berlaku sampai di
wilayah RI Proklamasi.
Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950
UUDS 1950 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959
UUD NRI 1945 (Orde Lama) 5 Juli 1959 – 1965
UUD NRI 1945 (Orde Baru) 1966 – 1998
UUD NRI 1945 (Reformasi) 1998 sampai dengan sekarang.
Amandemen I: 1999
Amandemen II: 2000
Amandemen III: 2001
Amandemen IV: 2002

D. Pembukaan UUD 1945

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945


PEMBUKAAN (PREAMBULE)

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada
saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan
pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara

Dalam negara modern, penyelenggaraan kekuasaan negara dilakukan berdasarkan hukum dasar
(konstitusi). Dengan demikian konstitusi mempunyai kedudukan atau derajat supremasi dalam
suatu negara. Yang dimaksud dengan supremasi konstitusi adalah konstitusi mempunyai
kedudukan tertinggi dalam tertib hukum suatu negara.

UUD NRI 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia memiliki kedudukan sebagai hukum
tertinggi dan hukum dasar negara Sebagai hukum tertinggi negara, UUD NRI 1945 menduduki
posisi paling tinggi dalam jenjang norma hukum di Indonesia. Sebagai hukum dasar, UUD NRI
1945 merupakan sumber hukum bagi pembentukan peraturan perundang-undangan di bawahnya.

Jenjang norma hukum di Indonesia terwujud dalam tata urutan peraturan perundang-undangan.
Tata urutan ini menggambarkan hierarki perundangan mulai dari jenjang yang paling tinggi
sampai yang rendah. Dalam sejarah politik hukum di Indonesia, tata urutan peraturan perundang-
undangan ini mengalami beberapa kali perubahan, namun tetap menempatkan UUD NRI 1945
sebagai hukum tertinggi.

Secara normatif undang-undang tidak boleh bertentangan dengan UUD NRI 1945, maka jika
ditemukan suatu norma dalam undang-undang bertentangan dengan UUD NRI 1945 dapat
melahirkan persoalan konstitusionalitas undang-undang tersebut terhadap UUD NRI 1945.
Lembaga negara yang berwenang menguji konstitusionalitas undang-undang terhadap UUD NRI
1945 adalah Mahkamah Konstitusi.

Salah satu contoh nyata hasil perubahan konstitusi kita yang sangat penting bagi upaya
penyediaan dana pembangunan nasional yakni dalam hal pajak di mana dalam Pasal 23A
berbunyi “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
undang-undang”. Pasal ini menegaskan perihal pentingnya pajak bagi keberlangsungan
kehidupan negara-bangsa. Oleh karenanya setiap warga negara hendaknya menyadari atas
kewajibannya dalam membayar pajak tersebut.

E. Makna Setiap Alinea Pada Pembukaan UUD 1945

Alinea Pertama, pada alinea pertama menunjukkan pada keteguhan dan kuatnya motivasi
bangsa Indonesia untuk melawan penjajahan untuk merdeka, dengan demikian segala bentuk
penjajahan haram hukumnya dan segera harus dienyahkan dari muka bumi ini karena
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusian dan keadilan dan pengakuan atas hak asasi
manusia (HAM).

Alinea Kedua, membuktikan adanya penghargaan atas perjuangan bangsa Indonesia selama
ini dan menimbulkan kesadaran bahwa keadaan sekarang tidak dapat dipisahkan dengan
keadaan kemarin dan langkah sekarang akan menentukan keadaan yang akan datang. Nilai-
nilai yang tercermin dalam kalimat di atas adalah negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur hal ini perlu diwujudkan.

Alinea Ketiga, pada alinea tiga bukan hanya menengaskan lagi apa yang menjadi motivasi
riil dan materil bangsa Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadi
keyakinan yang menjadi spritualnya, bahwa maksud dan tujuannya menyatakan
kemerdekaannya atas berkah Allah Yang Maha Esa. Dengan demikian bangsa Indonesia
mendambakan kehidupan yang berkesinambungan dengan kehidupan materiil dan spritual
dan keseimbangan dunia dan akhirat.

Alinea Keempat, dengan rumusan yang panjang dan padat ini pada aline keempat
pembukaan Undang Undang Dasar 1945 ini punya makna bahwa :

1. Negara Indonesia mempunyai fungsi sekaligus tujuan, yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
2. Adanya dasar negara yaitu rumusan Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
3. Dan yang ketiga, Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai bentuk negara dan
bentuk pemerintahan yang menegaskan bahwa negara Indonesia berbentuk Republik.

Daftar Pustaka
Dr. I Putu Ari Astawa, S.Pt, MP. "Negara dan Konstitusi." simdos.unud.ac.id. 2017.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/2f0542d649a363d3f04d06edb24599a0.
pdf.
Hidayat, Achmad Nur. Online Learning Universitas Negeri Jakarta. 2021.
http://onlinelearning.unj.ac.id/?redirect=0.

*Sumber:

Buku PKN DIKTI

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/2f0542d649a363d3f04d06edb24599a0.
pdf

http://onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/view.php?id=90258&chapterid=117219

Anda mungkin juga menyukai