Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ice Diana

NIM : B200180158
Kelas : D

TUGAS 01
1. Jelaskan perbedaan teori akuntansi positif dan normatif!

Jawab:

Teori Akuntansi Positif

Teori akuntasi positif adalah teori akuntansi yang berupaya menjelaskan suatu proses
dengan menggunakan kemampuan pemahaman serta pengetahuan akuntansi saat
menentukan kebijakan akuntansi yang sesuai dalam menghadapi kondisi di masa yang akan
datang.

• Prinsip dari teori akuntansi positif

beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi bermaksud untuk memprediksi dan
menjelaskan praktik akuntansi. Teori akuntansi positif merupakan studi lanjutan dari
teori akuntansi normatif karena kegagalan dari teori normatif dalam menjabarkan
fenomena praktik yang terjadi secara real (nyata).

Teori normatif merupakan pendapat subyektif (pribadi) sehingga tidak dapat diterima
secara mentah, harus dapat diuji secara empiris supaya memiliki dasar teori yang kuat.
Terdapat tiga hipotesis oleh Watts dan Zimmerman, 1990 yang menjadi asumsi pada teori
akuntansi positif diantaranya adalah:

1. Hipotesis Rencana Bonus (Bonus Plan Hypnothesis)

Manajer perusahaan cenderung lebih menyukai metode yang dapat meningkatkan laba
periode berjalan dengan bonus tertentu. Pilihan diharapkan dapat meningkatkan nilai
bonus yang akan diterima tidak dapat menyesuaikan dengan metode yang dipilih.

2. Hipotesis Hutang atau Ekuitas (Debt/Equity Hypnothesis)

Semakin tinggi rasio ekuitas atau hutang perusahaan maka makin besar para manajer
untuk memilih metode akuntansi yang data efektif untuk menaikkan laba. Semakin
tinggi rasio hutang dan ekuitas akan mendekatkan perusahaan dengan batas perjanjian
atau peraturan kredit dan makin besar kemungkinan penyimpangan perjanjian kredit
dan pengeluaran biaya.

3. Hipotesis Cost Politik (Political Cost Hypnothesis)

Hipotesis ini didasari asumsi bahwa sangat mahalnya nilai informasi bagi individu
untuk menentukan kondisi laba akuntansi apakah betul-betul menunjukkan monopoli
laba. Selain itu, mahalnya bagi individu untuk melaksanakan kontrak dengan berbagai
pihak dalam proses politik untuk menegakkan regulasi dan aturan hukum, yang dapat
meningkatkan kesejahteraan mereka.

Teori Normatif

Teori normatif didasarkan atas upaya pembenaran tentang apa yang seharusnya
dipraktekkan. Teori normatif disebut juga Teori Apriori (bersifat deduktif) karena bukan
hasil dari penelitian empiris.

Hal ini disebabkan oleh pengalaman praktek langsung yang telah dilakukan misalnya
pernyataan tentang laporan keuangan yang seharusnya didasarkan pada metode
pengukuran tertentu atau dihasilkan melalui kegiatan “semi – research”.

• Teori normatif diketahui lebih berkonsentrasi pada :

1. Penciptaan laba sesungguhnya (true income)

Teori ini lebih berkonsentrasi pada pengukuran tunggal yang benar untuk aktiva dan
laba.

2. Pengambilan keputusan (decision usefulness)

Teori ini menganggap bahwa tujuan dasar akuntansi adalah untuk membantu proses
pengambilan keputusan dengan menyediakan data akuntansi yang relevan dan
bermanfaat.

Di beberapa kasus, teori ini didasarkan pada konsep ekonomi tentang laba dan
kemakmuran atau konsep ekonomi pengambilan keputusan rasional. Konsep tersebut
didasarkan pada penyesuaian rekening karena pengaruh inflasi atau dari nilai pasar dari
aktiva.

Teori normatif ini didasarkan pada anggapan bahwa:

• Akuntansi seharusnya merupakan sistem pengukuran.


• Laba dan nilai dapat diukur secara tepat.
• Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi.
• Pasar tidak efisien (dalam pengertian ekonomi).
• Ada beberapa pengukur laba yang unik.

Pada praktiknya teori normatif adalah pendapat subyektif (pribadi) maka sulit untuk
diterima begitu saja karena harus dapat diuji secara empiris supaya dapat dikatakan sistem
akuntansi yang dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal.

Para ahli bidang akuntansi telah menyatakan bahwa teori akuntansi positif lebih diterapkan
dibandingkan teori akuntansi normatif.
2. Mengapa teori akuntansi positif menjadi mainstream dalam pengembangan teori dan riset
akuntansi sekarang ini ?

Jawab:

Karena Teori akuntansi positif berkembang seiring kebutuhan untuk menjelaskan


dan memprediksi realitas praktek-praktek akuntansi yang ada di dalam masyarakat. Teori
akuntansi positif berusaha untuk menjelaskan fenomena akuntansi yiang
diamatiberdasarkan pada alasan-alasan yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa.

Dengan kata lain, Positive Accounting Theory (PAT) dimaksudkan untuk


menjelaskan dan memprediksi konsekuensi yang terjadi jika manajer menentukan pilihan
tertentu. Penjelasan dan prediksi dalam PAT didasarkan pada proses kontrak (contracting
process) atau hubungan keagenan (agency relationship) antara manajerdengan kelompok
lain seperti investor, kreditor, auditor, pihak pengelola pasar modaldan institusi pemerintah
(Watts dan Zimmerman, 1986).

PAT lebih bersifat deskriptif bukan preskiptif. Tidak seperti teori normatif yang didasarkan
pada prems bahwa manajer akan memaksimumkan laba atau kemakmuran untuk
kepentingan perusahaan , teori positif didasarkan pada premis bahwa individu selalu
bertindak atas dasar motivasi pribadi (self seeking motives) dan berusaha memaksimumkan
keuntungan pribadi.

Anda mungkin juga menyukai