Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, segala hal dituntut untuk semakin maju
dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Termasuk salah satunya merambah pada bidang
kesehatan terutama keperawatan. Kualitas pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi
kualitas pelayanan kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi
pelayanan kesehatan (rumah sakit) di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan
merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan
penderitaan orang lain, kesakitan, kesengsaraan yang dialami masyarakat. Salah satu
indikator mutu layanan keperawatan adalah kepuasan pasien. Perilaku Caring perawat
menjadi jaminan apakah layanan perawatan bermutu apa tidak.

Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang
sedang menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup keterampilan intelektual,
teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring (Johnson, 1989). Dengan
mengetahui bagaimana caring yang sebenarnya, diharapkan perawat mampu melakukan
pelayanan secara totalitas terhadap kliennya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian caring secara umum dalam keperawatan?


2. Apakah pengertian caring menurut Waston?
3. Bagaimana perilaku caring dalam praktik keperawatan?
4. Apa perbedaan antara caring dan curing?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan pengertian caring secara umum.

2. Menjelaskan teori caring menurut Watson.

3. Menjelaskan perilaku caring dalam praktik keperawatan.

4. Memahami perbedaan caring dan curing.


1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Caring Secara Umum

Secara bahasa, istilah caring diartikan sebagai tindakan kepedulian. Caring secara
umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain,
pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan
perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan. (Potter, P. A. &
Perry A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and Practice. 6th Ed. St.
Luois, MI : Elsevier Mosby.) Selain itu, caring mempengaruhi cara berpikir seseorang,
perasaan dan perbuatan seseorang. Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan
etis perspektif.

Pengertian caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang berhubungan
dengan orang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku kepada individu,
keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan aktual maupun
potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia. Sedangkan caring
adalah tindakan nyata dari care yang menunjukkan suatu rasa kepedulian.

Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama
dalam praktik keperawatan. Saat ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme
keperawatan. Banyak ahli keperawatan yang mengungkapkan mengenai teori caring, antara
lain sebagai berikut:

1. Watson (1979), yang terkenal dengan Theory of Human Caring, mempertegas bahwa
caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan
penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia,
dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.

2. Marriner dan Tomey (1994), menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan


kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal.Caring
bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan
2
memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan
memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman
dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999).

3. Griffin (1983), membagi konsep caring kedalam dua domain utama. Salah satu
konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, sementara konsep
caring yang lain terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat melaksanakan
fungsi keperawatannya. Griffin menggambarkan caring dalam keperawatan sebagai
sebuah proses interpersonal esensial yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas
peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi emosi-emosi
tertentu kepada resepien. Aktivitas tersebut menurut Griffin meliputi membantu,
menolong, dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini
dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dengan pasien.

4. Lydia Hall (1969) , mengemukakan perpaduan tiga aspek dalam teorinya. Sebagai
seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan secara seimbang
sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Care
merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Core merupakan
dasar dari ilmu sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan
bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari
ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total
kepada klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan (Julia, 1995).

5. Florence Nightingale (1860), caring adalah tindakan yang menunjukkan pemanfaatan


lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan bersih,
verifikasi yang baik dan tenang kepada klien.

6. Leinginger (1981), caring merupakan aktifitas, proses dan pengambilan keputusan


yang bersifat memelihara baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
meningkatkan status kesehatan.

7. Barnum (1994), caring memiliki mana yang bersifat aktivitas, sikap (emosional) dan
kehati-hatian. Secara garis besar, dapat dikatakan caring adalah sentral praktik
keperawatan berupa tindakan yang memperhatikan kesehatan klien dengan
menunjukkan perhatian, empati maupun rasa menyayangi yang berupaya untuk
meningkatkan kesehatan klien.
3
2.2 Teori Caring Menurut Watson

Caring merupakan sentral praktik keperawatan, tetapi hal ini lebih penting dalam
kekacauan lingkungan pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas waktu dalam
waktu pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas waktu dalam lingkungan
pelayanan kesehatan berada dalam ruang kecil praktik caring yang membuat perawat dan
profesi kesehatan klien (Watson, 2006 a). (Potter dan Perry edisi 7 : P.140). Watson
menjelaskan bahwa konsep dia didefinisikan untuk membawa arti baru untuk paradigma
keperawatan adalah “berasal dari pengalaman empiris klinis dilantik dikombinasikan dengan
latar belakang filsafat saya, intelektual dan experiental : dengan demikian pekerjaan awal
saya muncul dari nila sendiri-sendiri, keyakinan, dan persepsi tentang kepribadian,
kehidupan, kesehatan, dan persepsi tentang kepribadian, kehidupan, kesehatan, dan
penyembuhan. ( Watson, 1997, P.49). (Tomey, AM, Alligood, MR.2006).

Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai person as a


whole, as a fully functional integrated self. Jean Watson mendefinisikan sehat sebagai kondisi
yang utuh dan selaras antara badan, pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian
antara diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit di
atas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:

1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya


multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-
faktor yang mempengaruhi.

2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.

3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu,
tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan
yang dinamis.

Fokus keperawatan ditujukan pada promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit dan
dibangun dari sepuluh faktor carativ, yang meliputi :

a) Pembentukan sistem humanistic dan altruistic

4
Nilai-niai humanistic dan altruistic dipelajari sejak awal kehidupan tetapi dapat
dipengaruhi dengan sangat oleh para pendidik perawat. Faktor ini dapat didefinisikan
sebagai kepuasan melalui pemberian dan perpanjangan dari kesadaran diri.

b) Penanaman (melalui pendidikan) Faith-Hope

Merupakan hal yang sangat penting dalam caratif dan curatif. Perawat perlu selalu
memiliki positif thingking sehingga dapat menularkan kepada klien yang akan
membantu meningkatkan kesembuhan dan kesejahteraan klien.

c) Pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain. Karena pikiran dan
emosi seseorang adalah jendela jiwa.

d) Pengembangan hubungan yang bersifat membantu dan saling percaya

Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang memfasilitasi


untuk penerimaan perasaan positif dan negatif yang termasuk dalam hal ini, kejujuran,
empati, kehangatan dan komunikasi efektif

e) Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan ekspresi perasaan baik ekpresi


perasaan positif maupun negatif

f) Menggunakan metode ilmiah dan menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan

g) Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat interpersonal

h) Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan meningkatkan atau


memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural dan lingkungan spiritual

i) Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan antusias (kebutuhan-


kebutuhan survival, fungsional, integratif dan grup)

j) Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic

Dalam praktek keperawatan “caring” ditujukan untuk perawatan kesehatan yang holistik
dalam meningkatkan kontrol, pengetahuan dan promosi kesehatan. Asumsi dasar teori watson
terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi kerangka kerja dalam pengembangan teori; yaitu:

a) Caring dapat dilakukan dipraktekkan secara interpersonal.


5
b) Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasan terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

c) Caring yang efektif akan menigkatkan status kesehatan dan perkembangan individu
dan keluarga.

d) Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang berdasarkan
saat ini tetapi seperti apa dia mungkin akan menjadi dimasa depannya.

e) Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan memberikan keluasan


memilih kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang telah ditentukan.

f) Caring bersifat healthogenic” daripada sekedar curing. Praktek caring


mengitegrasikan pengetahuan biopisikal dan perilaku manusia untuk meningkatkan
kesehatan. Dan untuk membantu pasien yang sakit, dimana caring melengkapi curing.

g) Caring merupakan inti dari keperawatan.

Nilai-nilai yang mendasari konsep caring menurut Jean Watson meliputi:

1. Konsep tentang manusia

Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang terintegrasi (ingin dirawat,
dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu) Manusia pada dasarnya ingin
merasa dimiliki oleh lingkungan sekitarnya merasa dimiliki dan merasa menjadi
bagian dari kelompok atau masyarakat, dan merasa dicintai dan merasa mencintai.

2. Konsep tentang kesehatan

Kesehatan merupakan keutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi fisik dan fungsi
sosial. Menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan
fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan
terbebas dari keadaan penyakit, dan Jean Watson menekankan pada usaha-usaha yang
dilakukan untuk mencapai hal tersebut.

3. Konsep tentang lingkungan

6
Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam setiap
keadaan di masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya, akan tetapi hal tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai
strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu.

4. Konsep tentang keperawatan

Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring


ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat.

2.3 Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta
atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan
suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting
terutama dalam praktik keperawatan (Nanda Sartika, 2010).

Tindakan caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi
sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga menekankan
harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu
menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien sehingga bisa
memberikan pelayanan kesehatan yang tepat.

Mengapa perawat harus care? Pertanyaan ini dapat dijawab dalam beberapa cara,
tetapi terdapat tiga aspek penting yang mendasari keharusan perawat untuk care terhadap
orang lain. Aspek ini adalah aspek kontrak, dan aspek spiritual dalam caring terhadap orang
lain yang sakit (Fry, 1988).

a) Aspek kontrak

Telah diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di bawah kewajiban kontrak
untuk care. Radsma (1994) mengatakan, “perawat memiliki tugas profesional untuk
memberikan care”. Untuk itu, kita sebagai perawat yang profesional diharuskan untuk
bersikap care sebagai kontrak kerja kita.

7
b) Aspek etika

Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau salah, bagaimana
membuat keputusan yang tepat, bagaimana bertindak dalam situasi tertentu. Jenis pertanyaan
ini akan memengaruhi cara perawat memberikan asuhan. Seorang perawat harus care karena
hal itu merupakan suatu tindakan yang benar dan sesuatu yang penting. Dengan care perawat
dapat memberikan kebahagiaan bagi orang lain.

c) Aspek spiritual

Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain adalah ide
utama. Oleh karena itu, berarti bahwa perawat yang religious adalah orang yang care, bukan
karena dia seorang perawat tetapi lebih karena dia adalah anggota suatu agama atau
kepercayaan, perawat harus care terhadap klien.

Caring dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan mengembangkan


hubungan saling percaya antara perawat dan klien. Pengembangan hubungan saling percaya
menerapkan bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Perawat
bertindak dengan cara yang terbuka dan jujur. Empati berarti perawat memahami apa yang
dirasakan klien. Ramah berarti penerimaan positif terhadap orang lain yang sering
diekspresikan melalui bahasa tubuh, ucapan tekanan suara, sikap terbuka, ekspresi wajah, dan
lain-lain (Nurachmah,2001; Dwidiyanti,1998; Barnhart, etal, 1994, dalam Mariner-Tomey,
1994; Kozier & Erb, 1985). Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif yaitu
kebutuhan biofisik, psikososial, psikofisikal dan interpersonal klien. Pemenuhan kebutuhan
yang paling mendasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya. Perawat
juga harus memberikan informasi kepada klien. Perawat bertanggungjawab akan
kesejahteraan dan kesehatan klien.

Caring mempuyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan seharusnya
tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan dianggap sebagai sesuatu yang
sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja yang tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan
keperawatan ruangan yang kurang baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan, memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat profesi keperawatan
memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa pelayanan kesehatan.

2.4 Perbedaan Caring dan Curing

8
Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang
sedang menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup ketrampilan intelektual,
teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring (Johnson, 1989). Caring
merupakan fenomena universal yang berhubungan dengan bagaimana seseorang berpikir,
berperasaan, dan bersikap terhadap orang lain. Dalam teori caring, human care merupakan
hal yang mendasar.

Human care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau
mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain, mencari arti dalam sakit,
penderitaan, dan keberadaannya serta membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan
dan pengendalian diri (Pasquali dan Arnold, 1989 dan Watson, 1979). Di samping itu,
Watson dalam Theory of Human Care mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan
dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien
untuk sembuh.

Dari sini kita tahu, caring bukan semata-mata perilaku. Sikap caring dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah
lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada di samping klien, dan bersikap sebagai
media pemberi asuhan (Carruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper & Burroughs, 1999).

Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat
dalam merawat pasien. Perilaku caring perawat menjadi jaminan apakah perawat bermutu
atau tidak. Caring sebagai inti profesi keperawatan dan focus sentral dalam praktik
keperawatan, bersifat universal dan terdiri dari perilaku-perilaku khusus yang ditentukan oleh
dan terjadi dalam konteks budaya. Di dalamnya memiliki makna yang bersifat aktifitas, sikap
(emosional) dan kehati-hatian (Barnum, 1994).

Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner (1989)
menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan. Diperkirakan bahwa sekitar
¾ pelayanan kesehatan merupakan caring sedangkan ¼ -nya merupakan curing. Sebagai
seorang perawat, kemampuan care dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga
menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Curing sendiri memiliki
pengertian yaitu upaya kesehatan dari kegiatan dokter dalam prakteknya untuk mengobati
pasien. Selain itu juga dapat difahami bahwa curing merupakan ilmu yang empirik,

9
mengobati berdasarkan bukti/data dan mengobati dengan patofisiologi yang bisa
dipertanggungjawabkan.

Lydia Hall mengemukakan perpaduan kedua aspek tersebut. Menurutnya, care


merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Sedangkan cure
merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan
secara total kepada klien, maka kedua aspek ini harus dipadukan (Julia, 1995). Namun, tetap
ada perbedaan yang jelas diantara keduanya. Dalam UU no. 23 tahun 1992 menyebutkan
bahwa penyembuh penyakit dilaksanakan oleh tenaga dokter dan perawat melalui kegiatan
pengobatan dan/ atau keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan. Dari situ terlihat bahwa
antara caring dan curing terdapat perbedaan. Caring merupakan tugas primer perawat dan
curing adalah tugas sekundernya.Begitu pula curing, curing merupakan tugas primer dokter
dan caring sebagai sebagi tugas sekundernya. Curing merupakan komponen dalam caring.
Karena di dalam caring termasuk salah satunya adanya kolaborasi dengan tim kesehatan lain
untuk membantu penyembuhan klien. Jadi, tetap mempunyai hubungan yang saling
melengkapi.

Perbedaan antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis,
intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan yang merupakan
suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon
klien. Sedangkan di dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang
mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Dengan kata lain dapat disebut diagnosa
penyakit. Dalam caring lebih dititik-beratkan pada kebutuhan dan respon klien untuk
ditanggapi dengan pemberian perawatan. Berbeda dengan curing lebih memperhatikan
penyakit yang diderita serta penanggulangannya.

Selain itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi keperawatan (caring) yaitu
membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual dengan
tindakan keperawatan yang meliputi intervensi keperawatan, observasi, pendidikan
kesehatan, dan konseling. Sedangkan intervensi kedokteran (curing) lebih ke melakukan
tindakan pengobatan dengan obat (drug) dan tindakan operatif. Dari sini dapat difahami
bahwa caring memperhatikan klien dari aspek fisik, psikologi, sosial, serta spiritualnya
sedangkan curing menekankan pada aspek kesehatan dan fisik kliennya.

10
Satu hal lagi yang dapat difahami dari perbedaan caring dan curing yaitu dari aspek tujuan.
Tujuan dari perilaku caring, yaitu:

1. Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi.

2. Membantu pasien/ klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi


kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, dan meningkatkan fungsi
dari tubuh pasien. Sedangkan tujuan dari kegiatan curing adalah menentukan dan
menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan penanganannya.

Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa caring lebih
kompleks daripada curing. Karena caring memberikan pelayanan yang menyangkut seluruh
kebutuhan pasien baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. Curing hanya bagian dari
caring. Sebagai seorang perawat, kita harus mampu membedakannya dan melakukan caring
dengan sebaik-baiknya. Kesejahteraan klien didapat dari totalitas kita dalam melakukan
caring. Caring tidak akan pernah lepas dari profesi keperawatan. Karena caring merupakan
esensi keperawatan itu sendiri.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
kepada klien. Dalam caring terdapat tiga makna yang ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu
memberi perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas. Perawat, sebagai profesional, berada di
bawah kewajiban kontrak untuk care. Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari
perilaku caring yang dimiliki perawat. Jika perawat memiliki sikap sensitif, simpatik,
11
melindungi klien, memberi kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih
dekat serta mudah berbagi perasaan yang dimilikinya.

Watson mengemukakan sepuluh faktor carativ yang menjadi fokus keperawatan


dalam promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit klien. Di antaranya yaitu pembentukan
sistem humanistic dan altruistic, penanaman (melalui pendidikan) Faith-Hope,
pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain, dan lain-lain. Caring
dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan mengembangkan hubungan saling
percaya antara perawat dan klien. Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan
bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan dalam keperawatan

Dalam kesehatan selain ada caring juga ada curing. Perbedaan antara caring dan
curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis, intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring
terdapat diagnosis keperawatan yang merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah
dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di dalam curing terdapat
diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang mengungkapkan penyakit yang diderita
klien. Untuk itu sebagai seorang perawat kita harus bangga karena kita melakukan
tindakanyang mulia yaitu care, merawat. Namun, sebagai professional, kita harus melakukan
semua itu dengan penuh rasa ikhlas.

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Efy. Konsep Caring. Diambil dari http://staff.ui.ac.id

R.N, Joyce Smith. Caring in Nursing. Diambil dari legacy.owensboro.kctcs.edu.

Potter, P. A. & Perry A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and


Practice. 6th Ed. St. Luois, MI : Elsevier Mosby.

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing : Concepts,

Process, and Practice.6th Ed. St Louis, MI : Elsevier Mosby. Hal 110-111.

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Buku I hal.164-165.
Terjemahan Penerbit Salemba Medika.

12
Potter, P.A & Perry, A.G. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku I. Terjemahan.
Salemba Medika : Jakarta

http://andaners.wordpress.com/2011/03/18/teori-filosofi-keperawatan-jean-watson/

Tomey, AM, Alligood, MR. 2006. Nursing Theorists. Six Edition. Mosby : US Of America

Morrison, Paul & Philip Burnard.1997. “Caring and Communicating Hubungan Interpersonal
dalam Keperawatan”. Jakarta : EGC

http://www.pedomannews.com/opini/berita-opini/ekonomi/1920-konsep-caring-menurut-
jean-watson

Potter, P. A & Perry, A. G. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7.

Buku 1. Terjemahan. Jakarta: Salemba Medika.

Kozier, B., Erb, G., Berman, A. J., & Snyder. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts,

Process, and Practice. 7th Ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Tomer, Marriner and Alligood. (1998). Nursing Theorists and their Work. Philadelphia:
Mosby.

Http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/MEMBANGUN%20PRIBADI%20CARING
%20PERAWAT.

13

Anda mungkin juga menyukai