Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah dengan judul
“ Tektonik Lempeng ” ini tepat pada waktunya. Tak lupa shalawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Pada kesempatan ini saya mengucapka terimakasih pada semua pihak yang
membantu dan memberi masukan dalam proses penyelesaian makalah ini,ucapan
terimaksih tersebut kami ucapkana kepada Bapak Dr. Sc. Syahril S.Si, MT selaku
dosen Fisika Kebumian FKIP Universitas Riau yang telah memberikan tugas
mengenai ”Tektonik Lempeng“ sehingga penulisan makalah ini dapat menambah
ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi saya di kemudian hari.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “ oleh karena
itu saya mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir serta saya
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Pekanbaru, 15 Maret 2019

PENYUSUN

1
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 1
DAFTAR ISI........................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................... 3
1.2 RUMUSAN MASALAH….....………………………………………….. 4
1.3 TUJUAN…………………..…….……………......................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 PENGERTIAN TEORI TEKTONIK LEMPENG……………………..
…….……......................................... 6
2.2 PERKEMBANGAN TEORI TEKTONIK
LEMPENG…………………………..…………………...........................7
2.3 JENIS-JENIS LEMPENG ………………………………………………8
2.4 BATAS JENIS JENIS LEMPENG………..….…………..…………......9
2.5 MEKANISME PERGERAKAN LEMPENG …………………………13
2.6 DAMPAK PERGERAKAN LEMPENG ………………………………15
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN……………………...………………………………….......16
3.2 SARAN……………………………………………………………………..17

DAFTAR PUSTAKA………………………………………......................................18

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari
suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif
terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini
tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-
an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa
geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga
tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Dan secara teori tektonik lempeng, pembentukan Kepulauan Indonesia
dimulai sekitar 55 juta tahun yang lalu. Indonesia dibentuk oleh interaksi tiga
lempeng penyusun bumi, yaitu: Lempeng Samudera Hindia, Lempeng Laut
Filipina, dan Lempeng Eurasia yang merupakan lempeng kontinen. Lempeng-
lempeng tersebut bergerak satu sama lain, dimana Lempeng Samudera
Hindia bergerak relatif ke arah Utara dengan kecepatan 7 cm per tahun,
Lempeng Laut Filipina bergerak ke arah Barat Daya dengan kecepatan 8 cm
per tahun dan Lempeng Eurasia yang cenderung stabil. Pergerakan lempeng-
lempeng ini kemudian bertemu pada satu zona tumbukan yang disebut
dengan zona subduksi.
Pergerakan ketiga lempeng tersebut dapat menimbulkan patahan,yaitu
pergeseran antara dua blok batuan baik secara mendatar, ke atas, maupun relatif
ke bawah blok lainnya. Patahan ini merupakan perpanjangan gaya yang
ditimbulkan oleh gerakan-gerakan lempeng utama yang akan mempengaruhi
kekuatan batuan yang dilewatinya sehingga menyebabkan batuan-batuan
menjadi rapuh dan mudah mengalami erosi. Untuk mengetahui keberadaan
struktur geologi tersebut, maka dibutuhkan metode geofisika yang dapat
digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan.

3
Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
bawah permukaan adalah metode gravity(gayaberat). Metode gaya berat
merupakan metode yang didasarkan pada pengukuran variasi percepatan
gravitasi di permukaan bumi. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi
dan menggambarkan bentuk struktur geologi (diantaranya litologi batuan)
bawah permukaan berdasarkan variasi medan gaya berat bumi yang
ditimbulkan oleh perbedaan densitas antar batuan. Selain itu, metode gaya
berat juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis patahan, yaitu dengan
menggunakan analisis derivative.
Analisis derivative yang digunakan dalam penelitian ini adalah turunan
kedua vertical atau Second Vertical Derivative(SVD). Metode geofisika
lainnya juga berperan penting dalam interpretasi struktur bawah permukaan,
seperti magnetik, magnetotellurik, geologi serta geokimia. Metode-metode
tersebut nantinya digunakan sebagai pembanding model bawah permukaan
2,5D gaya berat agar mendapatkan struktur bawah permukaan yang lebih
akurat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian Teori Tektonik Lempeng ?
2. Bagaimana perkembangan teori Tektonik lempeng ?
3. Apa saja jenis-jenis lempeng ?
4. Apa saja jenis – jenis batas lempeng ?
5. Bagaimana mekanisme pergerakan lempeng?
6. Apakah dampak yang di timbulkan dari pergeseran lempeng ?

1.3 Tujuan

4
Tujuan diadakannya penyusunan makalah ini antara lain yaitu, untuk
mengetahui lempeng-lempeng tektonik yang ada di bumi, proses pergerakannya
dan akibat-akibat yang ditumbulkan dari proses pergerakan lempeng tektonik
tersebut.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Tektonik Lempeng


Teori Tektonika Lempeng adalah teori dalam bidang geologi yang
dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti
pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah
mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu
dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading
yang dikembangkan pada tahun 1960.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas
terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang
kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk
padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala
waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear
strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer
sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin,
melainkan tekanan yang tinggi. Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng
tektonik (tectonic plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak
lempeng-lempeng yang lebih kecil.
Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka
bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen
(menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping). Gempa
bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera
semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng.

2.2 Perkembangan Teori Tektonik Lempeng

6
(Peta dengan detail yang menunjukkan lempeng-lempeng tektonik dan arah vektor
gerakannya)

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, geolog berasumsi bahwa
kenampakan-kenampakan utama bumi berkedudukan tetap. Kebanyakan
kenampakan geologis seperti pegunungan bisa dijelaskan dengan pergerakan
vertikal kerak seperti dijelaskan dalam teori geosinklin. Sejak tahun 1596, telah
diamati bahwa pantai Samudera Atlantik yang berhadap-hadapan antara benua
Afrika dan Eropa dengan Amerika Utara dan Amerika Selatan memiliki
kemiripan bentuk dan nampaknya pernah menjadi satu. Ketepatan ini akan
semakin jelas jika kita melihat tepi-tepi dari paparan benua di sana. Sejak saat
itu banyak teori telah dikemukakan untuk menjelaskan hal ini, tetapi semuanya
menemui jalan buntu karena asumsi bahwa bumi adalah sepenuhnya padat
menyulitkan penemuan penjelasan yang sesuai.
Penemuan radium dan sifat-sifat pemanasnya pada tahun 1896 mendorong
pengkajian ulang umur bumi, karena sebelumnya perkiraan didapatkan dari laju
pendinginannya dan dengan asumsi permukaan bumi beradiasi seperti benda
hitam. Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahkan jika pada
awalnya bumi adalah sebuah benda yang merah pijar, suhu Bumi akan menurun

7
menjadi seperti sekarang dalam beberapa puluh juta tahun. Dengan adanya
sumber panas yang baru ditemukan ini maka para ilmuwan menganggap masuk
akal bahwa Bum i sebenarnya jauh lebih tua dan intinya masih cukup panas
untuk berada dalam keadaan cair.

Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua


(continental drift) yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912. dan
dikembangkan lagi dalam bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan
tahun 1915. Ia mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu
adalah satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-
benua tersebut dari inti bumi seperti 'bongkahan es' dari granit yang bermassa
jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal yang lebih padat. Namun,
tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya-gaya yang dilibatkan, teori
ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan inti yang
cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak
tersebut dapat bergerak-gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang
dikemukakan geologi Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-
bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya bahwa
arus konveksi di dalam mantel bumi adalah kekuatan penggeraknya.

2.3 Jenis –Jenis Lempeng

Lempang di bumi, dibagi menjadi dua yaitu lempeng samudra dan lempeng
benua. Pembagian itu dilihat melalui ciri- ciri dari setiap lempang. Selain itu, bumi
sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu daratan dan lautan. Sehingga setiap lempeng
mewakili setiap karakteristik bumi.

1. Lempeng samudra atau disebut sebagai kerak samudra atau sima.


Lempeng ini terdiri dari silikon dan megnesium. Ketebalan kerak samudra

8
antara 5 hingga 10 km. Lempeng samudra lebih padat, dikarenakan jumlah
silicon yang lebih banyak. Kepadatan pada kerak samudra karena
perbedaan silikon. Kerak samudra berada di bawah laut.
2. Lempeng benua atau disebut kerak benua atau sial. Lempeng ini terdiri dari
silikon dan aluminium. Ketebalan dari lempeng ini berkisar antara 30
hingga 50 km. Silikon pada kerak benua lebih sedikit, dan lebih banyak
memiliki materi berat. Lempeng benua adalah lempeng yang berada di atas
permukaan lau, dan menjadi tempat tinggal bagi manusia.

Lempeng tektonik yang membagi suatu daerah menjadi dua, seperti benua- benua
atau samudra. Akan tetapi terdapat wilayah yang memiliki kedua lempeng secara
bersamaan. Daerah tersebut adalah lempeng afrika. Pada lempeng afrika terdiri dari
benua afrika dan samudra antartika hingga samudra hindia

2.4 Jenis – jenis batas lempeng


1. Batas Divergen
Batas-batas divergen bisa ditemukan di daerah punggungan samudera.
Di daerah ini, pada saat lempeng bergerak saling menjauh dari sumbu
punggungan, maka celah yang timbul akan diisi dengan cepat oleh magma
yang naik dari astenosfer. Material ini akan menjadi dingin secara perlahan-
lahan dan membentuk lantai samudera yang baru. Mekanisme ini yang
menyebabkan terbentuknya lantai atau dasar dari Lautan Atlantik sekitar 165
juta tahun yang lalu, disebut Pemekaran lantai samudera.
Tingkat pemekaran di daerah punggungan samudera ini
diestimasikan sekitar 2 sampai 10 cm pertahun, dan rata-rata 6 cm (2 ichi)
pertahun. Karena batuan yang baru terbentuk jumlahnya sama di kedua sisi
dari lempeng yang saling menjauh, maka tingkat pertumbuhan dari lantai
samudera adalah dua kali dari nilai tingkat pemekaran.

9
Jika pusat pemekaran terdapat atau terjadi di lempeng kontinen,
maka kontinen akan terpecah-pecah menjadi segmen-segmen yang lebih
kecil. Fragmentasi dari kontinen ini disebabkan oleh adanya pergerakan ke
arah atas dari batuan yang panas (magma) yang berada di bawah.
Akibat dari aktivitas ini adalah melengkungnya kerak kontinen ke
arah atas di bagian yang diintrusi tersebut. Hal ini disertai dengan timbulnya
retakan-retakan di bagian tersebut. Kemudian bagian litosfer yang terpecah-
pecah tersebut akan tertarik secara leteral ke arah yang berlawanan.

(Gambar 1. batas divergen )


2. Batas konvergen
Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika
dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk
zona subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau
tabrakan benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung
kerak benua. Palung laut yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di

10
mana potongan lempeng yang terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat
(mengandung air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan
terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan pencairan sehingga
menyebabkan aktivitas vulkanik.
Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan
dan busur pulau Jepang (Japanese island arc). Batas konvergen dibagi
kembali menjadi tiga, yaitu:

a) Bila 2 lempeng samudra yang saling mendekat, lempeng yang satu 
akan menghunjam kebawah lempeng yang lain membentuk busur 
kepulauan.

( gambar 1. Lempeng samudra-samudra)

b) Bila lempeng benua dan lempeng samudra yang saling mendekat, 
maka lempeng samudranya  akan menghunjam  kebawah 
lempeng  benua,  membentuk  pegunungan uplift seperti Andes.

11
(gambar 2. Lempeng benua-samudra)
c) Bila 2 lempeng benua yang saling mendekat, terjadilah peristiwa tu
mbukan (collision), membentuk pegunungan lipatan seperti Himal
aya.

(gambar 3. Lempeng benua-benua)

3. Batas Transform
Transform adalah bertemunya dua lempeng, yang menyebabkan
terjadinya gesekan secara menyampng di sepanjang sesar fault. Pergeseran ini
dapat berupa sinistral atau desktral. Pergerakan ini hampir sama denga
pergerakan yang terjadi akibat adanya patahan horizontal.contoh jenis batas
lempeng ini adalah sesar san andreas di california.

12
( gambar 3. Lempeng transform )
2.5 Mekanisme pergerakan lempeng
Pergerakan lempang terjadi akibat adanya panas bumi yang tidak
merata. Panas bumi yang berbeda- beda menyebabkan terjadinya
konveksi besar. Selain itu, usia dari sebuah lempeng juga
mempengaruhi. Lempeng samudra yang mengalami penuaan akan
mengalami pendinginan. Saat mengalami pendinginan, kepadan menjadi
bertambah, sehingga lempeng ini menghujam dan masuk ke dalam
selimut bumi.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust)
ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari
mantel bumi (earth’s mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta
lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada
kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua.
Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih
berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik).
Akibatnya bagian belakang lithosfer mengalami tarikan dan astenosfer
bergerak naik akibat adanya tekanan dari bawah. Terdapat 3 penyebab
yang diyakini sebagai penyebab gerakan pada lempeng- lempeng di bumi.
ketiga penyebab tersebut adalah gaya gesek, gaya gravitas, dan gaya dari
luar bumi.

13
1. Gaya gesek adalah salah satu gaya yang menyebabkan terjadinya pergerakan.
Gaya gesek dibedakan menjadi dua, yaitu basal drag dan slab suction. Basal
drag adalah pergerakan akibat adanya gesekan antara astenosfer dan lithosfer.
sedangkan slab suction adalah tarikan pada lempeng saat sebuah lempeng
menghujam, dan masuk ke selimut bumi.
2. Gaya gravitas adalah gaya yang menarik ke adalam bumi. gaya ini akibat
adanya lempeng yang memiliki kepadatan lebih berat, sehingga tertarik ke
dalam selimut bumi. Proses ini disebut sebagai runtuhan. Terjadinya gaya ini
juga akibat adanya pembengkakan lempeng. pembengkakan ini menyebabkan
lempeng menjadi semakin berat.
3. Gaya dari luar adalah gaya yang berasal dari luar bumi. Dalam hal ini adalah
gravitasi bulan. Gaya gravitasi bulan akibat adanya rotasi bumi di bawah
bulan. Gravitasi bulan menarik permukaan bumi keatas. Hal ini sama dengan
proses terjadinya pasang. Akan tetapi pengaruh ini sangat kecil, akibat
kekuatan gravitasi bulan yang tidak seberapa.

2.5 Dampak pergerakan lempeng


Khusunya di indonesia terletak diantara beberapa lempeng besar dunia yakni
Pasifik, India-Australia, dan Eurasia. Lempeng ini terus bergerak setiap tahunnya
akibat arus konveksi bumi Hal ini tentunya memberikan beberapa dampak bagi
Indonesia. Berikut dampak pergerakan lempeng yang terjadi di Indonesia.
1)        Indonesia menjadi daerah rawan gempa dan tsunami. Hal ini terjadi jika
terjadi tumbukan antar lempeng besar tersebut. Contohnya seperti tsunami di
Aceh yang terjadi tahun 2004, dan gempa Yogyakarta 2006 silam.
2)        Terdapat gugusan gunung berapi di Indonesia yang berada mulai dari
Sumatera sampai Jawa. Keberadaan gunung api ini memberikan dampak positif
dan negatif. Dampak positifnya tanah disekitar gunung berapi subur dan kaya

14
akan barang tambang yang bisa dimanfaatkan. Dampak negatif terjadi ketika
letusan gunung berapi yang mengakibatkan kerugian pada daerah yang terkena
dampak. 

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat di ambil bahwa para ahli geologi sejak dulu telah
menduga bahwa kerak bumi yang kita tempati seperti sekarang ini terus bergerak.
Dimulai dari teori kontraksi sampai dengan teori tektonik yang kini dipercaya
kebenarannya. Teori ini terus berkembang saling melengkapi sehingga tercipta teori
modern seperti sekarang ini.
Mekanisme pergerakan lempeng sendiri disebabkan oleh arus konveksi yang
terjadi di dalam mantel bumi sehingga memicu terjadinya pergerakan lempeng. Hal
ini bisa dibuktikan dengan selalu terbentuk basalt baru di penampang tengah samudra
dan kemudian menjauhinya. Sementara itu lempeng yang sudah dingin akan memiliki
densitas yang lebih tinggi sehingga bisa menarik dan mendorong lempeng yang lebih
ringan untuk masuk ke dalam. Lempeng-lempeng ini dibagi menjadi tujuh lempeng
besar dan beberapa lempeng kecil dan kecepatan pergerakan lempeng ini sangat
bervariasi antara 1-17 cm setiap tahunnya. Batas pergerakan lempeng ini dibagi
menjadi tiga yaitu konvergen, divergen dan transform di mana semua memiliki ciri-
ciri tertentu.
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut
bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan
dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut
adalah:

1.           Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan
mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform
(transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang

16
berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan
dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar San Andreas di California.

2.           Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika dua


lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan
(rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen

3.           Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua


lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi
jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua
(continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua. Palung laut
yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang
terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung air), sehingga
kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan mantel dan
menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini
dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang
(Japanese island arc).

3.3 Saran

Pergerakan lempeng juga memberikan dampak bagi Indonesia di antaranya


adalah indonesia menjadi kawasan rawan gempa dan tsunami dan dilalui jalur gunung
api dunia sehingga perlunya pengawasan dan antisipasi .

17
DAFTAR PUSTAKA

Delinda . 2017. “ makalah tentang tektonik lempeng


“.https://www.scribd.com/document/367228006/makalah-tektonik-
lempeng/ di unduh pada 15 maret 2019.
Geost. Flysh. 2015. “ makalah tentang tektonik lempeng
“https://www.geologinesia.com/2015/10/teori-tektonik-lempeng-
pangea.html/ di unduh pada tanggal 15 maret 2019.
Lestiawan. Agus. 2012. “ Makalah tentang Lempeng Tektonik
“.http://aguslestiawan17.blogspot.com/2012/10/makalah-tentang-
lempeng-tektonik.html/ Di unduh pada 15 maret 2019
Noor, Djauhari. 2014. Geologi Perencanaan. Yogyakarta : Graha Ilmu
https://id.wikipedia.org/wiki/Tektonika_lempeng
Teguh. Dwi. 2016. “ makalah tentang teori lempeng tektonik”
http://teguhdwiimanda.blogspot.com/2016/02/teori-tektonik-
lempeng.html/ di unduh pada 15 maret 2019

18

Anda mungkin juga menyukai