Abstract
The earth on which we live is a planet that has a history of dynamic formation and has lasted for
approximately 4.56 billion years with the discovery of the oldest rocks 4.3 billion years old. For
billions of years, the Earth continues to change pretty extreme to this day and finally we can live
comfortably on top along with other living beings. Even today, the earth still continues to
change. Changes caused by various factors, both factors conducted by the earth itself and caused
by the activities of living organisms, or as a result of the things that come from outside the Earth.
One factor that is carried by the earth itself is due to tectonic plate movement (movement of
divergent, convergent and transform).
Pendahuluan
Ada dua jenis kerak bumi, yaitu kerak samudera dan kerak benua. Kerak samudera tersusun oleh
batuan bersifat basa, lebih tipis daripada kerak benua dan memiliki densitas besar. Kerak benua
tersusun oleh batuan bersifat asam, memiliki ketebalan yang besar dan memiliki densitas yang
lebih kecil daripada kerak samudera.
Kerak bumi menutupi seluruh permukaan bumi, dan akibat dari aliran panas di dalam astenosfer
kerak bumi kemudian pecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan disebut lempeng
kerak bumi. Lempeng-lempeng litosfer bergerak di atas lapisan astenosfer.
Afred Wegener pada tahun 1912 telah mengemukakan tentang konsep pengapungan benua
dalam bukunya “The Origin of Continent’s and Ocean’s.”. Teorinya adalah benua di bumi
awalnya terdiri dari satu benua yang besar (supercontinet), yaitu benua Pangaea. Kemudian
benua tersebut pecah menjadi benua-benua lebih kecil dan terus bergerak hingga menjadi seperti
saat ini. Teori ini didukung dengan bukti kesamaan garis pantai, fosil, struktur dan batuan antar
benua. Namun, pada periode 1960-an muncul kritik yang mempertanyakan bagaimana mungkin
massa benua yang begitu besar dan berat bergeser di atas dasar lautan yang keras.
Pada tahun 1967 munculah hipotesa baru yang menyempurnakan teori-teori sebelumnya, yaitu
Teori Lempeng Tektonik. Menurut teori Tektonik Lempeng,bagian luar dari kulit Bumi atau
litosfer terpecah menjadi beberapalempeng besar terdiri dari 10lempeng utama yang bergerak
satu sama lain dengan kecepatan berkisar antara 1 - 10 cm/tahun yaitugerakan divergen (saling
menjauh), gerakan konvergen (saling mendekat), dan transform (saling berpapasan).
Gerakan Konvergen
Gerakan konvergen adalah pergerakan lempeng yang terjadi pada dua bagian lempeng
yang bergerak saling mendekat hingga akhirnya bertumbukan. Gerakan ini menyebabkan salah
satu lempeng yang bertabrakan akan menunjam (subduction) ke bawah lempeng lainnya. Daerah
lempeng bumi yang mengalami peristiwa pergerakan konvergen disebut dengan batas
konvergen.
Umumnya daerah penunjaman lempeng akan membentuk suatu palung yang dalam dan
merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Contohnya adalah zona subduksi antara lempeng
samudera India-Australia dan lempeng benua Eurasia di Sumatera. Dalam pergerakannya,
lempeng hanya bergerak beberapa sentimeter tiap tahunnya, sehingga proses penunjaman terjadi
sangat lambat dan berlangsung ribuan bahkan jutaan tahun.
Fenomena-fenomena yang sering terjadi akibat pergerakan lempeng konvergen adalah:
1. Terbentuk palung laut pada titik tumbukan lempeng benua dan lempeng samudera, atau
lempeng samudera dan lempeng samudera;
2. Aktivitas vulkanisme berupa intrusi maupun ekstrusi gunung api;
3. Aktivitas seismik yang besar;
4. Terbentuknya batuan sedimen campuran yang dinamakan batuan melange.
Gambar 1. Tumbukan Lempeng Samudera dengan Samudera. Sumber: Carlson, Diane H. Dkk.
2011. Physical Geology Ninth Edition. Penerbit: McGraw-Hill
Pertemuan lempeng yang seperti ini biasanya terjadi daerah laut dalam dengan kedalaman lebih dari 11 kilometer.
Puncak sebagian gunung berapi ini ada yang timbul sampai ke permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik
(volcanic island chain).
Gambar 2. Tumbukan Lempeng Benua dengan Lempeng Samudera. Sumber: Carlson, Diane H.
Dkk. 2011. Physical Geology Ninth Edition. Penerbit: McGraw-Hill
Pada daerah tipe konvergen seperti ini yang memiliki aktivitas seismik yang cukup tinggi,
bahkan kebanyakan gelombang tsunami yang terjadi akibat aktivitas seismik pada tipe ini yang
ditimbulkan dari gempa-gempa besar yang dapat memicu terjadinya tsunami.
Contoh tipe ini terdapat di daerah zona penyusupan di sepanjang pantai barat Sumatera
dan di sepanjang pantai selatan Jawa. Selain itu, tipe pergerakan ini terdapat pada Pegunungan
Andes di Amerika Selatan, terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Nazka dan Lempeng
Amerika Selatan.
Karakteristik Zona subduksi antara lain:
Busur Kepulauan (Island Arc)
Busur kepulauan terbentuk sepanjangzona subduksi yang letaknya sejajar dengan
palung samudera dan berjarak 100 – 400 km dan bergantung sudut penunjaman.
Busur Magmatik (Magmatic Arc)
Busur Magmatik akan terbentuk sepanjang zona subduksi merupakan rangkaian
aktifitas gunung api strato. Apabila gunung api strato terbentuk di benua maka dinamakan busur
vulkanik kontinental.
Bancuh (Melange)
Bancuh (Melange) merupakan salah satu karakteristik dari batas konvergenyang terdiri
dari batuan yang kacau (Chaotic) pecahan berbagai batuan danteranjakkan. Bancuh (Melange)
terbentuk dari sedimen muda dalam palung samudera yangtertekan oleh litosfir yang bergerak
dan terseret dalam blok-blok yang dibatasioleh sesar-sesar terajakan (thrusted).
Busur punggungan
Punggungan busur depan (Fore arc ridge); biasanya alasnya adalah melange,terbentuk
oleh penebalan kerak akibat sesar-sesar anjakan pada ujunglempeng yang ditabrak.
Cekungan
Cekungan Busur Depan (fore arc basin); merupakan daerah rendah yangterletak antara
palung samudera dan busur magmatik. Cekungan Busur Belakang (Back arc basin); terbentuk
karena kecepatanlempeng yang menabrak lebih besar daripada lempeng yang ditabrak
sehinggamenyebabkan tensional stress dan menarik bagian belakang ini ke bawah danterbentuk
cekungan.
Gambar 3. Tumbukan Lempeng Benua Dengan Lempeng Benua. Sumber: Carlson, Diane H.
Dkk. 2011. Physical Geology Ninth Edition. Penerbit: McGraw-Hill
Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya. Karena keduanya
adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak cukup berat untuk tenggelam
masuk ke astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbukan mengeras dan menebal,
membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain range). Contohnya adalah
pembentukan pegunungan Himalaya dan daerah dataran tinggi Tibet, terbentuk dari konvergensi
antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia.
Gerakan Divergen
Divergen adalah pergerakan lempeng tektonik yang saling menjauh satu sama lainnya (break
apart)atau terpecah. Ketika lempeng
tektonik terpecah, lapisan lithosfer menipis dan akan terbelah membentuk batas divergen. Bila
pergerakan ini terjadi pada lempeng samudra, akan menyebabkan pemekaran lempeng samudra
yang menghasilkan palung laut. Namun bila pergerakan terjadi pada permukaan lempeng benua,
maka akan menghasilkan lembah retakan akibat kedua lempeng saling berjauhan. Kedua bentuk
pergerakan tersebut pada akhirnya akan membuahkan benua dan samudra yang baru.
Gerakan divergen umumnya terjadi pada punggungan samudera. Dimana lempeng
saling menjauhi sumbu punggungan samudera sehingga terbentuk celah yang segera terisi oleh
lelehan batuan yang terinjeksi dari astenosfir dibawahnya. Material ini perlahan-lahan mendingin
dan membentuk lantai samudera yang baru, mendorong lantai samudera yang lama sudah
terbentuk sebelumnya mejauhi pusat pemekaran. Mekanisme ini berulang dan berlangsung terus
sejak 165 juta tahun yang lalu dan disebut pemekaran lantai samudera (sea floor spreading)
menjadi lantai samudera Altlantik. Kecepatan pemekaran ini antara 2 sampai 10 cm/tahun.
Mungkin yang paling terkenal dari batas-batas divergent adalah Mid-Atlantic Ridge,
yang terdapat sepanjang Lautan Artik hingga ujung Afrika sehingga batas divergent ini
mengelilingi setengah bagian bumi. Kecepatan penyebaran Mid Atlantic Ridge sekitas 2,5
cm/tahun, atau 25 km dalam 1 juta tahun. Kecepatan ini mungkin rendah bagi standar manusia,
tapi karena proses ini telah terjadi jutaan tahun maka lempeng telah bergerak ratusan kilometer.
Penyebaran lempeng benua selama 100 hingga 200 juta tahun telah menyebabkan Lautan
Altantik berkembang dari daerah perairan kecil diantara lempeng Europa, America dan Afrika
menjadi samudera luas seperti sekarang.
Gambar 4. Beberapa Mid Ocean Ridge di dunia. Sumber: Carlson, Diane H. Dkk. 2011. Physical
Geology Ninth Edition. Penerbit: McGraw-Hill
Islandia adalah negara volkanik yang mengembang disebabkan oleh Mid Atlantic
Ridge, pulau ini menjadi laboratorium alam para ilmuan untuk mempelajari proses pemisahan
pada zona divergen. Islandia terpisah sepanjang pusat pemisahannya di antara Lempeng Eurasia
dan Amerika.
Gambar 5. Mid-Atlantic Ridge memisahkan Islandia dan memisahkan America Utara dan
Eurasia. Sumber: USGS. 2014. Understanding Plate Motion. http://pubs.usgs.gov/
]Hasil dari pergerakan lempeng terlihat dengan mudah disekitar Gunung Api Krafla,
disebelah timur laut dari Iceland. Disana terdapat rekahan tanah yang melebar, dan setiap bulan
muncul suatu rekahan tanah yang baru. Dari tahun 1975 hingga 1984 beberapa kejadian
pemisahan terjadi di zona rekahan di Krafla. Beberapa kejadian perekahan ini disebabkan oleh
aktifitas vulkanik, rata-rata tanah bergerak sekitar 2 meter sebelum tiba-tiba berhenti, aktifitas ini
menjadi sinyal akan terjadinya erupsi. Disekitar tahun 1975 hingga 1984, perpindahan yang
disebabakan oleh perekahan tanah sekitar 7 meter.
Gambar 6. Semburan lava (dengan ketinggian 10 m) erupsi gunung api Krafla pada Oktober
1980 (Foto oleh Gudmundur E. Sigvaldason, Nordic Volcanological Institute, Reykjavik,
Islandia.)
Gambar 7. Foto udara area sekitar Thingvellir, Islandia, memperlihatakan zona retakan. (Foto
oleh: Oddur Sigurdsson, National Energy Authority, Islandia.)
Di Afrika Utara, proses pemisahan terjadi hingga antara sebagian lempeng Afrika
dengan lempeng Arab, sehingga membentuk Laut Merah. Aktifnya pemisahan antara Lempeng
Afrika dan Lempeng Arabian disebut dengan triple junction, dimana laut merah bertemu dengan
Teluk Aden. Pusat pemisahan baru berkembang di Afrika sepanjang zona East African Rift,
Dimana kerak benua membentang melewati batasnya sehingga retakan akibat regangan mulai
terjadi pada permukaan benua. Magma naik dan mengisi sepanjang retakan, terkadang
membentuk pegunungan vulkanik. Magma yang naik menyebabkan tambahan tekanan dan
menyebabkan terjadinya retakan sehingga pasti terjadi pemisahan.
Gambar 8. Peta Afrika Timur memperlihatkan beberapa pergerakan divergen. Sumber: Carlson,
Diane H. Dkk. 2011. Physical Geology Ninth Edition. Penerbit: McGraw-Hill
Afrika Utara mungkin akan menjadi samudera utama bumi pada masa mendatang. Interaksi
lempeng pada wilayah tersebut menyediakan kesempatan scientis untuk mempelajari bagaimana
terbentuknya Atlantik yang sekitar 200 juta tahun yang lalu. Geologist percaya, jika pemisahan
terus berlangsung, tiga benua yang bertemu pada sudut lempeng Afrika pada masa sekarang akan
terpisah secara komplit dan Samudra Hindia akan membanjiri daerah tersebut sehingga
menjadikan wilayah paling barat Afrika menjadi pulau besar.
Gambar 9. Foto dari helikopter (1994) memperlihatkan danau lava di Ethiophia, salah satu
gunung apo aktif yang ada di East African Rift Zone. Sumber: USGS. 2014. Understanding Plate
Motion. http://pubs.usgs.gov/
Gambar 10. Oldoinyo Lengai, gunung api aktif lainnya di zona retakan East African, erupsi pada
1966. (Foto oleh Gordon Davies, bersumber dari Celia Nyamweru, St. Lawrence University,
Canton, New York.)
Gerakan Transform
Pergerakan lempeng transform adalah pergerakan yang terjadi pada dua bagian lempeng
bumi yang bergerak secara horisontal dan berlawanan arahnya atau saling bergeser satu sama
lain (slide each other). Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Daerah
lempeng bumi yang mengalami peristiwa pergerakan transform disebut dengan batas transform.
Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).
Gambar 11. Skema Pergerakan Lempeng Transform. Sumber: Carlson, Diane H. Dkk. 2011.
Physical Geology Ninth Edition. Penerbit: McGraw-Hill
Fenomena-fenomena yang sering terjadi akibat pergerakan lempeng transform adalah:
Pada tipe ini tidak ada pembentukan lapisan astenosfer baru atau terjadinya
penyusupan yang dilakukan oleh salah satu lempeng terhadap lainnya, contohnya adalah yang
terjadi antara lempeng samudera dengan lempeng samudera yang disebabkan karena patahnya
jalur pemekaran dasar laut (seafloor spreading) yang mengakibatkan terbentuknya tipe ini,
daerahnya biasa disebut sebagai pematang-tengah dasar laut atau Mid-Ocean Ridges. Sedangkan
pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng benua untuk tipe ini terjadi akibat pergeseran
dua buah lapisan secara horisontal yang muncul hingga permukaan, contohnya adalah yang
terjadi pada patahan San Andreas di California.
Batas transform umumnya berada di dasar laut, namun ada juga yang berada di
daratan, salah satunya adalah Sesar San Andreas (San Andreas Fault) di California, USA. Sesar
ini merupakan pertemuan antara Lempeng Amerika Utara yang bergerak ke arah tenggara,
dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat laut.
Gambar 12. San Andreas Fault (Sesar San Andreas), California. Sumber: Carlson, Diane H. Dkk.
2011. Physical Geology Ninth Edition. Penerbit: McGraw-Hill
Kesimpulan
Bumi telah mengalami suatu perubahan dari waktu ke waktu, baik perubahan bentuk
permukaan bumi, susunan, lapisan bumi maupun perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
bumi sendiri. Proses-proses geologi yang berkaitan dengan dinamika bumi adalah bekerjanya
gaya-gaya yang menyebabkan perubahan-perubahan pada bumi, yaitu gaya endogen dan
eksogen. Gaya endogen yang sangat berpengaruh adalah pergerakan lempeng yang disebabkan
oleh aliran konveksi panas pada mantel. Aliran koneveksi panas ini menghasilkan 3 (tiga) jenis
pergerakan lempeng, yaitu konvergen, divergent dan transform.