Anda di halaman 1dari 7

Vol. 1, No.

2, Juli – Desember 2017

https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia

KONSEP DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Abdul Wafi 
Mahasiswa Pascasarjana Institut Agama Islam Nurul Jadid

Info Artikel Abstract


Sejarah Artikel: The study aimed to determine (1) Learning Auditory Intellectually Repetition
Diterima Maret 2017 (AIR) model on student’s problem solving abilities environmental material. (2)
Disetujui Mei 2017 Expository model teaching on student’s problem solving abilities environmental
Dipublikasikan Juli 2017
material. (3) The difference between AIR and expository teaching model on
student’s problem solving abilities and environmental material is better between
the two. The population in this study were students of class XI-IPS SMA Negeri
Keywords: 2 Brebes. The samples taken at random sampling with XI-IPS 1 as an
Kurikulum, Pendidikan experimental class and XI-IPS 2 as a control class. The study design used was
Agama Islam quasy experimental with posttest-only control design.


Alamat Korespondensi: ISSN 2549-4821
Gedung E Lantai 1 Fakultas Tarbiyah E-ISSN 2579-5694
PO. Box 1 Paiton Probolinggo, 67291
E-mail: edureligia@gmail.com

133
Abdul Wafi / edureligia Vol. 1, No. 2, 2017

PENDAHULUAN Kata kurikulum mendapat banyak penafsiran


dari berbagai pakar dalam bidang pengembangan
Pendidikan sebagai bagian dari kebutuhan
kurikulum dari dulu sampai saat ini. Interpretasi
manusia, memegang peranan yang sangat
tersebut terdapat banyak sekali perbedaan sesuai
penting untuk menciptakan peradaban
dengan pandangan masing-masing pakar dan
yang maju. Maju tidaknya suatu
disesuaikan dengan titik berat inti yang para
peradaban ditentukan oleh baik tidaknya
pakar kaji (Hamalik, 1994:16). Kurikulum juga
mutu dari pendidikan yang ada pada
dapat diartikan sebagai sebuah rencana
waktu itu (Baharun, 2016a).
menganai tujuan belajar, kompetensi yg ingin
Setiap pendidik harus memahami dicapai, materi dan hasil belajar yg diharapkan
perkembangan kurikulum, karena sebagai landasan dan pedoman untuk mencapai
merupakan suatu formulasi pedagogis yang kompetensi mendasar dan tujuan dari
paling penting dalam konteks pendidikan, pendidikan (E. Mulyasa, 2009:11).
dalam kurikulum akan tergambar Secara etemologis istilah “curriculum” dinyatakan
bagaimana usaha yang dilakukan
sebagai istilah yang berasal dari bahasa Latin,
membantu siswa dalam mengembangkan
yakni curro atau currere dan ula atau ulums yang
potensinya berupa fisik, intelektual,
diartikan sebagai “racecorse”, yakni lapangan
emosional, dan sosial keagamaan dan lain
pacuan kuda, jarak tempuh untuk lomba lari,
sebagainya. Kurikulum dapat dipandang
perlombaan, pacuan balapan, dan lain-lain
sebagai buku atau dokumen yang
(Syaifuddin, 2009:11).
digunakan guru sebagai pegangan dalam
proses belajar mengajar (Islam, 2017) Sejalan dengan perkembangan, istilah kurikulum
mengalami banyak perubahan makna,
Dengan memahami kurikulum, para
kurikulum tidak hanya diartikan sebagai
pendidik dapat memilih dan menentukan
seperangkat pembelajaran yg harus diberikan dan
tujuan pembelajaran, methode, tekhnik,
dikuasai oleh siswa, akan tetapi lebih luas lagi
media pengajaran, dan alat evaluasi
sebagai segala sesuatu yg harus dilaksanakan
pengajaran yang sesuai dan tepat. Untuk
dalam proses pembelajaran yg dialami oleh siswa
itu, dalam melakukan kajian terhadap
dan guru.
keberhasilan sistem pendidikan ditentukan
oleh semua pihak, sarana dan organisasi Dalam pandangan saat ini, istilaah kurikulum
yang baik, intensitas pekerjaan yang lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau
realistis tinggi dan kurikulum yang tepat sesuatu yang nyata terjadi dalam proses
guna. Oleh karena itu, sudah sewajarnya pembelajaran, seperti yang dikatakan oleh
para pendidik dan tenaga kependidikan Caswel dan Campbell sebagaimana dikutip Wina
bidang pendidikan Islam memahami Sanjaya (2009:6) mengatakan bahwa kurikulum
kurikulum serta berusaha ialah “all the experiences children have under the
mengembangkannya. guendence of teacher. Serta dipertegas kembali oleh
p Ronald C.Doll yang menyatakan bahwa “the
Dalam kurikulum, tidak hanya dijabarkan
curriculum has changed from content of courses study
serangkaian ilmu pengetahuan yang harus
and list of subject and courses to all experiences which
diajarkan oleh pendidik (guru) kepada
are offered to learners under the auspices or direction of
anak didik, tetapi juga segala kegiatan
school (Hanun, 2014:29).
yang bersifat kependidikan yang
dipandang perlu karena mempunyai Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
pengaruh terhadap anak didik dalam Nasional Tahun 1989 Bab I Pasal 1 disebutkan
rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. bahwa, Kurikulum merupakan perangkat
rencana dan peraturan terkait isi dan materi
Disamping itu, kurikulum hendaknya
pelajaran serta metode yang dipakai sebagai
dapat dijadikan ukuran kualitas proses dan
pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran
keluaran pendidikan sehingga dalam
(Dakir, 2004:3). Saylor, Alexander, dan Lewis,
kurikulum sekolah telah tergambar
berbagai pengetahuan, keterampilan, merumuskan pengertian kurikulum sebagai
sikap, dan nilainilai yang diharapkan berikut: (Muhammad Ali, 2008:2-7)
dimiliki oleh setiap lulusan sekolah. a. Kurikulum sebagai rencana kegiatan belajar
Untuk itulah, pada makalah ini kami akan mengajar
membahas makalah tentang Pengertian, Kurikulum diartikan sebagai planing tentang
Tujuan, Fungsi, Peran, dan kaintannya sejumlah bahan pelajaran yang disediakan oleh
antara Guru dengan Kurikulum yang lembaga pendidikan untuk dipelajari oleh peserta
merupakan wujud perencanaan dalam didik dalam mengikuti pembelajaran disuatu
pembelajaran di bidang pendidikan. lembaga. Rumusan pengertian seperti demikian

134
Abdul Wafi / edureligia Vol. 1, No. 2, 2017

populernya, sehingga kamus Webster’s pada tujuan pendidikan nasional, sebagaimana


New Internasional Dictionary, yang sudah ditetapkan dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang
memasukkan pengertian kurikulum dalam System Pendidikan Nasional. Dalam artian yang
bahasa Inggris sejak tahun 1953, lebih luas, kurikulum merupakan sebuah alat
memaknai kurikulum: 1) sebagai sejumlah pendidikan dalam mengembangkan sumber daya
perangkat pelajaran yang diterapkan untuk manusia yg berkualitas (Hamalik, 2014:24).
dipelajari oleh siswa di suatu lembaga atau
Beberapa tujuan pendidikan yg sekaligus sebagai
perguruan tinggi, untuk memperoleh
tujuan dari sebuah kurikulum dapat kita lihat dari
ijazah dan gelar, 2) keseluruhan perangkat
berbagai perspektif yang mempunyai sasaran
mata pelajaran yang ditawarkan oleh
yang berbeda (Dakir, 2010:26-28):
suatu lembaga pendidikan atau suatu
departement tertentu. a. Dilihat dari hierarki
b. Kurikulum sebagai pengalaman 1) Tujuan Pendidikan Nasional UUD
belajar SISDIKNAS Bab 1 Pasal 1
2) Tujuan Institusional
Kategori pengertian kurikulum yang
3) Tujuan Pendidikan Menengah
kedua adalah kurikulum di anggap sebagai
4) Tujuan Pendidikan Tinggi
seluruh pengalaman belajar yg diperoleh
oleh peserta didik atas tanggung jawab b. Dilihat dari penyelenggara
lembaga pendidikan. Pengalaman-
1) Tujuan kurikulum nasioanal dengan
pengalaman belajar itu bisa berupa
mengkaji seluruh mata pelajaran, dan bisa maksud untuk menyeragamkan mutu
juga pengalaman belajar lain yg dianggap lulusan untuk beberapa mata pelajaran
dengan cara UN
bermanfaat bagi siswa
2) Tujuan kurikulum regional dan local,
c. Kurikulum sebagai rencana belajar
yang berupa kurikulum muatan local
Kedua pengertian kurikulum diatas sama- bertujuan member bekal pengetahuan,
sama memiliki keterbatasan sendiri di keterampilan pembentukan sikap dan
dalam proses penerapannya. Pada perilaku siswa, serta memiliki wawasan
rumusan pertama, keterbatasan yang luas dan mantap tentang keadaan
penerapannya terletak pada sempitnya lingkungan dan kebutuhan masyarakat,
cakupan. Pada rumusan kedua, mampu mengembangkan serta
keterbatasannya teretak pada ketidak melestarikan sumber daya alam dan
fungsionalan konsep untuk diterapkan kebudayaan
dalam konteks perencanaa. Rumusan
c. Dilihat dari arah kelulusan
pengertian kurikulum yang ketiga
menyodorkan alternatif yang lebih 1) Kurikulum bertujuan akademik
rasional dan fungsional, sehingga ia dapat menyiapkan lulusannya untuk
diterapkan dalam situasi praktis. mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kesenian
TUJUAN DAN FUNGSI
KURIKULUM 2) Kurikulum bertujuan profesi menyiapkan
lulusannya untuk menghadapi lapangan
Dalam kurikulum atau pengajaran, tujuan
kerja di masyarakat yang dibutuhkan
memegang peranan penting, akan
lembaga pendidikan penyelenggara ada
mengarahkan semua kegiatan pengajaran
sekolah kejuruan/program S.o.1, S,o.2,
dan mewarnai komponen-komponen
S.o.3, dan S.o.4 atau program D1, D2, D3,
kurikulum lainnya.(Baharun, 2017)
dan D4.
Tujuan dari diterapkannya kurikulum
Berbicara tentang kurikulum, kurikulum
ialah merupakan tujuan yang akan dicapai
berfungsi sebagai pedoman serta acuan:
oleh suatu program pendidikan, dan suatu
pembelajaran yang tersusun berdasarkan a. Bagi Guru, Kurikulum merupakan pedoman
tujuan sebuah institusi. Perumusan dari dalam melaksanakan kegiatan belajar
tujuan kurikulum itu sendiri berpijak pada mengajar
sebuah kategori tujuan pendidikan yang
b. Bagi kepala sekolah dan pengawas, Sebagai
dikaitkan dengan tujuan bidang studi yang
bahan pengawasan dan supervise dalam
bersangkutan (Hamalik, 2014:6).
menjalankan lembaga pendidikan
Tujuan kurikulum pada setiap lembaga
pendidikan harus sesuai dan mengacu

135
Abdul Wafi / edureligia Vol. 1, No. 2, 2017

c. Bagi orang tua, Sebagai alat ukur memilih program studi yg diminati dan sesuai
dalam membimbing anak dirumah kemampuannya.
d. Bagi Masyarakat, kurikulum sebagai f. Fungsi Diagnostik
pedoman terhadap berjalannya
Kurikulum harus mampu mengorganisir atas
lembaga pendidikan di masyarakat.
setiap kesulitan yang dihadapi peserta didik
e. Bagi Siswa, kurikulum berfungsi dalam kesulitan belajarnya.
sebagai suatu pedoman dalam proses
pembelajaran.
PERAN KURIKULUM
Berkaitan dengan fungsi kurikulum
sebagai alat atau pedoman dalam proses Kurikulum dalam suatu lembaga pendidikan
pembelajaran bagi siswa, terdapat enam memiliki peran yang dapat menentukan
fungsi tembahan terkait dengan fungsi tercapainya tujuan pendidikan. Terdapat tiga
kurikulum bagi siswa (Tim peranan penting kurikulum (Tim Pengembangan
MKDP, 2011:10-12), yaitu.
Pengembangan MKDP, 2011:9-10), yaitu:
a. Peran Konservatif
a. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian memilki arti bahwa Kurikulum dapat dijadikan sebagai alat
transformasi nilai dan warisan budaya, masa
kurikulum merupakan sebuah alat dalam
lampau yg dianggap masih sesuai dan bisa
pendidikan yg harus mengarahkan peserta
dipertahankan samapai saat ini. Peranan
didikan agar supaya memliki sifat well
konservatif ini pada hakikatnya menempatkan
adjusted, yaitu mampu menyesuaikan
kurikulum yang berorientasi ke masa lampau.
dirinya dengan lingkungan sekitar, baik
peranan ini sifatnya menjadi sangat mendasar,
lingkungan fisik maupun lingkungan
disesuaikan dengan kenyataan bahwa
sosial. Dimana lingkungan senantiasa
pendidikan pada hakikatnya merupakan proses
mengalami perubahan. Oleh karena itu,
sosial. Salah satu tugas pendidikan yaitu
peserta didik pun harus memiliki skil untuk
memengaruhi dan mendidik peserta didik agar
menyesuaikan diri dengan perubahan
supaya sesuai dengan nilai social yg ada di
yang terjadi di lingkungannya.
masyarakat sekitarnya.
b. Fungsi Integrasi
b. Peran Kreatif
Kurikulum harus mampu berhasil
Kurikulum memilki peranan sebagai alat yg
mencetak peserta didik menjadi pribadi yg
harus mampu mengembangkan melahirkan
utuh. Peserta didik pada dasarnya
sesuatu yang baru yg bermanfaat bagi masa kini
merupakan anggota dan bagian dari
dan masa yang akan dating, serta membantu
masyarakat. Oleh karena itu, peserta didik
peserta didik untuk mengembangkan potensi yg
harus memilki kemampuan yg dibutuhkan
dimilkinya agar supaya memperoleh pengalaman
dalam masyarakat.
dan pengetahuan yg baru yang dibutuhkan dalam
c. Fungsi Diferensiasi kehidupannya.
Kurikulum harus mampu memberikan c. Peran Kritis dan Evaluatif
pelayanan terhadap keragaman setiap
Kurikulum harus mampu memposisikan diri
individu, setiap peserta didik memiliki
sebagai alat yg menyaring nilai budaya yang ada
beragam karakteristik baik dari fisik dan
yang sudah tidak relevan dengan masa ini,
psikis yg harus dilayani dengan baik.
karena setiap saat tidak menutup kemungkinan
d. Fungsi Persiapan adanya perubahan nilai-nilai budaya setempat.
Oleh karena itu, peranan kurikulum tidak hanya
Kurikulum harus mampu mempersiapkan
mewariskan nilai dan budaya yang ada atau
peserta didik di lembaga terkait untuk
menerapkan hasil perkembangan baru yang
melanjutkan ke jenjang pendidikan terjadi, melainkan juga memiliki peranan untuk
selanjutnya. Selain itu, kurikulum harus menilai dan memilih nilai dan budaya serta
mampu mempersiapkan peserta didik pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut.
dalam hidup bermasyarakat dikala peserta
Dalam hal ini, kurikulum harus turut aktif
didik tidak dapat melanjutkan
berpartisipasi dalam control atau filter sosial.
pendidikannya.
Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan
e. Fungsi Pemilihan keadaan dan tuntutan masa kini dihilangkan dan
di adakan modifikasi atau penyempurnaan-
Kurikulum harus mampu memberikan penyempurnaan.
kesempatan kepada peserta didik untuk

136
Abdul Wafi / edureligia Vol. 1, No. 2, 2017

GURU DAN KURIKULUM wewenang dalam mendesain sebuah kurikulum.


Guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan
Guru memegang peran yang sangat
isi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa,
penting dalam kegiatan belajar mengajar.
tetapi juga dapat menentukan metode dan
Tugas guru sebagai profesi meliputi
strategi apa yang akan dikembangkan serta
mendidik, mengajar, dan melatih.
bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai
(Baharun, 2016b).
pengembang kurikulum sepenuhnya guru dapat
Menurut Murray Printr sebagaimana yang menyusun kurikulum sesuai dengan
dikutip oleh Wina Sanjaya, peran guru karakteristik, visi dan misi sekolah, serta sesuai
dalam pengembangan kurikulum di dalam dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan
tatanan kelas adalah sebagai berikut siswa. Oleh karena itu guru dituntut untuk
(Sanjaya, 2013:28-30): menguasai pengetahuan yang memadai dan
teknik-teknik mengajar yang baik agar ia mampu
a. Peran guru sebagai pelaksana menciptakan suasana pengajaran yang efektif
(implementer) kurikulum dan efisien (Baharun, 2015).
Sebagai implementer, guru berperan untuk Pelaksanaan peran ini dapat di lihat dalam
menjalankan kurikulum yang sudah ada. pengembangan kurikulum muatan lokal dalam
Guru tidak mempunyai hak untuk sebagai bagian dari struktur KTSP.
mengubah serta menentukan isi kurikulum Pengembangan kurikulum muatan lokal
maupun tujuan dari kurikulum itu sendiri. sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing
Dalam melaksanakan perannya guru tiap satuan pendidikan karena kurikulum muatan
hanya menerima berbagai kebijakan lokal antar sekolah berbeda-beda. Kurikulum
perumus kurikulum yang dirancang secara dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masing-
terpusat oleh garis-garis besar program masing sekolah.
pengajaran. Dalam GBPP yang berbentuk
matriks telah ditentukan mulai dari tujuan d. Peran guru sebagai peneliti (researcher)
yang harus dicapai, materi yang harus kurikulum
disampaikan, metode dan media yang
Sebagai researcher, sebagai fase terakhir adalah
harus digunakan, dan sumber belajar serta
peran guru sebagai peneliti kurikulum. Peran ini
bentuk evaluasi sampai kepada penentuan
dilaksanakan sebagai bagian dari tugas
waktu kapan materi pelajaran harus
profesional guru yang memiliki tanggung jawab
disampaikan semuanya telah ditentukan
dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru.
oleh pemerintah pusat sebagai pemegang
Dalam peran sebagai peneliti, guru memiliki
kebijakan.
tanggung jawab untuk menguji berbagai
b. Peran guru sebagai penyelaras (adapter) komponen kurikulum, misalnya menguji bahan-
kurikulum. bahan kurikulum, menguji efektivitas program,
menguji strategi dan model pembelajaran, dan
Sebagai adapter, guru berperan sebagai termasuk mengumpulkan data tentang
penyelaras kurikulum dengan karakteristik keberhasilan siswa mencapai target kurikulum.
kebutuhan siswa dan kebutuhan daerah. Salah satu metode yang disarankan dalam
Dalam pengembangan ini guru diberikan penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan
kewenangan untuk menyesuaikan Kelas (PTK), yaitu metode penelitian yang
kurikulum yang sudah ada dengan berangkat dari masalah yang dihadapi guru
karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal. dalam implementasi kurikulum. Dengan
Dalam kebijakan Kurikulum Tingkat penelitian ini, guru dapat memecahkan masalah
Satuan Pendidikan (KTSP) misalnya para yang dihadapinya. Dengan demikian, dengan
perancang kurikulum hanya menetukan PTK bukan saja dapat menambah wawasan
standar isi sebagai standar minimal yang keilmuwan guru, tetapi guru juga dapat
harus dicapai, seperti apa meningkatkan kualitas kinerjanya.
implementasinya, kapan waktunya, dan
hal-hal teknis lainnya ditentukan
seluruhnya oleh guru. oleh karena itu, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
peran guru sebagai adapter lebih luas
Pendidikan sebagai usaha membina dan
cakupannya dibandingkan dengan peran
mengembangkan pribadi manusia, aspek
guru sebagai implementer.
rohaniah, dan jasmaniah, juga harus
c. Peran guru sebagai pengembang berlangsung secara bertahap. Sebab tidak ada
(developer) kurikulum satupun makhluk ciptaan Allah yang secara
langsung tercipta dengan sempurna tanpa
Sebagai developer, guru sebagai melalui suatu proses (Muzayyin, 2003:12).
pengembang kurikulum mempunyai

137
Abdul Wafi / edureligia Vol. 1, No. 2, 2017

Kematangan dan kesempurnaan yang hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai -
diharapkan bertitik tolak pada nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia.
pengoptimalan kemampuannya dan Dengan proses tersebut, diharapkan akan
potensinya. Tujuan yang diharapkan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih
tersebut mencakup dimensi vertikal sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi
sebagai hamba Tuhan; dan dimensi akal, perasaan, maupun perbuatannya (Rasyidin,
horisontal sebagai makhluk individual 1995:31-32).
dan sosial. Hal ini dimaknai bahwa
tujuan pendidikan dalam pengoptimalan
kemampuan atau potensi manusia KESIMPULAN
terdapat keseimbangan dan keserasian Kurikulum dapat diartikan sebagai seperangkat
hidup dalam berbagai dimensi (Muzayyin, rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
2003:12-15). kompetensi dasar, materi standar dan hasil
Demikian pula yang diharapkan oleh belajara serta yang digunakan sebagai pedoman
pendidikan agama Islam. Muhaimin penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
berpendapat bahwa pendidikan agama mencapai kompetensi dasar dan tujuan
Islam bermakna upaya mendidikkan pendidikan
agama Islam atau ajaran Islam dan nilai- Kurikulum dalam pendidikan formal di
nilainya agar menjadi pandangan dan sekolah/madrasah memiliki peranan yang sangat
sikap hidup seseorang. Dari aktivitas strategis dan menentukan pencapaian tujuan
mendidikkan agama Islam itu bertujuan pendidikan. Apabila di rinci secara lebih
untuk membantu seseorang atau mendetail terdapat tiga peranan yang dinilai
sekelompok anak didik dalam sangat penting, yaitu peran konservatif, peran
menanamkan dan atau kreatif dan peran kritis/evaluative. Guru dalam
menumbuhkembangkan ajaran Islam dan pengembangan kurikulum mempunyai beberapa
nilai-nilainya untuk dijadikan sebagai peran, yaitu:
pandangan hidupnya (Muali, 2016).
a. Peran guru sebagai pelaksana (implementer)
Sementara itu Harun Nasution yang kurikulum
dikutip oleh Syahidin mengartikan tujuan
PAI (secara khusus di sekolah umum) b. Peran guru sebagai penyelaras (adapter)
adalah untuk membentuk manusia takwa, kurikulum
yaitu manusia yang patuh kepada Allah c. Peran guru sebagai pengembang (developer)
dalam menjalankan ibadah dengan kurikulum
menekankan pembinaan kepribadian
muslim, yakni pembinaan akhlakul d. Peran guru sebagai peneliti (researcher)
karimah, meski mata pelajaran agama kurikulum
tidak diganti mata pelajaran akhlak dan
etika (Syahidin, 2005:20).
Pendidikan agama Islam bermakna upaya
Dalam term yang serupa (menurut mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan
penulis) dengan pendidikan agama Islam nilai-nilainya agar menjadi pandangan dan sikap
adalah Pendidikan Islam. Al-Syaibani hidup seseorang. Dari aktivitas mendidikkan
mengartikannya sebagai “usaha agama Islam itu bertujuan untuk membantu
pendidikan untuk mencapainya, baik pada seseorang atau sekelompok anak didik dalam
tingkah laku individu dan pada kehidupan menanamkan dan atau menumbuhkembangkan
pribadinya atau pada kehidupan ajaran Islam dan nilai-nilainya untuk dijadikan
masyarakat dan pada kehidupan alam sebagai pandangan hidupnya.
sekitar pada proses kependidikan”
(Syaibani, 1997:399). Sedang Al-Nahlawi
memberikan pengertian pendidikan Islam DAFTAR PUSTAKA
adalah “sebagai pengaturan pribadi dan Arifin, H. Muzayyin. 2003. Filsafat Pendidikan
masyarakat sehingga dapat memeluk Islam, Jakarta: Bumi Aksara
Islam secara logis dan sesuai secara Al-Rasyidin dan H. Samsul Nizar. 1995. Filsafat
keseluruhan baik dalam kehidupan
Pendidikan Islam, Jakarta, Ciputat Press
individu maupun masyarakat (kolektif)”
Al-Syaibany. 1979. Falsafah al-Tarbiyyah
(Abdurrahman, 1079:20). Hal yang senada
alIslamiyyah, Alih Bahasa: Hasan
juga disampaikan Muhammad Fadhil al-
Langgulung, Falsafah Pendidikan Islam.
Jamaly mendefinisikan pendidikan Islam
Jakarta: Bulan Bintang
sebagai upaya mengembangkan,
mendorong serta mengajak peserta didik

138
Abdul Wafi / edureligia Vol. 1, No. 2, 2017

Al-Nahlawi, Abdurrahman. 1979. Ushul dan pembelajaran. 2010. Kurikulum &


al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Asalibiha, Ppembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers
Damaskus: Dar al-Fikr
Baharun, H. (2015). Penerapan
Pembelajaran Active Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di
Madrasah. Jurnal Pendidikan
Pedagogik, 1(1), 34–46.
Baharun, H. (2016a). Pendidikan Anak
Dalam Keluarga; Telaah
Epistemologis. Pedagogik, 3(2), 96–
107.
Baharun, H. (2016b). Pengembangan
Media Pembelajaran PAI Berbasis
Lingkungan Melalui Model
ASSURE. Cendekia: Journal of
Education and Society, 14(2), 231–246.
Baharun, H. (2017). Pengembangan
Kurikulum; Teori dan Praktik (Konsep,
Prinsip, Pendekatan dan Langkah-
langkah Pengembangan Kurikulum PAI.
Yogyakarta: CV Cantrik Pustaka.
Dakir, 2004. Perencanaan dan
Pengembangan Kurikulum, Jakarta:
Rineka Cipta
……., 2010. Perencanaan dan Pengembangan
Kurikulum, Jakarta: PT. Rineka Cipta
E. Mulyasa, 2007. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosda Karya
Hanun, Anas, 2014. Pengembangan
Kurikulum, Surabaya: Kopertais IV
Press
Muali, C. (2016). Konstruksi Strategi
Pembelajaran Berbasis Multiple
Intelligences Sebagai Upaya
Pemecahan Masalah Belajar. Jurnal
Pedagogik, 3(2), 1-11.
Oemar Hamalik, 1994. Kurikulum dan
Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara
Oemar Hamalik, 2014. Kurikulum dan
Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara
Syaifuddin Sabda, 2009. Model
Pengembangan Kurikulum Terintegrasi
Saintek dengan Imtaq, Banjarmasin:
Antasri Press
Muhammad Ali, 2008. Pengembangan
Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar
Baru Algensindo
Sanjaya, Wina. 2013. Kurikulum dan
Pembelajaran: Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Islam, S. (2017). Karakteristik Pendidikan
Karakter; Menjawab Tantangan
Multidimensional Melalui
Implementasi Kurikulum 2013, 1(1),
89–101.
Tim Pengembangan MKDP, kurikulum

139

Anda mungkin juga menyukai