Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH VARIASI AGREGAT KASAR PENYUSUN BETON

TERHADAP KERAPATAN BETON DENGAN


MENGGUNAKAN PULSE VELOCITY PADA ALAT UPV
(ULTRASONIC PULSE VELOCITY)

1 2
Enggie Ayu Herma P , Indradi Wijatmiko2 dan Sugeng P. Budio
1
Mahasiswa Program Studi Sarjana / Jurusan Teknik Sipil / Universitas Brawijaya
2
Dosen / Jurusan Teknik Sipil / Universitas Brawijaya
*Korespondensi : enggieherma18@gmail.com

ABSTRACT

Concrete has already get through many developments, one of them is technological ones with mixture
combination of various materials. Due to various materials, it is necessary to test the concrete. One of the
test is a non-destructive test or test without damaging the test object with a device called Ultrasonic Pulse
Velocity (UPV). This study aims to determine the relation between compressive strength and the concrete
velocity produced by UPV test. This study analyze the velocity, which is obtained from UPV testing on
cylindrical specimens with different variations of aggregate. There are 4 types of variation in this study, fiber
concrete, pumice concrete, porous concrete, and recycle concrete. In this study the relation between
compressive strength and velocity produces coefficient of determination which is different on each variation
of concrete.
Keywords : Creepage, Concrete, Fiber Concrete, Porous Concrete, Pumice Concrete, Compressive Strength,
Ultrasonic Pulse Velocity

1. PENDAHULUAN 2. TINJAUAN PUSTAKA


Pada era modern ini beton sudah 2.1 Agregat Kasar
mengalami banyak, yaitu perkembangan Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil
teknologi pada beton dengan ditemukannya desintegrasi alami dari batu atau berupa batu
kombinasi antara material beton. Dengan adanya pecah yang masih tertahan pada saringan no 4
berbagai macam kombinasi untuk campuran standart ASTM yang berukuran 4,75 mm.
material beton, maka saat dilapangan kualitas Beberapa beton mempunyai variasi agregat yang
beton harus selalu diperhatikan dengan bermacam-macam.
pengawasan agar memenuhi syarat perencanaan. Beton porous biasa disebut juga dengan
Untuk pelaksanaan dilapangan maka dilakukan beton non pasir dan biasa dikenal pula sebagai
pengujian langsung (in situ) dengan pengujian pervious concrete adalah campuran antara air,
non- destructive test (NDT) yang salah satunya semen, dan agregat kasar yang nantinya akan
menggunakan pengujian ultrasonic pulse wave membentuk suatu material tembus air [1]. Beton
(UPV). Alat yang digunakan dalam pengujian porous pada dasarnya menjadi solusi untuk
UPV disebut PUNDIT (Portable Ultrasonic mendorong konstruksi yang ramah lingkungan
Nondestructive Digital Indicating Tester). karena kemampuan beton tersebut untuk
Dalam pengujian tersebut didapatkan beberapa perserapan air dapat menjadi harapan untuk
parameter salah satunya nilai cepat rambat pembangunan perkotaan yang ramah lingkungan.
gelombang pada beton tersebut. Dari data cepat Beton agregat kasar daur ulang (RCA)
rambat tersebut dapat diketahui bagaimana ialah agregat yang terbentuk dari proses
kerapatan, homogenitas, dan ada tidaknya pemecahan, pegukuran, pencucian, dan
rongga didalam beton. pemilihan beton keras yang sudah ada. Limbah

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2019 ISSN 1978 - 5658 54


beton yang tidak terpakai lalu dihancurkan gelombangnya; jika kecepatan turun, adalah
dengan mesin penghancur batu dan diayak agar tanda bahwa beton mengalami penurunan
mendapatkan butiran-butiran agregat yang kekuatan, dan sebaliknya, jika kecepatan naik,
diinginkan. Beton RCA dapat menjawab adalah tanda bahwa kekuatan beton meningkat
banyaknya permasalahan limbah industri [6].
konstruksi dan permasalahan akan melestarikan
Untuk medium padat elastis yang
sumber daya alam.
homogen, kecepatan rambat adalah:
Batu Apung (Pumice) Batu apung adalah
salah satu batuan sediman dari batuan vulkanis 𝐾𝐸
𝑉=√ .......................................(1)
yang bobotnya ringan karena memiliki banyak 𝜌
pori. Batu apung biasanya memiliki warna
Dengan:
terang atau keputih-putihan. Karena bobotnya
yang ringan, maka jika digunakan sebagai V = kecepatan rambat,
agregat kasar pada pembuatan beton akan 1–𝜇
diperoleh beton yang ringan [2]. K = (1+𝜇)(1−2𝜇)
Beton serat didefinisikan sebagai beton
yang terbuat dari campuran semen, agregat E = modulus elastis dinamis
halus, agregat kasar dan sejumlah kecil ρ = kerapatan
serat/fiber. Bahan-bahan serat yang bisa
μ = rasio Poisson dinamis
digunakan dalam memperbaiki sifat beton pada
beton serat yaitu baja, plastik, kaca, karbon serta Rentang variasi dari nilai K sangat kecil,
serat dari bahan alami seperti ijuk, rami maupun yaitu antara 1,06-1,20. Tetapi, variasi nilai E
serat dari tumbuhan lain [3]. Penambahan serat dan ρ berpengaruh signifikan terhadap V.
ke dalam beton akan meningkatkan kuat tarik Umumnya kecepatan rambat (V) pada beton
beton yang umumnya rendah. Pertambahan kuat yaitu antara 3000 hingga 5000 m/s.
tarik akan memperbaiki kinerja komposit beton Ketika rambatan gelombang menemui
serat dengan kualitas yang lebih bagus bagian yang memiliki sifat material yang
dibandingkan dengan beton konvensional. berbeda, sebagian energi dari gelombang
tersebut akan tersebar dari lintasan awal
2.2 Pengujian UPV gelombang. Misalnya dengan adanya rongga,
Pengujian UPV adalah cara untuk retak, maupun partikel agregat dalam beton akan
memperkirakan kekerasan beton yang menyebarkan sebagian energi gelombang
didasarkan pada hubungan cepat rambat kompresi dari lintasan awal gelombang tersebut.
gelombang melalui media beton dengan Tingkat penyebaran akan meningkat ketika
kekuatan tekan beton itu [4]. Pengujian dilaku- panjang gelombang yang merambat besarnya
kan dengan mengukur kecepatan perambatan lebih kecil atau sama dengan ukuran bagian
gelombang elektronik longitudinal yang melalui penyebarnya, yang menimbulkan terjadinya
media beton. gelombang tersebut mengalami redaman lebih
Metode kecepatan pulsa ultrasonik atau cepat. Pada beton, batas maksimal dari frekuensi
UPV telah berhasil digunakan untuk yang digunakan adalah 500 kHz sebagaimana
mengevaluasi kualitas dari beton selama lebih terkait dengan panjang gelombang sekitar 10
dari 60 tahun. Metode ini dapat digunakan mm, yang berada dalam rentang ukuran agregat
untuk mendeteksi retak internal dan cacat kasar.
lainnya termasuk perubahan dari beton seperti Cara kerja alat UPV, dengan memberikan
penurunan kualitas beton akibat lingkungan getaran gelombang longitudinal melewati
kimia yang agresif atau pembekuan dan tranduser elektro akustik, yang merambat
pencairan [5]. melalui cairan pasta yang disebut couplant.
Kecepatan gelombang ultrasonik dipeng- Sebelum pengujian dimulai pada permukaan
aruhi oleh kekakuan elastis dan kekuatan beton; beton diolesi cairan kental (couplant). Saat
pada beton dengan pemadatan yang kurang baik, gelombang merambat melalui media yang
atau mengalami kerusakan butiran material, berbeda, yaitu permukaan beton dan couplant
gelombang UPV akan mengalami penurunan maka akan terjadi pantulan gelombang yang
kecepatan. Perubahan kekuatan beton pada tes merambat dalam bentuk gelombang longitudinal
UPV ditunjukkan dengan perbedaan kecepatan dan geser. Gelombang longitudinal merambat

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2019 ISSN 1978 - 5658 55


sejajar lintasan dan gelombang geser merambat
tegak lurus lintasan. Gelombang yang pertama
kali diterima oleh tranduser adalah gelombang
longitudinal. Gelombang ini diubah menjadi
gelombang elektronik yang dapat diterima oleh
tranduser penerima. Dari hasil perhitungan cepat
rambat, dapat ditentukan kualitas beton seperti
pada Tabel 1.

Tabel 1. Kualifikasi beton berdasarkan cepat


rambat gelombang

3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Struktur dan Bahan Konstruksi Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,
Malang dimulai pada bulan Mei 2018 sampai
selesai. Benda uji yang digunakan adalah beton Gambar 1. Diagram alir penelitian
silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm dengan
berbagai macam variasi agregat. Variasi beton 4. HASIL PENELITIAN DAN
dalam penelitian ini yaitu, beton normal dengan PEMBAHASAN
kuat tekan rencana 17 Mpa seperti pada
Gambar 2. Beton variasi fiber dengan kuat 4.1 Perencanaan Campuran (Mix Design)
tekan rencana 17 Mpa seperti pada Gambar 3 Benda Uji
sebanyak 2 jenis yaitu fiber kaleng normal dan
fiber kaleng kait. Beton variasi pumice dengan Tabel 2. Kebutuhan bahan untuk campuran
kuat tekan rencana 17 Mpa seperti pada benda uji
Beton Kuat Semen Air Agregat Agregat
Gambar 4 sebanyak 4 jenis yaitu pumice Tekan Halus Kasar
normal, pumice fiber kaleng normal, umice Rencana
pilin A (serat dipilin 1x), pumice piilin B (Mpa)
Normal 17 1 0,6 2,1 3,0
(serat dipiln 1,5x). Beton variasi porous Fiber 17 1 0,5 2,1 2,9
dengan kuat tekan rencana 14 Mpa seperti Normal
Gambar 5 sebanyak 4 jenis yaitu porous Fiber 17 1 0,5 2,1 2,9
Kait
normal, porous 1 (tambahan silica fume 7%), Pumice 17 1 0,6 2,1 3,2
porous 2 (tambahan fly ash 25%), dan porous Normal
recycle. Beton variasi recycle dengan kuat tekan Pumice 17 1 0,5 2,1 2,4
Fiber
rencana 20 Mpa seperti pada Gambar 6 Normal
sebanyak 1 jenis. Variable yang digunakan Pumice 17 1 0,5 2,1 2,4
yaitu kuat tekan beton dan kecepatan beton Pilin A
Pumice 17 1 0,5 2,1 2,4
yang kemudian dianalisis hubungannya. Pilin B
Porous 14 1 0,4 - 8,4
Normal
Porous 1 14 1 0,4 - 9,1
Porous 2 14 1 0,6 - 11,3
Porous 14 1 0,4 - 7,6
Recycle
Recycle 20 1 0,6 1,7 1,9

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2019 ISSN 1978 - 5658 56


Tabel 3. Variasi campuran benda uji
Beton Keterangan
Normal -
Fiber Normal Fiber kaleng sebesar 10%
Fiber Kait Fiber kaleng sebesar 10%
Pumice Normal 25 % Agregat kasar adalah
pumice
Pumice Fiber 25 % Agregat kasar adalah
Normal pumice &
Fiber kaleng sebesar 10%
Pumice Pilin A 25 % Agregat kasar adalah
pumice &
Fiber kaleng sebesar 10% dipilin
1x
Pumice Pilin B 25 % Agregat kasar adalah
pumice &
Fiber kaleng sebesar 10% dipilin
1,5x
Gambar 4. Variasi jJenis beton pumice
Porous Normal -
Porous 1 Silica Fume 7 %
Porous 2 Fly Ash 25 %
Porous Recycle Agregat kasar menggunakan
RCA 100%
Recycle Agregat kasar menggunakan
RCA 100%

Gambar 5. Variasi jenis beton porous

Gambar 2. Sampel beton normal

Gambar 6. Variasi jenis beton recycle

4.2 Pengujian Kuat Tekan


Pengujian tekan menggunakan
Compression Test Machine dilakukan pada saat
beton berumur 28 hari. Hasil pengujian kuat
Gambar 3. Variasi jenis beton fiber tekan untuk benda uji silinder terdapat pada
Tabel 4. Dari hasil pengujian kuat tekan tersebut

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2019 ISSN 1978 - 5658 57


didapat bahwa pada beton variasi fiber rata-rata Pilin A
nilai kuat tekan yang didapat berada diatas kuat 9 11.70
tekan rencana, hal ini dikarenakan adanya fiber Jenis Benda Sampel f'c Rata-rata f'c
Beton Uji (Mpa) (Mpa)
pada campuran beton yang menambah kuat Beton 10 13.79 11.4
tekan pada beton walaupun nilainya tidak Pumice
11 9.00
signifikan. Pada beton pumice hasil pengujian Pilin B
12 11.55
kuat tekan didapat bahwa pada beton variasi
Beton Beton 1 7.31 5.4
pumice rata-rata nilai kuat tekan yang didapat Porous Porous
2 3.56
berada dibawah kuat tekan rencana, hal ini Normal
dikarenakan adanya campuran agregat pumice Beton 3 5.43 7.0
Porous
yang ringan dan bersifat rapuh yang dapat 1
4 9.07
mempengaruhi kuat tekan dan saat 5 6.62
pencampuran material beton distribusi bahan Beton 6 8.94 8.1
Porous
yang tidak merata dikarenakan sifat batuan 2
7 8.37
apung yang cenderung naik ke permukaan. 8 7.23
Untuk beton porous hasil pengujian kuat tekan Beton 9 5.62 4.8
didapat bahwa pada beton variasi porous rata- Porous
10 4.09
Recycl
rata nilai kuat tekan yang didapat berada jauh e
dibawah kuat tekan rencana, hal ini dikarenakan Beton Beton 1 27,67 27,8
saat pengujian kuat tekan ada beberapa kendala Recycle Recycle
2 26,65
saat dilakukan capping permukaan sampel beton
3 29,25
yang tidak rata. Capping yang terpasang pada
permukaan beton hanya terkena pada bagian
agregat pada sisi-sisi tertentu saja. Kondisi ini
dapat menyebabkan gaya tekan yang diterima Rekapitulasi Kuat Tekan Beton
tidak bisa merata secara maksimal pada seluruh 30
luasan permukaan. Sedangkan pada beton 28
26
variasi recycle nilai kuat tekan yang didapat 24
berada diatas nilai kuat tekan rencana, hal ini 22
20
dikarenakan pada beton recycle menggunakan 18
agregat kasar beton recycle mutu tinggi. 16
14
12
Tabel 4. Hasil pengujian kuat tekan 10
8
6
Jenis Benda Sampel f'c Rata-
4
Beton Uji (Mpa) rata f'c
2
(Mpa) 0
Beton Beton 1 10,52 11,450 Beton Normal Beton Fiber Beton Pumice Beton Porous Beton Recycle
Tekan
(Mpa)

Norma Normal
Kuat

2 13,52 Benda Uji Rata-rata=


l
3 10,31
Gambar 7. Kuat tekan sampel beton silinder
Beton Beton 1 20.58 18.993
Fiber Fiber 2 21.35
dengan uji tekan
Normal
3 15.05
Beton 4 13.41 15.870
Hasil pengujian kuat tekan pada Gambar
Fiber 5 15.87
7 menunjukkan bahwa kuat tekan beton aktual
Kait sebagian besar lebih kecil dari kuat tekan
6 18.33
Beton Beton 1 12.78 11.540 rencana. Untuk beton normal sebesar 11,45
Pumic Pumice
2 10.09 Mpa, untuk beton variasi fiber sebesar 17,432
e Normal Mpa, untuk beton variasi pumice sebesar 11,367
3 11.75
Beton 4 12.80 11.251
Mpa, untuk beton variasi porous sebesar 6,337
Pumice Mpa, dan beton recycle sebesar 27,857 Mpa. Hal
5 9.57
Fiber ini dapat disebabkan oleh proses pengerjaan
Normal 6 11.38
beton yang kurang sempurna baik pada saat
Beton 7 8.42 11.230
Pumice pengadukan hingga proses vibrasi.
8 13.57

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2019 ISSN 1978 - 5658 58


4.3 Pengujian UPV Jenis Benda Sampel Kecepat Rata-rata
Beton Uji an (m/s) Kecepata
Pengujian UPV dilakukan pada benda uji n (m/s)
silinder (4 jenis beton). Pengujian dilakukan 2 3958 4012
menggunakan alat PUNDIT PL-200 dari 3958
PROCEQ dengan menggunakan mode 4121
pengukuran pulse velocity (PV) pada sampel Jenis Benda Sampel Kecepat Rata-rata
Beton Uji an (m/s) Kecepata
yang sama. Untuk mendapatkan cepat rambat n (m/s)
gelombang yang perlu diinputkan pada alat yaitu 3 4011 4048
jarak rambat, di mana pada penelitian ini yang 4011
menggunakan metode langsung (direct method) 4121
maka jaraknya yaitu tinggi silinder yaitu 30 cm Beton 1 3580 3796
yang kemudian dibagi dengan waktu. Mode Pumice 4011
Pilin B
tersebut menghasilkan output hasil kecepatan 2 4065 3885
yang kemudian dianalisis menggunakan 3580
software PL-Link. Hasil pengujian untuk moda 4011
PV terdapat pada Tabel 5. 3 3958 3958
3958
Tabel 5. Hasil pengujian kecepatan 3958
Jenis Benda Sampel Kecepat Rata-rata Beton Beton 1 3650 3670
Beton Uji an (m/s) Kecepata Porous Porous
n (m/s) Normal 3741
Beton Beton 1 4117 4117
Normal Normal 2 4233 4175 3618
4117 2 3560 3541
3 4007 4007
4007 3560
Beton Beton 1 4233 4233 3503
Fiber Fiber
4233
Normal Beton 1 3618 3599
2 4233 4233 Porous
1 3560
4233
3 4174 4234 3618

4293 2 3806 3828


Beton 1 3954 3929 3873
Fiber
3903 3806
Kait
2 4007 4007
3 3873 3851
4007
3806
3 4117 4139
4161 3873

Beton Beton 1 3623 3900 Beton 1 3741 3924


Pumice Pumice Porous
4011 4015
Normal 2
4065
4015
2 4011 4047
4065 2 4089 4141
4065 4167
3 3856 3840 4167
3807
3 3873 3944
3856
Beton 1 3807 3840 3943
Pumice 3856 4015
Fiber
Normal 3856 Beton 1 3560 3541
2 3856 3808 Porous
Recycle 3560
3759
3 4011 4011 3503
4011 2 3618 3679
Beton 1 3906 3889
Pumice 3741
3856
Pilin A 3679
3906

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2019 ISSN 1978 - 5658 59


Jenis Benda Sampel Kecepat Rata-rata Pumice Pumice 2 10.09 4047
Beton Uji an (m/s) Kecepata Normal 3 11.75 3840
n (m/s) Beton 4 12.80 3840
Beton Beton 1 4065 4084 Pumice 5 9.57 3808
Recycle Recycle 4121 Fiber 6 11.38 4011
Normal
4065 Beton 7 8.42 3889
2 4178 4217 Pumice 8 13.57 4012
Pilin A 9 11.70 4048
4237
Beton 10 13.79 3796
Jenis Benda Sampel Kecepat Rata-rata Pumice 11 9.00 3885
Beton Uji an (m/s) Kecepeta Pilin B 12 11.55 3958
n (m/s) Jenis Benda Sampel Rata- Rata-rata
4237 Beton Uji rata Kecepatan
3 4178 4178 Kuat (m/s)
4178 Tekan
(Mpa)
4178 Beton Beton 1 7.31 3670
Porous Porous
2 3.56 3541
Normal
Beton 3 5.43 3599
Porous 1 4 9.07 3828
Rekapitulasi Kecepatan Beton
5 6.62 3851
4400
Beton 6 8.94 3924
Porous 2 7 8.37 4141
4200
8 7.23 3944
4000 Beton 9 5.62 3541
Porous 10 4.09 3679
Recycle
Kecepatan (m/s)

3800
Beton Beton 1 27.67 4084
3600 Recycle Recycle 2 26.65 4217
3 29.25 4178
3400

3200
Beton Normal
3000
Beton Normal Beton Fiber Beton Pumice Beton Porous Beton Recycle
15
Kuat Tekan (Mpa)

Benda Uji
10

5 y = 0,0328e0,0014x
Gambar 8. Kecepatan sampel beton silinder R² = 0,6495
dengan uji UPV 0
3950 4000 4050 4100 4150 4200
4.4 Hubungan Antara Kuat Tekan Beton Kecepatan (m/s)
dengan Parameter Gelombang
Setelah data-data didapat, kemudian Gambar 9. Hubungan kecepatan dan kuat tekan
setiap benda uji dirata-rata untuk dapat dicari pada beton normal
hubungan antara kuat tekan beton dengan
kecepatan gelombang. Perbandingan antara Pada Gambar 9 hasil pengujian kuat
kuat tekan dan kecepatan gelombang disajikan tekan dan UPV didapatkan hubungan yang
pada Tabel 6. cukup kuat antara kuat tekan dengan kecepatan
(PV) pada beton normal dengan nilai koefisien
Tabel 6. Hubungan kuat tekan dan kecepatan
Jenis Benda Sampel Rata- Rata-Rata determinasi R2 sebesar 0,6495. Nilai kuat tekan
Beton Uji rata Kecepatan dan kecepatan yang didapat cukup berhubungan.
Kuat (m/s) Pada beton normal rata-rata mempunyai
Tekan
(Mpa) hubungan nilai kuat tekan tinggi dan nilai
Beton Beton 1 10.52 4117 kecepatan yang tinggi walaupun nilainya tidak
Normal Normal 2 13.52 4175 absolut. Pada nilai kuat tekan karena
3 10.31 4007
Beton Beton 1 20.58 4233 dipengaruhi adanya gradasi yang merata pada
Fiber Fiber 2 21.35 4233 campuran beton normal. Sedangkan untuk
Normal 3 15.05 4234 kecepatan dipengaruhi karena sedikitnya rongga
Beton 4 13.41 3929
Fiber 5 15.87 4007
pada beton normal karena gradasi yang merata
Kait 6 18.33 4139 pada beton normal, sehingga rongga semakin
Beton Beton 1 12.78 3900 kecil.

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2019 ISSN 1978 - 5658 60


Pada Gambar 10 hasil pengujian kuat juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan beberapa
tekan dan UPV didapatkan hubungan yang faktor, untuk nilai kuat tekan hal ini dikarenakan
cukup kuat antara kuat tekan dengan kecepatan adanya campuran agregat pumice yang ringan
(PV) pada beton fiber dengan nilai koefisien dan bersifat rapuh yang dapat mempengaruhi
determinasi R2 sebesar 0,5162. Nilai kuat tekan kuat tekan dan saat pencampuran material beton
dan kecepatan yang didapat cukup berhubungan. distribusi bahan yang tidak merata dikarenakan
Pada beton fiber rata-rata mempunyai hubungan sifat batuan apung yang cenderung naik ke
nilai kuat tekan tinggi dan nilai kecepatan yang permukaan. Sedangkan untuk kecepatan
tinggi walaupun nilainya tidak absolut. dipengaruhi adanya banyak rongga yang
berbentuk seperti pori-pori yang tersebar tidak
Beton Fiber merata diseluruh bagian batuan.
25
Kuat Tekan (Mpa)

20 Beton Porous
15 12
10 y = 0,2792e0,001x 10

Kuat Tekan (Mpa)


5 R² = 0,5162 8
0
6 y = 0,0761e0,0012x
3900 4000 4100 4200 4300
4 R² = 0,5243
Kecepatan (m/s)
2
0
Gambar 10. Hubungan kecepatan dan kuat 3400 3600 3800 4000 4200

tekan pada beton fiber Kecepatan (m/s)

Pada nilai kuat tekan karena dipengaruhi Gambar 12. Hubungan kecepatan dan kuat
adanya fiber pada campuran beton yang tekan pada beton porous
menambah kuat tekan pada beton walaupun
nilainya tidak signifikan. Sedangkan untuk Pada gambar 12 hasil pengujian kuat
kecepatan dipengaruhi penambahan fiber kaleng tekan dan UPV didapatkan hubungan yang
yang membuat rongga pada beton semakin kecil cukup kuat antara kuat tekan dengan kecepatan
dan dikarenakan adanya fiber kaleng terbuat dari (PV) pada beton porous dengan nilai koefisien
material baja yang disalut timah yang membuat determinasi R2 sebesar 0,5243. Hal ini
modulus elastisitasnya tinggi. dikarenakan untuk beton porous rata-rata
mempunyai hubungan nilai kuat tekan rendah
Beton Pumice dan nilai kecepatan yang rendah. Untuk nilai
15 kuat tekan hal ini dikarenakan saat pengujian
Kuat Tekan (Mpa)

kuat tekan ada beberapa kendala saat dilakukan


10
capping permukaan sampel beton yang tidak
5 y = 9,7117e4E-05x rata. Capping yang terpasang pada permukaan
R² = 0,0005 beton hanya terkena pada bagian agregat pada
0
3750 3800 3850 3900 3950 4000 4050 4100
sisi-sisi tertentu saja. Kondisi ini dapat
Kecepatan (m/s) menyebabkan gaya tekan yang diterima tidak
bisa merata secara maksimal pada seluruh
luasan permukaan. Dan juga berkurangnya
Gambar 11. Hubungan kecepatan dan kuat komponen penyusun beton karena tidak adanya
tekan pada beton pumice agregat halus. Untuk kecepatannya sendiri
dipengaruhi adanya rongga didalam beton
Pada Gambar 11 hasil pengujian kuat porous lebih banyak yang membuat kerapatan
tekan dan UPV didapatkan hubungan yang pada beton porous rendah.
sangat rendah antara kuat tekan dengan Pada Gambar 13 hasil pengujian kuat
kecepatan (PV) pada beton pumice dengan nilai tekan dan UPV didapatkan hubungan yang
koefisien determinasi R2 sebesar 0,0005. Hal ini sangat rendah antara kuat tekan dengan
dikarenakan untuk beton pumice beberapa kecepatan (PV) pada beton recycle dengan nilai
sampel beton ada yang mendapat nilai kuat koefisien determinasi R2 sebesar 0,0318.
tekan tinggi namun kecepatan rendah, begitu

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2019 ISSN 1978 - 5658 61


Untuk nilai kecepatan pada beton pumice
Beton Recycle
rendah hal ini dikarenakan rongga beton
29,5 lebih banyak membuat kerapatan beton
Kuat Tekan (Mpa)

29 y = 46,167e-1E-04x
28,5 R² = 0,0318 pumice kecil, sehingga kecepatan rendah.
28 3. Pada beton variasi porous dengan mutu beton
27,5 rencana 14 Mpa memiliki kuat tekan aktual
27
26,5 sebesar 6,377 Mpa. Beton variasi porous
4050 4100 4150 4200 4250 memiliki nilai kuat tekan rendah hal ini
Kecepatan (m/s) dikarenakan banyaknya rongga dan
persebaran gradasi penyusun beton
Gambar 13. Hubungan kecepatan dan kuat yangtidak merata. Untuk kecepatan pada
tekan pada beton recycle beton porous nilainya rendah, hal ini
Nilai kuat tekan dan kecepatan didapat dikarenakan rongga beton lebih banyak
hubungan yang sangat rendah. Untuk kuat tekan membuat kerapatan beton porous rendah.
dikarenakan pada beton recycle menggunakan 4. Pada beton variasi recycle dengan mutu
agregat kasar mutu tinggi, sehingga kuat tekan beton rencana 20 Mpa memiliki kuat tekan
yang didapatkan tinggi. Untuk nilai kecepatan sebesar 27,857 Mpa. Beton variasi recycle
pada beton recycle cukup tinggi hal ini memiliki nilai kuat tekan yang tinggi hal ini
dikarenakan gradasi agregat pada beton recycle dikarenakan pada beton recycle
baik dan rongga didalam beton recycle lebih menggunakan agregat kasar mutu tinggi,
sedikit yang membuat kerapatan pada beton sehingga kuat tekan yang didapatkan tinggi.
recycle tinggi. Namun hubungan kuat tekan dan Untuk kecepatan pada beton recycle tinggi
cepat rambat masih rendah hal ini juga hal ini dikarenakan rongga didalam beton
dikarenakan sampel beton recycle yang sedikit. recycle lebih sedikit yang membuat
kerapatan pada beton recycle tinggi.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
Dari hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan Menurut penelitian terhadap benda uji silinder
sebagai berikut: dengan berbagai macam jenis agregrat, yang
1. Pada beton variasi fiber dengan mutu beton menggunakan alat UPV maka terdapat beberapa
rencana 17 Mpa memiliki kuat tekan aktual saran yang dapat digunakan untuk penelitian
sebesar 17,432 Mpa. Nilai kuat tekannya selanjutanya, yaitu:
tinggi hal ini dikarenakan adanya fiber pada 1. Diperlukan adanya penambahan jumlah
campuran beton yang menambah kuat tekan sampel agar regresi dan korelasi yang telah
pada beton walaupun nilainya tidak didapat dapat digunakan secara umum.
signifikan. Untuk kecepatan pada beton fiber 2. Beberapa jenis beton mempunyai nilai
bernilai tinggi hal ini dikarenakan rongga koefisien determinasi R2 yang sangat rendah
didalam beton fiber sedikit yang membuat maka perlu diteliti lebih lanjut.
kerapatan pada beton fiber tinggi. Adanya 3. Diperlukan kontrol yang lebih baik terhadap
penambahan fiber kaleng juga berpengaruh proses pencampuran beton dan berbagai
pada kuat tekan dan kecepatan beton macam komposisi material agar terhindar
dikarenakan fiber kaleng terbuat dari dari faktor-faktor yang tidak diinginkan.
material baja yang dibalut timah yang 4. Diperlukan kestabilan transduser dan cairan
membuat modulus elastisitasnya tinggi. couplant saat pengujian UPV berlangsung.
2. Pada beton variasi pumice dengan mutu
beton rencana 17 Mpa memiliki kuat tekan 6. DAFTAR PUSTAKA
sebesar 11,367 Mpa. Nilai kuat tekan [1] Neville & Brooks. Concrete technology, 442.
dibawah kuat tekan rencana hal ini 2010.
dikarenakan adanya campuran agregat [2] Graha, D.S., 1987, “Batuan dan Mineral”,
pumice yang ringan dan bersifat rapuh yang Nova, Bandung
dapat mempengaruhi kuat tekan dan saat [3] ACI Committee 544. 1982. State of the art report
pencampuran material beton distribusi bahan on fiber reinforced concrete -Report : ACI 544
yang tidak merata dikarenakan sifat batuan IR-82. Farmington Hills : American Concrete
Institute.
apung yang cenderung naik ke permukaan.

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2019 ISSN 1978 - 5658 62


[4] International Atomic Energy Agency,Vienna. [6] Yulian, Albertus Eky. (2017). Analisis Kerapatan
Guidebook on non-destructive testing of Beton Dengan Menggunakan Cepat Rambat
concrete structures, Training Course Series No. Dan Transmission Time Pada Alat UPV
17. 2002. (Ultrasonic Pulse Velocity). Jurnal Mahasiswa
[5] Malhotra, V.M. & Carino, N.J. (2004). Jurusan Teknik Sipil 1 (1), pp. 106-116 2018
Handbook on Nondestructive Testing of
Concrete. Boca Raton: CRC Press.

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2019 ISSN 1978 - 5658 63

Anda mungkin juga menyukai