Anda di halaman 1dari 26

Skripsi Karya

Proyek Desain Komunikasi Visual


Kode MK : DKV 302

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


SEBAGAI SARANA KAMPANYE SOSIAL
PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19
DI KABUPATEN BADUNG

Oleh :
Nama : Putu Yuna Adinata
NIM : 201606059
Program Studi : Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN


INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah


satu jenis dari Koronavirus. Penyakit ini mengakibatkan penderitanya mengalami
demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas. Pada penderita yang paling rentan,
penyakit ini dapat berujung pada pneumonia dan kegagalan multiorgan, infeksi
menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet) dari saluran
pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin. Waktu dari paparan virus
hingga timbulnya gejala klinis berkisar antara 1–14 hari dengan rata-rata 5 hari.
Metode standar diagnosis adalah uji sampel dahak dengan hasil dalam beberapa jam
hingga 2 hari. Pemeriksaan antibodi dari sampel serum darah juga dapat digunakan
untuk mendetekksi terjadinya infeksi.
Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini. Selain
itu juga merupakan sebuah tantangan untuk membuat media komunikasi visual
yang efektif dan komunikatif. Penulis meyakini dengan mengangkat obyek kasus
ini akan memberikan banyak pengalaman, dan penulis akan bisa lebih bebas
bereksplorasi dalam membuat karya perancangan media komunikasi visual yang
menarik, efektif, dan komunikatif.
Pengertian dari desain komunikasi visual ialah cabang ilmu desain yang
mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media dengan
memanfaatkan elemen-elemen visual untuk menyampaikan pesan untuk tujuan
tertentu (tujuan informasi ataupun tujuan persuasi yaitu mempengaruhi perilaku).
Desain Komunikasi Visual merupakan salah satu pemecahan masalah ( Komunikasi
atau Komunikasi Visual ) Untuk menghasilkan suatu desain yang dapat
mempengaruhi dan meningkatkan minat masyarakat akan suatu hal tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan


masalah sebagai berikut:

2
1.1.1 Media komunikasi visual apa saja yang efektif dan komunikatif sebagai
sarana kampanye sosial pencegahan penyebaran Covid-19 di Kabupaten
Badung ?

1.2 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan adalah suatu pencapaian akhir yang diharapkan dari


suatu perancangan yang telah disusun atau direncanakan sebelumnya dan
merupakan suatu jawaban yang akan dicari sehubungan dengan adanya pertanyaan
pada rumusan masalah perancangan.

Tujuan perancangan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1.4.1.2 Untuk mengetahui media komunikasi visual apa saja yang efektif dan
komunikatif sebagai sarana kampanye sosial pencegahan penyebaran
Covid-19 di Kabupaten Badung.

1.4 Batasan Masalah

Dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka batasan masalahnya
lebih difokuskan mulai dari perumusan masalah sampai dengan perwujudan yang
hanya sebagai contoh / prototype untuk kampanye sosial pencegahan penyebaran
Covid-19 di Kabupaten Badung yang tepat untuk masyarakat.

1.4 Manfaat Perancangan

Adapun manfaat yang diharapkan dari skripsi karya ini antara lain sebagai
berikut :

1.5.1 Bagi Mahasiswa

Dapat melatih mahasiswa (penulis) dalam melihat suatu permasalahan


serta mencari solusi dari permasalahan tersebut yang tidak lain adalah
bagaimana merancang/membuat suatu Media Komunikasi Visual yang efektif,
komunikatif dan tepat guna untuk memberikan informasi yang jelas kepada
masyarakat di Kabupaten Badung mengenai cara mencegahan penyebaran

3
Covid-19, serta mahasiswa mampu untuk berpikir secara terstruktur/sistematis
dalam mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah didapatkan selama berkuliah
yang nantinya akan diterapkan dilapangan.

1.5.2 Bagi Institut Seni Indonesia Denpasar

Skripsi karya ini dapat menambah karya tulis/ilmiah di Institut Seni


Indonesia Denpasar dan dapat pula menjadi referensi dan literatur bagi para
mahasiswa yang khususnya bergerak dibidang Desain Komunikasi Visual.

1.5.3 Bagi Masyarakat

Masyarakat di Kabupaten Badung memperoleh informasi lebih jelas


mengenai bagaimana cara mencegah penyebaran Covid-19.

1.5 Definisi Judul

Adapun judul yang diangkat dalam skripsi karya ini antara lain; “Desain
Komunikasi Visual Sebagai Sarana Kampanye Sosial Pencegahan Penyebaran
Covid-19 Di Kabupaten Badung”.

1.5.1 Desain Komunikasi Visual

Desain Komunikasi Visual merupakan seni dalam menyampaikan


informasi atau pesan dengan menggunakan bahasa rupa / visual yang
disampaikan melalui media berupa desain. Lia Anggarini S. dan Kirana Nathalia
(Desain Komunikasi Visual – Dasar untuk pemula, 2016 : 15)

1.5.2 Sarana

Sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang
berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan
juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi
kerja. Moenir (1992-119).

4
1.5.2 Kampanye Sosial

Kampanye sosial adalah kegiatan mengkomunikasikan pesan kepada


masyarakat tentang masalah sosial yang bersifat non komersil. Charles U.
Larson (1992)

1.5.2 Pencegahan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), pencegahan adalah


proses, cara, tindakan mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu tidak
terjadi. Dengan demikian, pencegahan merupakan tindakan. Pencegahan identik
dengan perilaku.

1.5.2 Penularan

Penularan adalah perpindahan patogen yang menyebabkan penyakit


menular dari individu atau kelompok inang yang terinfeksi ke individu atau
kelompok tertentu lainnya. Perpindahan ini memungkinkan suatu pernyakit
tersebar secara luas. Proses perpindahan patogen dapat terjadi dengan berbagai
cara, baik melalui penularan langsung ketika individu terinfeksi bertemu dengan
individu peka di suatu tempat, maupun secara tidak langsung dengan perantaraan
benda atau organisme lainnya.

1.5.2 Covid-19

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2,


salah satu jenis dari Koronavirus. Penyakit ini mengakibatkan penderitanya
mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas. Pada penderita yang
paling rentan, penyakit ini dapat berujung pada pneumonia dan kegagalan
multiorgan, infeksi menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan
(droplet) dari saluran pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin.
Waktu dari paparan virus hingga timbulnya gejala klinis berkisar antara 1–14
hari dengan rata-rata 5 hari.

5
1.4 Metode Perancangan

Metode merupakan suatu langkah awal yang digunakan untuk dijadikan


pedoman secara teoritis dan dapat di pertanggung jawabkan secara tertulis
mengenai tugas yang dirancang sebagai skripsi karya. Adapun metode perancangan
yang digunakan penulis pada skripsi karya ini, antara lain sebagai berikut :

1.6 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan


informasi atau fakta-fakta di lapangan (Poham dalam Prastowo, 2016:208).
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pengumpulan data
merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang
diperlukan dari narasumber dengan menggunakan banyak waktu. Pengumpulan
data yang dilakukan oleh peneliti sangat diperlukan dalam suatu penelitian ilmiah.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
observasi, teknik wawancara, teknik kepustakaan dan teknik dokumentasi. Metode
pengumpulan data memiliki arti yaitu, suatu pernyataan (statement) tentang sifat,
keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data d ilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai sebuah tujuan
penelitian. Metode yang digunakan di dalam proses mencari informasi untuk skripsi
karya ini adalah:

1.6.1 Metode Pengumpulan Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan oleh


peneliti sebagai obyek penulisan. Penulis menggunakan tiga metode pengumpulan
data primer, yaitu ; observasi, wawancara, dan partisipan.

1.6.1.1 Metode Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan


cara terjun langsung atau survei ke lapangan untuk mendapatkan data asli yang
ada pada tempat melakukan survey. Metode observasi juga bisa diartikan sebagai
suatu pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena atau gejala objek

6
yang sedang diselidiki. (Hadi, 1978 : 28). Tempat melakukan survey yaitu di
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung.

1.6.1.2 Metode Wawancara

Metode wawancara atau interview merupakan salah satu cara pengambilan


data yang dilakukan melalui kegiatan komunikasi lisan dalam bentuk terstruktur,
semi terstruktur, dan tak terstruktur. Interview yang terstruktur merupakan
bentuk interview yang sudah diarahkan oleh sejumlah pertanyaan secara ketat.
Interview semi terstruktur, meskipun interview sudah diarahkan oleh sejumlah
daftar pertanyaan tidak menutup kemungkinan memunculkan pertanyaan baru
yang idenya muncul secara spontan sesuai dengan konteks pembicaraan yang
dilakukannya. Interview secara tak terstruktur (terbuka) merupakan interview di
mana peneliti hanya terfokus pada pusat-pusat permasalahan tanpa diikat format
tertentu secara ketat (Suyitno, 2018: 113).

1.6.2 Metode Pengumpulan Data Sekunder

Data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang
telah ada. Atau secara tidak langsung melalui kepustakaan dan melalui browser
atau internet.

1.6.2.1 Metode Kepustakaan

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat teoritis dari
beberapa literatur atau bahan bacaan yang dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya. (Surakhmad, 1787 : 2) misalnya mencari informasi data-data
pada buku, artikel, majalah, surat kabar, brosur dan media lainnya yang ada
hubunganya dengan pencegahan penyebaran Covid-19 yang akan kami bahas.

1.6.2.2 Metode Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan cara mencari data berupa foto-foto dan
gambar yang berhubungan dengan tema kesehatan (Arikunto, 1985 : 72), metode
ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara merekam suatu gambar

7
dengan kamera foto serta mengumpulkan arsip-arsip yang menyangkut cara
pencegahan penyebaran Covid-19.

1.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam perancangan media komunikasi


visual ini adalah metode analisis deskritif. Metode analisis deskritif adalah suatu
metode dimana dalam melakukan penelitian pada suatu kelompok manusia, suatu
obyek, suatu kondisi, suatu sistem, pemikiran ataupun satu kelas peristiwa pada
masa sekarang melalui analisis tentang hubungan sebab akibat. Kemudian
dilakukan melalui berbagai kajian historis, kajian dokumen, intepretasi peristiwa,
kajian informasi, perekaman suatu kejadian, hingga penafsiran suatu fenomena
sosial yang didapat melalui pencatatan di lapangan yang kemudian ditampilkan
dalam bentuk yang terarah dan terolah secara teoritis. Metode ini bertujuan untuk
membuat deskripsi/gambaran atau lukisan secara jelas, sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki.

Jadi dalam hal ini penulis menganalisa dan membandingkan data yang
didapat dari Dinas Kesehatan mengenai cara mencegah penyebaran Covid-19
dengan teori yang berkaitan dengan kasus yang diangkat, kesimpulannya metode
analisis deskritif adalah menggambarkan fakta-fakta tentang cara mencegah
penyebaran Covid-19 kemudian dibandingkan dengan teori-teori yang diperoleh.
Dari hasil perbandingan tersebut kemudian dilakukan koreksi atas selisih yang
terjadi sehingga nantinya akan diperoleh suatu pemecahan masalah yaitu diperoleh
suatu desain yang terpilih, sebagai media promosi yang efektif dan komunikatif
untuk menginformasikan kepada masyarakat di Kabupaten Badung mengenai cara
mencegah penyebaran Covid-19.

8
BAB II

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

2.1 Teori Sosial Yang Mendukung Kasus

Semiotik atau semiology adalah ilmu tentang tanda-tanda atau simbol. Istilah
semiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu Semeion/Sema, yang berarti tanda.
Dengan demikian tentu akan mudah dipahami bahwa untuk menggambarkan suatu
pesan atau informasi secara visual diperlukan suatu gambar, yang akan ditafsirkan
sama oleh semua orang yang menerima pesan tersebut. Oleh karena itu, semiotik
bisa dikatakan sebagai ilmu untuk memahami konteks tanda secara umum yang
berlaku di masyarakat, yang akan menjadi sasaran penerima pesan. Suatu studi
tentang pemaknaan semiotik menyangkut aspek-aspek budaya, adat-istiadat, atau
kebiasaan di masyarakat (Kusrianto, 2007 : 58). Semiotik dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu:

1.2 Teori Semantik

Semantik berasal dari kata Semanien dalam bahasa Yunani yaitu: berarti,
bermaksud, dan meneliti. Sedangkan semantik merupakan semiotika yang
berkenaan dengan makna dan konsep. Dalam dunia Komunikasi Visual, Semantik
berarti :

1. Meneliti dan menganalisis makna dalam visual tertentu. Visualiasi dari


suatu image merupakan simbol dari suatu makna.

Ditinjau berdasarkan makna, konsep, dan arti terdapat 2 aspek dalam visual image
yaitu :

1. Aspek secara umum yaitu: suatu tanda atau simbol bisa diterima oleh
setiap orang secara luas.

1.3 Teori Pragmatik

Pragmatik adalah mempelajari hubungan tanda dengan pemakainya (Sachari,


2000 : 53). Jadi pragmatik yaitu hubungan fungsional yang berkenaan dengan

9
teknis dan praktis, material atau bahan yang dipergunakan, serta efisiensi yang
menyangkut ukuran dan bahan, warna yang dipergunakan, maupun teknik
memproduksinya, dst (Kusrianto, 2007 : 96).

Jadi teori semiotika dipakai oleh penulis (desainer) untuk menentukan


efisiensitas pada media yang akan dibuat. Menurut Charles Sanders Pierce (1839-
1914) tanda (semiotika) dibagi menjadi tiga jenis yaitu icon, indeks, dan simbol.
Media yang akan dibuat setidaknya akan mengandung tiga jenis tanda ini, berikut
penjelasan mengenai jenis tanda pada media yang akan dirancang :

a. Icon

Icon adalah tanda yang menggambarkan kemiripan dengan suatu objek /


benda yang pernah dikenal berdasarkan pengalaman, jadi icon yang ada pada media
komunikasi visual yang akan dibuat adalah ilustrasi digital yang ada pada media
tersebut, penulis menggunakan ilustrasi digital karena dengan ilustrasi digital
diharapkan mampu memperlihatkan ilustrasi secara nyata / jelas kepada
masyarakat.

b. Indeks

Indeks adalah tanda yang memiliki hubungan sebab–akibat, indikasi,


informasi / petunjuk antara tanda dengan obyek yang sangat dekat. Indeks yang ada
pada media yang akan dibuat tidak lain berupa keterangan–keterangan (teks)
mengenai cara pencegahan penyebaran Covid-19 itu sendiri, sehingga selain dapat
mempertegas ilustrasi yang ada pada media, keterangan (teks) ini dapat
memberikan informasi yang singkat, padat, dan jelas kepada khalayak sasaran.

Desainer menggunakan teori ini karena dengan teori semiotika desainer


dapat mengetahui bagaimana efek media yang dibuat terhadap masyarakat, apakah
sudah mampu menyampaikan pesan dengan baik ke masyarakat dalam hal ini
menyangkut cara pencegahan penyebaran Covid-19. Media yang akan dibuat
adalah media yang mampu untuk memberikan informasi dengan tepat sehingga
membuat masyarakat akan lebih paham mengenai bagaimana cara pencegahan
penyebaran Covid-19.

10
Untuk mendukung teori semiotik maka pada proses perancangan media
komunikasi visual dalam upaya untuk menginformasikan kepada masyarakat di
Kabupaten Badung akan cara pencegahan penyebaran Covid-19, maka penulis
mempergunakan data-data yang digunakan dari hasil survey yang telah didapatkan
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Badung mengenai cara pencegahan penyebaran
Covid-19, hal ini bertujuan agar desain yang akan dibuat dapat memberikan
informasi yang jelas dan mudah dimengerti, serta sesuai dengan norma-norma yang
berlaku di lingkungan masyarakat (Dinas Kesehatan Kabupaten Badung bagian
Bidang Bina Kesehatan Masyarakat).

Dalam proses perancangan media komunikasi visual untuk kampanye sosial


pencegahan penyebaran Covid-19, penulis menggunakan data-data survey yang
didapat sebagai berikut :

1. Mencuci tangan dengan benar adalah cara paling sederhana namun efektif
untuk mencegah penyebaran Covid-19. Cucilah tangan dengan air mengalir dan
sabun, setidaknya selama 20 detik. Pastikan seluruh bagian tangan tercuci hingga
bersih, termasuk punggung tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari, dan kuku.
Setelah itu, keringkan tangan menggunakan tisu, handuk bersih, atau mesin
pengering tangan.

2. Ketika hendak batuk atau bersin, tutuplah mulut dan hidung dengan bagian
dalam siku lengan atau tisu, kemudian buanglah tisu segera ke dalam tempat
sampah tertutup, dan bersihkan tangan dengan antiseptik berbahan dasar alkohol
atau cuci tangan dengan sabun dan air.

3. Disarankan untuk melakukan physical distancing dengan cara menjaga


jarak minimal 1 meter saat berinteraksi dengan orang lain dan hindari bepergian ke
tempat yang ramai, kecuali untuk urusan penting seperti berbelanja kebutuhan
sehari-hari.

4. Jika ingin mengonsumsi daging atau ikan, pastikan daging atau ikan
tersebut sudah dicuci dan dimasak hingga benar-benar matang. Hindari
mengonsumsi daging atau ikan yang sudah tidak segar atau busuk.

11
5. Agar tidak tertular Covid-19, disarankan untuk tidak bepergian ke tempat-
tempat yang sudah memiliki kasus Covid-19 atau berpotensi menjadi lokasi
penyebaran Covid-19, baik di luar maupun dalam negeri.

2.2 Tinjauan Permasalahan

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2,


salah satu jenis dari Koronavirus. Penyakit ini mengakibatkan penderitanya
mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas. Pada penderita yang
paling rentan, penyakit ini dapat berujung pada pneumonia dan kegagalan
multiorgan, infeksi menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan
(droplet) dari saluran pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin.
Waktu dari paparan virus hingga timbulnya gejala klinis berkisar antara 1–14 hari
dengan rata-rata 5 hari. Metode standar diagnosis adalah uji sampel dahak dengan
hasil dalam beberapa jam hingga 2 hari. Pemeriksaan antibodi dari sampel serum
darah juga dapat digunakan untuk mendetekksi terjadinya infeksi.

Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini. Selain
itu juga merupakan sebuah tantangan untuk membuat media komunikasi visual
yang efektif dan komunikatif. Penulis meyakini dengan mengangkat obyek kasus
ini akan memberikan banyak pengalaman, dan penulis akan bisa lebih bebas
bereksplorasi dalam membuat karya perancangan media komunikasi visual yang
menarik, efektif, dan komunikatif.

2.2 Data Lapangan / Data Faktual

Data lapangan / faktual merupakan data yang diperoleh berdasarkan


kenyataan yang ada di lapangan atau berdasarkan keterangan yang ada dilapangan
atau sebenarnya yang nantinya akan digunakan sebagai materi (sample) sebagai
data pendukung saat merancang media nanti.

2.3 Nama Obyek

Dalam penulisan skripsi karya ini, nama obyek yang diangkat adalah Desain
Komunikasi Visual Sebagai Sarana Kampanye Sosial Pencegahan Penyebaran
Covid-19 Di Kabupaten Badung. Penulis tertarik mengangkat kasus ini karena di
12
Kabupaten Badung sendiri angka untuk positif Covid-19 sendiri tiap bulannya
semakin meningkat. Minimnya media kampanye sosial yang ada mengakibatkan
pesan yang harusnya sampai ke masyarakat tidak tersampaikan dengan baik, maka
dari itu, diperlukan penambahan media komunikasi visual untuk memaksimalkan
kampanye pencegahan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Badung.

2.3 Fakta-Fakta Lapangan

Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Badung tiap bulannya terus


mengalamai peningkatan karena kurangnya kesadaran dari masyarakat akan bahaya
penyebaran virus corona / Covid-19, dan kurangnya sosialisasi untuk mengingatkan
masyarakat mengenai cara pencegahan penyebaran Covid-19.

2.3 Analisis Masalah

Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung

Adapun Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung dari kampanye ini,


adalah sebagai berikut :

Faktor Pendukung

Masyarakat sudah mulai peduli dengan pandemi Virus Corona / Covid-19.

2.3.1 Analisis Akar Masalah

Dilihat dari jenis data yang digunakan dalam perancangan ini, maka analisis
yang digunakan yaitu 5W+1H.

What (Apa)

Perancangan media komunikasi visual untuk kampanye sosial tentang cara


pencegahan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Badung. Mengurangi keluar rumah
dan tetap di rumah aja adalah salah satu cara yang mudah untuk memutus rantai
penyebaran Covid-19.

13
Why (Kenapa)

Karena dengan desain komunikasi visual dapat dijadikan sebagai sarana


dalam penyampaian pesan dan gagasan kreatif untuk mengkampanyekan cara
pencegahan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Badung, dalam upaya mengurangi
penyebaran dari Covid-19.

Where (Dimana)

Media komunikasi visual tentang kampanye sosial pencegahan penyebaran


Covid-19 di Kabupaten Badung ini akan ditempatkan berdasarkan tempat yang
ramai dikunjungi oleh masyarakat seperti pasar, kantor maupun tempat umum
lainnya di Kabupaten Badung. Serta dengan perkembangan teknologi informasi,
media sosial akan dimanfaatkan untuk menempatkan media kampanye ini agar
informasi menjadi lebih diingat dan lebih luas tersampaikan.

Who (Siapa)

Sasaran dari perancangan media komunikasi visual ini adalah masyarakat di


Kabupaten Badung secara umum, terutama generasi muda dan orang dewasa.

When (Kapan)

Dalam penyebaran dan penggunaan media komunikasi visual ini akan


disesuaikan dengan event atau acara sosialisasi pemerintahaan maupun acara- acara
lain yang akan diselenggarakan.

2.3 Simpulan

Berdasarkan survey yang penulis lakukan, bahwa dalam pandemi Covid-19


ini orang tua dan orang yang memiliki riwayat penyakit ialah kelompok yang paling
rentan terpapar Covid-19.

14
BAB III

KONSEP PERANCANGAN

3.1 Konsep Media

Konsep media dijadikan sebagai landasan pemikiran untuk membuat suatu


desain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Adapun konsep simplicity
dipilih sebagai konsep dasar perancangan media komunikasi. Dalam arti kata
simplicity diartikan penyampaian pesan yang tidak terlalu rumit, singkat, padat dan
jelas. (Poerwadarminta, 2000 : 888). Sedangkan simple dalam bahasa Inggris
mengandung arti kesederhanaan. Makin sederhana ide yang kita punya, makin
mudah dimengerti dan diterima audience. Sebab iklan hanya memiliki beberapa
detik untuk menyampaikan pesan, sehingga perlu penyederhanaan isi pesan.
Sederhana yang dimaksud dalam hal ini bukan berarti harus sedikit, tetapi dalam
memvisualisasikan desain media yang dibuat tidak terlalu berlebih dan tidak kurang
sehingga mudah untuk dicerna, namun dengan catatan tidak mengurangi dan keluar
dari maksud dan tujuan daripada perancangan media yang telah ditetapkan
sebelumnya.

3.1.2 Strategi Media

Strategi media memfokuskan pada apa yang harus dikomunikasikan yang


akan memandu pengembangan seluruh pesan yang digunakan dalam kampanye
atau mempromosikan sebuah iklan. Media tersebut berupa Poster yang akan
dipasang ditempat keramaian, sedangkan media lainnya berupa Totebag, Masker,
dan T-Shirts akan dibagikan ke masyarakat.

3.1.3 Khalayak Sasaran

Merupakan sasaran dari tujuan perancangan media komunikasi visual


yang ingin dicapai. Adapaun sasaran / audience ini dapat dilihat dari beberapa sisi,
yaitu :

15
a. Demografi

Segmentasi Demografis, meliputi : jenis kelamin, umur, pendidikan,


pekerjaan, status perkawinan, dan tingkat penghasilan (Sanyoto,2006 : 67). Ditinjau
dari faktor demografi, media kampanye yang dirancang disesuaikan dan
diperuntukkan untuk seluruh lapisan masyarakat.

b. Geografi

Segmentasi Geografis, meliputi : Wilayah propinsi, kabupaten, kota,


dengan sifatnya: urbanis / semi urbanis / rural (Sanyoto,2006 : 67). Ditinjau dari
faktor geografi, tempat yang akan dijadikan sebagai tempat penyampaian pesan
kepada masyarakat yaitu di pasar, banjar-banjar, atau tempat-tempat keramaian
yang ada di Kabupaten Badung.

c. Psikografi

Mengelompokkan masyarakat dalam variabel gaya hidup, nilai dan


kepribadian. (Suyanto, 2004 : 4). Kepribadian berkaitan dengan faktor kejiwaan,
maka daripada itu media-media yang dibuat hendaknya disesuaikan dengan kondisi
kejiwaan masyarakat yang seperti diketahui sebagian besar orang cenderung lebih
senang melihat daripada membaca apabila melihat suatu tampilan media untuk
memperoleh informasi. Oleh sebab itu media yang dibuat hendaknya menampilkan
unsur gambar yang lebih dominan dibandingkan unsur teksnya.

3.1.2 Pemilihan Media

Media yang digunakan sebagai solusi di dalam menginformasikan /


memberitahu masyarakat mengenai cara pencegahan penyebaran Covid-19 oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung antara lain :

a. Poster

Poster ditinjau dari segi etimologinya, berasal dari kata to post yang berarti
mengumumkan surat tempelan. Poster dapat pula berarti media grafis yang memuat
unsur teks dan gambar / ilustrasi yang dipasang atau ditempel pada dinding
(Pujirianto,2005:16). Poster akan menjadi media promosi yang efektif bila
16
didukung oleh unsur-unsur desain komunikasi visual yang menarik akan langsung
bisa menjadi pusat perhatian dan akan menjadi media yang sangat efektif untuk
mengkampanyekan cara pencegahan penyebaran Covid -19. Poster dapat dicetak
dalam jumah banyak dengan biaya yang terjangkau guna menarik perhatian orang
agar menerima pesan yang di sampaikan.

b. Totebag

Totebag berasal dari kata “tote” yang artinya membawa. Totebag termasuk
dalam kategori tas jinjing atau tas yang biasanya dibawa dengan satu tangan, yang
tersedia dalam berbagai desain dan ukuran. Totebag ini bisa digunakan untuk
membawa buku, kosmetik, alat-alat lainnya sesuai kebutuhan. Biasanya Totebag
terbuat dari bahan yang keras, dengan bahan bervariasi seperti kanvas, kain goni,
dan kain nilon.

c. Masker

Masker mulut dapat melindungi saluran pernapasan dari percikan bersin


dan batuk orang lain. Masker jenis ini mencegah tetesan cairan tubuh yang
mengandung virus dan kuman keluar melalui hidung atau mulut. Media Masker
dipilih karena di masa pandemi ini, semua masyarakat wajib menggunakan masker
saat keluar rumah.

d. Feeds Instagram

Feeds Instagram adalah gambar atau foto yang diunggah oleh pemilik
akun. Feeds Instagram biasanya berupa gambar atau video.

3.1.2 Program Media

Media yang dirancang akan dibagi sesuai kebutuhan kampanye. Beberapa


media akan digunakan di saat Kabupaten Badung mengadakan kampanye dan
beberapa yang lainnya akan disebarkan secara online melalui media sosial
instagram.

17
3.1.2 Biaya Media

Rincian biaya media berguna agar penulis mengetahui berapa biaya yang
diperlukan untuk mewujudkan media kampanye tersebut. Biaya yang dicantumkan
juga telah disesuaikan dengan wujud media, teknik cetak, bahan material dan
jumlah dari masing-masing media. Rincian biaya tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :

3.1.3 Konsep Kreatif

a. Strategi Kreatif

Strategi Kreatif media komunikasi visual berguna untuk menghasilkan


karakteristik pesan yang kuat. Strategi dalam perancangan ini mencakup beberapa
pendekatan diantaranya isi pesan (what to say) dan bentuk pesan (how to say).
Sehingga pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat dapat dipahami,
menarik, efektif, informatif dan memberikan pengaruh yang kuat. Adapun strategi
yang dilakukan dalam perancangan media kampanye ini dapat dijelaskan sebagai
berikut :

Isi Pesan (What to Say)

What to Say? adalah apa yang ingin dikomunikasikan kepada konsumen


(Kertamukti, 2015:152). Isi pesan merupakan sesuatu yang akan disampaikan
kepada sasaran (Sanyoto, 2006:92). Isi pesan merupakan bagian terpenting dalam
sebuah kegiatan kampanye, karena memuat inti pesan yang ingin disampaikan.
Untuk mengetahui isi pesan hendaknya target sasaran harus diketahui terlebih
dahulu sehingga tata bahasa yang akan dipilih bisa disesuaikan. Selain itu tujuan
dari perancangan media kampanye ini juga harus diketahui secara jelas untuk
digunakan sebagai acuan isi pesan.

Seperti halnya pada perancangan media komunikasi visual sebagai media


kampanye bertujuan untuk menyadarkan dan mengajak masyarakat untuk
mencegah penyebaran Covid-19, target sasarannya adalah semua orang yang ada di
Kabupaten Badung. Dalam hal ini, isi pesan akan memuat secara garis besar
mengenai cara pencegahan penyebaran Covid-19, agar masyarakat menjadi lebih
18
bijak dan peduli terhadap kesehatan. Isi pesan disampaikan dengan bahasa yang
sederhana, singkat, dan padat agar mudah dimengerti.

3.2.3. Program Kreatif

Kampanye ini didasari oleh pentingnya masyarakat agar tau tentang cara
mencegah penyebaran Covid-19. Sebagai perantara pesan dibuatlah media agar
lebih informatif kepada masyarakat. Dalam perancangan media diperlukan
keselarasan ilustrasi, teks, tipografi dan pemilihan warna yang sesuai dengan
konsep sehingga membuat target audiens mudah memahami maksud dari kampanye
ini.

3.2.3.1. Tema Pesan / Big Idea

Tema pokok dari perancangan media kampanye ini nantinya akan seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu mengajak khalayak sasaran yaitu seluruh
masyarakat di Kabupaten Badung agar tau akan cara mencegah penyebaran Covid-
19.

3.2.3.2. Strategi Penyajian Pesan

Strategi penyajian pesan pada kampanye ini akan bersifat persuasif sesuai
dengan peran kampanye yaitu menyampaikan informasi yang bersifat sosial, agar
masyarakat sebagai target audience dapat bertambah pengetahuannya. Informasi
persuasif ini akan disampaikan dengan bahasa verbal dan bahasa visual. Pesan
verbal yang akan disampaikan pada setiap media memiliki satu kesatuan ide
walaupun disampaikan dalam beberapa kalimat berbeda. Pesan verbal yang akan
disampaikan berpokok pada cara pencegahan penyebaran Covid-19. Pesan verbal
akan disampaikan dengan sederhana agar mudah dipahami oleh target audiens.
Sedangkan bahasa visual akan disampaikan melalui unsur visual yaitu melalui
tipografi, ilustrasi, warna dan juga layout yang menarik dan dapat dipahami oleh
target audiens.

19
3.2.3.3. Pengarahan Pesan Visual / Art Directing

Penyampaian pesan nantinya menggunakan pesan visual yang singkat,


padat dan jelas sehingga memberikan pesan yang informatif yang membuat
khalayak sasaran memahami pesan yang disampaikan. Berikut pengarahan pesan
visual yang akan disampaikan :

Citra Visual

Melalui ilustrasi yang dibuat menggunakan teknik digital diharapkan


mampu menggambarkan citra ekspresif sehingga dapat mengekspresikan semangat
dari kampanye ini dan pesan yang ingin disampaikan tentang cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Kabupaten Badung agar mampu diterima dengan baik oleh
target audiens.

Tipe Huruf

Pada desain nantinya akan menggunakan huruf yang memiliki kesan


ketegasan dan kesederhanaan. Jenis huruf sans serif dipilih karena bisa mewakili
dari konsep yang sudah ditentukan.

Tone Warna

Tone warna yang ingin diperlihatkan pada media yang dirancang akan
sesuai dengan konsep media. Dalam konsep ini perancang akan menggunakan
dominan warna biru tua, putih, dan kuning.

Gaya Desain

Gaya desain yang digunakan adalah gaya flat design agar terlihat lebih
sederhana tetapi juga disesuaikan dengan kasus yang diangkat agar pesan bisa
tersampikan dengan baik ke masyarakat.

Gaya Visual

Gaya visual yang digunakan adalah gaya visual kartun yang lebih
menekankan pada ilustrasi digital vektor. Gaya visual kartun memiliki kesan ringan

20
dan sederhana, dimana yang diaharapkan nantinya masyarakat dapat menangkap
pesan secara ringan bahwa kampanye ini merupakan hal yang sederhana.

3.2.3.4. Penulisan Naskah

Naskah adalah kalimat yang menerangkan lebih rinci tentang isi pesan yang
ingin disampaikan, berfungsi untuk mengarahkan pembaca dalam mengambil
sikap, berpikir dan bertindak lebih lanjut. Untuk iklan, naskah biasanya
mengunggulkan nilai positif dari produk. Naskah kreatif dapat menampilkan fakta-
fakta, bagan, daya tarik dari hal yang menyenangkan atau menggelisahkan (isu-isu
strategis) (Pujiriyanto, 2005:39).

Judul (Headline)

Judul (headline) dari media kampanye ini yaitu “Ayo Cegah Penyebaran
Virus Corona”.

Sub Judul (Sub Headline)

Sub Judul (Sub Headline) dari media kampanye ini yaitu “Dengan Cara”.

Teks Isi (Body Copy)

Teks isi (Body Copy) merupakan isi pesan yang akan disampaikan dengan
jumlah yang lebih banyak dari judul maupun sub judul. Teks isi (Body Copy)
nantinya akan berisi pesan-pesan mengenai cara pencegahan penyebaran Covid-19.

3.2.3.5. Pengarahan Teknis

Pengarahan teknis berisi tentang deskripsi mengenai masing-masing media,


format dan ukuran, bahan dan teknik visualisasi, jumlah produksi, serta biaya
produksi. Berikut pengarahan teknis dari masing-masing media :

Totebag

Konsep Totebag ini dibuat dengan gaya yang simpel, agar penyampaian
pesan dapat dengan mudah dimengerti oleh audiens. Ilustrasi yang digunakan
adalah ilustrasi yang dibuat dengan tehnik digital vektor, penampilan ilustrasi

21
vektor digunakan agar media tersebut menarik. Selain itu, juga bersifat sebagai daya
tarik yang informatif yaitu menginformasikan mengenai cara pencegahan
penyebaran Covid-19.

Masker

Masker mulut dapat melindungi saluran pernapasan dari percikan bersin


dan batuk orang lain. Masker jenis ini mencegah tetesan cairan tubuh yang
mengandung virus dan kuman keluar melalui hidung atau mulut. Media Masker
dipilih karena di masa pandemi ini, semua masyarakat wajib menggunakan masker
saat keluar rumah.

T-Shirts

Desain T-Shirt ini dibuat dalam bentuk yang sederhana, dengan komposisi
ilustrasi yang dibuat seimbang dengan penataan teks nya, sehingga menjadi sebuah
desain unik yang dapat menarik perhatian audiens yang melihatnya.

22
BAB IV

PROSES DESAIN ATAU VISUALISASI

4.1 Penjaringan Ide Visual

Sebagai media kampanye, konten dan bentuk visual yang dibuat untuk
mengkampanyekan cara pencegahan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Badung,
diperoleh dari hasil survey dan wawancara di lapangan. Ide pembuatan media
kampanye ini berawal dari munculnya pandemi Covid-19, dimana virus ini dengan
cepat menyebar dari satu orang ke orang lainnya.

Penulis merasa bahwa kampanye ini perlu di sosialisasikan kepada


masyarakat umum. Karena berdasarkan fakta di lapangan, masih banyak
masyarakat yang kurang memiliki kesadaran tentang bahaya dan cepatnya
penyebaran Covid-19 ini. Melalui Desain Komunikasi Visual dirancanglah media
untuk mengkampanyekan cara pencegahan penyebaran Covid-19 di Kabupaten
Badung. Adapun unsur-unsur visual yang akan di gunakan yaitu sebagai berikut :

Ilustrasi

Ilustrasi yang akan di gunakan adalah ilustrasi digital vektor yaitu dokter
yang sedang memakai masker, cara mencuci tangan, dan tetap di rumah aja. Dari
ilustrasi itu, terdapat makna yang ingin disampaikan oleh penulis ke khalayak
sasaran yaitu bagaimana cara mencegah penyebaran Covid-19.

Tipografi

Tipografi yang akan digunakan adalah jenis tipografi Sans Serif yaitu huruf
yang tidak memiliki kait, bertangkai tebal, sederhana dan lebih mudah dibaca.

Warna

Warna yang akan digunakan nantinya dominan adalah biru tua, sedangkan
warna lain yang dipakai adalah warna kuning dan warna putih, agar terlihat kontras
dan mudah dibaca.

23
4.2 Pengembangan Bentuk Visual

Dari penemuan data-data tersebut, kemudian ditentukan pengembangan


bentuk visual, selanjutnya untuk visualisasi desain, bentuk visual tersebut akan
dikembangkan menjadi sebuah thumbnail yang kemudian akan menjadi tight tissue
hingga nantinya eksekusi final desain sebagai solusi dari kampanye sosial cara
pencegahan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Badung.

4.2 Thumbnail

Thumbnail merupakan sketsa awal atau visualisasi dasar untuk menentukan


bagaimana bentuk media yang nantinya akan dirancang. Dalam perancangan media,
dibuatlah sketsa desain yang akan digunakan di semua media yang dapat
mengkampanyekan cara pencegahan penyebaran Covid -19 di Kabupaten Badung.
Oleh karena itu di buatlah sketsa yang memiliki bentuk dan karakter yang kuat.

4.2 Tight Tissue

Dalam proses Tight Tissue di buatlah desain media beserta alternatif


desainnya yang sudah mendekati konsep media yang telah ditentukan.

4.2 Eksekusi Final Desain

Eksekusi Final Desain adalah tahap terakhir atau pemilihan desain yang telah
dibuat sebelumnya, yang sudah melalui proses asistensi. Media final inilah yang
diharapkan mampu menjadi solusi dari masalah kampanye yang d ihadapi.

24
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Setelah melewati proses pengamatan dan penelitian pada studi kasus


kampanye cara pencegahan penyebaran Covid -19 di Kabupaten Badung dapat
ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

✓ Dalam merancang suatu media komunikasi visual agar sesuai dengan


prinsip desain seperti fungsional, informatif, komunikatif, etis, ergonomis,
estetis, simplicity, dan surprise, maka diperlukan sebuah konsep
perancangan media yang didasari oleh teori-teori desain. Pada proses
perancangan ini, konsep simplicity dipakai sebagai acuan dalam
penyampaian pesan yang diterapkan disetiap desain media, didukung
dengan tampilan ilustrasi yang berkaitan dengan cara-cara pencegahan
Covid-19 sehingga mampu menciptakan daya tarik. Dengan konsep dasar
perancangan di atas diharapkan akan dapat memperoleh suatu media yang
efektif sebagai sarana informasi kepada masyarakat tentang cara
pencegahan penyebaran Covid-19.

5.2. Saran

Dari perancangan media kampanye ini, adapun saran-saran yang ingin di


sampaikan oleh penulis, antara lain :

✓ Dengan dirancangnya media-media tersebut diharapkan bisa membuka


pikiran masyarakat akan bahayanya Covid-19 ini, dan agar masyarakat
mengetahui bagaimana cara-cara pencegahan penyebaran Covid-19.

25
DAFTAR PUSTAKA

Kusrianto, Adi. (2007), Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta, C.V.


Andi Offset.

Sugiyono. (2014), Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung :


CV Alfabeta (Penerbit Alfabeta)

Zed, Mestika. (2008), Metode Penelitian Kepustakaan Ed.2, Jakarta, Yayasan Obor
Indonesia.

Supriyono, Rakhmat. (2010), Desain Komunikasi Visual, Teori dan Aplikasi.


Yogyakarta : CV Andi Offset (Penerbit Andi).

B.Miles, Matthew. (2009), Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI-PRESS

https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT.

26

Anda mungkin juga menyukai