A. TUJUAN
Menentukan tingkat hidrolisa protein
B. PRINSIP
Hidrolisa dan pembentukan garam kompleks
C. DASAR TEORI
• Tes ini dikenal juga dengan nama Percobaan Piotrowski
• Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptide yang terbentuk pada
pemanasan dua molekul urea.
• Meskipun disebut Percobaan Biuret, percobaan ini tidak menggunakan senyawa
biuret. Tes ini dinamakan Percobaan biuret karena hasil positif yang diberikan
ketika dites dengan molekul biuret.
• Ion Cu2+ pada pereaksi Biuret dalam suasana basa akan berikatan dengan nitrogen
pada ikatan (poli)peptida (ikatan yang menyusun protein) membentuk senyawa
kompleks yang berwarna ungu (violet)/merah lembayung. Warna yang terbentuk
akan bergantung pada banyaknya ikatan peptide.
• Bila protein sudah dihidrolisa seluruhnya menjadi asam amino, maka akan
memberikan hasil negative, sehingga percobaan ini sering digunakan untuk
mendeteksi adanya ikatan peptida.
E. CARA KERJA
1. Masukkan 2 mL NaOH 2N ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 2 tetes larutan CuSO4 1 %
3. Tambahkan 1 mL larutan protein
4. Lakukanlangkah 1 – 3 untuk setiap larutan protein
F. HASIL PERCOBAAN
PROTEIN REAKSI (+/-) WARNA
Bening à ungu
Source: youtube channel
Putih telur +
Farmasi30 Channel
https://youtu.be/mInhqczzhNo
Gelatin + Ungu
bening à ungu
G. KESIMPULAN
Uji biuret dilakukan untuk mengetahui adanya ikatan peptida di suatu sampel. Tembaga sulfat
akan bereaksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptide. Reaksi positif
akan menghasilkankompleks warna violet/ungu.
Pada sampel-sampel yang diuji, menunjukan hasil positif dengan adanya perubahan warna
menjadi ungu. Akan tetapi, kepekatan warna ungu pada setiap sampel berbeda beda. Hal ini
disebabkan oleh jumlah ikatan peptide dalam protein dari setiap sampel. Dalam sampel yang
dijadikan percobaan di sini, casein (susu) memiliki warna ungu yang paling muda, yang berarti
ikatan peptide dari casein (susu) tidaklah banyak dibandingkan dengan albumin yang memiliki
warna ungu yang sangat pekat. (source: youtube channel biokimia unisa)