Laporan Wawasan Agribisnis - b4
Laporan Wawasan Agribisnis - b4
WAWASAN AGRIBISNIS
Asisten
1. Fakhruddin Yulistiono
2. Fariz Irzat Arifin
3. Nurul Laili
4. Nur Ida Suryandari
5. Hafezd As’ad
6. Dimas Brillian
7. Eva Vitya Saraswati
8. Nina Fazaria
Disusun Oleh
Golongan B/Kelompok 4
Asisten Pembimbing
Fakhruddin Yulistiono
Disusun Oleh
Golongan B / Kelompok 4
i
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK
ii
LEMBAR PENGESAHAAN
Diterima oleh :
Laboratorium Manajemen Agribisnis
Sebagai :
Laporan Praktek Lapang
Dipertahankan pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat : Fakultas Pertanian
Universitas Jember
Mengesahkan :
iii
PRAKATA
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan laporan praktek lapang Wawasan Agribisnis ini tepat pada
waktunya yang berjudul “Kegiatan Off Farm Komoditas Kakao di Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia”.
Laporan Praktek Lapang ini berisikan tentang kegiatan off farm komoditas
Kakao di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia yang ada pada Kabupaten
Jember. Atas kelancaran dan keberhasilan laporan praktek lapang ini, kami
sampaikan terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak. Khususnya kepada:
1. Ir. Sigit Soeparjono, MS., Ph.D selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Jember.
2. Dr. Ir. Joni Murti Mulyo Aji, M. Rur. M. selaku Ketua Jurusan Program studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3. Ebban Bagus Kuntadi SP., M.Sc. selaku Ketua Laboratorium Manajemen
Agribisnis.
4. Tim Dosen pengampu mata kuliah Wawasan Agribisnis.
5. Tim Asisten Laboratorium Manajemen Agribisnis.
6. Anggota kelompok B4.
Demikian laporan praktek lapang ini kami buat sehingga dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak. Kami menyadari bahwa laporan praktek
lapang ini belum sempurna. Oleh karena ini, kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan praktek
lapang ini.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
Kakao Indonesia ....................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- Dokumentasi
- Kuisioner
- Kartu Konsultasi
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia didirikan pada 1 Januari 1911
dengan nama Besoekisch Proefstation. Perubahan terjadi beberapa kali baik nama
maupun pengelola, saat ini secara fungsional Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Departemen Pertanian Republik Indonesia, sedangkan secara struktural dikelola
oleh Lembaga Riset Perkebunan Indonesia-Asosiasi Penelitian Perkebunan
Indonesia (LRPI-APPI). Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia adalah
lembaga non profit yang memperoleh mandat untuk melakukan penelitian dan
pengembangan komoditas kopi dan kakao secara nasional, mulai dari bahan tanam,
budidaya, perlakuan pascapanen sampai pengolahan produk serta sebagai penyedia
data dan informasi yang berhubngan dengan kopi dan kakao sesuai dengan
Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 786/Kpts/Org/9/1981 tanggal
9 September 1981.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia membudidayakan kopi dan
kakao karena tanaman tersebut berperan penting dalam meningkatkan
pembangunan pertanian Indonesia dan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat
Indonesia. Kopi dan kakao cocok ditanam di daerah dataran tinggi seperti di
Kabupaten Jember. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia tidak hanya
membudidayakan komoditas kopi dan kakao, tetapi juga mengolah dan
memproduksi hasil panen kopi dan kakao menjadi produk-produk yang bermanfaat
bagi masyarakat untuk meningkatkan nilai jual dari komoditas kopi dan kakao itu
sendiri menjadi sebuah produk setengah jadi maupun produk siap untuk
dikonsumsi. Produk yang diproduksi oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia untuk mendapatkan nilai tambah dengan diversifikasi produk pengolahan
kakao menjadi produk bermutu dan bernilai jual tinggi serta siap untuk dikonsumsi
oleh masyarakat antara lain berupa minuman coklat panas, bubuk coklat, coklat
batang, coklat permen, puding coklat dengan bahan dasar biji kakao, selain itu kulit
buah kakao juga dapat dimanfaatkan sebagai sabun kakao. Hal itulah yang
melatarbelakangi kelompok kami mengangkat tentang proses kegiatan off farm di
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
6
7
8
seluas-luasnya bagi pelaku agribisnis kecil dan menengah yang tidak memilki
aset yang cukup untuk digunakan guna memperoleh pembiayaan usaha.
3. Lembaga pemasaran dan disitribusi
Peranan lembaga ini sebagai ujung tombak keberhasilan pengembangan
agribinis, karena fungsinya sebagai fasilitator yang menghubungkan antara
defisit unit (konsumen pengguna yang membutuhkan produk) dan surplus unit (
produsen yang menghasilkan produk).
4. Koperasi
Peranan lembaga ini dapat dilihat dari fungsinya sebagai penyalur input-input
dan hasil pertanian. Pada perkembangannya di Indonesia KUD terhambat
karena KUD dibentuk hanya untuk memenuhi keinginan pemerintah, modal
terbatas, pengurus dan pegawai KUD kurang profesional.
5. Lembaga penyuluhan
Berperan dalam memberikan layanan informasi dan pembinaan teknik produksi,
budidaya pertanian. Peranan lembaga ini akhir-akhir ini menurun sehingga perlu
penataan dan upaya pemberdayaan kembali dengan deskripsi yang terbaik.
Peranannanya bukan lagi sebagai penyuluh penuh, melainkan lebih kepada
fasilitator dan konsultan pertanian rakyat.
6. Lembaga Riset Agribinis
Lembaga ini jauh ketinggalan jika dibandingkan dengan negara lain yang
dahulunya berkiblat ke Indonesia. Semua lembaga riset yang terkait dengan
agribinis harus diperdayakan dan menjadikan ujung tombak untuk
mengahasilkan komoditas yang unggul dan daya saing tinggi.
7. Lembaga penjamin dan penanggungan resiko.
Resiko dalam agribisnis tergolong besar, namun hampir semuanya dapat diatasi
dengan teknologi dan manajemen yang handal. Instrumen heading dalam bursa
komoditas juga perlu dikembangkan guna memberikan sarana penjaminan
berbagai resiko dalam agribisnis dan industri pengolahannya.
13
akan dipasarkan. Tengkulak juga memiliki peran penting sebagai penyalur atau
distributor dari produsen ke konsumen dan yang terakhir konsumen memiliki peran
sebagai pengkonsumsi produk jadi semua pelaku dalam pemasaran harus saling
berinteraksi dengan baik. Saluran pemasaran merupakan suatu sistem organisasi
yang memiliki keterkaitan satu sama lain dalam proses pembuatan produk dan jasa
yang bergunan untuk dikonsumsi. Saluran pemasaran menjadi dua bentuk yaitu
berbentuk sederhana dan berbentuk rumit. Bentuk tersebut tergantung pada macam
komoditi dan lembaga pemasaran dan sistem pasar. Setiap sistem saluran
pemasaran menciptakan tingkatan dan penjualan dan biaya yang berbeda. Saluran
pemasaran akan menyebabkan tingkat marjin, keuntungan, dan biaya pemasaran
yang berbeda (Meilisa dan Aida., 2017).
18
19
3.2 Pembahasan
3.2.1 Penyediaan Input atau Bahan Baku Agroindustri Komoditas Kakao di Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
Sarana produksi bahan baku yang akan digunakan pada proses budidaya dan
pengolahan salah satunya adalah buah kakao. Bibit buah kakao diperoleh dan
dikembangkan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao sendiri. Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao Indonesia memiliki laboratorium kultur jaringan dan embrio yang
digunakan untuk memproduksi bibit sebagai bahan input budidaya tanaman kakao.
Bibit untuk dibudidayakan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
diperoleh dan dikembangkan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
sendiri. Bibit yang akan digunakan dalam proses budidaya dibagi menjadi dua yaitu
varietas/jenis kakao mulia dan kakao lindak. Jenis kakao mulia dibagi menjadi
beberapa klon antara lain : Klon DR 1, Klon DR 2, Klon DR 38, Klon DR C16,
Klon ICCRI 01, Klon ICCRI 02. Jenis kakao lindak juga dibagi menjadi beberapa
klon antara lain : Klon GC 7, Klon ICS 60, Klon TSH 858, Klon ICS 13, Klon NIC
7, Klon PA 300, Klon RCC 70, Klon ICCRI 03, Klon ICCRI 04 dan Benih Hibrida
F1. Input lain berkaitan budidaya adalah penggunaan pupuk dan pestisida yang
digunakan pada saat proses budidaya tanaman kakao. Pupuk dan pestisida
disediakan oleh pihak Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia untuk membantu
dalam proses usahatani. Input yang diperlukan untuk menghasilkan berbagai
macam produk olahan kakao diperlukan bahan baku lain seperti untuk produksi
coklat ball milk dibutuhkan input gula, pasta, susu, dan minyak nabati. Informasi
teknologi diperlukan untuk menunjang pengolahan contohnya teknologi
pemanasan dan pengupasan, teknologi untuk mengempalkan pasta, teknologi untuk
mencetak, dan tenologi untuk membuat coklat sebagai hasil produksi.
Modal juga diperlukan sebagai sarana produksi kakao. Modal diperoleh dari
hasil penjualan produk yang dipasarkan di outlet dan modal juga berasal dari
pemasukan dana dari program eduwisata. Dana yang diperoleh terus merantai
sebagai modal sehingga proses budidaya, pengolahan, dan produksi tetap berjalan
dengan baik. Sarana input produksi dibutuhkan pada proses pengolahan yaitu bahan
baku yang akan diolah dan informasi teknologi yang akan digunakan. Bahan baku
21
tentunya biji kakao yang telah dipanen. Tenaga kerja yang berada di Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia berjumlah sekitar 507 orang yang dibagi
kedalam beberapa bidang. Terdapat pembagian dalam 3 bidang, yaitu bidang
penelitian dan pelayanan, bidang usaha, bidang administrasi/penunjang. Peneliti
berjumlah 34 yang terdiri atas 11 orang berijasah S3, 8 orang berijasah S2 dan 15
orang berijasah S1. Tenaga kerja di bidang pelayanan mencapai 10 orang,
sedangkan jumlah tenaga kerja di bidang usaha mencapai 338 orang yang terbagi
menjadi 109 orang tenaga kerja borongan, 20 orang tenaga kerja tetap pasca panen,
dan tenaga kerja di 3 kebun milik puslit koka 209 orang, dan bidang
administrasi/penunjang berjumlah 125 orang. Penyediaan input tenaga kerja
diseleksi melalui training yang diadakan oleh pihak Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia agar dapat memperoleh tenaga kerja yang berkompetensi
dibidangnya. Training tenaga kerja yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia yaitu cara-cara budidaya, cara menggunakan alat dan mesin yang
digunakan saat panen maupun saat pasca panen. Training dilakukan agar tenaga
kerja yang ada di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia lebih terlatih dan
berkompetensi. Status tenaga kerja yang ada di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
berbeda-beda, terdapat tenaga kerja yang berstatus tetap ataupun karyawan yang
berstatus sementara..
Input yang terakhir adalah alat dan mesin. Alat dan mesin digunakan dalam
proses agroindustri komoditas kakao. Alat dan mesin yang digunakan dalam
pengelolaan budidaya dan proses agroindustri komoditas kakao di Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia antara lain : mesin pemecah buah (Pod breaker), mesin
pemeras lendir biji kakao (Depulper), kotak fermentasi, mesin sortasi biji kakao
(Grader), alat ukur kadar air biji kakao, alat uji belah kakao (Cuttest), mesin sangrai
kakao (roaster), mesin pemecah kulit dan pemisah biji (desheller), dan pengempa
lemak (Hidrolik). Alat dan mesin yang digunakan dalam proses agroindustri
komoditas kakao di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia termasuk alat
pertanian modern dan semua kondisi alat dan mesin yang digunakan dalam kondisi
yang baik.
22
3.2.2 Proses Pengolahan Komoditas Kakao Coklat di Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia
Agroindustri merupakan suatu kegiatan pengolahan hasil pertanian dengan
melibatkan penyediaan alat dan jasa dengan tujuan menghasilkan produk pertanian
yang mempunyai nilai tambah yang tinggi dan mempunyai daya saing yang tinggi.
Kegiatan agroindustri merupakan suatu cara untuk meningkatkan nilai jual dari
suatu komoditas dengan mengubah menjadi produk jadi siap konsumsi maupun
produk setengah jadi. Kegiatan agroindustri akan menghasilkan suatu produk yang
tidak harus produk jadi dan siap pakai, melainkan produk setengah jadi juga
termasuk agroindustri yang akan dimanfaatkan oleh sektor industri lainnya sebagai
bahan baku. Kegiatan agroindustri meliputi pengolahan hasil pertanian, industri
yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian, dan
industri jasa sektor pertanian.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia selain melakukan
pembudidayaan tanaman kopi dan kakao juga melakukan kegiatan agroindustri dari
tanaman kopi dan kakao untuk menambah nilai jual dari komoditas yang
dibudidayakan yaitu komoditas kopi dan kakao. Hasil dari kegiatan agroindustri
tersebut nantinya akan dipasarkan kepada konsumen yaitu barang yang siap
konsumsi atau dijual kepada sektor industri lainnya yang berupa bahan setengah
jadi. Produk hasil agroindustri kakao yang ada di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia diantaranya yaitu sabun kakao, coklat batang, bubuk cokelat, permen
cokelat, puding cokelat, minuman cokelat, dan masih banyak lagi produk dari
komoditas kakao yang bisa didapatkan di outlet resmi Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia maupun ditempat lainnya..
Proses pengolahan kakao yang dilakukan di Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia untuk pengolahan kakao pada dasarnya terdiri dari dua cara yaitu
pengolahan secara primer dan sekunder. Selain itu hasil dari pengolahan produk
primer dan sekunder akan diolah menjadi produk cokelat jadi seperti bubuk cokelat
dan makanan atau permen cokelat. Berikut merupakan proses pengolahan kakao
yang ada di pusat penelitian kopi dan kakao Indonesia :
23
Pegolahan Kakao
Pengupasan kulit
buah Penyangraian Pencampuran
(roasting)
Pemerasan pulpa
kakao Tempering Penghalusan
Fermentasi
Pemisahan kulit biji Tempering
Pengeringan
Pemastaan Pengemasan
Sortasi biji
Penggempaan/pengepr
esan
Penggudangan
kapasitas 2,5 ton biji kakao. Suhu yang digunakan sebesar 45-55 derajat celcius
dengan lama pengeringan 40 jam. Teknis pengeringan menggunakan panas udara
dari pembakaran tungku yang dari pembakaran kayu lamtoro. Proses
pembakarannya tidak boleh membakarnya secara langsung karena bahan atau biji
kakao tidak boleh terkontaminasi oleh asap pembakaran karena akan membuat
produk menjadi cacat. Metode kedua yaitu metode pengeringan secara manual
menggunakan sinar matahari. Penjemuran ini dilakukan selama 2-4 minggu
tergantung intensitas sinar matahari.
3.2.3 Pemasaran Produk Kakao di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Produk dari pengolahan kakao di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia berupa coklat batang, coklat permen, bubuk coklat, ice cream coklat cup,
dan sabun coklat. Pemasaran yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
berfungsi untuk menyalurkan produk ke konsumen melalui outlet dan cafe yang ada
di puslit koka. Sistem pemasaran yang ada di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
merupakan salah satu bentuk dari saluran yang sederhana karena jangkauan
pemasarannya yang tidak terlalu luas. Semakin panjang saluran pemasaran maka
efisiensi pemasaran rendah sehingga membuat selisih antara harga di produsen dan
konsumen tinggi. Pusat penelitian kopi dan kakao menggunakan saluran pemasaran
yang sederhana sehingga memiliki efisiensi harga yang tinggi. Pemasaran produk
olahan off farm kakao yaitu produk coklat permen dilakukan dioutlet dalam
kawasan eduwisata pusat penelitian kopi dan kakao indonesia. Berikut merupakan
saluran pemasaran produk coklat
32
Fungsi pemasaran yang ada di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
adalah fungsi pertukaran. Fungsi pertukaran yaitu pembelian dan penjualan produk
kakao coklat. Pihak yang melakukan fungsi penjualan adalah outlet yang berada di
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Pihak yang melakukan fungsi
pembelian adalah konsumen yang membeli produk kakao coklat di outlet Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Penyediaan input atau bahan baku agroindustri di Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia bersifat mandiri, karena input yang di dapatkan berasal dari
perkebunan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Bibit buah kakao
dikembangkan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao sendiri, input lain yang
digunakan unruk budidaya tanaman di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia adalah pupuk dan pestisida untuk budidaya tanaman kakao. Modal
untuk pembiayaan segala macam input di Puslitkoka diperoleh dari hasil
penjualan produk yang dipasarkan di outlet dan modal juga berasal dari
pemasukan dana dari program eduwisata. Tenaga kerja dibagi menjadi tiga
bidang yaitu peneliti, bidang usaha, dan administrasi. Input yang terakhir adalah
alat dan mesin yang digunakan dalam proses usahatani dan kegiatan
agroindustri.
2. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia selain melakukan kegiatan budidaya,
juga melakukan kegiatan agroindustri yang dihasilkan oleh tanaman kopi dan
kakao untuk mendapatkan nilai tambah. Proses pengolahan kakao di Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia pada dasarnya terdiri dari dua cara yaitu
pengolahan secara primer dan sekunder. Pengolahan primer meliputi: Sortasi
buah, Pengupasan kulit buah, Pemerasan pulpa kakao, Fermentasi, Pengeringan,
Sortasibiji, Penggudangan. Pengolahan sekunder meliputi Produksi coklat
setengah jadi dan produk coklat jadi.
3. Pemasaran yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di
lakukan secara domestik, maksudnya pemasaran yang di lakukan oleh
Puslitkoka merupakan salah satu bentuk dari saluran pemasaran yang sederhana,
karena jangkauan pemasarannya yang tidak terlalu luas. Produk dari pengolahan
kakao di pusat penelitian kopi dan kakao indonesia berupa coklat batang, coklat
permen, bubuk coklat, ice cream coklat cup, dan sabun coklat. Pemasaran produk
olahan off farm kakao yaitu produk coklat permen dilakukan di outlet dalam
kawasan eduwisata pusat penelitian kopi dan kakao indonesia.
34
35
4.2 Saran
1. Bagi pemerintah sebaiknya lebih memperbaiki infrastruktur yang ada di
Puslitkoka terutama infrastruktur jalan yang harus diperlebar, sehingga dapat
memperlancar proses penyaluran produk.
2. Bagi petani sebaiknya dapat dijadikan sebagai informasi dan pertimbangan dalam
proses agroindustri kakao sehingga dapat menghasilkan produk yang maksimal
3. Bagi mahasiswa sebaiknya dapat dijadikan sebagai informasi dan pembelajaran
tentang proses agroindustri kakao.
DAFTAR PUSTAKA
Eriyatno, M. Nadjikh. 2012. Solusi Bisnis untuk Kemiskinan. Jakarta: Pt. Elex
Media Komputindo
Meilisa, R. dan S. Aida. 2017. Studi Pendapatan Usahatani Dan Pemasaran Jagung
Manis (Zea Mays L. Saccharata) Di Desa Manunggal Daya Kecamatan
Sebulu Labupaten Kutai Kartanegara. 14(2): 26-38.
Nizwar S, Pantjar S, Sudi M, Tri P. 2013. Konsep Pengembangan Wilayah Berbasis
Agribisnis Dalam Rangka Pemberdayaan Petani. Pusat Peneliitian dan
Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. 21(1): 26-43
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2010. Buku Pintar Budidaya
Kakao.Jakarta:Agromedia Pustaka
Saragih, Alaxandro Ephannuel dan Netti Tinaprilla. 2015. Sistem Pemasaran Beras
di Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur: 5(1).
Setiawan, I.. 2012. Agribisnis Kreatif: Pilar Wirausaha Masa Depan, Kekuatan
Dunia Baru Menuju Kemakmuran Hijau. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wahyudi T., Panggabean T. R., dan Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Kakao.
Jakarta: Penebar Swadaya
DOKUMENTASI
KUESIONER
Identitas Responden
Nama : Bayu Setya
Umur : 35 Tahun
Pekerjaan : Peneliti Pasca Panen Kakao
Pewawancara
Kelompok :4
Golongan :B
Hari/Tanggal : Rabu / 04 April 2018
Tanda Tangan
I. Gambaran Umum Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
a. Gambaran Umum Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
1. Apa saja komoditas yang diusahakan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia?
Jawab: Komoditas yang diusahakan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia adalah kopi dan kakao.
2. Sejak kapan mengusahakan komoditas tersebut?
Jawab: Sejak 1 Januari 1911.
3. Mengapa Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia memilih untuk
membudidayakan komoditas tersebut?
Jawab: Karena kopi dan kakao merupakan komoditas unggulan Indonesia
yang harus dikembangkan secara optimal.
4. Dimana lokasi kebun dan pengelolaan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia?
Jawab: Terletak di Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.
5. Apakah lokasi tersebut dirasa strategis untuk melakukan usahatani dan
pengolahan?
Jawab: Lokasi tersebut strategis karena Kabupaten Jember merupakan daerah
yang sesuai untuk budidaya kedua komoditas tersebut.
6. Apakah ada kendala yang berhubungan dengan jarak dalam pemenuhan
kebutuhan peralatan usahatani dan pengelolaan?
Jawab: Kendala yang didapat yaitu lama waktu yang ditempuh dalam
perjalanan dan transportasi yang diperlukan serta infrastruktur jalan.
7. Bagaimana kepemilikan lahan dan usahatani yang telah Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao Indonesia kelola?
Jawab: Kepemilikan lahan usahatani di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
tersebut adalah milik pemerintah atau lahan perkebunan milik negara.
8. Berapa luas lahan untuk semua komoditas yang diusahakan Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia?
Jawab: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia memiliki luas lahan seluas
160 Ha.
9. Bagaimana metode yang dilakukan pihak Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia dalam melakukan usahatani pada komoditas tersebut?
Jawab: Pemerintah menyediakan lahan, pihak swasta berperan pada proses
produksi dan pengolahan hasil pertanian dan petani sekitar sebagai
tenaga kerja.
b. Gambaran Umum Kegiatan Pasca Panen atau Agroindustri (Kopi dan
Kakao)
1. Dimana lokasi kegiatan pasca panen atau agroindustri Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao Indonesia?
Jawab: Lokasi kegiatan pasca panen/agroindustri terletak di Desa Nogosari
Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.
2. Apakah lokasi tersebut dirasa strategis untuk melakukan pengolahan?
Jawab: Lokasi tersebut cukup strategis karena jauh dari pemukiman dan
sesuai untuk daerah pengembangan industri.
3. Apa kendala yang berhubungan dengan jarak dalam pemenuhan kebutuhan
peralatan kegiatan pasca panen atau agroindustri di Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia?
Jawab: Tidak ada kendala, karena lokasi lahan dengan kegiatan pasca panen
jaraknya dekat sehingga kegiatan pasca panen di Pusat Penelitan Kopi
dan Kakao Indonesia berjalan dengan lancar.
4. Bagaimana kepemilikan lahan dari kegiatan pasca panen atau agroindustri yang
telah Pusat Penelitan Kopi dan Kakao Indonesia kelola?
Jawab: Lahan dari kegiatan pasca panen di Pusat Penelitan Kopi dan Kakao
Indonesia merupakan kepemilikan penuh oleh Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao atau aset negara.
5. Bagaimana perkembangan kegiatan pasca panen atau agroindustri Pusat
Penelitan Kopi dan Kakao Indonesia saat ini?
Jawab: Perkembangan kegiatan pasca panen mengalami peningkatan seiring
dengan berkembangnya teknologi terhadap pengolahan kakao.
6. Bagaimana kondisi kegiatan pasca panen atau agroindustri Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia saat ini?
Jawab: Kondisi yang ada saat ini berjalan dengan baik dan tidak ada kendala
apapun.
II. Sarana Penyedia Input Usahatani dan Pasca Panen/Agroindustri
a. Sarana Penyediaan Input Usahatani
1. Apa saja input yang dibutuhkan dalam melakukan usahatani di Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia?
Jawab: Penyediaan input sarana produksi atau bahan baku usahatani komoditas
kakao di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia yaitu meliputi
penyediaan benih, bibit, pupuk, obat pemberantas hama dan penyakit
dan pengadaan alat-alat pertanian serta tenaga kerja.
2. Berapa jumlah input yang dibutuhkan dalam kegiatan usahatani di Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
Jawab: Menurut narasumber, jumlah input yang dibutuhkan sesuai dengan
luas lahan dan kebutuhan setiap tahun.
3. Apa saja peralatan yang digunakan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
dalam melakukan kegiatan usahatani?
Jawab: Alat-alat yang dibutuhkan dalam kegiatan usahatani kopi adalah sekop
dan hand tractor serta alat pertanian sederhana seperti cangkul dan
sabit.
4. Apakah peralatan yang digunakan pada kegiatan usahatani tergolong alat
tradisional atau modern?
Jawab: Semi modern, karena masih ada alat tradisional yang digunakan.
5. Mengapa memilih peralatan tersebut?
Jawab: Karena peralatan tersebut dapat membantu pekerjaan petani.
6. Bagaimana cara Pusat Penelitian kopi dan Kakao Indonesia memperoleh input
yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan usahatani?
Jawab: Alat-alat tersebut sudah disediakan langsung oleh pihak Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia itu sendiri.
7. Bagaimana cara perawatan peralatan yang digunakan?
Jawab: Rutin dilakukan pembersihan dan servis.
8. Apa kendala yang dihadapi dalam pengadaan dan pemenuhan input?
Jawab: Tidak ada kendala yang berarti.
9. Apakah Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia melakukan kerjasama
dengan pihak lain dalam pengadaan dan pemenuhan input?
Jawab: Ya, pengadaan input yang memerlukan pihak lain yaitu pada
penyediaan pupuk.
10. Berapa jumlah tenaga kerja Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dalam
kegiatan usahatani?
Jawab: Tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 2-3 orang per hektar.
11. Apakah terdapat penyusutan pada peralatan produksi yang digunakan pihak
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia selama melaksanakan kegiatan
usahatani?
Jawab: Tidak, karena alat-alat yang digunakan terus berkembang dan terus
mengalami peningkatan.
12. Bagaimana cara mempertahankan hasil usahatani agar kualitas alat tetap
terjaga?
Jawab: Memperhatikan kualitas benih yang unggul serta tata cara budidaya
tanaman kakao yang benar serta melakukan perawatan intensif terhadap
alat-alat usaha tani di Pusat Penelitan Kopi dan Kakao Indonesia.
b. Sarana penyediaan Input Pasca Panen/Agroindustri
1. Apa saja input yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan pada pasca
panen/agroindustri yang Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia lakukan?
Jawab: Input kakao meliputi bahan baku, bahan tambahan, tenaga kerja dan
peralatan.
2. Berapa jumlah input yang dibutuhkan dalam kegiatan pasca panen/agroindustri
di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
Jawab: Sesuai banyaknya hasil panen dan kebutuhan setiap tahunnya.
3. Apa saja peralatan yang digunakan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
dalam melakukan kegiatan pasca panen/agroindustri?
Jawab: Pod breaker, depulper, grader, dll.
4. Apakah peralatan yang digunakan pada kegiatan pasca panen/agroindustri
tergolong alat tradisional atau modern?
Jawab: Modern.
5. Mengapa memilih peralatan tersebut?
Jawab: Karena lebih efektif dan efisien.
6. Bagaimana cara Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia memperoleh input
yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan pasca panen/agroindustri?
Jawab: Memproduksi sendiri.
7. Bagaimana cara perawatan peralatan yang digunakan pada kegiatan pasca
panen/agroindustri?
Jawab: Rutin dilakukan pembersihan dan servis.
8. Apa kendala yang dihadapi dalam pengadaan dan pemenuhan input pada
kegiatan pasca panen/agroindustri?
Jawab: Tidak ada, karena pihak produsen sudah memikirkan dengan matang.
9. Apakah Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia melakukan kerjasama
dengan pihak lain dalam pengadaan dan pemenuhan input?
Jawab: Tidak, karena input agroindusti telah disediakan oleh Puslitkoka
sendiri.
10. Berapa jumlah tenaga kerja Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dalam
kegiatan pasca panen/agroindustri?
Jawab: Tenaga kerja pada kegiatan agroindustri sejumlah 11 tenaga kerja.
11. Apakah terdapat penyusutan pada peralatan produksi yang digunakan pihak
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia selama melaksanakan kegiatan
pascapanen/agroindustri?
Jawab: Tidak, karena alat-alat yang digunakan terus berkembang dan terus
mengalami peningkatan.
12. Bagaimana cara mempertahankan hasil produksi agar kualitas alat tetap
terjaga?
Jawab: Menjaga hasil produksi dan peralatan dengan baik dan benar.
III. Budidaya Usahatani
1. Bagaimana cara yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usahatani?
Jawab: Cara budidaya tanaman kakao dimulai dari penyediaan bahan tanam,
pengolahan lahan, penanaman, perawatan, pengendalian OPT dan
pemanenan
2. Apa teknologi yang diterapkan dalam menjalankan kegiatan usahatani?
Jawab: Teknologi yang diterapkan yaitu menggunakan bibit unggul dan tata
cara penanaman yang baik serta menggunakan tanaman penaung.
3. Bagaimana penentuan waktu tanam dalam menjalankan kegiatan usahatani?
Jawab: Penentuan waktu tanam dilakukan dalam satu tahun setelah persiapan
lahan dan bahan tanam berumur 8-9 tahun serta mengacu terhadap
kondisi iklim setempat.
4. Bagaimana cara yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usahatani pada
komoditas kopi dan kakao pada Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
Jawab: Usahatani tanaman kakao di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia dijalankan dengan Standar Operasional Prosedur yang
sesuai dengan aturan pembudidayaan yang berlaku agar menghailkan
biji kopi yang berkualitas baik.
5. Apa saja teknologi yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usahatani
komoditas kopi dan kakao pada Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
Jawab: Teknologi yang diterapkan yaitu menggunakan bibit unggul dan tata
cara penanaman yang baik serta menggunakan tanaman penaung
berupa pohon lamtoro.
6. Berapa ukuran dosis yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usahtani
komoditas kopi dan kakao pad Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
Jawab: Dosis untuk setiap pemupukan tanaman umur 1-2 tahun yaitu 55 gram
per tanaman.
7. Adakah pembagian kerja dari tenaga kerja yang digunakan?
Jawab: Tenaga kerja di lahan budidaya berasal dari penduduk sekitar area Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dngadn pembagian 2-3 tenaga
kerja per hektar atau 1 orang per petak lahan dengan melakukan
serangkaian kegiatan usahatani mulai dari penanaman hingga
pemanenan.
8. Apa saja gangguan hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kopi
dan kakao Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
Jawab: Hama yang menyerang tanaman kakao diantaranya adalah Hama
penggerek buah kakao, kutu hijau dan putih. Penyakit yang
menyerang tanaman kakao diantaranya adalah busuk buah dan jamur
akar.
9. Bagaimana cara Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dalam
mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman kopi dan kakao?
Jawab: Menyemprotkan pestisida cair ke tanaman kakao untuk menanggulangi
adanya hama dan menggunakan fungisida untuk menanggulangi
penyakit sepeti jamur akar yang ada pada tanaman kakao.
10. Apa kendala yang dihadapi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dalam
menjalankan kegiatan usahatani?
Jawab: Kendala yang paling besar adalah hama dan penyakit yang sering
muncul dan menyerang tanaman kopi sehingga dapat menyebabkan
kerugian.
11. Bagaimana cara mengatasi kendala yang dihadapi?
Jawab: Melakukan pemeliharaan dengan baik.
IV. Pengelolaan Pasca Panen atau Agroindustri
1. Kapan kegiatan pasca panen atau agroindustri pada Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia dilakukan?
Jawab: Agroindustri kegiatan pasca panen melakukan produksi setelah
kegiatan pemanenan.
2. Apa saja produk yang dihasilkan dalam kegiatan pasca panen atau agroindustri
di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
Jawab: Cokelat batang, cokelat bubuk, minuman cokelat, es krim cokelat,
permen cokelat, dan sabun.
3. Apa saja peralatan yang digunakan dalam kegiatan pasca panen atau
agroindustri di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
Jawab:Mesin pengering, mesin fermentasi, mesin sortasi, mesin grading, mesin
penggiling, mesin pengepakan dan mesin lain yang mendukung proses
agroindustri.
4. Apakah terdapat pembagian kerja dalam kegiatan pasca panen atau
agroindustri pada Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
Jawab: Ya. Tenaga kerja pada kegiatan agroindustri sejumlah 11 tenaga kerja
yang setiap tahap kegiatan agroindustri dikerjakan oleh beberapa tenaga
kerja.
5. Berapa jumlah tenaga kerja pada Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
dalam kegiatan pasca panen atau agroindustri?
Jawab: Tenaga kerja pada kegiatan agroindustri sejumlah 11 tenaga kerja.
6. Bagaimana cara Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia mendapatkan
tenaga kerja dalam kegiatan pasca panen atau agroindustri?
Jawab: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia mendapat tenaga kerja
dalam agroindustri berasal dari masyarakat sekitar.
7. Bagaimana status tenaga kerja di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
Jawab: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia memiliki tenaga kerja tetap
dan tenaga kerja lepas.
8. Berapa lama Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia memproduksi produk
dalam sehari?
Jawab: Sekitar 8 jam perhari.
9. Apa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi maupun kualitas dari
hasil produksi?
Jawab: Menggunakan bahan baku yang baik, menggunakan teknologi lebih
modern dan menciptakan produk olahan baru.
10. Apakah dalam kegiatan pasca panen yang dilakukan menghasilkan limbah dan
bagaimana cara mengatasi adanya limbah tersebut?
Jawab: Limbah kakao di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia masih
dimanfaatkan yaitu dijadikan bahan bakar dan pupuk kompos.
11. Apa kendala yang dihadapi dalam kegiatan pasca panen atau agroindustri di
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
Jawab: Jika terjadi kesalahan dalam pengolahan maka cita rasa dari cokelat
akan berkurang.
12. Bagaimana cara mengatasi kendala yang dihadapi?
Jawab: Melakukan kegiatan pengolahan dengan baik dan benar.
13. Adakah kerjasama dengan pihak lain dalam menjalankan kegiatan pasca panen
atau agroindustri tersebut?
Jawab: Tidak ada, karena pihak produsen mampu berproduksi secara mandiri.
V. Pemasaran Usahatani dan Kegiatan Pasca Panen/Agroindustri
a. Pemasaran Produk Usahatani
1. Bagaimana cara Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia memasarkan hasil
panen yang diperoleh?
Jawab: Memasarkan hasil produksi di outlet Puslitkoka.
2. Apakah Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia menjalin kerjasama
dengan pihak lembaga pemasaran dalam memasarkan hasil panen?
Jawab: Tidak
3. Berapa harga jual produk yang dihasilkan oleh Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia dari hasil panen yang diperoleh?
Jawab: Rp5000-Rp50.000
4. Bagaimana saluran pemasaran dari hasil panen usahatani Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao Indonesia?
Jawab: Saluran pemasaran yang dilakukan di Puslitkoka Indonesia
menggunakan saluran pemasaran sederhan yaitu produsen – outlet -
konsumen.
5. Apakah ada hambatan dalam saluran pemasaran yang dijalankan Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
Jawab: Tidak ada, karena saluran pemasarannya sederhana sehingga kecil
kemungkinan adanya hambatan.
6. Apa alat transportasi yang digunakan dalam kegiatan pemasaran hasil panen?
Jawab: Truk atau pick up.
7. Siapa saja konsumen produk usahatani yang dihasilkan Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao Indonesia?
Jawab: Konsumen bibit yaitu petani sedangkan konsumen produk olahan yaitu
masyarakat umum.
8. Adakah perlakuan lebih lanjut terhadap komoditas sebelum dijual?
Jawab: Tidak ada, komoditas yang sudah siap untuk dijual langsung dipasarkan
melalui outlet.
b. Pemasaran Produk Kegiatan Pasca Panen atau Agroindustri
1. Apa saja produk yang akan dipasarkan?
Jawab: Cokelat batang, cokelat bubuk, minuman cokelat, es krim cokelat,
permen cokelat, dan sabun.
2. Siapa saja target pasar yang dituju dalam memasarkan produk yang dihasilkan?
Jawab: Target pasar pada pemasaran produk yaitu masyarakat umum.
3. Bagaimana pemasaran produk yang dihasilkan Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia pada kegiatan pasca panen atau agroindustri?
Jawab: Pemasaran sederhana, produsen – outlet – konsumen.
4. Strategi apa yang digunakan dalam memasarkan produk?
Jawab: Strategi yang digunakan dalam memasarkan produk di Pusat Penelitan
Kopi dan Kakao Indonesia yaitu dengan meningkatkan kualitas produk
cokelat.
5. Berapa banyak produk yang akan dipasarkan dalam satu kali produksi?
Jawab: Tidak pasti, menyesuaikan kebutuhan atau permintaan konsumen.
6. Apakah Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia pernah mengalami
kerugian dalam memasarkan produk?
Jawab: Tidak pernah, karena pihak produsen masih menyimpan sebagian
hasilnya untuk modal selanjutnya.
7. Bagaimana cara Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia mengatasi
kerugian tersebut?
Jawab: Belum pernah terjadi kerugian sehingga belum pernah dilakukan cara
mengatasi kerugian.
VI. Subsistem Penunjang
a. Sarana dan Prasarana Usahatani dan Kegiatan Pasca Panen atau
Agroindustri
1. Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang usaha di
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
Jawab: Sarana yang menunjang kegiatan usaha tesebut meliputi alat-alat
pertanian dalam usahatani. Prasarana yang menunjang meliputi
saluran pengairan, jalan, alat transportasi.
2. Bagaimana sarana infrastruktur dalam menunjang usaha yang dilakukan Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
Jawab: Sarana infrastruktur dalam menunjang usaha yang Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia tersedia dengan cukup baik dan mampu
menunjang usaha pada Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
3. Bagaimana kondisi transportasi dalam menunjang usaha?
Jawab: Transpotasi dalam kondisi baik dan telah disediakan oleh Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao.
4. Apakah pihak Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia melakukan
kerjasama dengan perkebunan lain?
Jawab: Ada, kerjasama dalam penyediaan bahan baku agroindustri.
5. Apakah ada kebijakan dari pemerintah dalam mendukung kegiatan usahatani
dan kegiatan pasca panen atau agroindustri di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia?
Jawab: Tidak ada, karena pihak ini sudah siap dan mampu sehingga bantuan
atau kebijakan pemerintah dirasa kurang begitu mendukung.
6. Bagaimana peran kelembagaan formal (Koperasi dan Bank) dalam kegiatan
usahatani dan kegiatan pasca panen atau agroindustri di Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao Indonesia?
Jawab: Peran kelembagaan yaitu untuk memecahkan masalah dalam kegiatan
usahatani dan agroindustri. Koperasi membantu menyediakan input dan
bank membantu menyediakan modal.
7. Bagaimana dukungan lembaga finansial (LSM dan lainnya) dalam kegiatan
usahatani dan kegiatan pasca panen atau agroindustri di Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao Indonesia?
Jawab: Tidak ada, karena pihak produsen tidak perlu memerlukan lembaga
yang dirasa malah akan menyulitkan.
b. Pembinaan Usahatani dan Kegiatan Pasca Panen atau Agroindustri
1. Apakah ada pelatihan terkait dengan usaha yang dilakukan?
Jawab: Ada yaitu pelatihan terhadap tenaga kerja.
2. Bagaimana bentuk pelatihan yang dilakukan?
Jawab: Pelatihan tesebut berupa pembinaan terhadap tenaga kerja agar menjadi
lebih terlatih dan terampil.
3. Bagaimana dampak diadakannya pelatihan?
Jawab: Dampak diadakan pelatihan bagi tenaga kerja di Pusat Penelitan Kopi
dan Kakao Indonesia yaitu tenaga kerja menjadi lebih terlatih dan
terampil.
4. Pembinaan seperti apa yang digunakan untuk meningkatkan usaha?
Jawab: Pembinaan mengenai informasi dan teknologi terbaru yang menunjang
usahatani dan agoindustri.
5. Apakah kendala dalam penyediaan sarana dan prasarana untuk menunjang
usaha?
Jawab: Ada, yaitu kendala dalam penyediaan bahan baku proses produksi
agroindustri.
6. Bagaimana cara mengatasi kendala yang dihadapi?
Jawab: Melakukan pemeliharaan tanaman kakao dengan baik agar hasil
panennya memuaskan dan dalam kondisi yang baik juga.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER – FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN-PS. AGRIBISNIS
LABORATORIUM MANAJEMEN AGRIBISNIS
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember 68121 – Telp/fax (0331)-332190
Email: labma.agbuj@gmail.com, faperta@jember.telkom.net.id
Golongan :B
Kelompok :4
Asisten Pembimbing : Fakhruddin Yulistiono
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2010. Buku Pintar Budidaya Kakao.
Jakarta:Agromedia Pustaka
Rubiyo dan Siswanto. 2012. Peningkatan Produksi dan Pengembangan Kakao
(Theobroma Kakao L.) di Indonesia.Buletin Risti, 3(1): 31-49.
Saragih B.,2001. Membangun Sistem Agribisnis .Bogor: Usese
Saragih, Alaxandro Ephanuel dan Netti Tinaprilla.2015.Sistem Pemasaran Beras
Dikecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur :5(1)
Setiawan, I.. 2012. Agribisnis Kreatif: Pilar Wirausaha Masa Depan, Kekuatan
Dunia Baru Menuju Kemakmuran Hijau. Jakarta: Penebar Swadaya.
Satyajaya, Wisnu, E. Suroso, H. A. Rasyid, dan T. P. Utomo. 2016. Kajian
Penentuan Komoditas Unggulan dalam Pengembangan Teknologi Agroindustri
Rakyat di Kabupaten Tulang Bawang. Kelitbangan. 4(1): 22-36.
Soekartawi. 2001. Pengantar Agroindustri. Jakarta: PT. Raja Gafindo Persada.
Soetriono dan Suwandari A.. 2016. Pengantar Ilmu Pertanian. Malang: Intimedia.
Suardi, D. P. O., Parining, N., dan Sukewija, I M.. 2015. Model Manajemen
Sumberdaya Komunikasi untuk Penyuluhan Pertanian dalam Pelaksanaan
Sistem Pertanian Terintegrasi di Provinsi Bali. Manajemen Agribisnis, 3(1):
1 – 16.
Wahyudi T., Panggabean T. R., dan Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Kakao.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Nizwar S, Pantjar S, Sudi M, Tri P. 2013. Konsep Pengembangan Wilayah
Berbasis Agribisnis Dalam Rangka Pemberdayaan Petani. Pusat Peneliitian dan
Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. 21(1): 26-43
Ramadhan, S., A. Arida, dan Agussabti. 2017. Pengembangan Agribisnis Padi Di
Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Ilmiah Mahasiswa
Pertanian. 2(1): 220-231
Meilisa, R. dan S. Aida. 2017. Studi Pendapatan Usahatani Dan Pemasaran
Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata) Di Desa Manunggal Daya
Kecamatan Sebulu Labupaten Kutai Kartanegara. 14(2): 26-38.