ABSTRAK
Penuaan adalah suatu proses biologis kompleks sebagai hasil dari penuaan intrinsik (dari dalam tubuh
seperti genetik) dan penuaan ekstrinsik (dari lingkungan). Faktor yang paling berpengaruh pada penuaan
adalah radikal bebas karena dapat menyebabkan stres oksidatif yang berperan penting dalam proses
penuaan. Penggunaan antioksidan dari buah-buahan salah satunya stroberi, menjadi suatu faktor penting
untuk melawan penuaan akibat radikal bebas. Antosianin di dalam stroberi memiliki efek antioksidan paling
tinggi untuk melawan radikal bebas. Antioksidan tersebut digunakan dalam produk kosmetik untuk
memaksimalkan perawatan terhadap penuaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi formula sediaan
krim ekstrak stroberi dengan membandingkan penggunaan jenis emulgator nonionik dan anionik. Ekstrak
stroberi didapatkan dengan mengektraksi stroberi menggunakan pelarut metanol, aquades, dan asam format.
Ekstrak diformulasikan ke dalam krim yang dibagi menjadi dua formula yaitu formula A yang menggunakan
emulgator nonionik (tween 80 dan span 80) dan formula B yang menggunakan emulgator anionik (sodium
oleate dan trietanolamin). Penentuan stabilitas dan formula yang optimum didapatkan dari evaluasi sediaan
krim yang meliputi uji organoleptis, uji homogenitas fisik, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, dan uji stabilitas
suhu. Hasil penelitian menujukkan bahwa penggunaan emulgator baik nonionik dan anionik dapat
menghasilkan sediaan krim yang baik, tetapi formula B lebih menunjukkan konsistensi sediaan krim yang
lebih baik dibandingkan formula A. Kesimpulan dari penelitian ini adalah emulgator jenis anionik lebih sesuai
untuk formula sediaan krim ekstrak stroberi (Fragaria x ananassa).
ABSTRACT
Aging is a biological complex process caused by intrinsic (e.g. genetic) and extrinsic (e.g. environment)
factors. The most influential factor in aging is free radicals that lead to oxidative stress which plays an
important role in the aging process. The use of antioxidants from fruit such as strawberry (Fragaria x
ananassa) is an important factor to prevent free radicals aging effect. Anthocyanin in strawberries have the
highest antioxidant effect against free radicals. The antioxidants are used in cosmeceutical products to
maximize treatment against aging. This study aimed to optimize strawberry cream formulation by comparing
the use of nonionic emulsifiers and anionic emulsifiers. Strawberry extract obtained by extracted strawberries
using methanol, distilled water, and formic acid. Strawberry extract was formulated into cream which is divided
into two formulas, formula A using nonionic emulsifier (tween 80 and span 80) and formula B using anionic
emulsifier (sodium oleate and triethanolamine). Cream evaluation was performed to get the best formula and
stability. These tests were organoleptic, physical homogeneity, pH, spreadibility, adhesion, and temperature
stability tests. The results showed that both nonionic and anionic emulsifiers can produce a good cream, but
formula B showed better consistency than formula A. The conclusion was that anionic emulsifier is suitable for
strawberry cream formulation (Fragaria x ananassa).
235
Majalah kesehatan FKUB Volume 1, Nomer 4, Desember 2014
236
Majalah kesehatan FKUB Volume 1, Nomer 4, Desember 2014
(Fragaria x ananassa) yang diekstraksi 15 menit dan diulang sekali lagi. Supernatan
menggunakan metanol, aquades, dan asam difilter dengan membrane berdiameter 0,45
format. µm setelah itu dipindahkan ke dalam amber
glass vials dan disimpan pada suhu -20 oC.
Bahan Formula Krim
Bahan untuk formulasi sediaan krim Pembuatan Sediaan Krim
meliputi tween 80, span 80, sodium oleate, Semua bahan yang akan digunakan di
triethanolamine, parafin, asam stearat, dalam percobaan ditimbang terlebih dahulu.
mineral oil, setil alkohol, butyl Mineral oil, asam stearat, cetyl alcohol,
hydroxytoluene, gliserin, propylene glycol, paraffin dan BHT dicampurkan sesuai
parfum, asam sitrat, natrium hidroksida dan masing-masing formula pada suhu 70-80 oC
air destilasi. mengggunakan penangas air sampai
homogen. Bahan gliserin, ekstrak stroberi,
Pembuatan Ekstrak Stroberi dan propilen glikol dicampurkan dengan cara
Buah stroberi sebanyak 50 g diaduk sampai homogen (fase air). Fase
ditambahkan ke dalam 500 ml larutan minyak ditambahkan ke dalam fase air
ekstraksi yang terdiri dari 400 ml methanol dengan tetap memakai suhu 70 oC dan
dan 100 ml aquades yang diasamkan diaduk sampai homogen. Saat krim mulai
dengan asam format 0,5 ml. Stroberi dingin (sekitar suhu 40 oC), ditambahkan
dihomogenisasi menggunakan homogenizer parfum ke dalam sediaan sambil tetap diaduk
pada 12.000 rpm selama 2 menit. sampai menjadi dingin. Jika terlalu asam
Selanjutnya diaduk selama 2 jam pada suhu maka dilakukan penambahan larutan pH
4 oC menggunakan stirer dalam keadaan adjuster yaitu asam sitrat jika terlalu basa
terlindung dari cahaya. Kemudian dilakukan dan natrium hidroksida.
sentrifugasi pada kecepatan 1200 g selama
237
Majalah kesehatan FKUB Volume 1, Nomer 4, Desember 2014
238
Majalah kesehatan FKUB Volume 1, Nomer 4, Desember 2014
a b
Gambar 2. Pemeriksaan antosianin pada ekstrak stroberi menggunakan spektrofotometer
Keterangan: (a) panjang gelombang ekstrak stoberi yaitu 502 nm, (b) panjang gelombang ekstrak stroberi
setelah penambahan NaOH yaitu 513 nm
Pembuatan Krim
Krim dibuat dengan menggunakan yang dilakukan secara visual. Hasil uji
ekstrak stroberi sebagai zat aktif dan organoleptis ditampilkan pada Tabel 2.
beberapa eksipien sesuai dengan formula
yang telah ditentukan. Sediaan krim yang Uji Homogenitas Fisik
telah dibuat dievaluasi dengan uji Hasil yang didapatkan adalah krim
organoleptis, uji homogenitas fisik, uji pH, tampak homogen secara fisik karena
uji daya sebar, uji daya lekat, dan uji distribusi partikel merata di kaca objek
stabilitas suhu. (Gambar 3). Pada pengamatan
menggunakan mikroskop dengan
Uji Organoleptis menggunakan perbesaran 40x tampak
Uji organoleptis yang dilakukan meliputi bahwa kedua krim tidak terdapat gumpalan
pemeriksaan bentuk, tekstur, warna dan bau di dalamnya (Gambar 4).
239
Majalah kesehatan FKUB Volume 1, Nomer 4, Desember 2014
A B
A B
Gambar 3. Hasil uji homogenitas krim
Keterangan: (A) sediaan krim formula A, (B) sediaan krim formula B.
A B
Pada penelitian ini, dibuat dua macam Tween 80 dan Span 80, sedangkan formula
formula yaitu formula A (Gambar 5a) yang B emulgator sodium oleate dan
mengandung kombinasi emulgator trietanolamine.
240
Majalah kesehatan FKUB Volume 1, Nomer 4, Desember 2014
6,4
6,3 Formula A
PH
6,2
Nilai
Formula B
6,1
6
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3
Gambar 7. Nilai pH sediaan krim
241
Majalah kesehatan FKUB Volume 1, Nomer 4, Desember 2014
3,5
Sebar
3
2,5
2
Formula A
Daya
1,5
m
c
(
1
Diamete
0,5
0
Hanya Beban Beban Beban Beban
r
Waktu Nilai pH
Formula A Formula B
242
Majalah kesehatan FKUB Volume 1, Nomer 4, Desember 2014
243
Majalah kesehatan FKUB Volume 1, Nomer 4, Desember 2014
dengan spektrofotometer pada panjang (Tabel 4), dengan nilai pH keduanya sesuai
gelombang 502 nm yang berada dalam dengan pH kulit yaitu 6,0– 7,0 sehingga
rentang panjang gelombang antosianin aman untuk diaplikasikan ke kulit. pH
(Gambar 3a). Pengamatan juga dilakukan sediaan harus berada dalam rentang pH kulit
pada ekstrak stroberi yang telah untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit.9
ditambahkan NaOH untuk mengetahui ada Selain itu, pH produk adalah faktor yang
tidaknya pergeseran panjang gelombang dapat digunakan sebagai indikator
dan didapatkan hasil panjang gelombang keamanan. Nilai independent t-test pada uji
maksimal adalah 513 nm (Gambar 3b). pH adalah 0,20 yang berarti signifikan
Stroberi memiliki aktivitas antioksidan tinggi karena lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan
karena mengandung antosianin, fenol, dan bahwa formula A dan formula B memiliki nilai
vitamin C. Antioksidan stroberi yang memiliki pH yang sama
efektifitas tinggi adalah antosianin dengan Pengujian sediaan dilanjutkan dengan
mekanisme kerja menginaktivasi radikal uji daya sebar dan uji daya lekat. Nilai yang
hidroksil dan peroksil.8 didapat dari uji daya sebar dan daya lekat
Evaluasi akhir untuk mengetahui tidak memiliki nilai standar, melainkan relatif
kestabilan sediaan dilakukan setelah terhadap formula pembandingnya. Hasil
pembuatan krim selesai. Kriteria yang dapat analisis uji t menunjukkan nilai
diamati adalah uji organoleptis, uji signifikansinya adalah 0,322 sehingga H0
homogenitas fisik, uji pH, uji daya sebar, uji diterima yang berarti bahwa daya sebar
daya lekat dan uji stabilitas. Pada uji formula A dan formula B tidak berbeda.
organoleptis didapatkan hasil bahwa warna Penilaian uji daya sebar ini untuk
krim adalah merah muda pastel, berbau menggambarkan kemudahan krim ketika
khas stroberi, dan memiliki konsistensi krim. diaplikasikan pada kulit. Semakin mudah
Penilaian stabilitas fisik dapat ditentukan diratakan pada kulit berarti akan
dengan mengamati kriteria organoleptis memeperluas area kulit yang kontak dengan
untuk menentukan adanya perubahan krim yang berarti kemungkinan zat aktif
selama penyimpanan. Secara fisik, krim juga untuk diabsorbsi akan makin besar.
diuji menggunakan uji homogenitas fisik Hasil uji daya lekat menunjukkan bahwa
dimana sediaan krim tidak boleh terdapat daya lekat formula B lebih besar
gumpalan-gumpalan partikel di dalamnya.9 dibandingkan dengan formula A dengan
Hasil yang didapatkan pada pengujian ini waktu pelepasan formula B yaitu ± 7,5
adalah krim bersifat homogen karena semua menit, sedangkan formula A yaitu 6,80 detik
partikel yang ada di dalam krim tersebar (Tabel 5). Semakin lama waktu yang
merata (Gambar 6). Uji homogenitas juga diperlukan hingga kedua obyek glass
dilakukan dengan menggunakan mikroskop terlepas, maka makin baik daya melekat
untuk mengamati ada tidaknya gumpalan di sediaan krim tersebut. Semakin lama krim
dalam krim. Dari hasil pengamatan melekat pada kulit maka efek yang
menggunakan mikroskop diketahui bahwa ditimbulkan juga semakin besar. Dengan
pada kedua formula sediaan krim tidak daya lekat yang besar, formula B yang
mengalami penggumpalan, tetapi formula B menggunakan emulgator anionik memiliki
menunjukkan hasil yang lebih baik keuntungan untuk berpenetrasi ke kulit
dibandingkan dengan formula A (Gambar 7). dengan baik karena emulgator anionik dapat
Hasil pengujian pH untuk formula A berinteraksi dengan baik terhadap lemak
berada dalam rentang 6,17 – 6,22 dan untuk dan protein kulit.10 Evaluasi terakhir adalah
formula B berada dalam rentang 6,25 – 6,32 sediaan krim diuji stabilitasnya pada suhu
244
Majalah kesehatan FKUB Volume 1, Nomer 4, Desember 2014
ruangan (25 oC) dan pada suhu tinggi (40 yaitu sodium oleate dan trietanolamine, dan
oC) berdasarkan hasil pengamatan terjadi larutan pH adjuster yaitu asam sitrat.
perubahan. Pengamatan stabilitas suhu juga Sementara formula B yang menggunakan
dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu emulgator anionik yang terdiri dari sodium
pada homogenitas krim formula A dan oleate dan trietanolamin yang dapat
formula B dengan mengamati ada tidaknya menghasilkan stabilitas dan konsistensi krim
gumpalan dan krim dapat tersebar merata. yang baik.
Selain itu, dilakukan uji pH yang untuk
mengetahui ada tidaknya perubahan pH.
Berdasarkan hasil evaluasi akhir SARAN
sediaan yang dilakukan menunjukkan bahwa
baik penggunaan jenis emulgator nonionik Berdasarkan keterbatasan dalam
ataupun anionik dapat menghasilkan penelitian ini dapat disarankan bahwa:
sediaan krim yang memiliki stabilitas yang a. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
baik. Tetapi formula B yang menggunakan untuk mengetahui pengaruh kombinasi
emulgator anionik lebih disukai karena jenis emulgator lain, yaitu emulgator
stabilitas yang dimiliki lebih baik dari formula kationik dan emulgator amfoterik
A yang menggunakan emulgator nonionik. terhadap kestabilan sediaan krim.
Hal ini ditunjukkan dengan hasil evaluasi b. Perlu adanya evaluasi tambahan untuk
sediaan krim formula B yang memiliki sediaan krim yaitu uji viskositas dan uji
beberapa keunggulan pada kriteria pelepasan zat aktif sediaan krim.
organoleptisnya yaitu krim memiliki bau dan
konsistensi yang lebih baik dari formula A. DAFTAR PUSTAKA
Pada uji homogenitas menggunakan
mikroskop, formula B memiliki tekstur krim 1. Mackiewicz Z, Rimkevičius A. Theory
yang lebih halus dengan daya lekat lebih and Practice: Skin Aging. Gerontologija.
besar yang ditunjukkan dengan lamanya 2008; 9(2):103–108.
waktu pelepasan. Hal tersebut didukung oleh 2. Panico AM, Garufi F, Nitto S et al.
kualitas organoleptis surfaktan anionik yang Antioxidant Activity and Phenolic
sangat baik sehingga dapat menghasilkan Content of Strawberry Genotypes from
sediaan krim yang memiliki stabilis yang Fragaria X Ananassa. Pharmacological
baik.10 Biology. 2009; 47:203-208
3. Giampieri F, Alvarez-Suarez JM,
KESIMPULAN Tulipani S et al. Photoprotective
Potential of Strawberry (Fragaria x
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
ananassa) Extract Against UV-A
disimpulkan bahwa formulasi sediaan krim
Irradiation Damage on Human
ekstrak stroberi (Fragaria x ananassa) dapat
Fibroblasts. Journal of Agricultural and
menghasilkan krim yang memiliki stabilitas
Food Chemistry. 2012; 60(9):2322-7.
yang baik dengan komposisi ekstrak
DOI: 10.1021/jf205065x
stroberi, basis minyak yang terdiri dari
4. [Depkes RI] Departemen Kesehatan
mineral oil, paraffin, dan asam stearat,
Republik Indonesia. Farmakope
stiffening agent yaitu setil alkohol,
Indonesia III. Jakarta. 1979.
antioksidan yaitu butyl hydroxytoluene,
5. Mollet H, Grubenmann A. Formulation
humektan yaitu gliserin, preservative yang
Technology: Emulsions, Suspensions,
menggunakan propilen glikol, emulgator
Solid Forms. German: Wiley-vch. 2001.
245
Majalah kesehatan FKUB Volume 1, Nomer 4, Desember 2014
246