Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ANGGIA SHAFITRI
152401077
MEDAN
2018
Ahli Madya
ANGGIA SHAFITRI
152401077
MEDAN
2018
ii
Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Anggia Shafitri
152401077
iii
Disetujui di
Medan, Juli 2018
iv
ABSTRAK
ABSTRACT
vi
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa
mencurahkan segala nikmat dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini
dengan judul Analisa Senyawa Metamfetamin Pada Sabu-Sabu di Balai Pengujian
dan Identifikasi Barang (BPIB) Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada :
1. Kedua orang tua tercinta, untuk Ayahanda Mariono dan Ibunda Tri Umiyati S.Pd
yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi dan dengan sabar terus
mendoakan penulis. Kepada abang-abang saya tersayang Eko Prastiono dan
Pandu Prabudy yang memberikan semangat kepada saya.
2. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra S.Si, M.Si, selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA
USU Medan
3. Bapak Dr. Minto Supeno MS, selaku Ketua Program Studi D-III Kimia FMIPA
USU
4. Ibu Dr. Juliati Br. Tarigan S.Si, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah
dengan sabar meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta memberikan masukan,
saran, petunjuk, bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.
5. Kepada teman sejak maba Lisari, Zakaria, Edo, Rima, Adinda Gusti, Adinda
Mustika, Glory yang telah memberikan kenangan di kehidupan perkuliahan
6. Kepada Abang dan Kakak, Muchsinul, Alvian, Darwin, Hardyon, Harry, Rio,
Nula, Sella, Tessa, Ainun yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan.
7. Kepada teman-teman stambuk 2015 yang telah bersama-sama berjuang dari awal
semester hingga akhir semester.
vii
Anggia Shafitri
viii
Halaman
PERNYATAAN ORISINALITAS ii
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
PENGHARGAAN vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
DAFTAR SINGKATAN xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 2
1.3 Hipotesa 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penelitian 2
ix
DAFTAR PUSTAKA 21
LAMPIRAN 23
xi
xii
xiii
Lampiran
2 Senyawa Benzeneethanamine, 24
N-alpha-dimethyl (s) dengan waktu retensi 4.155
xiv
xv
PENDAHULUAN
1.3 Hipotesa
Sampel sabu-sabu di Balai Pengujian dan Identifikasi Barang (BPIB) Medan
mengandung metamfetamin.
TINJAUAN PUSTAKA
Narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya biasa dikenal dengan
singkatan NAPZA. Dewasa ini bahan kimia tersebut beredar secara luas dan
dikonsumsi oleh banyak orang, terutama dalam dunia orang yang melawan hukum.
Bahan kimia tersebut banyak disalahgunakan (drug abuse), sehingga seseorang yang
mengonsuksi obat tersebut banyak melanggar aturan masyarakat yang ada.
Zat-zat yang tergolong NAPZA sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang
umumnya mempunyai resiko pada pemakainya yaitu kecanduan (adiksi). NAPZA
merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh
terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bila disalahgunakan akan menyebabkan
gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Pengaruh tersebut berupa pembiusan,
hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat, halusinasi atau timbulnya khayalan-
khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya (Sofiyah,2007).
2.1.1.2. Alkohol
Nama kimia dari alkohol adalah etanol atau etil alkohol. Banyak jenis dan merek
dari alkohol yaitu bir, wiski, gin,vodka, martini, brem, arak, ciu, tuak dll. Minum
minuman beralkohol tidak dilarang oleh undang-undang. Namun penggunaan alkohol
secara berlebih dan dalam jangka waktu yang lama dpat menyebabkan kanker hati,
pendarahan lambung, radang pancreas, penyakit otot jantung, pikun, cacat pada janin.
Menurut KUHP pasal 492, mabuk di muka umum menggangu lalu lintas atau
menggangu ketertiban atau mengancam orang lain akan terjerat ancaman pidana
paling lama 6 hari (Joewana,2001).
2.1.1.3. Psikotropika
Selain narkotika dan psikotropika, kita juga mengenal zat adiktif lainnya. Zat
adiktif adalah obat serta bahan – bahan aktif yang jika dikonsumsi oleh organisme
hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau
adiksi yang sulit untuk dihentikan. Dan sesuai dengan Undang-Undang RI No.5
Tahun 1997 tentang Psikotropika menyebutkan beberapa obat yang mengandung zat
adiktif di antaranya adalah amfetamin, metamfetamin, amobarbital, flunitrazepam,
diahepam, bromazepam, fenobarbital, minuman beralkohol atau miras, tembakau atau
rokok, halusinogen, bahan pelarut seperti bensin, tiner, lem, cat, solvent (Undang-
Undang RI No. 35 Tahun 2009) dan (Undang - Undang RI No.5 Tahun 1997).
Contoh-contoh yang senada juga diungkapkan oleh Alifa, bahwa rokok, kelompok
alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan serta
thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang
bila dihirup akan dapat memabukkan.
2.2 Sabu-sabu
2.2.1 Sejarah Metamfetamin
Metamfetamin disintesis pertama kali pada tahun 1919 oleh seorang kimiawan
dari Jepang. Metamfetamin merupakan suatu stimulan dengan efek stimulan yang
lebih kuat dibandingkan kokain atau stimulan alam lainnya. Penggunaan dalam
jumlah besar dapat menyebabkan “violence” , halusinasi dan psikosis. Umumnya
metamfetamin diproduksi sebagai kristal menyerupai serbuk, gumpalan besar Kristal
Instrumen yang digunakan untuk mengukur resapan radiasi infra merah pada
berbagai panjang gelombang disebut spektrometer inframerah. Pancaran
inframerahumumnya mengacu pada bagian spektrum elektromagnet yang terletak di
antara daerah tampak dan daerah gelombang mikro. Pancaran inframerah yang
kerapatannya kurang dari pada 100 cm-1 (panjang gelombang lebih dari 100 µm)
diserap oleh sebuah molekul organik dan diubah menjadi energi putaran molekul.
10
11
12
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat
Pipet tetes
Gelas ukur Pyrex
Beaker glass Pyrex
Spot test
Fourier Transform Infrared ( FTIR )
Gas Chromatography – Mass Spectrometry ( GC-MS )
Botol vial
3.2 Bahan
Sabu-sabu
H2SO4(p)
Formaldehid 40%
Klorofom
13
Tabel 3.1 Perubahan Warna Jenis Narkotika dengan Metode Marquis Test
14
15
16
4.2 Pembahasan
17
18
Adanya gugus C-H menunjukkan vibrasi ulur tak simetrik pada bilangan
gelombang 2966 cm-1 dan vibrasi ulur simetrik pada bilangan gelombang 2862 cm-1.
Hal ini didukung oleh vibrasi tekuk tak simetrik muncul pada bilangan gelombang
1453 cm-1 dan vibrasi tekuk simetrik pada bilangan gelombang 1385 cm -1. Adanya
gugus aromatic pada senyawa metamfetamin ditunjukkan dengan vibrasi ulur ikatan
rangkap C=C pada bilangan gelombang 1652 cm-1 yang didukung oleh vibrasi tekuk
keluar bidang untuk senyawa aromatik pada bilangan gelombang 885-747 cm-1.
Adanya N-H pada senyawa metamfetamin ditunjukkan oleh vibrasi ulur pada
bilangan gelombang 3445 cm-1 yang didukung oleh gugus C-N dengan vibrasi ulur
pada bilangan gelombang 1209 – 1019 cm-1
19
5.1 Kesimpulan
Analisis metamfetamin berdasarkan marquis test menunjukkan hasil positif (+)
karena terjadi perubahan warna dari putih menjadi orange-merah.
Analisis metamfetamin berdasarkan GC-MS menunjukkan senyawa
metamfetamin pada m/z = 134 yang menyatakan berat molekul 134 dengan
puncak dasar m/z = 58
Analisis metamfetamin dengan spektrofotometri FT-IR menunjukkan gugus-
gugus pada senyawa metamfetamin yakni vibrasi ulur gugus C=C pada bilangan
gelombang 1652 cm-1, vibrasi ulur gugus N-H pada bilangan gelombang 3445
cm-1, dan vibrasi ulur gugus C-N pada bilangan gelombang 1209 – 1019 cm-1.
5.2 Saran
Pada saat melakukan analisis marquis test, saat meneteskan campuran H 2SO4
dengan formaldehid dilakukan melalui dinding spot test secara perlahan agar
perubahan warnanya terlihat jelas.
Saat melakukan analisis dengan menggunakan FT-IR, perlu diperhatikan
bilangan gelombang pada peak yang diperoleh agar tidak bertumpuk satu sama
lain sehingga menyebabkan kesulitan melihat bilangan gelombang antar peak.
Saat melakukan analisis dengan menggunakan FT-IR perlu diperhatikan dalam
pengukuran background, hal ini bertujuan agar tidak ada zat lain yang ikut
terukur.
20
Cooper J.W, 1980. Spectroscopic Techniques For Organic Chemists. John Wiley &
Sons. New York.
Day R.A, Underwood A.L, 1981. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Herman J.R, Gottried B, 1988. Analisis Farmasi. Penerbit Gadjah Mada. Yogyakarta.
Maryadele J.O.N, 2006. The Merck Index An Encyclopedia Of Chemicals, Drugs, and
Biologicals. 14th Edition. Merck&Co Inc. new York.
21
Syahputri M.V, 2007. Pemastian Mutu Obat. Volume1. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta.
Watson D.G, 2005. Analisis Farmasi. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
22
23
24
25
26
27
28
29