Anda di halaman 1dari 58

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III
“TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM
MEMBERIKAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KASUS
KEGAWATDARURATAN”

Oleh :

dr. KARMILA KARIM


NIP. 19910905 201903 2 003

PELATIHAN DASAR PRAJABATAN CPNS GOLONGAN III


ANGKATAN VII

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR BEKERJASAMA BADAN


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III

NAMA : dr. KARMILA KARIM

NIP : 19910905 201903 2 003

INSTANSI : PUSKESMAS TOMONI

JABATAN : DOKTER UMUM AHLI PERTAMA

PEMECAHAN MASALAH : MENINGKATKAN PENGETAHUAN


MASYARAKAT DALAM
MEMBERIKAN PERTOLONGAN
PERTAMA PADA PASIEN GAWAT
DARURAT MELALUI SOSIALISASI
PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KASUS KEGAWATDARURATAN

DISETUJUI UNTUK DISEMINARKAN PADA SEMINAR RANCANGAN

AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS KABUPATEN LUWU TIMUR

ANGKATAN VII TAHUN 2019

disetujui

Pada hari Jumat tanggal 17 Mei 2019

Coach, Mentor,

Hj. LENDRAWATY, S.Sos, M.AP HASNI, SKM


NIP. 19750505199603 2 008 NIP. 19781220 201001 2 013

LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III

NAMA : dr.KARMILA KARIM


NIP : 19910905 201903 2 003
INSTANSI : PUSKESMAS TOMONI
JABATAN : DOKTER UMUM AHLI PERTAMA

Telah diuji di depan penguji

Pada hari Sabtu tanggal 18 Mei 2019

Coach, Penguji,

Hj. LENDRAWATY, S.Sos, M.AP HASNI, SKM


NIP. 19750505199603 2 008 NIP. 19781220 201001 2 013

Mengetahui;

Kepala Badan Kepegawaian dan


PengembanganSumberDayaManusiaKabupatenLuwu Timur,

KAMAL RASYID, S.STP

NIP.

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nyalah sehinggah Laporan Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai
Dasar PNS ini dapat tersusun dengan baik. Kegiatan aktualisasi nilai-nilai
dasar ini bertujuan untuk memberikan kesempatan para peserta pelatihan
untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN yang diajarkan
selama periode on campus pada kegiatan pelayanan sehari-hari di unit
kerja masing-masing.
Saya menyadari bahwa proses penyusunan laporan rancangan
aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan
saran yang membangun. sangat diharapkan untuk memperoleh luaran
sesuai yang diharapkan. Semoga dengan laporan rancangan aktualisasi
ini saya dapat terus meningkatkan kinerja saya sebagai pegawai negeri
sipil nanti.
1. Bapak H.M. Thoriq Husler selaku Bupati Kabupaten Luwu Timur
2. Bapak Kamal Rasyid, S.STP selaku Kepala Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Luwu Timur
3. Hasni, SKM selaku kepala puskesmas Tomoni Kab. Luwu Timur
sekaligus sebagai mentor yang telah memberikan bimbingan sehingga
rancangan dapat di selesaikan.
4. Ibu Hj. Lendrawaty, S.Sos, M.AP selaku coach/pembimbing yang
berkenan meluangkan waktu dantenaga untuk memberikan pengarahan
serta bimbingan dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini sehingga
dapat diselesaikan dengan baik.
5. Para Widyaiswara selaku pemberi materi.
6. Panitia Pelatihan Dasar prajabatan CPNS Daerah Kabupaten Luwu
Timur tahun 2019
7. Teman-teman peserta Latihan Dasar Prajabatan CPNS Daerah
Golongan III angkatan VII tahun 2019

Tomoni, 17 Mei 2019

Penulis,

dr.KARMILA KARIM

NIP. 19910905 201903 2 003


DAFTAR ISI

RANCANGAN AKTUALISASI ..................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ...............................................................................................vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
BAB I.......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 3
1.3 Gambaran Umum Organisasi ....................................................... 4
1.4 Struktur Organisasi Puskesmas Puding Besar Tahun 2019 ......... 7
BAB II......................................................................................................... 8
2.1 Nilai – nilai Dasar ANEKA ............................................................. 8
2.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI.................................... 20
BAB III...................................................................................................... 24
3.1 Identifikasi Isu ............................................................................. 24
3.2 Isu yang Diangkat ....................................................................... 25
3.3 Kegiatan dan Tahapan kegiatan pemecahan Isu........................ 27
3.4 Keterikatan kegiatan dengan nilai ANEKA & Peran kedudukan
PNS 28
3.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Rancangan Aktualisasi .............. 36
BAB IV ..................................................................................................... 38
4.1 Kesimpulan ................................................................................. 38
4.2 Saran .......................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 39
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

3.1 Prioritas Masalah yang ditentukan Melalui Analisis

Score USG (Urgency, Seriousness, Growth)............................................33

3.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan...........................................................43

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki semua prakondisi dalam mewujudkan visi
negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dibuktikan dengan
kekayaan alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia, peluang
pasar yang besar dan demokrasi yang relatif stabil. Namun prakondisi
yang sudah terpenuhi itu belum mampu dikelola secara efektif dan efisien
oleh para aktor pembangunan, sehingga Indonesia masih tertinggal dari
cepatnya laju pembangunan global dewasa ini.

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi bagi


upaya pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan adalah upaya
yang di laksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi- tingginya. (Sistem Kesehatan Nasional, 2009).

Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat


pada awalnya berupa upaya untuk penyembuhan penyakit (kuratif),
kemudian berkembang kearah keterpaduan upaya kesehatan untuk
seluruh masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat secara luas
yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. (UU N0.36
Tentang Kesehatan, 2009).
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) Tahun 2005-2025, pembangunan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya dapat
terwujud. Adapun sasaran yang dicapai Program Indonesia Sehat pada

7
RPJMN 2015-2019 adalah meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
pemeratan pelayanan kesehatan.
Salah satu sasaran strategis yang tertuang dalam rencana strategis
Puskesmas Tomoni adalah Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
melalui pemberdayaan masyarakat. Dokumen Rencana Strategis ini
bersifat jangka pendek dan menengah namun tetap diletakkan pada
jangkauan jangka panjang, dan mengacu kepada visi misi Bupati Luwu
Timur sehingga rumusan visi, misi dan arah kebijakan pembangunan
bidang kesehatan dapat sejalan dengan program Pembangunan
Kesehatan yaitu Program Indonesia dengan sasaran meningkatkan
derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan
finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan untuk lima tahun
mendatang dapat bersinergi dengan arah pembangunan Bupati Luwu
Timur sebagai Kepala Daerah terpilih.

Tugas dan peranan ASN menjadi alasan utama meningkatkan


kinerja yang berorientasi kepada kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan peraturan kepala LAN No.12 tahun 2018 disebutkan bahwa
pembentukan karakter ASN yang profesional dapat terwujud dengan
adanya pembentukan karakter melalui jalur pelatihan dasar (Latsar) yang
didasarkan pada nilai-nilai dasar ASN. Terdapat dua tahapan dalam
pelatihan dasar tersebut yaitu internalisasi nilai-nilai dasar ASN dan
aktualisasi nilai-nilai dasar ASN. Tahap internalisasi ASN dibekali
dengan materi pelatihan akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan anti korupsi yang selanjutnya di akronimkan menjadi
nilai ANEKA.

8
B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi

1. Tujuan Aktualisasi
Adapun tujuan aktualisasi pada kegiatan pelatihan dasar CPNS
Golongan III adalah mengimplementasikan rancangan kegiatan
yang dikaitkan dengan nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang mencakup Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitemen Mutu dan Anti Korupsi.Mengidentifikasikan Nilai-nilai
Dasar Profesi PNS, Peran dan Kedudukan PNS dalam NKRI serta
mengaktualisasikannya.

2. Manfaat Aktualisasi
Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III diselenggarakan untuk
membentuk PNS profesional yang berkarakter yaitu PNS yang
karakternya dibentuk oleh sikap dan perilaku displin PNS, nilai- nilai
dasar PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI, serta menguasai bidang tugasnya sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
pelayan masyarakat. Adapun sasaran penyelenggaraan Pelatihan
Dasar Calon PNS bagi CPNS Golongan III adalah terwujudnya PNS
profesional yang berkarakter sebagai pelayan masyarakat

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegaitan ini meliputi aktualisasi mata pelatihan untuk
pembelajaran agenda Sikap Perilaku BelaNegara, aktualisasi Mata
Pelatihan untuk pembelajaran agenda Nilai-Nilai Dasar PNS,
aktualisasi mata pelatihan untuk pembelajaran agenda Kedudukan
dan Peran PNS dalam NKRI. Nilai-nilai dasar profesi PNS hanya
terbatas pada lima nilai dasar yaitu akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu, dananti korupsiserta mata pelatihan

9
untuk agenda Habituasi yang dilaksanakan di Puskesmas Tomoni
sejak tanggal 21 Mei sampai 2 Juli 2019.

10
BAB II

NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN


A. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan
sektor, kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu untuk
menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas
vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan
akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas).
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas
kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan
akuntabilitas kebijakan.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki
sikap tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens
menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);

11
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan
akuntabilitas terdiri dari 5 (lima) tingkatan sebagai berikut:
a. Akuntabilitas personal
b. Akuntabilitas individu
c. Akuntabilitas kelompok
d. Akuntabilitas organisasi
e. Akuntabilitas stakeholder
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada
beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak disengaja
tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajiban.
b. Jujur: sikap untuk menyatakan sesuai sesuai dengan yang terjadi
c. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan.
d. Netral: Tidak memihak pada salah satu pihak serta tercipta
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas.
e. Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau
kelompok
f. Adil: adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
g. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.

12
h. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
i. Partisipatif: semua aspek yang mendukung terlibat tanpa adanya
monopoli oleh sebagian orang
j. Legal: adanya bukti secara formal atas segala tindakan untuk dapat
dipertanggungjawabkan.

13
B. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai
yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus
dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa
yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut
chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,
dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme dalam tataran sebagai warga negara Indonesia,
diharapkan seluruh pegawai ASN mampu mengamalkan nilai-nilai
Pancasila pada setiap kebijakan yang diambil serta dijiwai semangat
Bhineka Tunggal Ika sebagai ruhnya.

Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN
adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat
dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam
menjadi pelayan publik yang profesional. ASN adalah aparat pelaksana
yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi
landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk
pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk

14
aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan
jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sebagai pelayan publik seorang ASN
dituntut menjadi profesional untuk menciptakan pelayanan yang prima.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki
integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etik
perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam
kode etik tersebut harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar
mengutamakan kepentingan masyarakat luas dengan dijiwai oleh nilai-
nilai yang terkandung dalam pengamalan Pancasila.

C. Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain
di dalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik
atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan
pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan
pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi,
dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku
ASN yakni sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku;

15
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
D. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam
menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar
yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun
mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan
yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI menyatakan bahwa
proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau

16
bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi
salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut,
setidaknya empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang
harus diperhatikan, yaitu:
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun
mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur
dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan
efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme
yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan
tugas rutin.

4. Berorientasi pada Mutu

17
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan
produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya.
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital
untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga
kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:
1. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai
dengan yang telah dijanjikan;
3. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
4. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya;
5. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan
bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan
melampaui harapannya. Manajemen mutu harus dilaksanakan secara
terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk
senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan
pelanggan. Bill Creech memperkenalkan lima pilar dalam manajemen
mutu terpadu yaitu produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen.

18
Kelima pilar tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi,
sehingga target mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan
secara berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu kerja
aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa ini
masih banyak yang tidak mengindahkan peraturan perundang-undangan.

E. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
(Widita, 2015).
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu:
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya
kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang
berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri
maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial
tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana

19
masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita,
dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial
tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara
yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan
sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang
lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna
bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab
demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan
dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri
membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan
dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip
kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam
bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap
nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.

e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama
manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya
akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan

20
kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir
dalam perbuatan tercela dan nista.

f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan
kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya
dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh
sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.

g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia
tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah
ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan
pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan
selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.

h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan
berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani
berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan
teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi
dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak
kepada hal-hal yang menyimpang.

i. Adil

21
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan
menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah
upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan
kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan


spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya
sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh
ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan
sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi.
Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat
yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang
baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses
atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat
dipertanggungjawabkan secara public

F. Sikap Perilaku Disiplin PNS

a. Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil


Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman,
meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari
bahasa latin “Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan
dan kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi sifat disiplin berkaitan
dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan. Sedangkan
pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah RI
Nomor 53 Tahun 2010 adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang
apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.

22
b. Kewajiiban Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010,
Pegawai Negeri Sipil memiliki kewajiban untuk:
1) mengucapkan sumpah/janji PNS;
2) mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3) setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
4) menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
6) menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat
PNS;
7) mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang, dan/atau golongan;
8) memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
9) bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
10) melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan
negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan,
keuangan, dan materiil;
11) masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
12) mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13) menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
14) memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
15) membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16) memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan

23
17) menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
c. Larangan Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010,
Pegawai Negeri Sipil memiliki kewajiban untuk:
1) menyalahgunakan wewenang;
2) menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi
dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang
lain;
3) tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk
negara lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional;
4) bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing;
5) memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
6) melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat,
bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan
kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan,
atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan negara;
7) memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada
siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan
dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
8) menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun
juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
9) bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
10)melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan
yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang
dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
11)menghalangi berjalannya tugas kedinasan;

24
12)memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:
a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
b. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut
partai atau atribut PNS;
b. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
dan/atau
c. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas
negara;
13)memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden
dengan cara:
a. membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon
selama masa kampanye; dan/atau
b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian
barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat;

14)memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan


Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan
cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai
peraturan perundang-undangan; dan
15)memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah, dengan cara:
a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;

25
b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam
kegiatan kampanye;
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon
selama masa kampanye; dan/atau
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian
barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat.

G. Peran dan Kedudukan ASN

1. Whole Of Goverment

WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu

model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan

untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan

diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat

antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut

perubahan perilaku.

Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik

adalah e-Government. E-government adalah tata kelola

pemerintahan (governance) yang diselenggarakan secara

terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi IT, agar hubungan-

hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat dapat

26
berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan responsif. Hasil atau

manfaat yang diperoleh melalui e-government antara lain adalah:

a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik

(good governance), efisien dan efektif

b. Hemat anggaran dan tepat waktu

c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan

(fraud), suap dan korupsi akan banyak berkurang.

d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan

meningkat dan tingkat kesalahan berkurang

e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat

sehingga kepuasan publik juga meningkat

2. Pelayanan Publik

Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S.

Moenir mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan

oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu

dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang

yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan

penyedia jasa dalam memenuhi harapan pengguna.” Pelayanan

pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses

pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan,

meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses

yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling

memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan.

27
Selanjutnya A.S. Moenir (2002: 16) menyatakan bahwa proses

pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung

inilah yang dinamakan pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan

adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu menyiapkan atau

mengurus apa yang diperlukan orang lain.

Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan

adalah aktivitas yang dapat dirasakan melalui hubungan antara

penerima dan pemberi pelayanan yang menggunakan peralatan

berupa organisasi atau lembaga perusahaan. Dalam kamus

Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik dirumuskan sebagai

berikut :

a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.

b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan

dengan jual beli barang dan jasa.

c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima

seseorang dalam hubungannya dengan pensegahan,

diagnosa dan pengobatan suatu gangguan kesehatan

tertentu.

d. Publik berarti orang banyak (umum)

Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, adalah

“Sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan,

harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan

nilai- nilai norma yang mereka miliki”. Berdasarkan ketentuan

28
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,

diatur bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian

kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara

dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif

yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan kepentingan

umum; kepastian hukum; kesamaan hak; keseimbangan hak dan

kewajiban; keprofesionalan; partisipatif; persamaan perlakuan/tidak

diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas; fasilitas dan perlakuan

khusus bagi kelompokrentan; ketepatan waktu; dan kecepatan,

kemudahan, dan keterjangkauan. Adapun tujuan dari pelayanan

public adalah sebagai berikut:

a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang

hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh

pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan

publik;

b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik

yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan

dan korporasi yang baik;

c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan public sesuai

dengan peraturan perundang-undangan; dan

29
d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi

masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

3. Manajemen ASN

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN

adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai

pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi

pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen Pegawai

Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil untuk

menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki

nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari

praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam Konsep

Manajemen ASN ini dikenal apa yang disebut dengan sistem

merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang

berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara

adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang

politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status

pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut

Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai

pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat

pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan

30
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji

berdasarkan peraturan perundangundangan

sedangkanPegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat

PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat

tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh

pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan

pemerintahan. Manajemen PNS meliputi: penyusunan dan

penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan Jabatan;

pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian

kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin;

pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan

perlindungan.

31
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

I. Profil Organisasi

GAMBARAN UMUM

Kecamatan Tomoni merupakan kecamatan yang terbentuk dari


Kecamatan Mangkutana. Kemudian pada tahun 2003, Kabupaten Luwu
Utara mengalami pemekaran menjadi dua Kabupaten, yaitu Kabupaten
Luwu Utara dan Luwu Timur yang disahkan dengan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2003. pada tanggal 25 Februari 2003. Setelah
terbentuk Luwu Timur , Kecamatan Tomoni mengalami pemekaran
desa yang tadinya 19 menjadi 13 desa. Selanjutnya, berdasarkan
peraturan daerah Kabupaten Luwu Timur. Kemudian Kecamatan Tomoni
dimekarkan lagi manjadi dua, yaitu Kecamatan Tomoni Timur,
berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 4 tahun
2006 tentang pembentukan Kecamatan.
Kecamatan Tomoni berkembang pesat di banding Induknya
Kecamatan Mangkutana, hal ini disebabkan banyak pendatang dan
penduduk Lokal yang berusaha dibidang perdagangan lain halnya
dengan Kecamatan induknya yang rata-rata penduduknya berusaha di
Bidang pertanian dan perkebunan.
Puskesmas Tomoni sebelumnya merupakan Puskesmas
Pembantu, pada tahun 2011 telah mulai berfungsi sebagai Puskesmas
Induk yang membawahi 13 desa, yang sekarang merupakan desa-desa
yang berada di bawah kendali kecamatan Tomoni. Sehingga ketika
kecamatan ini sepenuhnya lepas dari kecamatan Mangkutana,
Puskesmas Tomoni sudah siap dan sedia melayani kebutuhan masyarakat
akan kesehatan. Sampai saat ini Puskesmas Tomoni masih berstatus
rawat jalan, pada tahun 2019 puskesmas Tomoni akan mendapat

32
tambahan bangunan untuk rawat inap yang merupakan salah satu misi
Puskesmas Tomoni yaitu menuju rawat inap 2020

Di tahun 2019 puskesmas Tomoni juga mendapat tambahan motor


baru sehingga membantu proses rujukan pasien ke rumah sakit dan
berbagai penambahan fasilitas kendaraan roda dua untuk petugas
lapangan sehingga mempermudah akses petugas menjangkau daerah
pelosok pedesaan dan dusun.

Semua upaya ini menjadi pendorong dan penunjang peningkatan


pelayanan kesehatan dalam rangka mewujudkan masyarakat kecamatan
Tomoni yang sehat secara jasmani dan rohani serta mandiri dan
produktif.

Berikut ini akan diuraikan secara singkat mengenai kecamatan


Tomoni secara umum yang mencakup keadaan geografi dan demografi,
sosial ekonomi dan keadaan pendidikan.

A. KEADAAN GEOGRAFIS
Kecamatan Tomoni adalah daerah yang seluruh desanya
merupakan wilayah bukan pantai. Secara topografi wilayah Kecamatan
Tomoni sebagian besar daerahnya merupakan daerah datar. Terdapat
satu sungai yang mengaliri Kecamatan ini yaitu sungai Tomoni
Kecamatan Tomoni merupakan jalur trans antar kabupaten sehingga
untuk menuju ke Ibukota Kabupaten sangatlah muda hal ini dapat dilihat
dari jarak desa ke kabupaten yang relative cukup dekat
Jarak dari Ibukota kabupaten kurang lebih 47 Km dengan waktu
tempuh sekitar kurang lebih 1 (satu) jam perjalanan dari kota Malili ke
Ibukota kecamatan terletak di kelurahan Tomoni
Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- sebelah utara berbatasan dengan kecamatan
Mangkutana

33
- sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Wotu
dan Burau
- sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Tomoni
Timur
- sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Luwu Utara

PETA KECAMATAN TOMONI

Luas wilayah + 230,09 Km2 yang terbagi dalam 12 desa dan 1 kelurahan
yaitu :

No Desa/Kelurahan Luas Wilayah (km2)

1 Tadulako 15,45
2 Bayondo 28,15
3 Bangun Karya 34,15
4 Beringin Jaya 3,75
5 Lestari 15,66
6 Mulyasri 14,93
7 Bangun Jaya 3,64

34
8 Mandiri 2,32
9 Tomoni 2,00
10 Kalpataru 6,24
11 Rante Mario 3,04
12 Sumber Alam 30,00
13 Ujung Baru 73,80

Sebagian besar desa sudah dapat dijangkau dengan transportasi


roda dua maupun roda empat, hanya ada satu desa yaitu desa Ujung
Baru

B. KEADAAN PENDUDUK
Jumlah penduduk kecamatan Tomoni tahun 2018 menurut Badan
Pusat Statistik sebanyak 24.778 yang terdiri dari 12.767 jiwa laki-laki dan
17.074 jiwa perempuan. Rata-rata kepadatan penduduk sebesar 104 jiwa
per kilometer persegi dengan kepadatan 4 jiwa per KK. Sebagian besar
penduduk adalah suku Jawa dan mayoritas beragama Islam.

Persebaran penduduk terbesar terdapat di kelurahan Tomoni yaitu


4.456 jiwa, kemudian desa Mandiri sebanyak 2.867 jiwa, desa Lestari
sebanyak 2.593 jiwa dan desa Mulyasri sebanyak 2.580 jiwa. Sedangkan
desa lainnya jumlah penduduknya rata-rata berada di atas 1000 jiwa

C. KEADAAN EKONOMI
Sebahagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani
sisanya pengrajin/tukang, pedagang/wiraswasta 2,1 %, pegawai negeri
dan lain-lain . Pendapatan perkapita masyarakat sebesar Rp.25.500.000,-
Jumlah ini meningkat dari tahun ke tahun dengan melihat daya beli
masyarakat masyarakat yang ikut meningkat. Hasil pertanian yang utama
adalah padi dan hasil perkebunan yang utama adalah kelapa sawit dan
kakao.
Jumlah penduduk miskin sebesar 983 jiwa (16,14 %) dengan
jumlah terbanyak di desa Lestari yaitu sebanyak 136 jiwa disusul desa

35
Beringin Jaya sebanyak 136 jiwa dan desa Bangun Karya sebanyak 111
jiwa.

D. KEADAAN PENDIDIKAN
Dengan program wajib Belajar 9 tahun maka semakin sedikit
jumlah masyarakat yang buta huruf dan buta aksara. Kemampuan baca
tulis adalah modal dasar individu untuk meningkatkan
kesejahteraannya.Sekarang sudah jarang didapatkan anak-anak yang
tidak bersekolah.Apalagi pemerintah memberi kemudahan dengan adanya
kejar paket A untuk setara Sekolah Dasar , Kejar Paket B untuk sekolah
Setingkat SLTP dan kejar paket C untuk yang setara SLTA.
Di kabupaten Luwu Timur terdapat 3 kecamatan yang sudah bebas
dari buta huruf salah satunya adalah kecamatan Tomoni. Tamat SD
sebanyak 511 orang, Tamat SMP sebanyak 266 orang, tamat SMA
sebanyak 472 orang, tamat Akademi/Sarjana 110 orang.

Dalam tahun 2018, pemerintah berusaha memperluas jangkauan


pendidikan dengan membuka sekolah-sekolah baru, apakah berbentuk
sekolah Inpres maupun sekolah yang dikelola oleh institusi/sekolah yang
telah ada. Jumlah sarana pendidikan meningkat di tahun 2018 dimana
semula TK berjumlah 16 unit, jumlah SD 16 unit, jenjang SMP bertambah
pula menjadi 3 unit yang semula hanya 1 unit. Ini semua memberi dampak
yang signifikan bagi pembangunan pendidikan yang akan menghasilkan
sumber daya manusia yang bermutu dan tentunya nanti akan lebih mudah
memahami pentingnya kesehatan sehingga secara tidak langsung
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

B. Visi, Misi, Nilai-Nilai Organisasi

Puskesmas Tomoni Kabupaten Luwu Timur memiliki visi, misi


dan nilai-nilai organisasi sebagai berikut.
a. Visi

36
“Terwujudnya masyarakat yang sehat dan berkeadilan”

b. Misi
1) Memberikan pelayanan secara profesional

2) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui upaya


promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
3) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat
4) Meningkatkan kemampuan, tanggung jawab, kerja sama, rekan
kerja dalam manajemen dan pelayanan kesehatan
5) Puskesmas Tomoni menuju rawat inap 2020

c. Nilai-Nilai Organisasi
Visi dan misi di atas dikembangkan menjadi nilai-nilai utama
badan peneltian dan pengembangan daerah. Nilai-nilai inilah yang
akan menjadi dasar perilaku seluruh pegawai negeri sipil dalam
upaya pencapaian visinya. Nilai-nilai yang dimaksud adalah , yaitu:
1) Profesional
2) Akuntabel
3) Adil
4) Nasionalisme

C. Deskripsi Isu/Situasi Problematik

Adapun permasalahannya yaitu:


1. Melakukan Koordinasi dan meminta persetujuan Pimpinan
dalam rencana kegiatan
2. Menyiapkan materi dan sarana prasarana kegiatan yang akan
dilakukan

37
3. Melakukan penyuluhan materi tentang pertolongan pertama
pada kasus kegawatdaruratan.
4. Simulasi kasus kegawatdaruratan yang sering ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari
5. Evaluasi kegiatan

Berikut ini deskripsi keterkaitan isu terhadap teori Kedudukan dan


Peran PNS dalam NKRI (Whole Government, Pelayanan Publik,
Manajemen ASN).

38
TABEL 3.1
Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


No Isu
Whole Government Pelayanan Publik Manajemen ASN

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Kurangnya pengetahuan Untuk meningkatkan kualitas Setiap ASN secara akuntabel


masyarakat awam dalam pelayanan publik salah satu
diharuskan memberikan
memberikan pertolongan persyaratan harus
pertama pada pasien gawat menempatkan masyarakat pelayanan yang profesional dan
darurat sebagai sentral sekaligus
berkualitas, sehingga dengan
sebagai owner dalam
pelayanan. Meningkatkan terbentuk nya nilai- nilai tersebut
mutu pelayanan kesehatan
di harapkan dapat meningkatkan
melalui upaya promotif dan
preventif diharapkan mampu kualitas pelayanan
menjaga kualitas pelayanan
public fasiltas kesehatan

2 Belum optimalnya penerapan Koordinasi dengan instansi Pengembangan SDM dalam Di dalam manajemen ASN
sistem triage di Unit Gawat
terkait,dalam hal ini dinas bentuk sosialisasi, bimbingan terdapat pengembangan karier,
darurat
kesehatan,untuk pengadaan teknis dan pelatihan petugas di Dimana hal ini dilakukan
pelatihan kegawatdaruratan Puskesmas bertujuan untuk berdasarkan

39
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
No Isu
Whole Government Pelayanan Publik Manajemen ASN

(1) (2) (3) (4) (5)

meningkatkan kualitas kualifikasi,kompetensi,penilaian


pelayanan publik di kerja,dan kebutuhan instansi.
Puskesmas. Oleh karena itu, Kompetensi teknis dan
pembaruan ilmu sesuai spesialisasi pendidikan,pelatihan
kompetensi adalah salah satu teknis fungsional,dan
isu penting dalam pengalaman bekerja diharapkan
meningkatkan pelayanan dapat meningkatkan kompetensi
public. sesuai standar.
3 Belum optimalnya sistem Dalam rangka mewujudkan Setiap ASN secara akuntabel
manajemen komplain di Unit
pelayanan publik yang prima, diharuskan memberikan
Gawat Darurat
maka setiap ASN harus pelayanan yang profesional dan
berperan dan melaksanakan berkualitas, sehingga dengan
tugas pokok dan fungsinya terbentuk nya nilai- nilai tersebut
secara baik dalam rangka di harapkan dapat meningkatkan
mewujudkan tata kelola kualitas pelayanan

40
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
No Isu
Whole Government Pelayanan Publik Manajemen ASN

(1) (2) (3) (4) (5)

pemerintahan yang baik.


Pengawasan merupakan salah
satu cara yang digunakan
dalam menjamin terlaksananya
tugas Pokok dan fungsi ASN
sesuai dengan tata kelola
pemerintahan yang baik.
4 Kurangnya pengetahuan ibu Kualitas pelayanan kesehatan Setiap ASN secara akuntabel
hamil mengenai penyakit HIV
masyarakat merupakan diharuskan memberikan
AIDS dan Hepatitis
kegiatan yang dilaksanakan pelayanan yang profesional dan
oleh Puskesmas untuk berkualitas. Terdapat 3
meningkatkan kualitas kompetensi kunci yang wajib
pelayanan kesehatan kepada dimiliki oleh ASN, yaitu
masyarakat secara lebih komeptensi teknis, kompetensi
bermutu dan merata. Salah manajerial, dan kompetensi

41
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
No Isu
Whole Government Pelayanan Publik Manajemen ASN

(1) (2) (3) (4) (5)

satu hak masyarakat dalam sosial cultural. Dengan


pelayanan public adalah memberikan sosialisasi artinya
memperoleh edukasi tentang memberikan pengalaman kerja
kesehatan yang seimbang dan berkaitan dengan masyarakat
bertanggungjawab majemuk.
5 Pelayanan publik yang prima, Setiap ASN secara akuntabel
Belum optimalnya tidak dapat dilakukan diharuskan memberikan
pengguanaan APD pada
hanyaengan mengandalkan pelayanan yang profesional dan
petugas UGD
SDM saja, melainkan juga berkualitas, sehingga dengan
harus didukung dengan terbentuk nya nilai- nilai tersebut
kompetensi SDM yang di harapkan dapat meningkatkan
memdai. Oleh karena itu, kualitas pelayanan
pembaruan ilmu sesuai
kompetensi adalah salah satu
isu penting dalam

42
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
No Isu
Whole Government Pelayanan Publik Manajemen ASN

(1) (2) (3) (4) (5)

meningkatkan pelayanan
public

43
D. Analisis Isu

Alat analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan


rancangan aktualisasi ini adalah alat analisis AKPK (Aktual,
Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan), sedangkan penentuan kualitas
isu dilakukan dengan menggunakan alat analisis USG (Urgency,
Seriousness, Growth).

Tabel 3.2

Bobot Penetapan Kriteria Kualiatas ISU APKL

Bobot Keterangan

5 Sangat kuat pengaruhnya

4 Kuat pengaruhnya

3 Sedang pengaruhnya

2 Kurang pengaruhnya

1 Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 3.3

Tabel Analisis Isu Menggunakan APKL

A P K L
NO ISU JML RANK
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)

Kurangnya pengetahuan
masyarakat awam dalam
memberikan pertolongan
1. 5 5 5 5 20 1
pertama pada pasien gawat
darurat

2. Belum optimalnya penerapan 5 4 3 4 16 4


sistem triage di Unit Gawat
darurat

44
Belum optimalnya sistem
manajemen komplain di Unit
3. 5 4 5 3 17 3
Gawat Darurat

Kurangnya pengetahuan ibu


hamil mengenai penyakit HIV
4. 5 5 5 4 19 2
AIDS dan Hepatitis

Belum optimalnya
pengguanaan APD pada
5. 5 4 3 3 15 5
petugas UGD

Dari Analisis Kriteria Isu dengan alat analisis APKL tersebut di atas
lalu diambil tiga nilai tertinggi yaitu:

1. Kurangnya pengetahuan masyarakat awam dalam


memberikan pertolongan pertama pada pasien gawat
darurat
2. Kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai penyakit HIV
AIDS dan Hepatitis
3. Belum optimalnya sistem manajemen komplain di Unit
Gawat Darurat

Dari kriteria isu yang mendapat ranking tiga besar tersebut kemudian
dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat
analisis USG, yang meliputi kriteria :
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis
dan ditindaklanjuti
2. Seriousness : seberapas serius isu itu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan

45
3. Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai dengan
rentang nilai 1 sampai dengan 5, semakin tinggi nilai menunjukkan
bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk segera
ditangani.

Tabel 3.3

Bobot Penetapan Kriteria Kualiatas ISU APKL

Bobot Keterangan

5 Sangat kuat pengaruhnya

4 Kuat pengaruhnya

3 Sedang pengaruhnya

2 Kurang pengaruhnya

1 Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 3.4

Analisis Kualitas Isu Menggunakan USG

No Penilaian Kriteria Jml Rank

U S G

(1-5) (1-5) (1-5)


Masalah

1. Kurangnya pengetahuan 5 5 5 15 1
masyarakat awam dalam
memberikan pertolongan
pertama pada pasien gawat
darurat

46
2. Kurangnya pengetahuan ibu 5 4 5 14 2
hamil mengenai penyakit HIV
AIDS dan Hepatitis

3. Belum optimalnya sistem 4 5 4 13 3


manajemen komplain di Unit
Gawat Darurat

47
E. RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja UPTD Puskesmas Tomoni Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan

Visi “ Terwujudnya masyarakat yang sehat dan berkeadilan”

Misi 1) Memberikan pelayanan secara profesional


2) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
3) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat
4) Meningkatkan kemampuan, tanggung jawab, kerja sama, rekan kerja dalam manajemen dan
pelayanan kesehatan
5) Puskesmas Tomoni menuju rawat inap 2020

Identifikasi Isu : Adapun hasil Identifikasi isu yang didapatkan oleh penulis
yaitu:

1) Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama pada pasien gawat
darurat
2) Belum optimalnya penerapan sistem triage di Unit Gawat darurat
3) Belum optimalnya sistem manajemen komplain di Unit Gawat Darurat
4) Kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai penyakit HIV AIDS dan Hepatitis
5) Belum optimalnya pengguanaan APD pada petugas UGD

Isu Yang Diangkat Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama pada pasien gawat darurat

Gagasan Pemecahan Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama pada pasien gawat
Isu darurat melalui sosialisasi pertolongan pertama pada kasus kegawatdaruratan

48
Tabel. 3.5
RANCANGAN AKTUALISASI

Konstribusi Penguatan
Keterkaitan Subtansi Mata
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan terhadap nilai
Pelatihan
Misi Organisasi organisasi
1. Melakukan a. Melakukan a. Memperoleh a. Untuk melakukan Dengan Pada kegiatan ini
Koordinasi pertemuan dengan rekomendasi koordinasi dengan dengan terlaksananya sejalan dengan
dan meminta Pimpinan. dari pimpinan Pimpinan, seorang ASN koordinasi dan nilai yang
persetujuan b. Membahas rencana b. Menetapkan harus memelihara dan persetujuan dari tertanam di
Pimpinan kegiatan atau waktu sosialisasi menjunjung tinggi standar Pimpinan maka lingkungan
dalam gagasan c. Surat etika yang luhur yaitu dapat puskesmas yaitu
rencana c. Meminta bimbingan rekomendasi bahasa yang baik, mewujudkan misi Akuntabilitas
kegiatan. dan arahan kegiatan bersikap sopan dan “Meningkkatkan dan
terhadap rencana santun, mengutarakan kemampuan, Keterbukaan.
kegiatan. maksud dengan jelas dan tanggung jawab,
d. Mencatat hasil mudah dipahami. kegiatan kerja sama,
pertemuan dan ini mengandung nilai Etika rekan kerja
bimbingan dari Publik. Dengan adanya dalam

49
Pimpinan. hal tersebut, walaupun manajemen dan
e. Membuat surat memiliki tugas dan pelayanan
rekomendasi tanggung jawab yang kesehatan”
kegiatan berbeda,setiap pihak
berdasarkan hasil menyadari bahwa semua
pertemuan. itu te dalam rangka saling
f. Memasukkan surat melengkapi dan
rekomendasi mendukung tujuan yang
kegiatan ke sama serta terjalin
Pimpinan untuk komunikasi yang baik,
disetujui dan apa yang disampaikan
ditandatangani. dapat dipahami oleh
Pimpinan.
b. Dalam melakukan suatu
kegiatan dibutuhkan
perencanaan strategis,
yang outputnya dalam
bentuk Surat rekomendasi
kegiatan yang telah

50
disetujui oleh pimpinan,
sebagai dasar untuk
melakukan kegiatan. Hal
ini menyangkut nilai
Akuntabilitas, karena
dengan adanya surat
persetujuan atas
perencanaan kegitan,
menunjukan rasa
tanggung jawab,
transparan.

2. Melakukan a. Memberitahukan Catatan hasil a. Melakukan koordinasi dengan Dengan Dilihat dari nilai
koordinasi secara lisan rencana koordinasi dengan rekan kerja, seorang ASN harus menyiapkan Komitment
dengan kepala koordinasi dengan kepala UGD mengunakan bahasa yang baik, materi sarana Mutu dan Etika

UGD pihak kepala UGD bersikap sopan dan santun, dan peasarana publik

b. Melakukan koordinasi mengutarakan maksud dengan dapat


mewujudkan misi
dengan kepala UGD jelas dan mudah dipahami.
Meningkatkan
kegiatan ini mengandung nilai

51
Etika Publik dan Komitmen kemampuan,
mutu tanggung jawab,
kerja sama,
rekan kerja
dalam
manajemen dan
pelayanan
kesehatan

3. Mencari data a. Mencari data di c. Mendapatkan


10 kasus buku register data 10 kasus
terbanyak UGD terbanyak
kegawatdaru b. Melakukan kegawatdarurata
ratan n
4. Simulasi a. Menyiapkan a. Mendapatkan a. Memberikan informasi Dengan
praktek beberapa kasus beberapa kasus secara benar dan melakukan
dalam kegawatdaruratan kegawatdarurat bermanfaat bagi Simulasi praktek
pelatihan yang sering an yang akan di masyarakat. Hal ini
pertolongan ditemukan dalam simulasikan menyangkut nilai Etika dalam pelatihan
pertama kehidupan sehari- saat pelatihan publik Anti korupsi: pertolongan

52
pada kasus hari b. masyarakat menanamkan nilai pertama pada
kegawatdaru b. Menjelaskan dapat keadilan yaitu kesehatan kasus
ratan dengan memahami sebagai hak setiap warga kegawatdarurata
peraga/alat bantu pertolongan negara sehingga dapat n dapat
c. Memberikan pertama pada membantu mewujudkan mewujudkan misi
contoh kasus kegawatdarurat kesejahteraan untuk “Meningkatkan
simulasi an masyarakat. mutu pelayanan
c. masyarakat kesehatan
awam dapat melalui upaya
mempraktekkan
promotif,
pertolongan
pertama pada preventif,
kegawatdarurat kuratif, dan
an
rehabilitatif
Meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat
melalui
pemberdayaan

53
masyarakat”
5. Simulasi a. Menyiapkan kasus a. Menyiapkan a. Memberikan pelatihan Dengan Terhadap
kasus kegawatdaruratan Kasus kepada masyarakat awam melakukan langkah-langkah
kegawatdar yang sering ditemui kegawatdarurat untuk membantu Simulasi kasus yang digunakan
uratan yang dalam masyarakat an yang sering meningkatkan derajat dapat dilihat
sering b. Memberikan ditemukan kesehatan di masyarakat. kegawatdarurata adanya nilai
ditemukan contoh Role Play dalam Hal ini menyangkut nilai n yang sering nasionalisme
dalam dalam menangani kehidupan nasionalisme ditemukan dalam dan
kehidupan kasus sehari- hari kehidupan akuntabilitas
sehari- hari kegawatdaruratan mendapatkanp d. Upaya meningkatkan “Meningkatkan Yang
c. Mengenalkan ertolongan responsivitas mutu pelayanan mendukung
SPGDT kepada pertama masyarakat dalam kesehatan terciptanya
masyarakat awam secara dalam menangani melalui upaya integrtitas yang
d. Memberi benar kasus gawat darurat promotif, tinggi di
pengarahan b. Masyarakat secara efektif dan preventif, puskesmas.
kepada masyarakat lebih paham efisien. Hal ini kuratif, dan
tentang cara menyadari menyangkut nilai rehabilitatif
menggunakan pentingnya Komitmen mutu Meningkatkan
dan mengaktifkan tindakan awal derajat

54
SPGDT kepada pasien kesehatan
e. Melaksanakan post- gawat darurat masyarakat
test tentang materi sebelum melalui
yang telah sampai ke pemberdayaan
disampaikan fasilitas masyarakat”
pelayanan
kesehatan.
c. Menumbuhkan
responsivitas
cepat tanggap
masyarakat
jika
menemukan
kasus
kegawatdarura
tan dalam
kehidupan
sehari hari
d. Masyarakat

55
awam dapat
menerapkan
SPGDT jika

menemui kasus
kegawatdarurata
n sehari-hari
6. Hasil olahan data a. Mencari tau sejauh mana Hal ini berkaitan Dalam kegiatan
dalam bentuk dampak dan efektifnya dengan misi ini, mengandung
laporan kegiatan ini merupakan nilai puskesmas nilai
Komitmen Mutu “Meningkatkan Akuntabilitas,
b. Mengolah data dan mutu pelayanan dan komitmen
membuat rencana tindak kesehatan mutu
lajut laporan merupakan melalui upaya
wujud Akuntabilitas karena promotif,
Laporah haruslah bersifat preventif,
Netral, Transparan, jelas kuratif, dan
dan dapat dipertanggung rehabilitative,
jawabkan. Meningkatkan

56
derajat
kesehatan
masyarakat
melalui
pemberdayaan
masyarakat dan
Meningkatkan
kemampuan,
tanggung jawab,
kerja sama,
rekan kerja
dalam
manajemen dan
pelayanan
kesehatan”

57
58

Anda mungkin juga menyukai