Anda di halaman 1dari 5

Nama:seftya Lidyawati

Nim:20531144
Kelas:PAI 1F
Matkul:Bimbingan konseling

1.sejarah bimbingan konseling


Bimbingan dan Konseling pertama kali lahir di Amerika pada awal abad XX,
yaitu pada tahun 1908 Frank Persons membuka klinik di Boston dengan nama
Boston Vocational Bureau yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
informasi dan pelatihan bagi pemuda yang ingin mencari kerja. Kemudian
dalam kurun waktu seperempat abad XX, dua perkembangan signifikan dalam
psikologi mempengaruhi perkembangan gerakan bimbingan dan konseling di
sekolah, yaitu : Pengenalan dan pengembangan tes psikologis standar yang
diberikan secara kelompok dan gerakan kesehatan mental. Akhir PD II, gerakan
bimbingan mulai menampaki vitalitas dan arah yang baru. Tokoh dari gerakan
ini adalah Carl Rogers yang memberi pengaruh yang besar sebagai gerakan
konseling di sekolah dan masyarakat. Rogers mengusulkan sebuah teori
konseling baru di dua buku terpentingya: Counseling and Psychoterapy (1942)
menawarkan konseling non direktif sebagai alternative untuk metode tradisional
yang lebih direktif sifatnya. Ia menekankan tanggung jawab klien untuk
memahami problemnya sendiri dan memicu mereka mengembangkan diri; Teori
ini dilabeli “non direktif” (tidak mengarahkan) karena bertolak belakang dengan
pendekatan tradisional yang berpusat pada intervensi konselor saat menangani
problem siswa. Buku yang kedua “Client-centered Therapy “ mengusulkan
perubahan semantic dari konseling non direktif menjadi ‘berpusatklien’, namun
yang lebih penting lagi , meletakkan titik berat pada kemungkinan pertumbuhan
dalam diri klien. Pengaruh dari Rogers ini menghasilkan sebuah pentitikberatan
pada konseling sebagai aktivitas primer dan mendasar para konselor sekolah.
Perkembangan bimbingan dan konseling di Amerika sangat pesat dengan
adanya perkembangan asosiasi konselor amerika mulai tahun 1950 . Hal ini
ditandai dengan berdirinya APGA (American Personnel and Guidance
Association) pada tahun 1952. Selanjutnya, pada bulan Juli1983 APGA
mengubah namanya nenjadi AACD (American Association for Counselling and
Development). Kemudian tahun 1992 berubah menjadi the American
Counseling Association (ACA).

Dengan awal perkembangan bimbingan dan konseling di Amerika kemudian


bimbingan dan konseling juga berkembangan menjalar ke Eropa, Asia, Afrika,
Amerika Selatan dan Australia.

2.Apa hubungan BK dan prodi PAI


Bimbingan konseling sangat mempengaruhi keberhasilan ujian siswa. Sebab
bimbingan konseling dapat mempengaruhi jalannya proses belajar, tugas dan
tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa.
Kendati demikian, ini bukan berarti dia lepas sama sekali dengan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran
tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah.
Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan dalam kegiatan
belajar-mengajar di kelas, tetapi juga dapat mengembangkan seluruh
kepribadian anak. Guru harus mengetahui lebih dari sekedar masalah bagaimana
mengajar yang efektif. Ia harus dapat membantu murid dalam mengembangkan
seluruh aspek kepribadian dan lingkungannya, sepanjang itu memungkinkan
secara profesional.
Tugas dan tanggung jawab guru sebagaimana yang tersebut di atas juga
diemban oleh guru Pendidikan Agama Islam. Lebih dari sekedar bimbingan
belajar, guru Pendidikan Agama Islam haruslah dapat memberikan bimbingan
akhlak dan moral serta keimanan kepada para siswanya. Oleh karena itu, fungsi
bimbingan dan konseling pada guru Pendidikan Agama Islam jauh lebih berat
dibandingkan dengan guru mata pelajaran lain.
Dalam batas-batas tertentu, guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi
siswanya. Berkenaan dengan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan
konseling, guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa
harus bersifat manusiawi dan religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret,
jujur dan asli.[7] Begitu pula dengan guru Pendidikan Agama Islam, semua
yang bimbingan dan konseling yang di berikan oleh guru Pendidikan Agama
Islam hendaknya berdasarkan dan berlandaskan ajaran Agama Islam.
Rincian peran, tugas, dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam
bimbingan dan konseling adalah :
1.Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
siswa.
2.Membantu guru pembimbing/ konselor mengidentifikasi siswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling.
3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing/konselor.
4.Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor.
5.Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan
hubungan antar siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan
dan konseling.
6.Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan bimbingan dan konseling.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa.
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

3.jelaskan fungsi BK
Fungsi Bimbingan dan konseling memiliki fungsi sebagai berikut:
1.Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli
agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini,
konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2.Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini,
konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan
diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik
yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan
kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli
dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan,
diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-
obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
3.Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya
lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara
sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan
melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan
dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi,
tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room,
dan karyawisata.
4.Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat
kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada
konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial,
belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan
remedial teaching.
5.Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini,
konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar
lembaga pendidikan.
6.Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan
kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai
konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam
memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi
Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun
menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
7.Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara
dinamis dan konstruktif.
8.Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan
bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan
perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional
dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada
tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
9.Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang
seluruh aspek dalam diri konseling.
10.Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi
kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar
terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas
diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang
menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli

Anda mungkin juga menyukai