Anda di halaman 1dari 13

Moderator : Mohammad Salman Sirajuddin ( G1A020012 )

Notulensi : Umi Fadhillah Nugraheni ( G1A020067 )


Tutor : dr. Octavia Permata Sari, M. Si. 

PBL 1.1

Seorang laki-laki umur 14 tahun mengeluh lapar dan meminta ibunya memasak
makanan kesukaannya. Aroma masakan ibu membuat air liurnya keluar. Ia memakan dengan
lahap dan cepat dan sempat ‘ tersedak’ saat menelan. Setelah menghabiskan makanannya,
anak merasakan kenyang. Kira-kira 30 menit berikutnya anak merasakan sensasi ingin buang
air besar.

1. KLARIFIKASI ISTILAH 
 Air liur : air kelenjar ludah dalam mulut / air ludah ( KBBI )
 Kenyang : perasaan puas makan ( Sherwood, 2013)
 Air liur :mengandung a-amilase enzim yang mengubah pati menjadi maltosa
(Dorland, 2012)
 Tersedak : tersesat atau salah jalan mengenai air yang diminum hingga terbatuk
( KBBI)
 Air liur : produk kelenjar salifa yang terdiri dari 99,4% air dan sisanya elektrolit,
glikoprotein yang berfungsi untuk membersihkan permukaan oris dan menjaga ph
normal ( tortora,2012)
 Lapar : berasa ingin makan karena perut kosong, lapar disebabkan adanya griserin
serta dikontrol oleh hipotalamus ( Sherwood, 2013 )
 Tersedak : suatu keadaan masuknya benda asing berupa makanan dan minuman
kedalam saluran nafas sehingga dapat menimbulkan gangguan pada saluran
pernapasan.
2. MENENTUKAN PERMASALAHAN
 Fungsi sistem pencernaan 
 Apa saja komponen sistem pencernaan
 Lapisan apa saja yang ada pada saluran cerna
 Fungsi dari air liur
 Hormon yang berperan dalam sistem pencernaan
 Bagaimana fase pada digestive
 Refleks pada gastrointestinal
 Apa saja proses pencernaan dasar sistem digesti 
 Struktur yang berfungsi pada organ digestive
 Mekanisme tersedak
 Faktor yang berperan dalam pengaturan fungsi sistem pencernaan  

3. BRAINSTORMING
Sasbel 1
Fungsi sistem pencernaan
 Ingesti / penelanan : terjadi saat bahan makanan masuk ke saluran pencernaan melalui
mulut. Penelanan adalah proses aktif dalam melibatkan pilihan dan pengambilan
keputusan secara sadar. 
 Proses mekanik : proses penghancuran dan pemotongan yang membuat bahan lebih
mudah untuk didorong di sebanjang saluran pencernaan.
 Peristalsis : gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakan makanan
tertelan melalui saluran pencernaan
 Digesti : pemecahan kimiawi makanan menjadi fragmen organik kecil yang akan
diserap oleh epitel pencernaan
 Sekresi : pelepasan air, asam, enzim, buffer, dan garam oleh epitel saluran pencernaan
dan oleh organ kelenjar
 Absorbsi : pergerakan molekul organik, elektrolit, vitamin, dan air melintasi epitel
pencernaan dan masuk ke dalam cairan interstisial saluran pencernaan. 
 Ekskresi : pembuangan produk limbah dari cairan tubuh.
 Egesti : proses eliminasi zat zat yang tidak tercerna, bakteri dalam bentuk feses dari
saluran pencernaan
(Martini, 2012)
Sasbel 2
Komponen sistem pencernaan
Terdiri atas 2 organ : traktus gastroinstestinal dan organ aksesori digesti
Traktus gastrointestinal merupakan pipa/saluran yang membentang dari mulut sampai ke anus
melalui rongga thorax dan abdominopelvis. Traktus gastrointestinal terdiri dari: Mulut,
sebagian besar pharynx, esofagus, lambung, usus besar dan usus halus. Jika dibentangkan
panjang traktus gastrointestinal bisa mencapai 5 hingga 7 meter.
Organ aksesori digesti terdiri lidah , gigi, kelenjar air liur, hepar, kantong empedu, dan
pankreas (Tortora dan Derrickson, 2014)

Fungsi Traktus gastrointestinal : : menghancurkan, menelan, absorbsi makanan ( kontak


langsung )
Fungsi Aksesori : mensekresi enzim - enzim 
(Tortora, 2012)
Sasbel 3
Lapisan saluran cerna
 Mukosa merupakan lapisan sebelah dalam yang berfungsi sebagai permukaan
protektif. Membran mukosa mengandung kelenjar eksokrin untuk sekresi getah
pencernaan, kelenjar endokrin untuk sekresi hormon pencernaan dalam darah dan sel
epitel untuk menyerap nutrien yang telah tercerna.
Lamina propia, lapisan tengah tipis jaringan ikat tempat sel epitel berada.
Mengandung GALT yang penting dalam pertahanan terhadap bakteri usus.
Muskularis mukosa, lapisan otot polos yag jarang ditemukan dibeberappa bagian
traktus seperti usus halus.
 Submukosa, lapisan tebal jaringan ikat yang menentukan gaya regang dan elastisitas
saluran cerna. Ditemukan pembuluh darah dan pembuluh limfe.
 Muskularis eksterna, selubung utama otot polos saluran cerna yang mengelilingi
submukosa. Terdapat 2 lapisan : lapisan sirkular dalam dan lapisan longitudinal luar
 Serosa, jaringan ikat paling luar yang menutupi saluran cerna, mengeluarkan cairan
encer licin yang melunasi dan mencegah gesekan antara organ - organ pencernaan dan
visera lainnya 
( Sherwood, 2013 ) 
(Sherwood, 2013)

Sasbel 4
Fungsi air liur 
 Memulai pencernaan karbohidrat melalui kerja enzim amylase, mengubah pati ->
maltosa
 Memudahkan proses melenan dengan membasahi partikel makanan sehingga partikel-
partikel tersebut menyatu, pelumas tersebut dihasilkan oleh mukus
 Bahan pelarut molekul yang merangsang kuntum kecap
 Membantu berbicara dan mempermudah gerakan bibir
 Berperan dalam higiene tubuh dengan menjaga mulut dan gigi bersih 
 Terdapat dapar bikarbonat (larutan buffer) yang menetralkan asam dalam makanan
(Sherwood, 2013)
 Antibodi dengan kandungan IgA dan lysozyme ( tortora, 2012)
 Memiliki antibakteri melalui efek 4kali lipat. Dengan lizozim, glikopotein, laktoferin,
membilas bahan yang berfungsi sebagai sumber makan bakteri 

Sasbel 5
Hormon yang berperan dalam sistem pencernaan
 Gastrin : meningkatkan sekresi hcl dan kasinogen. Penting dalam proses pencernaan
protein sehingga mendorong proses. disekresi kan oleh sek G pada lambung. Efek :
kontriksi atau penyempitan  sphincter esofagus bawah dan relaksasi sphincter pylorus.
 Sekresin : menghambat dan mencegah asam ke dalam duodenum. Disekresikan oleh
sel S pada duodenum
 CCK : disekresikan oleh sel I pada duodenum dan jejunum. menghambat sekresi
lambung, meningkatkan sekresi cairan pankreas (kaya akan enzim), meningkatkan
pengeluaran empedu, meningkatkan efek sekretin.
 GIP : membantu mendorong proses metabolik setelah nutrisi terserap

Hormon tambahan :
 Stimulasi motilitas intestine : Motilin, Substansi P, Bombesin
 Vasoactive Intestinal Polypeptide : stimulasi intestine untuk sekresi ion dan air,
menginhibisi sekresi gastric acid
 Gastric Realusubg Peptide : stimulasi pengeluaran Gastrin
 Somatostatin : Inhibisi pengeluaran Gastrin 
( Tortora, 2012 ) 

Sasbel 6
Bagaimana fase pada digestive

-Cephalic Phase
°proses persuapan mulut dan lambung saat ada makanan yang masuk
°di stimulasi oleh pengelihatan, aroma, pemikiran
°N. Facialis dan N. Glosdopharyngeus  sekresi saliva
° N. Vagus untuk sekresi gastric juice

-Gastric Phase
°saat makanan sampai ke lambung
°mengatur sekresi dan motilitas lambung
°dengan regulasi neural dan hormonal

-Intestinal Phase
°saat makanan masuk ke intestinal
° mencegah penumpukan di duodenum/overload
°dengan regulasi neural dan hormonal
                                                  (Tortora, 2012)

Sasbel 7
Refleks pada gastrointestinal
Refleks gastrointestinal meliputi 3 refleks yang berfungsi untuk pengaturan gastrointestinal.
 Refleks-refleks yang seluruhnya terintegrasi di dalam sistem
saraf enterik dinding usus. Refleks-refleks tersebut meliputi
refleks-refleks yang mengatur banyak sekresi gastrointestinal,
peristaltik, kontraksi mencampur, efek penghambatan lokal,
dan sebagainya.
 Refleks-refleks dari usus ke ganglia simpatis prevertebra dan
kemudian kembali ke traktus gastrointestinal. Refleks-refleks
ini mengirim sinyal jarak jauh ke daerah traktus
gastrointestinal lain, seperti sinyal dari lambung untuk
menyebabkan pengosongan kolon (refleks gastrokolik), sinyal
dari kolon dan usus halus untuk menghambat motilitas
lambung dan sekresi lambung (refleks entero-gastrik), dan
refleks-refleks dari kolon untuk menghambat pengosongan
isi ileum ke dalam kolon (refleks kolonoileal).
 Refleks-refleks dari usus ke medula spinalis atau batang otak
dan kemudian kembali ke traktus gastrointestinal. Refleksrefleks
ini terutama meliputi (1) refleks-refleks yang berasal
dari lambung dan duodenum ke batang otak dan kembali
ke lambung melalui saraf vagus untuk mengatur aktivitas
motorik dan sekretorik lambung; (2) refleks-refleks nyeri
yang menimbulkan hambatan umum pada seluruh traktus
gastrointestinal; dan (3) refleks-refleks defekasi yang
berjalan dari kolon dan rektum ke medula spinalis dan
kembali lagi untuk menimbulkan kontraksi yang kuat pada
kolon, rektum, dan abdomen yang diperlukan untuk
defekasi (refleks defekasi).
(Guyton, 2019) 

Sasbel 8 
Apa saja proses pencernaan dasar sistem digesti
Terdapat 4 proses pencernaan dasar sistem digesti yaitu motilitas, sekresi, digesti, dan
absorpsi
 Motilitas : merujuk pada kotraksi otot yang mencampur dan mendorong maju ke isi
saluran cerna. Terdapat 2 tipe motilitas yaitu gerakan propulsif dan gerakan
mencampur.
Gerakan profusif : gerak yang mendorong maju melalui saluran cerna, contohnya dari
mulut ke esofagus. 
Gerakan mencampur : mencampur makanan dengan getah pencernaan &
mempermudah penyerapan dengan cara memajankan semua bagian isi saluran cerna
ke permukaan serap slauran cerna ( Sherwood,2013 ).
 Sekresi. Sekresi pencernaan dihasilkan oleh kelenjar eksokrin dan endokrin serta
terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik yang penting dalam proses
pencernaan, misalnya enzim, garam empedu, atau mukus (Sherwood, 2013).
 Digesti. Menguraikan struktur kompleks makanan secara kimiawi menjadi satuan-
satuan yang lebih kecil dan dapat diserap (Umumnya manusia mengonsumsi
karbohidrat, protein, lemak) (Sherwood, 2013).
 Absorpsi. Melalui proses ini unit-unit kecil makanan yang dapat diserap yang
dihasilkan oleh pencernaan bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit dipindahkan
dari lumen saluran cerna ke dalam darah / limfe (Sherwood, 2013).

Sasbel 9 
Struktur yang berfungsi pada organ digestive
 Mulut 
Motilitas : makanan masuk ke sistem pencernaan melalui mulut, dikunyah, dan
dicampur dengan air liur.
Sekresi dan digesti : enzim, air liur, amilase mencerna polisakarida menjadi
disakarida maltose, proses dilambung setelah ditelan. Sekresi liur dikontrol oleh pusat
liur di medula, diperantarai oleh saraf otonom.
 Faring dan esofagus 
Motilitas : lidah mendorong bolus makanan ke bagian belakang tenggorokan yang
memicu reflex menealan. Pusat telan di medula mengkoordinasikan sekelompok
aktivitas kompleks yang menyebabkan saluran napas tertutup sehingga makanan
terdorong ke lambung.
Sekresi,digesti, absorbsi : sekresi esofagus, mukus bersifat protektif dan tidak terjadi
penyerapan apapun.
 Lambung : 
Motilitas : mencakup pengisian, penyimpanan, percampuran dan pengosongan.
Pengisian lambung dipermudah oleh relaksasi reseptif lambung yang dipersarafi oleh
n. Vagus. Penyimpanan berlangsung di korpus lambung, percampuran lambung di
antrum yang tebal karena kontraksi peristaltik yang kuat.
Sekresi : mencakup HCl yang mengaktifkan pepsinogen, pepsinogen mencerna
protein, mukus yang membentuk lapisan protektif, faktor intrinstik yang diperlukan
dalam penyerapan vit b12
Digesti dan absrobsi : pencernaan karbo berlanjut di korpus lambung. Pencernaan
protein dimulai oleh pepsin di antrum lambung, mengubah menjadi cairankental yg
dikenal sebagai kanus. Tidak ada nutrien yang  diserap oleh lambung.
 Pankreas dan empedu. 
Sekresi : pankreas esokrin dan empedu dari hati mengalir ke lumen duodenum.
Mencakup enzim pencernaan protein dari sel asinus yang mencerna ketiga makanan,
larutan NaHCO3 cair dari duktus yang menetralkan asam yang masuk ke duodenum
dari lambng.
Tabel 

( Tortora, 2012 )
Pada mulut terdapat lidah yang berfungsi sebagai organ yang menggerakan makanan saat
dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan, dan bicara.
Gigi berfungsi dalam proses mastikasi (pengunyahan). Makanan yang masuk dipotong
potong kecil dan bercampur dengan saliva agar memudahkan makanan masuk kedalam
esofagus. (Sloane ,2018)

Sasbel 10
Mekanisme tersedak
Proses : masuknya makanan ke saluran pernafasan secara tidak sengaja akibat penutupan
epiglotis yang tidak sempurna. Saat menelan secara otomatis sel napas akan di tutup oleh
epiglotis sehingga makanan tidak masuk ke pernapasan. Akan tetapi, bila orang menarik
nafas saat makan secara terburu-buru maka epiglotis akan menutup secara tidak sempurna
dan terjadi tersedak. 
Faktor yang dapat menyebabkan tersedak : makan terlalu cepat, posisi makan, makan sambil
tertawa/ bicara, faktor usia anak kurang dari 4 tahun, geraham belum tumbuh

Sasbel 11
Faktor yang berperan dalam memengaruhi fungsi sistem pencernaan : 
 Fungsi otonom otot polos. Otot polos menjadi saluran cerna yang ritmik dan konstan
 Fleksus saraf intrinsik. Terdiri atas 2 anyaman utama 
 Saraf ekstrinsik memengaruhi mobilitas dan sekresi saluran cerna mengubah tingkat
seksresi hormon pencernaan dan bekerja pada oto polos dan kelenjar
 Hormon pencernaan 

4. MINDMAP

FUNGSI SISTEM
LAPISAN – LAPISAN
PENCERNAAN
  SISTEM PENCERNAAN

HORMON DALAM
SISTEM PENCERNAAN
PROSES SISTEM
PENCERNAAN

SISTEM PENCERNAAN
MEKANISME TERSEDAK

KOMPONEN SISTEM
PENCERNAAN
 

5. LEARNING OBJECTIVE
 Proses biokimiawi sistem pencernaan
 Struktur anatomis dan histologi saluran cerna
 Mekanisme kontrol saluran cerna
 Faktor yang mempengaruhi rasa lapar dan kenyang
 Mekanisme pencernaan di rongga mulut dan proses menelan
 Struktur anatomis dan histologis kelenjar ludah, karakteristik dan fungsi saliva
 Proses terbentuknya sekresi dan motilitas di gaster serta faktor-faktor yang
mempengaruhi
 Mekanisme sekresi dan motilitas di kolon, pembentukan feses serta refleks
defekasi

Anda mungkin juga menyukai