Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SILKENANDA QURROTA AINI AL HUMAIROH

NPM : 2014060144

KELAS : 1C

1. Penjabaran secara spesifik sehubungan dengan tujuan penyelenggaraan Pendidikan


Pancasila di Perguruan Tinggi adalah untuk:

a. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui
revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

b. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila
kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta membimbing
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

c. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap


berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui sistem
pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.

d. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai


ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta
penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat
berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan
eksternal masyarakat bangsa Indonesia.

2. a. 1. Pengakuan adanya causa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut


agamanya.

3. Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan memeluk agama
sesuai hukum yang berlaku

4. Atheisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia.

5. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama, tolerensi


antarumat dan dalam beragama.

6. Negara memfasilitasi bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan
menjadi mediator ketika terjadi konflik antaragama.

b. · Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
· Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit dan sebagainya.

· Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

· Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

· Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

· Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

· Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

· Berani membela kebenaran dan keadilan.

· Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

· Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. Istilah “Pancasila” sendiri artinya adalah lima dasar. Dalam bahasa Sanskerta, “panca”
berarti lima dan “sila” berarti dasar. Pancasila sebagai dasar negara berarti Pancasila menjadi
pedoman untuk mengatur penyelenggaraan negara dan kehidupan bangsa. Pancasil sebaga
dasar negara mempunyai fungsi kedudukan sebagai kaidah negara yang fundamental atau
mendasar. Oleh karena itu, Pancasila bersifat tetap, kuat, dan tidak dapat diubah oleh
siapapun.

Makna Pancasila sebagai dasar negara antara lain:

a. Pancasila sebagai dasar untuk menata negara yang merdeka dan berdaulat.

b. Pancasila sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan perangkat negara dan


mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 alinea empat.

c. Pancasila sebagai dasar negara yang menjadi pedoman kehidupan bangsa Indonesia sehari-
hari.

4. a. Faham Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang memberikan kebebasan penuh bagi
tiap orang untuk mengendalikan kegiatan ekonomi seperti perdagangan, industri, dan alat-alat
produksi dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Dalam pengertian lain, kapitalisme
merupakan sistem ekonomi di mana semua kegiatan ekonomi dilakukan oleh pihak swasta
dan bukan pemerintah. Di sini, tugas pemerintah hanya sebagai pengawas saja.

b. Faham Komunisme adalah ideologi politik yang didirikan atas dasar keyakinan bahwa
masyarakat dapat mencapai kesetaraan dengan menghilangkan kepemilikan pribadi atas alat-
alat produksi (sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang). Mereka sebaliknya
dikendalikan oleh negara, dan setiap individu menerima bagian dari manfaat yang diperoleh
dari kerja bersama, berdasarkan kebutuhan mereka. Gagasan ini pertama kali diungkapkan
oleh filosofi Jerman Karl Marx dan Friedrich Engels dalam Manifesto Partai Komunis pada
tahun 1848

c. Menurut pendapat saya adalag faham komunis karena Penelitian pernah mencoba
mendudukkan paham komunisme dalam ideologi Pancasila dan apakah ia mempunyai ruang
di dalamnya. Penelitian ini menjawab persoalan tersebut dengan harapan agar masyarakat
memahami dan mewaspadai ajaran komunisme ketika didudukkan dengan dasar NKRI.
Literer kualitatif menjadi jenis penelitian dengan pendekatan historis dan filosofis. Hasil
penilitian menunjukan komunisme dari aspek ideologi, politik, sosial-ekonomi sangat
bertentangan dengan prinsip Pancasila yang merupakan dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Maka dengan alasan di atas, ajaran dan paham komunisme tidak mempunyai
ruang dalam Pancasila. Karena sesuatu yang bertentanganan tidak mungkin untuk disatukan
dan disejajarkan. Karena paham tersebut bertentangan dan tidak memiliki ruang dalam dasar
negara dan bangsa Indonesia, sudah seharusnya dan sepantasnya keberadaan ajaran ini tidak
layak hidup subur di bumi pertiwi yang pernah dikhianati oleh PKI dengan melakukan kudeta
atas pemerintahan yang sah dengan upaya menjadikan Indonesia tidak berdaulat dengan
menjadikannya “bawahan” dan kaki tangan Rusia, negara komunis.

d. menurut pendapat saya posisi pancasila berada pada aliran kapitalisme karena
ideologi kapitalisme Perekonomian Republik Indonesia, menjelaskan ideologi penting untuk
alat pemersatu seluruh perubahan yang ingin dilaksanakan ketika ingin membangun negara.
Indonesia dengan keberagaman suku dan budayanya, dengan pembangunan dan kebutuhan
setiap daerah yang berbeda-beda, disatukan oleh ideologi bangsa yang dijadikan dasar
acuannya.

5. a.

1. Iptek gayut dengan nilai budaya dan agama, menurut saya berakibat baik karena setiap
pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri sebagai
proses indegenisasi ilmu mengandaikan bahwa Pancasila bukan hanya sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigma ilmu yang berkembang di Indonesia.

2. iptek yang lepas sama sekali dengan nilai budaya dan agama, menurut saya berakibat
buruk karena pertama, luralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia ini
seiring dengan kemajuan iptek menimbulkan perubahan dalam cara pandang manusia tentang
kehidupan. Hal ini membutuhkan renungan dan refleksi yang mendalam agar bangsa
Indonesia tidak terjerumus ke dalam penentuan keputusan nilai yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa. Kedua, dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap
lingkungan hidup berada dalam titik nadir yang membahayakan eksistensi hidup manusia di
masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan tuntunan moral bagi para ilmuwan dalam
pengembangan iptek di Indonesia. Ketiga, perkembangan iptek yang didominasi negara-
negara Barat dengan politik global ikut mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan bangsa
Indonesia, seperti spiritualitas, gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa
keadilan.Oleh karena itu, diperlukan orientasi yang jelas untuk menyaring dan menangkal
pengaruh nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.
Yakni dengan cara menerapkan nilai budaya dan agama.
3. iptek yang menempatkan nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog disaat diperlukan,
menurut saya berakibat baik karena mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara
berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia. Keempat, bahwa setiap pengembangan iptek
harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal
dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu).

b. menurut saya kemungkinan yang paling ideal adalah iptek yang gayut dengan dengan nilai
budaya dan agama karena akan berakibat sangat baik karena setiap ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di
Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan
iptek itu sendiri.

c. menurut saya kemungkinan yang paling realistis adalah iptek yang menempatkan nilai
agama dan budaya sebagai mitra dialog disaat diperlukan, karena tidak semua masyarakat
indonesia memahami dengan baik mengenai pentingnya penerapan nilai budaya dan agama di
bidang iptek

Anda mungkin juga menyukai