Anda di halaman 1dari 6

PPOK

PPOK
Bronkitis Kronis “Blue Bloater” Emfisema “Pink Puffer”
Anamnesis Batuk kronis yang hilang-timbul selama 3 bulan (tidak hilang dengan pengobatan yang diberikan) Sesak napas (Dispnea) atau Napas cepat terengah-engah (Takipnea)
Berdahak terus-menerus Batuk ringan
Peningkatan BB >>> akibat retensi cairan Penurunan BB >>> tidak nafsu makan

Faktor Risiko Genetik


Paparan asap rokok
Paparan debu, kayu bakar, obat nyamuk bakar
Paparan briket batu bara, atau bahan kimia di tempat kerja
Infeksi berulang saluran napas
Diagnosis Banding Bronkiektasis
Asma bronkial
Gagal Jantung >>> Bronkitis kronis

PF Bibir sianosis “Blue” Bibir tidak sianosis


Pursed lip-breathing (seperti orang meniup)
Mengi/ Wheezing
Ronki Kompensasi: Penggunaan otot bantu pernapasan, Pelebaran sela iga
Ekspirasi memanjang Barrel chest (dada seperti tong)
Fremitus melemah
Edema perifer Hipersonor
Suara napas vesikular yang melemah

Pink skin “pink”

PP Pemeriksaan Darah Rutin Pemeriksaan Darah Rutin


Polisitemia: eritrosit ↑ (akibat hipoksia kronik)
Foto Thorax PA
Foto Thorax PA Hasil:
 Normal Gambaran hiperinflasi, hiperlusensi, spasium/ ruang interkostal melebar, diafragma mendatar,
 Corakan bronkovaskuler yang meningkat dan kasar (dirty chest) disertai sebagian bagian yang dan jantung yang menggantung (jantung pendulum/ tear drop >>> memanjang tipis vertikal).
hiperlusen.

 Cor pulmonale “Bloater” >>> komplikasi


Hasil: pelebaran arteri pulmonalis utama dan pembesaran ventrikel kanan (boot shaped
appearance)
Spirometri
VEP1?

EKG
Cor pulmonal: deviasi aksis ke kanan, rasio amplitudo R/S pada V1 > 1 dan < 1 pada V6 serta p-pulmonal
yakni peningkatan amplitudo gelombang P pada lead 2, 3 dan aVF serta RAD)
Spirometri
VEP1?
Tata Laksana PPOK
Bronkodilator: Salbutamol tablet 2-4 mg 3x/hari atau bentuk inhaler

Anti-Inflamasi: Prednison 40 mg 2x/hari selama 5 hari


Agen mukolitik (pengencer dahak): Ambroxol 30 mg 2x/hari (dikonsumsi hanya saat dahak timbul berlebih/prn)
Antitusif (obat batuk): Dekstrometorfan 15 mg maximal diberikan 4 jam/hari (dikonsumsi hanya saat batuk sangat mengganggu)
Antibiotik: Penisilin 500 mg 2x/hari atau 250mg 4x/hari selama 10 hari

Cor Pulmonale et causa PPOK


Spironolakton (Diuretik – menghilangkan edema perifer)
Nifedipine (Calcium Channel Blocker– untuk menurunkan tekanan arteri pulmonal)
Epoprostenol (Beta agonis – bronkodilator dan pembersihan mukosilier)
Warfarin (Antikoagulan – diberikan apabila adanya risiko emboli)

Edukasi Menghindari faktor pencetus (misal: sering terpapar debu maka memakai masker)
Berhenti merokok
Olahraga teratur 30 menit min.5x/minggu
Konsumsi sayuran dan buah-buahan

Cor Pulmonale: RUJUK!!!


PNEUMONIA COVID 19
Anamnesis PF PP Tata Laksana
Asimtomatik Tanpa gejala - Cek swab: terkonfirmasi (+) terinfeksi COVID 19 Isolasi mandiri selama 10 hari, kemudian cek swab kembali
Sakit Ringan Tanpa Gejala non-spesifik: demam, batuk, nyeri Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan Cek swab: terkonfirmasi (+) terinfeksi COVID 19 Pasien harus menjalani isolasi minimal selama 10 hari sejak
Komplikasi tenggorokan, hidung tersumbat, malaise, sakit tergantung ringan atau beratnya manifestasi muncul gejala ditambah 3 hari bebas gejala demam dan
kepala, nyeri otot. klinis. gangguan pernafasan. Memudian cek swab kembali
 Tingkat kesadaran: kompos mentis atau Terapi simtomatik: antipiretik (Paracetamol 3x500 mg)
Riwayat: penurunan kesadaran
 Penyakit kronis (hipertensi, DM, gagal  Tanda vital: frekuensi nadi meningkat,
ginjal, dll) frekuensi napas meningkat, tekanan darah
 Kontak erat dengan pasien terkonfirmasi normal atau menurun, suhu tubuh
 Perjalanan (dalam 14 hari) ke luar kota meningkat. Saturasi oksigen dapat normal
atau luar negeri atau turun.
Pneumonia Ringan Tanda klinis pneumonia (demam, batuk,  Dapat disertai retraksi otot pernapasan Cek swab: terkonfirmasi (+) terinfeksi COVID 19 Terapi simtomatik: antipiretik (Paracetamol 3x500 mg)
dyspnea/sesak napas, napas cepat) dan tidak  Pemeriksaan fisis paru didapatkan: RUJUK ke RS!!
ada tanda pneumonia berat.  Inspeksi dapat tidak simetris statis dan
dinamis
Pneumonia Berat Demam atau curiga infeksi saluran napas,  Fremitus raba mengeras Cek swab: terkonfirmasi (+) terinfeksi COVID 19 Terapi simtomatik: antipiretik (Paracetamol 3x500 mg)
ditambah satu dari:  Redup pada daerah konsolidasi,
 Frekuensi napas >30 x/menit (takipnea)  Suara napas bronkovesikuler atau RUJUK ke RS!!
 Distress pernapasan berat atau saturasi bronkial dan ronki kasar. Atau
oksigen (SpO2) <90% pada udara kamar Terapi oksigen dimulai dengan pemberian 5 L/menit
dengan nasal kanul dan titrasi untuk mencapai target SpO2
≥90% pada anak dan orang dewasa, serta SpO2 ≥ 92% -
95% pada pasien hamil.
Dan
Melakukan manajemen cairan secara konservatif pada
pasien dengan ISPA berat tanpa syok. Pasien dengan ISPA
berat harus hati-hati dalam pemberian cairan intravena,
karena resusitasi cairan yang agresif dapat memperburuk
oksigenasi, terutama dalam kondisi keterbatasan
ketersediaan ventilasi mekanik.
ARDS Onset: baru terjadi atau perburukan dalam 1 Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap Terapi simtomatik: antipiretik (Paracetamol 3x500 mg)
minggu setelah diketahui kondisi klinisnya. Leukosit dapat normal atau menurun; hitung jenis limfosit
menurun. Pada kebanyakan pasien LED dan CRP meningkat. RUJUK ke RS!!
atau
Foto Thorax PA atau USG Thorax
Pencitraan dada (CT scan toraks, atau ultrasonografi paru):
opasitas bilateral, konsolidasi subsegmental, kolaps paru,
kolaps lobus atau nodul, tampilan Ground-Glass, efusi pleura
yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya

(A) CT Toraks Transversal, laki-laki 40 tahun, menunjukkan


multiple lobular bilateral dan area subsegmental konsolidasi
hari ke-15 setelah onset gejala. (B) CT Toraks transversal,
wanita 53 tahun, opasitas ground-glass bilateral dan area
subsegmental konsolidasi, hari ke-8 setelah onset gejala.

Rapid-test
Rapid Test (antibody IgM, IgG) COVID-19 bukan penentu
diagnosIs COVID-19 karena antibodi seseorang baru muncul
sekitar 7-10 hari setelah terinfeksi virus.
 Hasil positif (+) pada rapid test tidak serta merta
seseorang dianggap positif COVID-19, mesti diikuti
dengan diagnosis RT-PCR.
 Hasil negatif (-) pada rapid test bukan juga berarti bebas
COVID-19. Diulang rapid kembali setelah 10 hari. Bila (-),
maka benar-benar bebas COVID-19. Bila (+) harus diikuti
pemeriksaan RT-PCR.

Swab Tenggorok (Nasofaring Dan Orofaring)


Dilakukan RT-PCR atau pemeriksaan serologi dengan hasil
terkonfirmasi (+) terinfeksi COVID 19

Sepsis ???
Syok Septik ???

Diagnosis Banding:
1. Pneumonia bakterial
Gejala umum yang muncul diantaranya batuk, batuk berdahak, atau memberat seperti muncul dahak purulen, dahak berdarah, dengan atau tanpa adanya nyeri dada. Pada umumnya tidak bersifat infeksius, dan bukan penyakit infeksius .
2. SARS/MERS
Jenis virus baru ini memiliki kemiripan dengan virus SARS dan MERS namun analisis genetik menunjukkan serupa tetapi tidak sama. Virus jenis baru ini sudah mengalami evolusi. Studi menunjukkan virus baru ini kemampuan penyebaran dan
patogenisitasnya lebih rendah daripada SARS.
3. Pneumonia Jamur
4. Edema paru kardiogenik (gagal jantung)

Edukasi:
1. Memakai masker
2. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir
3. Menjaga jarak
4. Menjauhi kerumunan
5. Membatasi mobilisasi dan interaksi

Efusi Pleura Edema Paru Emboli Paru Kistik Fibrosis Abses Paru

Anda mungkin juga menyukai