Disusun Oleh:
DEDI IRAWAN
NIM. 202002T015
Kelas B
B. Deskripsi
Keselamatan pasien menjadi prioritas utama di berbagai Rumah Sakit. Data dari
beberapa penelitian menyatakan bahwa insiden keselamatn pasien semakin meningkat,
sehingga peneliti meneliti dengan tujuan mengetahui gambaran pelaksanaan supervise
kepala ruang disalah saru Rumah Sakit di Semarang. Pengambilan data menggunakan
metode wawancara dan observasi dengan panduan wawancara, lembar draft ceklist
dan lembar observasi evaluasi yang dilakukan Karu berdasarkan SOP. Hasil penelitian
didapatkan bahwa terdapat perubahan pelaksanaan supervisi berdasarkan SOP
sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi pelaksanaan supervisi kepada kepala
ruangan.
C. Analisa PICO
E. Manfaat
Jurnal ini dapat sebagai bahan evaluasi Rumah Sakit khususnya supervisor ataupun
kepala ruangan bahwa masih kurangnya pengetahuan terkait pelaksanaan supervisi.
Perlunya sosialisasi bagi kepala ruangan yang baru dan evaluasi berkala terkait
pelaksanaan supervisi sehingga pemahaman kepala ruangan lebih baik. Apabila
pemahaman tentang pelaksanaan supervisi telah baik, perlu dilakukan evaluasi berkala
untuk menjamin mutu dan kualitas pelayanan keperawatan di Rumah Sakit. Manfaat
supervisi sendiri selain menjaga kualitas pelayanan Rumah Sakit, menjaga kepatuhan
perawat terhadap prosedur dan jaminan pelayanan keperawatan yang semakin baik.
F. Kekurangan
Kelemahan dari penelitian ini adalah evaluasi capaian tidak dijelaskan tiap point
sehingga evaluasi capaian secara umum tidak spesifik. Selain itu pada kesimpulan
peneliti tidak memberikan saran baik saran untuk kepala ruangan, supervisor, Rumah
Sakit, dan peneliti selanjutnya.
G. Kesimpulan
Supervisi kepala ruang salah satu upaya untuk menjaga kualitas perawatan,
kepatuhan terhadap prosedur dan jaminan pelayanan keperawatan yang semakin baik.
Supervisor sebagai pengarah dalam mengembangkan pengetahuan perawat, bukan
hanya menilai kemampuan staf tetapi lebih pada upaya memastikan bahwa staf
memiliki kemampuan sesuai yang diharapkan. Supervisor memainkan peran penting
untuk mendukung praktik keperawatan berbasis bukti ke dalam praktik keperawatan
sehari-hari.
Tugas dan fungsi supervisor tidak lepas dari tugas dan fungsi manajemen
keperawatan itu sendiri, yaitu planning, organizing, actuating dan controlling. Menjadi
supervisor adalah sebuah peran yang melekat dan apabila kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan baik maka akan memberikan dampak positif dan kepuasan, tidak
hanya supervisor itu sendiri tetapi bagi perawat ruangan dan pasien.
H. Saran
Pelaksanaan supervisi yang dilakukan secara berkala dapat menjaga kualitas
pelayanan keperawatan di Rumas Sakit. Apabila pelayanan kesehatan dilakukan
dengan baik, maka mutu dan kualitas Rumah Sakit dan Akreditasi baik. Semakin baik
akreditasi Rumah Sakit dan Pelayanannya maka kepercayaan Pasien kepada Rumah
sakit tersebut juga tinggi. Olehkarenanya kegiatan sosialisasi supervisi ataupun
kegiatan supervisi baik kepada Kepala Ruang atau perawat pelaksana perlu dilakukan
rutin dan telah dijadwal.
Daftar pustaka
http://dx.doi.org/10.32584/jkmk.v2i1.165
Gambaran Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Terhadap Perawat
Pelaksana Dalam Keselamatan Pasien
Corresponding author:
Maria Hariyati Oktaviani oktavianinofy@yahoo.com
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May
2019 DOI: http://dx.doi.org/10.32584/jkmk.v2i1.165
e-ISSN 2621-5047
sakit dan menjelaskan bukti serta solusi dari dengan supervisi klinik kepala ruangan yang
konsensus para ahli atas permasalahan ini. tidak optimal yaitu pelayanan keperawatan
Sistem yang baik akan berdampak pada yang tidak berkualitas. Penelitian
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan (Nainggolan, 2010) mendapatkan bahwa
keselamatan pasien (Standar Akreditasi terdapat pengaruh pelaksanaan supervisi
Rumah Sakit (SNARS), 2018). kepala ruangan terhadap kinerja perawat
pelaksana. Hubungan bermakna strategi
Data dari beberapa penelitian menyatakan supervisi kepala ruang dengan motivasi
bahwa insiden keselamatan pasien semakin perawat pelaksana dalam pendokumentasian
meningkat. Data insiden keselamatan pasien asuhan keperawatan, yaitu dilihat struktur,
di Minnesota Hospital Woshinton DC keterampilan, dukungan dan keberlanjutan,
meningkat dari 305 laporan pada tahun 2010 Sedangkan hasil analisis multivariat faktor
menjadi 316 laporan pada 2011 (Stieger, 2012). yang paling dominan adalah keberlanjutan
Hasil penelitian (Purwanto, 2012) juga supervisi setelah dikontrol dengan
menyatakan penerapan keselamatan pasien keterampilan, struktur dan dukungan
oleh perawat masih belum optimal. Penelitian (Etlidawati, 2012).
(Dewi, 2011) di IRNA 1 RSUP Dr Sarjito
Yogyakarta menemukan masih banyak Materi supervisi disesuaikan dengan uraian
perawat di rawat inap kurang baik dalam tugas dari masing-masing staf perawat yang
menerapkan keselamatan pasien yaitu sebesar disupervisi. Untuk kepala ruang materi
48%. supervisi adalah kemampuan manajerial dan
kemampuan dalam asuhan keperawatan.
Pengelolaan pelayanan keperawatan Ketua tim disupervisi terkait dengan
membutuhkan sistem manajerial keperawatan kemampuan pengelolaan di timnya dan
yang tepat untuk mengarahkan seluruh kemampuan asuhan keperawatan. Sedangkan
sumber daya keperawatan dalam perawat pelaksana disupervisi terkait dengan
menghasilkan pelayanan keperawatan yang kemampuan pelayanan dan asuhan
prima dan berkualitas (Sugiharto, A. S., Keliat, keperawatan yang dilaksanakan.
B. A., & Sri, 2012). Supervisi dan evaluasi
merupakan bagian yang penting dalam Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan
manajemen serta keseluruhan tanggung dan tidak menjadi momok bagi staf maka
jawab pemimpin. Sehingga untuk mengelola perlu disusun standar penampilan yang
asuhan keperawatan dibutuhkan diharapkan dari masing- masing staf yang
kemampuan supervise dari seorang manajer sudah dipahami oleh staf dan ada jadwal
keperawatan (Suyanto, 2009). Pemimpin yang yang sudah diketahui dalam supervisi.
paling efektif mempunyai hubungan saling
mendukung dengan karyawannya. Bagi Pelaksanaan supervisi kepala ruang di salah
perawat di ruang rawat inap, kepala ruangan satu rumah sakit di Semarang belum optimal
adalah pemimpin yang dapat menggerakkan dikarenakan belum adanya jadwal, instrumen
perawat untuk dapat melaksanakan asuhan penilaian, panduan, dokumentasi hasil
keperawatan dengan baik (Mulyono, H., supervise, dan standar operasional prosedur
Hamzah, A., & Abdullah, 2013). (SOP) supervisi. Kegiatan supervisi bersifat
insidental sesuai dengan kebutuhan dan
Penelitian (Mua, 2011) yang mengemukakan belum dilaksanakan secara terstruktur dan
bahwa tidak optimalnya supervisi klinik terdokumentasi dengan baik. Penelitian ini
kepala ruangan harus mendapat perhatian bertujuan untuk mengetahui gambaran
yang serius dari bidang keperawatan, pelaksanaan supervisi kepala ruang di salah
mengingat resiko dan dampak yang dapat satu rumah sakit di Semarang.
timbul berkaitan
METODE
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Hmm kalau supervisi yang biasa saya terapkan di
deskriptif kualitatif, yang bertujuan ruangan saya yaa,, emang masih bersifat situasional jadi
menggambarkan kepala ruang dalam supervisi dilakukan jika langsung ditemukan kesalahan
pelaksanaan supervisi kepada perawat pada staf tersebut, jadi tidak adanya jadwal yang pasti,
associate. Subjek dalam penelitian ini adalah terus saya tidak melakukan dokumentasi sehabis
seluruh kepala ruang rawat inap yang ada melakukan supervisi, dan tidak juga memberikan
disalah satu instalasi rumah sakit di feedback atau evaluasi secara terstruktur….. (P1)
Semarang. Objek penelitian ini mengenai Supervisi yang saya terapkan yaa…, langsung saya
persepsi kepala ruang terkait supervisi dan lakukan supervisi pada perawat yang langsung saya
observasi pelaksanaan supevisi kepala ruang temukan kesalahan saat itu juga. Jadi tidak ada jadwal
yang sudah terprogram. Evaluasi yang saya berikan juga
sesuai SOP dan hasil dokumentasi
masih bersifat umum. Dulu saya melakukan domunetasi,
pelaksanaan supervisi. Instrumen dalam tetapi 1 tahun terakhir ini saya sudah tidak
penelitian ini menggunakan panduan mendokumentasikan hasil supervisi saya… (P2)
wawancara, lembar draft ceklist dan lembar
observasi evaluasi yang dilakukan Karu
berdasarkan SOP yang telah berpedoman
pada uraian tugas dan penilaian kinerja
kepala ruang dan perawat associate di rumah
sakit Semarang.