Anda di halaman 1dari 10

LITERATURE REVIEW

Gambaran Pelaksanaan Supervise Kepala Ruang Terhadap Perawat


Pelaksana dalam Keselamatan Pasien

Disusun Sebagai Penugasan Mata Kuliah Manajemen keperawatan


Dosen Pembimbing : Ns. Fany Anitarini, M.Kep.

Disusun Oleh:

DEDI IRAWAN

NIM. 202002T015

Kelas B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


PROGRAM NON REGULER RS AL HUDA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
2021
A. Abstrak
Pelaksanaan supervisi kepala ruang pada salah satu rumah sakit di Semarang
belum maksimal karena belum adanya jadwal kegiatan, instrumen asesmen, pedoman,
dokumentasi hasil supervisi, dan standar operasional prosedur (SOP) supervisi.
Kegiatan pengawasan bersifat insidental sesuai dengan kebutuhan dan belum
dilaksanakan secara terstruktur dan terdokumentasi dengan baik. Penulisan artikel ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan supervisi kepala pada sebuah
rumah sakit di Semarang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif.
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh kepala ruang rawat inap. Objek penelitian ini
adalah pelaksanaan supervisi kepala ruang sesuai SOP dan hasil dokumentasi
pelaksanaan supervisi. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan draft lembar
evaluasi superficial room leader. Menunjukkan adanya perubahan pelaksanaan
supervisi berdasarkan SOP sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi supervisi
kepada kepala ruang. Hasil supervisi yang terdokumentasi dapat membantu kepala
ruangan untuk melihat sejauh mana kemampuan staf dan dapat bersama-sama
meningkatkan kapabilitas, mengoreksi kesalahan dalam meningkatkan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan. Pelaksanaan supervisi kepala ruang di salah satu
RSUD Semarang perlu ditingkatkan terutama dalam hal pendokumentasian pasca
supervisi, pengembangan tema supervisi tematik, dan penjadwalan supervisi
terstruktur.

B. Deskripsi
Keselamatan pasien menjadi prioritas utama di berbagai Rumah Sakit. Data dari
beberapa penelitian menyatakan bahwa insiden keselamatn pasien semakin meningkat,
sehingga peneliti meneliti dengan tujuan mengetahui gambaran pelaksanaan supervise
kepala ruang disalah saru Rumah Sakit di Semarang. Pengambilan data menggunakan
metode wawancara dan observasi dengan panduan wawancara, lembar draft ceklist
dan lembar observasi evaluasi yang dilakukan Karu berdasarkan SOP. Hasil penelitian
didapatkan bahwa terdapat perubahan pelaksanaan supervisi berdasarkan SOP
sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi pelaksanaan supervisi kepada kepala
ruangan.
C. Analisa PICO

Population Intervention Comparation Outcome


Penelitian ini menggunakan desain Instrumen dalam penelitian ini Tidak ada Hasil penelitian menunjukan sebelum
penelitian deskriptif kualitatif, yang menggunakan panduan wawancara, perbandingan dilakukan observasi supervise karu elang 1
bertujuan menggambarkan kepala lembar draft ceklist dan lembar capaian 50%, sedangkan karu elang 2
ruang dalam pelaksanaan observasi evaluasi yang dilakukan capaian 50%. Setelah diberikan sosialisasi
supervisi kepada perawat Karu berdasarkan SOP yang telah capaian karu elang 1 menjadi 100%,
associate. Subjek dalam penelitian berpedoman pada uraian tugas dan sedangkan capaian karu elang 2 menjadi 80.
ini adalah seluruh kepala ruang penilaian kinerja kepala ruang dan Berdasarkan data hasil penelitian dapat
rawat inap yang ada disalah satu perawat associate di rumah sakit disimpulkan bahwa terdapat perubahan
instalasi rumah sakit di Semarang. Semarang. dalam pelaksanaan supervise sebelum dan
sesudah dilakukan sosialisasi supervisi
D. Pembahasan
Supervisi merupakan salah satu upaya untuk menjaga kualitas dalam pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit. Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting
dalam manajemen serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Supervisi yang tidak
optimal dapat berdampak pada pelayanan keperawatan yang kurang maksimal.hasil
penelitian menunjukan bahwa ada perubahan lebih baik sebelum dan sesudah
diberikan sosialisasi berdasarkan SOP. Adapun poin-poin terkait dalam SOP yakni;
kepala ruang mampu 1) menggali dan mencari tahu masalah, 2) mampu mencari dan
menggali kemampuan staf perawat terhadap solusi alternatif pemecahan masalah, 3)
mampu memberikan arahan saat supervise, 4) mampu memberikan feedback dan
klarifikasi atas hasil supervise, 5) mampu menayakan komitmen staf dalam
memperbaiki kesalahan dan berusaha menjadi lebih baik, 6) mampu memberikan
reinforcement terhadap pencapaian kemajuan staf perawat dan follow up perbaikan, 7)
mampu menetapkan solusi, 8) mampu membuat perencanaan tindakan dalam upaya
pemecahan masalah, 9) mampu menerapkan gaya komunikasi yang terbuka dan tidak
terkesan mengintimidasi staf , 10) mampu menuliskan dokumentasi kegiatan supervisi
pada lembar supervisi, mencatat hasil supervisi meliputi tindakan apakah sesuai
dengan SPO atau tidak.

Pelaksanaan supervisi perlu dilakukan secara berkala agar kualitas pelayanan


keperawatan tetap terjaga. Menurut RCN 2007 dalam (Sugiharto, A. S., Keliat, B. A., &
Sri, 2012) rumah sakit dan perawat harus memahami supervisi klinis dalam pencapaian
hasil akhir (outcome) guna meningkatkan mutu layanan keperawatan melalui sistem
evaluasi, kesempatan mempelajari hal-hal baru, meningkatkan retensi staf, efisiensi,
dan efektifitas. Apabila mutu pelayanan baik maka kepercayaan masyarakat terhadap
Rumah Sakit juga meningkat.

Pelaksanaan supervisi juga harus dilakukan secara continue dan


berkesinambungan oleh supervisor. Perlu adanya metode evaluasi berkala dan
continue agar tercapai kualitas pelayanan sesuai dengan visi dan misi rumah sakit.
(Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS), 2018) dalam Integrasi Pendidikan
Kesehatan dalam Pelayanan Rumah Sakit (IPKP) 5 disebutkan bahwa “pelaksanaan
supervisi didokumentasikan dalam log book peserta didik dan staf klinis yang
memberikan pendidikan klinis”. Sehingga kegiatan supervisi dapat dijadikan agenda
rutin dan hasilnya sebagai bahan evaluasi keterampilan kerja untuk meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan.

E. Manfaat
Jurnal ini dapat sebagai bahan evaluasi Rumah Sakit khususnya supervisor ataupun
kepala ruangan bahwa masih kurangnya pengetahuan terkait pelaksanaan supervisi.
Perlunya sosialisasi bagi kepala ruangan yang baru dan evaluasi berkala terkait
pelaksanaan supervisi sehingga pemahaman kepala ruangan lebih baik. Apabila
pemahaman tentang pelaksanaan supervisi telah baik, perlu dilakukan evaluasi berkala
untuk menjamin mutu dan kualitas pelayanan keperawatan di Rumah Sakit. Manfaat
supervisi sendiri selain menjaga kualitas pelayanan Rumah Sakit, menjaga kepatuhan
perawat terhadap prosedur dan jaminan pelayanan keperawatan yang semakin baik.

F. Kekurangan
Kelemahan dari penelitian ini adalah evaluasi capaian tidak dijelaskan tiap point
sehingga evaluasi capaian secara umum tidak spesifik. Selain itu pada kesimpulan
peneliti tidak memberikan saran baik saran untuk kepala ruangan, supervisor, Rumah
Sakit, dan peneliti selanjutnya.

G. Kesimpulan
Supervisi kepala ruang salah satu upaya untuk menjaga kualitas perawatan,
kepatuhan terhadap prosedur dan jaminan pelayanan keperawatan yang semakin baik.
Supervisor sebagai pengarah dalam mengembangkan pengetahuan perawat, bukan
hanya menilai kemampuan staf tetapi lebih pada upaya memastikan bahwa staf
memiliki kemampuan sesuai yang diharapkan. Supervisor memainkan peran penting
untuk mendukung praktik keperawatan berbasis bukti ke dalam praktik keperawatan
sehari-hari.

Tugas dan fungsi supervisor tidak lepas dari tugas dan fungsi manajemen
keperawatan itu sendiri, yaitu planning, organizing, actuating dan controlling. Menjadi
supervisor adalah sebuah peran yang melekat dan apabila kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan baik maka akan memberikan dampak positif dan kepuasan, tidak
hanya supervisor itu sendiri tetapi bagi perawat ruangan dan pasien.

H. Saran
Pelaksanaan supervisi yang dilakukan secara berkala dapat menjaga kualitas
pelayanan keperawatan di Rumas Sakit. Apabila pelayanan kesehatan dilakukan
dengan baik, maka mutu dan kualitas Rumah Sakit dan Akreditasi baik. Semakin baik
akreditasi Rumah Sakit dan Pelayanannya maka kepercayaan Pasien kepada Rumah
sakit tersebut juga tinggi. Olehkarenanya kegiatan sosialisasi supervisi ataupun
kegiatan supervisi baik kepada Kepala Ruang atau perawat pelaksana perlu dilakukan
rutin dan telah dijadwal.

Daftar pustaka
http://dx.doi.org/10.32584/jkmk.v2i1.165
Gambaran Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Terhadap Perawat
Pelaksana Dalam Keselamatan Pasien

Maria Hariyati Oktaviani1, Muhamad Rofii2

1,2 Universitas Diponegoro

Article Info Abstract


Article History: The implementation of supervising the head of a room in one hospital in
Accepted April 25th 2019 Semarang is not optimal due to the absence of a schedule, assessment
instruments, guidance, documentation of the results of supervision, and
Key words: standard operating procedures (SOP) supervision. Supervision activities are
Supervision; Room leader; incidental in accordance with needs and have not been implemented in a
patient safety structured and well-documented manner. The writing of this article aims to
describe the perception of the implementation of supervising the head of a
room in a hospital in Semarang. This study uses a qualitative descriptive
research design. The subjects in this study were all heads of inpatient rooms.
The object of this research is the implementation of the supervision of the
head of the room according to the SOP and the results of documentation of
supervision. The instruments in this study used interview guides, draft sheets,
evaluation checklist, supervision of the head of the room and observation
sheet for supervision implementation. From the results of the study, it is
known that the perception of Lung related to the implementation of
supervision is that supervision is still situational, not documented, there is no
evaluation and feedback, there is no structured schedule. After socialization
shows that there is a change in the implementation of supervision based on
SOP before and after the socialization of supervision to the head of the room.
Documented supervision results can help the head of the room to see the
extent of the ability of staff and can jointly improve capabilities, correct errors
in improving the quality of nursing care services. The implementation of
supervising the head of space in one of Semarang hospitals needs to be
improved especially in terms of post-supervision documentation, development
of thematic supervision themes, and structured supervision
scheduling.

PENDAHULUAN disemua rumah sakit yang diakreditasi oleh


Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
Keselamatan pasien merupakan prioritas (SNARS). Maksud dan tujuan Sasaran
yang utama dalam pelayanan kesehatan dan Keselamatan Pasien adalah untuk mendorong
pelayanan keperawatan sekaligus aspek rumah sakit agar melakukan perbaikan
paling penting dari manajemen yang spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran
berkualitas. Sasaran keselamatan pasien ini menyoroti bagian-bagian yang bermasalah
merupakan syarat untuk diterapkan dalam pelayanan rumah

Corresponding author:
Maria Hariyati Oktaviani oktavianinofy@yahoo.com
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May
2019 DOI: http://dx.doi.org/10.32584/jkmk.v2i1.165
e-ISSN 2621-5047
sakit dan menjelaskan bukti serta solusi dari dengan supervisi klinik kepala ruangan yang
konsensus para ahli atas permasalahan ini. tidak optimal yaitu pelayanan keperawatan
Sistem yang baik akan berdampak pada yang tidak berkualitas. Penelitian
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan (Nainggolan, 2010) mendapatkan bahwa
keselamatan pasien (Standar Akreditasi terdapat pengaruh pelaksanaan supervisi
Rumah Sakit (SNARS), 2018). kepala ruangan terhadap kinerja perawat
pelaksana. Hubungan bermakna strategi
Data dari beberapa penelitian menyatakan supervisi kepala ruang dengan motivasi
bahwa insiden keselamatan pasien semakin perawat pelaksana dalam pendokumentasian
meningkat. Data insiden keselamatan pasien asuhan keperawatan, yaitu dilihat struktur,
di Minnesota Hospital Woshinton DC keterampilan, dukungan dan keberlanjutan,
meningkat dari 305 laporan pada tahun 2010 Sedangkan hasil analisis multivariat faktor
menjadi 316 laporan pada 2011 (Stieger, 2012). yang paling dominan adalah keberlanjutan
Hasil penelitian (Purwanto, 2012) juga supervisi setelah dikontrol dengan
menyatakan penerapan keselamatan pasien keterampilan, struktur dan dukungan
oleh perawat masih belum optimal. Penelitian (Etlidawati, 2012).
(Dewi, 2011) di IRNA 1 RSUP Dr Sarjito
Yogyakarta menemukan masih banyak Materi supervisi disesuaikan dengan uraian
perawat di rawat inap kurang baik dalam tugas dari masing-masing staf perawat yang
menerapkan keselamatan pasien yaitu sebesar disupervisi. Untuk kepala ruang materi
48%. supervisi adalah kemampuan manajerial dan
kemampuan dalam asuhan keperawatan.
Pengelolaan pelayanan keperawatan Ketua tim disupervisi terkait dengan
membutuhkan sistem manajerial keperawatan kemampuan pengelolaan di timnya dan
yang tepat untuk mengarahkan seluruh kemampuan asuhan keperawatan. Sedangkan
sumber daya keperawatan dalam perawat pelaksana disupervisi terkait dengan
menghasilkan pelayanan keperawatan yang kemampuan pelayanan dan asuhan
prima dan berkualitas (Sugiharto, A. S., Keliat, keperawatan yang dilaksanakan.
B. A., & Sri, 2012). Supervisi dan evaluasi
merupakan bagian yang penting dalam Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan
manajemen serta keseluruhan tanggung dan tidak menjadi momok bagi staf maka
jawab pemimpin. Sehingga untuk mengelola perlu disusun standar penampilan yang
asuhan keperawatan dibutuhkan diharapkan dari masing- masing staf yang
kemampuan supervise dari seorang manajer sudah dipahami oleh staf dan ada jadwal
keperawatan (Suyanto, 2009). Pemimpin yang yang sudah diketahui dalam supervisi.
paling efektif mempunyai hubungan saling
mendukung dengan karyawannya. Bagi Pelaksanaan supervisi kepala ruang di salah
perawat di ruang rawat inap, kepala ruangan satu rumah sakit di Semarang belum optimal
adalah pemimpin yang dapat menggerakkan dikarenakan belum adanya jadwal, instrumen
perawat untuk dapat melaksanakan asuhan penilaian, panduan, dokumentasi hasil
keperawatan dengan baik (Mulyono, H., supervise, dan standar operasional prosedur
Hamzah, A., & Abdullah, 2013). (SOP) supervisi. Kegiatan supervisi bersifat
insidental sesuai dengan kebutuhan dan
Penelitian (Mua, 2011) yang mengemukakan belum dilaksanakan secara terstruktur dan
bahwa tidak optimalnya supervisi klinik terdokumentasi dengan baik. Penelitian ini
kepala ruangan harus mendapat perhatian bertujuan untuk mengetahui gambaran
yang serius dari bidang keperawatan, pelaksanaan supervisi kepala ruang di salah
mengingat resiko dan dampak yang dapat satu rumah sakit di Semarang.
timbul berkaitan
METODE

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Hmm kalau supervisi yang biasa saya terapkan di
deskriptif kualitatif, yang bertujuan ruangan saya yaa,, emang masih bersifat situasional jadi
menggambarkan kepala ruang dalam supervisi dilakukan jika langsung ditemukan kesalahan
pelaksanaan supervisi kepada perawat pada staf tersebut, jadi tidak adanya jadwal yang pasti,
associate. Subjek dalam penelitian ini adalah terus saya tidak melakukan dokumentasi sehabis
seluruh kepala ruang rawat inap yang ada melakukan supervisi, dan tidak juga memberikan
disalah satu instalasi rumah sakit di feedback atau evaluasi secara terstruktur….. (P1)
Semarang. Objek penelitian ini mengenai Supervisi yang saya terapkan yaa…, langsung saya
persepsi kepala ruang terkait supervisi dan lakukan supervisi pada perawat yang langsung saya
observasi pelaksanaan supevisi kepala ruang temukan kesalahan saat itu juga. Jadi tidak ada jadwal
yang sudah terprogram. Evaluasi yang saya berikan juga
sesuai SOP dan hasil dokumentasi
masih bersifat umum. Dulu saya melakukan domunetasi,
pelaksanaan supervisi. Instrumen dalam tetapi 1 tahun terakhir ini saya sudah tidak
penelitian ini menggunakan panduan mendokumentasikan hasil supervisi saya… (P2)
wawancara, lembar draft ceklist dan lembar
observasi evaluasi yang dilakukan Karu
berdasarkan SOP yang telah berpedoman
pada uraian tugas dan penilaian kinerja
kepala ruang dan perawat associate di rumah
sakit Semarang.

HASIL Gambaran pelaksanaan supervise kepala


ruang sesuai SOP
Gambaran persepsi pelaksanaan supervisi
kepala ruang sesuai SOP Tabel 1 Gambaran Pelaksanaan Supervisi
Berdasarkan SOP
Dari hasil penelitian diperoleh tentang Responden
Observasi
Capaian
pengertian supervisi. Partisipan Supervisi
Pre Karu Elang 1 5 50%
memandang pengertian supervisi adalah
Karu Elang 2 5 50%
pengarahan, bimbingan, dan evaluasi kinerja
Post Karu Elang 1 10 100%
perawat, seperti pada pernyataan berikut : Karu Elang 2 8 80%

Ehmm supervisi yaa…. Nek gak salah itu seperti proses


pengarahan atau bimbingan kepada staf bawahan……. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya
(P1) perubahan pelaksanaan supervise
Supervisi kepala ruang yaa….. ? kemampuan kita berdasarkan SOP sebelum dan sesudah
sebagai kepala ruang untuk bagaimana kita dilakukan sosialisasi pelaksanaan supervise
mengarahkan, membimbing, bahkan mengevaluasi kepada kepala ruang. Adapun poin-poin
terkait tindakan asuhan keperawatan untuk terkait dalam SOP yakni; kepala ruang
meningkatkan kinerja demi keselamatan pasien…. (P2)
mampu 1) menggali dan mencari tahu
masalah, 2) mampu mencari dan menggali
kemampuan staf perawat terhadap solusi
Partisipan juga mengungkapkan terkait alternatif pemecahan masalah, 3) mampu
gambaran mengenai pelaksanaan supervisi memberikan arahan saat supervise, 4) mampu
yang masih bersifat situasional, tidak memberikan feedback dan klarifikasi atas
terdokumentasi, tidak adanya evaluasi dan hasil supervise, 5) mampu menayakan
feedback, tidak adanya jadwal terstruktur, komitmen staf dalam memperbaiki kesalahan
dapat dilihat pada pernyataan berikut: dan berusaha menjadi lebih baik, 6) mampu
memberikan reinforcement terhadap
pencapaian kemajuan staf perawat dan follow
up perbaikan, 7) mampu menetapkan solusi,
8)
mampu membuat perencanaan tindakan pemahaman perawat pelaksana dalam
dalam upaya pemecahan masalah, 9) mampu menjalankan tugas dan tangung jawabnya
menerapkan gaya komunikasi yang terbuka dalam memberikan pelayanan. Selain itu
dan tidak terkesan mengintimidasi staf , 10) proses evaluasi dalam supervisi klinis
mampu menuliskan dokumentasi kegiatan dilakukan secara continue dan
supervisi pada lembar supervisi, mencatat berkesinambungan oleh karena itu perlu
hasil supervisi meliputi tindakan apakah adanya metode evaluasi berkala dan continue
sesuai dengan SPO atau tidak. agar tercapai kualitas pelayanan sesuai
dengan visi dan misi rumah sakit.
PEMBAHASAN
Hampir semua penanggungjawab ruangan
Upaya yang dilakukan untuk
dan ketua tim di rumah sakit Semarang belum
memberikan dukungan pada staf perawat
mendapatkan pelatihan tentang supervisi
salah satunya melalui kegiatan supervisi.
klinis keperawatan. Pelatihan dan
Supervisi yang benar akan meningkatkan
pengembangan supervisi klinis
kenyamanan dan mengurangi kecemasan
keperawatan mempunyai pengaruh positif
sehingga staff dapat melakukan kegiatan
terhadap kinerja perawat. Selain itu pelatihan
dengan adanya dukungan dan
dan pengembangan supervisi klinis
bimbingan, hal ini selaras dengan penelitian
keperawatan merupakan cara untuk
(Koivu, A. Sarinen, 2012) yang menyatakan
memotivasi dan meningkatkan
bahwa supervisi meningkatkan kenyamanan
keterampilan kerja. Oleh sebab itu
dalam bekerja.
penanggungjawab ruangan dan ketua tim di
rumah sakit Semarang perlu diberikan
Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009
sosialisasi mengenai supervisi keperawatan
tentang Rumah Sakit dalam pasal 13 ayat
agar dapat melakukan supervisi dengan baik
(3) mengamanatkan bahwa “Setiap tenaga
dan terdapat perbedaan bermakna sebelum
kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus
dan sesudah dilakukan pelatihan supervisi,
bekerja sesuai dengan standar profesi,
dimana supervisi yang dilakukan oleh
standar pelayanan rumah sakit, standar
penanggungjawab ruangan dan atau katim
prosedur operasional yang berlaku, etika
menjadi lebih baik dan optimal setelah
profesi, menghormati hak pasien dan
mengikuti sosialisasi. (Standar Akreditasi
mengutamakan keselamatan pasien” (UU No
Rumah Sakit (SNARS), 2018) dalam Integrasi
44, 2009).
Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan
Pelayanan keperawatan yang baik, berkualitas Rumah Sakit (IPKP) 5 disebutkan bahwa
dan aman bagi pasien dapat diciptakan “pelaksanaan supervisi didokumentasikan
melalui supervisi. Menurut RCN 2007 dalam dalam log book peserta didik dan staf klinis
(Sugiharto, A. S., Keliat, B. A., & Sri, 2012) yang memberikan pendidikan klinis”.
rumah sakit dan perawat harus memahami
Hasil evaluasi didapatkan kepala ruang
supervisi klinis dalam pencapaian hasil akhir
mengatakan dengan adanya sosialisasi akan
(outcome) guna meningkatkan mutu layanan
pentingya supervise kepala ruang secara
keperawatan melalui sistem evaluasi,
terstruktur dan hasil supervise yang
kesempatan mempelajari hal-hal baru,
didokumentasikan dapat membantu kepala
meningkatkan retensi staf, efisiensi, dan
ruang untuk melihat sejauh mana
efektifitas.
kemampuan staf dan dapat bersama
Supervisi klinis perlu dilakukan secara meningkatkan kemampuan, memperbaiki
terprogram, terjadwal, dan bukan untuk kesalahan dalam meningkatkan mutu
mencari kesalahan atau penyimpangan. pelayanan asuhan keperawatan.
Supervisi klinis juga dilakukan terutama
memberikan pengarahan dan
pembimbingan untuk meningkatkan
SIMPULAN
Mulyono, H., Hamzah, A., & Abdullah, A. A.
Supervisor memainkan peran penting untuk (2013). Faktor yang berpengaruh terhadap
mendukung praktik keperawatan berbasis kinerja perawat di rumah sakit tingkat III
16.06.01 Ambon. Jurnal AKK, 2(1), 18–26.
bukti ke dalam praktik keperawatan sehari-
hari. Supervisi kepala ruang sebagai upaya Nainggolan, M. J. (2010). Pengaruh Pelaksanaan
untuk menjaga kualitas perawatan, Supervisi Kepala Ruangan terhadap Kinerja
kepatuhan terhadap prosedur dan jaminan Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Islam
pelayanan keperawatan yang semakin baik. Malahayati. USU.
Supervisor sebagai pengarah dalam
mengembangkan pengetahuan perawat, Purwanto. (2012). Pengaruh penggunaan
bukan hanya menilai kemampuan staf pedoman perencanaan kepala ruang
tetapi lebih pada upaya memastikan bahwa terhadap pelaksanaan keselamatan pasien
staf memiliki kemampuan sesuai yang oleh perawat di RS Haji Jakarta (Universitas
Indonesia).
diharapkan. https://doi.org/http://lontar.ui.ac.id

Tugas dan fungsi supervisor tidak lepas dari


Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS). (2018).
tugas dan fungsi manajemen keperawatan itu NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT Edisi 1,.
sendiri, yaitu planning, organizing, actuating
dan controlling. Menjadi supervisor adalah Stieger, J. (2012). Number of advers health
sebuah peran yang melekat dan apabila events in Minnesota Hospitals increases
kegiatan tersebut dilaksanakan dengan baik slightly in 2011.
maka akan memberikan dampak positif dan https://doi.org/http://www.health.state.m
kepuasan, tidak hanya supervisor itu sendiri n.us
tetapi bagi perawat ruangan dan pasien. /patientsafety/

Sugiharto, A. S., Keliat, B. A., & Sri, T. (2012).


REFERENSI Manajemen keperawatan: aplikasi MPKP di
rumah sakit. Jakarta: EGC.
Dewi, S. . (2011). Hubungan fungsi manajemen
kepala ruang dan karakteristik perawat Suyanto. (2009). Mengenal kepemimpinan dan
dengan penerapan keselamatan pasien dan manajemen keperawatan di rumah sakit.
perawat di IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Yogyakarta (Universitas Indonesia).
https://doi.org/http://lontar.ui.ac.id
UU No 44. (2009). Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Etlidawati. (2012). Hubungan strategi supervisi Rumah Sakit.
kepala ruang dengan motivasi perawat
dalam pelaksanaan pendokumentasi asuhan
keperawatan di ruang rawat inap RSUD
Pariaman.

Koivu, A. Sarinen, P. . & K. D. (2012). Clinical


supervision promote medical- surgical
nurses well-being at work? A quasi
experimental 4- Year follow-up study.
Journal of Nursing Management, 20(3).

Mua, E. . (2011). Pengaruh pelatihan supervisi


klinik kepala ruangan terhadap kepuasan
kerja dan kinerja perawat pelaksana di
ruang rawat inap rumah sakit Woodward
Palu (Universitas Indonesia).
https://doi.org/http://lontar.ui.ac.id/file?
file=digital/20280828T%20Estelle%20Lilian%
20Mua.pdf.

Anda mungkin juga menyukai