Anda di halaman 1dari 10

PENGGUNAAN ABU CANGKANG SAWIT SEBAGAI PENGGANTI

PADA SEBAGIAN SEMEN UNTUK MENAMBAH


KEKUATAN TEKAN MORTAR

Khairil Anwar 1), Mawardi 2)


1)
Alumni Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UNIB, Jl. W.R. Supratman, Kandang Limun,
Bengkulu 38371, Telp (0736)344087, e-mail : anwar5950@yahoo.com
2)
Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UNIB, e-mail: mawardi001@gmail.com

Abstract

The objective of this research was to investigate the influence of palm ash powder as a
substitute for a fraction of the cement to the mortar compressive strength. Palm ash constitutes
as cesspool of palm production that contains a lot of silica element (SiO 2) and constitutes
pozzolanic material. The sample used were cubes size 50 mm x 50 mm x 50 mm. Sand that used
have 2 variation are mountain sand and sea sand and have 2 processing are washing and not
washing. The method that used is anava 2 way. The testing object was made by composition of
mixture 1 cement : 2 sand and 1 cement : 4 sand, by variation of palm ash addition on cement
0%, 7.5%, 12.5%, 25%, and 30%. By the research showed pressure strength respectively viz
38.52 MPa, 21.85 MPa, 17.10 MPa, 7.66 MPa, and 5.59 MPa. The test was conducted after the
mortar was 28 days old. The test result of mortar found that higher content of the fruit bunch
ash so lower of compressive mortar strength. So that the objective of this research dont have
optimum percentage of palm ash to compressive strength of mortar and palm ash dont used as a
subsitute for a fraction of cement to the mortar compressive strength.

Keywords : powder palm ash, compressive strength mortar, normal mortar.

PENDAHULUAN untuk meningkatkan kekuatan mortar. Abu


sawit memiliki sifat pozzolan dan
Mortar merupakan campuran dari semen,
mengandung unsur silika yang cukup
pasir, dan air, yang merupakan perekat
banyak berkisar 31,45% sedangkan semen
utama dalam campuran beton. Pada
Portland hanya 20-25% (Tri Mulyono,
umumnya mortar masih menggunakan
2005), sehingga bila unsur ini dicampur
semen portland sebagai bahan pengikat
dengan semen akan menghasilkan kekuatan
utama yang harganya cukup mahal. Semen
mortar yang lebih tinggi.
portland mengandung kapur 60-65%, Silika
20-25%, Alumina 7-12%, dan unsur minor Sampai saat ini limbah cangkang sawit yang
lainnya (Tri Mulyono, 2005). Oleh karena berupa abu cangkang sawit belum banyak
itu diperlukan bahan pengikat tambahan dimanfaatkan, hanya menjadi sampah yang
yang memiliki harga lebih murah, dapat dapat merusak lingkungan. Untuk itu harus
meningkatkan kekuatan atau ketahanan ada upaya untuk memanfaatkan limbah abu
mortar, serta adanya alternatif pemanfaatan cangkang sawit tersebut dalam rangka
bahan-bahan lain dengan memanfaatkan meminimalkan dampak yang
potensi daerah setempat. ditimbulkannya. Salah satu upaya tersebut
adalah memanfaatkan abu cangkang sawit
Bahan pengikat tambahan yang digunakan
sebagai bahan pengganti sebagian semen
dalam penelitian ini adalah limbah
untuk meningkatkan kuat tekan mortar.
pembakaran serat dan cangkang sawit, yang
Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis
kemudian disebut abu sawit. Limbah
mencoba melakukan penelitian terhadap
pembakaran serat dan cangkang sawit yang
pemanfaatan abu sawit sebagai pengganti
berupa abu memilki unsur yang bermanfaat
sebagian semen pada pembuatan mortar.
Jurnal Inersia Vol.4 No.2 Oktober 2012 33
Mortar lainnya. Salah satu pemamfaatan serbuk
Tjokrodimuljo (1996), mortar sering kali silika yang cukup luas adalah sebagai
disebut sebagai mortel atau spesi, yaitu penyerap kadar air diudara sehingga
adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat memperpanjang masa simpan bahan dan
dan air. sebagai bahan campuran untuk menbuat
keramik seni (Harsono, 2002).
Pozzolan
Pozzolan adalah bahan tambahan yang Limbah kelapa sawit
berasal dari alam atau batuan, yang sebagian Limbah pabrik kelapa sawit sangat
besar terdiri dari unsur-unsur silika dan
melimpah. Saat ini diperkirakan jumlah
alumina aktif. Pozzolan sendiri tidak
memiliki sifat semen tetapi dalam keadaan limbah pabrik kelapa sawit (PKS) di
halus bereaksi dengan kapur bebas dan air Indonesia mencapai 28,7 juta ton limbah
menjadi suatu massa padat yang tidak larut cair/tahun dan 15,2 juta ton limbah padat
dalam air (Tjokrodimulyo, 1996). (TKKS)/tahun. Jenis, potensi dan
pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit
Silika dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan
Silika merupakan bahan kimia yang perbandingan kandungan semen dengan
pemanfaatan dan aplikasinya sangat luas kelapa sawit pada Tabel 2
mulai dari bidang elektronik, medis,
mekanis, seni hingga bidang – bidang

Tabel 1. Jenis, Potensi dan pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit


Potensi perton
Jenis Manfaat
Tbs(%)
Pupuk kompos, pulp kertas, papan partikel,
Tandan Kosong 23,0 energi
Wet Decanter Solid 4,0 Pupuk kompos, makanan ternak
Cangkang 6,5 Arang, karbon aktif, papan partikel
Serabut 13,0 Energi, pulp kertas, papan partikel
Limbah Cair 50,0 Pupuk, air irigasi
(Sumber : Suyitno, 2009)

Tabel 2. Perbandingan kandungan utama semen dengan abu sawit.


Semen Abu Sawit
Kandungan Penyususun
Kadar (%) Kadar (%)
Kapur (CaO) 60-65 15,2
Silika (SiO2) 20-25 31,45
2 3 2 3
Oksida Besi serta Alumina (Fe O dan Al O ) 7-12 -
(Sumber : Mulyono, Tri.2005)

Agregat halus (pasir) b. Kandungan bagian yang lewat ayakan


Agregat halus (pasir) adalah bahan batuan 0,063 mm (Lumpur) tidak lebih besar
halus yang terdiri dari butiran sebesar 0,14 dari 5% berat.
mm sampai 5 mm didapat dari hasil c. Angka modulus halus butir terletak
diintegrasi batu alam (natural sand) atau antara 2,2 sampai 3,2.
dapat juga pemecahanya (artifical sand). d. Pasir tidak boleh mengandung zat-zat
Persyaratan pasir menurut PUBI 1982 agar organik yang dapat mengurangi mutu
dapat digunakan sebagai bahan bangunan beton.
adalah sebagai berikut: e. Kekekalan terhadap larutan MgSO4,
a. Pasir beton harus bersih. fraksi yang hancur tidak lebih dari 10%
berat.

Jurnal Inersia Vol.4 No.2 Oktober 2012 34


f. Untuk beton dengan tingkat keawetan Padang, 1998). Air yang diperlukan
yang tinggi, reaksi pasir terhadap alkali dipengaruhi oleh faktor berikut:
harus negatif. a. Ukuran agregat maksimum, apabila
diameter agregat besar maka kebutuhan
Ada beberapa jenis pasir yang dijual di air menurun.
pasaran yaitu sebagai berikut : b. Bentuk butir, apabila bentuk agregat
bulat maka kebutuhan air menurun.
1. Pasir sungai c. Gradasi agregat, gradasi yang baik
Pasir sungai berasal dari penyedotan atau menurunkan kebutuhan air untuk
penggalian di tengah kali saat surut. Pasir kelecakan yang sama.
jenis ini tidak baik bila dipakai untuk
d. Kotoran dalam agregat, semakin
plesteran, karena kandungan lumpurnya
cukup banyak dan boros semen. Untuk banyak lumpur maka kebutuhan air
pengecoran, pasir ini sangat tidak dianjurkan meningkat.
sebab mutu beton yang direncanakan tidak e. Jumlah agregat halus, bila jumlah
akan tercapai. Keburukannya sama dengan agregat halus lebih sedikit dari
pasir gunung, yaitu penipuan volume. Warna agregat kasar maka kebutuhan air
pasirnya ada yang hitam kemerah-merahan menurun.
dan hitam keabu-abuan.
Semen
2. Pasir gunung Salah satu bahan penyusun beton adalah
Pasir gunung memang diambil dari gunung, semen. Semen dapat dibedakan menjadi dua
seperti pasir hasil letusan gunung kelompok yaitu semen non-hidraulik dan
Galunggung yang sangat terkenal bersih atau semen hidraulik (PT. Semen Padang, 1998).
bebas dari campuran tanah. Pasir jenis ini Sesuai dengan tujuan pemakaiannya semen
baik untuk pasangan bata dan plesteran, portland dibagi 5 jenis (Supriyanti, 2004),
sebab plesteran tidak mudah retak apalagi yaitu :
mengelupas, pemakaian semen pun bisa irit. 1). Jenis I (Ordinat Portland Cement)
Namun, terkadang pasir seperti ini mudah Semen portland untuk penggunaan
direkayasa volumenya. Rekayasa volume umum, yang tidak memerlukan
tersebut artinya pasir yang dimuat di atas persyaratan khusus seperti yang
truk hanya ¾ dari volume seharusnya disyaratkan pada jenis-jenis lain.
walaupun terlihat penuh dalam bak truk. 2). Jenis II (Moderate Heat Hardening
Oleh karena adanya getaran selama Portland Cement)
perjalanan, pasir akan turun dan memadat. Semen portland yang dalam
penggunaannya memerlukan ketahanan
3. Pasir laut
terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
Pasir laut mutunya agak kurang karena
3). Jenis III (High Aertly Strength
banyak mengandung garam-garaman.
Hardening Portland Cement)
Garam-garaman tersebut menyebabkan pasir
Semen portland yang dalam
banyak menyerap air dari udara sehingga
penggunaannya menuntut persyaratan
kondisi pasir akan selalu basah atau agak
kekuatan awal yang tinggi.
basah yang tidak dikehendaki dalam
4). Jenis IV (Low Heat of Hardening
pekerjaan beton. Pasir laut juga
Portland Cement)
menyebabkan terjadinya pengembangan
Semen portland yang dalam
ketika beton sudah jadi. Agar diperoleh
penggunaannya menuntut persyaratan
material yang baik, pencucian kadangkala
panas hidrasi yang rendah.
perlu dilakukan (Mulyono, 2007).
5). Jenis V (Sulfur Resistence Portland
Air Cement)
Air merupakan bahan penyusun beton yang
diperlukan untuk bereaksi dengan semen,
yang juga berfungsi sebagai pelumas antara
butiran-butiran agregat agar dapat
dikerjakan dan dipadatkan (PT. Semen
Jurnal Inersia Vol.4 No.2 Oktober 2012 35
METODE PENELITIAN Air yang digunakan adalah air yang diambil
dari Laboratorium Beton Fakultas Teknik
Tempat dan waktu penelitian
Universitas Bengkulu.
Dilaksanakan di Laboratorium Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Persiapan alat
Bengkulu. Waktu penelitian ± 1,5 bulan. Alat-alat yang digunakan pada penelitian
Penelitian ini menggunakan dua macam beserta penjelasan singkat tentang kegunaan
pasir, yaitu pasir laut (Teluk Sepang) dan akan diuraikan di bawah ini:
pasir gunung (Curup). Eksperimen 1. Baskom dan cawan.
dilakukan dengan penambahan abu Baskom digunakan sebagai tempat untuk
cangkang sawit sebagai bahan tambah pada penyimpanan bahan penyususn adukan
adukan mortar sebesar 0%, 7,5%, 12,5%, mortar (pasir, semen, air dan abu
25%, dan 30% dari berat semen. Penelitian cangkang sawit).
ini menggunakan perlakuan 2 perlakuan 2. Ayakan.
yaitu, dicuci dan tidak dicuci. pasir Teluk a. Ayakan No. 200 digunakan untuk
Sepang dicuci untuk mengurangi kadar pemeriksaan kandungan lumpur
garamnya dan jika ada cangkang hewan laut dalam pasir.
yang lolos saringan yang telah ditentukan b. Ayakan dengan lubang berturut-turut
maka dibiarkan saja. Faktor Air Semen yang 4,80 mm, 2,4 mm, 1,2 mm, 0,6 mm,
digunakan 0,5. Faktor lain diluar 0,3 mm, 0,15 mm yang dilengkapi
penambahan abu cangkang sawit semua dengan tutup, pan dan juga alat
dikendalikan. faktor-faktor yang penggetar, digunakan untuk
dikendalikan adalah jenis semen, jumlah, mengetahui gradasi pasir.
dan kualitas air, cara pengadukan, cara 3. Timbangan (Mechanical Balances)
pencetakan, cara perawatan, dan umur Timbangan digital, kapasitas 6 kg,
mortar. Penelitian ini merupakan penelitian ketelitian 2 gram, digunakan untuk
eksperimen untuk mengetahui kuat tekan mengukur berat contoh yang kurang dari
mortar. Benda uji yang dibuat dalam 6 kg.
penelitian ini berjumlah 150 sampel. Benda 4. Piknometer
uji dicetak dengan cetakan kubus dengan Piknometer dengan kapasitas 500 ml
dimensi 50 mm x 50 mm x 50 mm. Kubus- digunakan untuk mencari berat jenis
kubus mortar tersebut direndam di dalam air pasir.
bersih dan kemudian diuji pada umur 28 hari 5. Oven
dengan menggunakan metode perhitungan Oven untuk mengeringkan pecahan
dan analisis cara Anava (Analisis Varians) benda uji pada pengujian daya serap air
dimana diuji pada kuat tekan mortar pada dan pemeriksaan bahan.
umur 28 hari (dari kedua jenis pasir spesi 6. Bulk Density Test
campuran 1Pc: 2Ps dan 1Pc : 4Ps). Bejana baja dengan diameter 150 mm,
tinggi 170 mm, digunakan untuk
mengetahui berat satuan pasir dalam
Tahapan penelitian
kondisi dipadatkan maupun tidak
Persiapan bahan dipadatkan dilengkapi dengan tongkat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penumbuk panjang 60 cm, diameter 15
penelitian meliputi: mm.
1. Agregat Halus (pasir) 7. Meja sebar (Flow Table)
Agregat halus dari Curup dan pasir laut Meja sebar atau “Flow Table” berfungsi
yang berasal dari Teluk Sepang. untuk mengetahui konsistensi
2. Semen (kelecakan) adukan mortar sebelum di
Semen yang digunakan adalah semen cetak. Meja sebar yang digunakan adalah
Portland tipe I sesuai dengan standar SNI Compressive Strength Of Hydraulic
dengan kemasan kantong 50 Kg. Cement Mortar. Meja sebar terdiri atas :
3. Air a. Alas meja yang berbentuk lingkaran
dan terbuat dari kuningan dengan
diameter 300 mm dan ketebalan 20
Jurnal Inersia Vol.4 No.2 Oktober 2012 36
mm. pada permukaan alas terdapat untuk mengukur volume air yang
empat garis yang masing-masing dibutuhkan untuk adukan mortar semen
membentuk sudut 45° yang dan juga untuk memeriksa karekteristik
digunakan untuk pembacaan nilai pasir.
sebar mortar semen yang diuji. 10. Cetakan mortar
b. Kerucut kuningan yang mempunyai Cetakan kubus mortar dengan ukuran 50
diameter atas 69,8 mm dan diameter mm x 50 mm x 50 mm yang digunakan
bawah 102 mm dengan ketinggian untuk pengujian kuat tekan pada benda
50,8 mm. uji kubus.
c. Jangka sorong khusus yang terbuat 11. Stop watch
dari kuningan dengan skala yang Stop watch digunakan untuk mengukur
menunjukkan prosentase penyebaran waktu yang diperlukan dalam
adukan mortar. pengadukan.
d. Penumbuk yang terbuat dari 12. Alat uji tekan
kuningan, yang digunakan untuk Alat uji tekan yang digunakan adalah
pemadatan mortar yang akan diuji mesin uji desak (Universal Testing
didalam kerucut kuningan yang Machine ) dengan kapasitas kuat tekan
diletakkan diatas alas meja sebar. 500 KN digunakan untuk mengujian kuat
8. Cetok dan talam baja tekan mortar semen pada umur 28 hari.
Cetok digunakan untuk memindahkan Pengujian dilakukan di Labolatorium
adukan ke dalam cetakan dan juga untuk Beton Program Studi Teknik Sipil
meratakan permukaan benda uji yang Universitas Bengkulu
baru dicetak. Talam baja digunakan
untuk tempat pasir dan adukan mortar Pelaksanaan penelitian
semen. Tempat penelitian dan pembuatan sampel
9. Gelas ukur (benda uji), pemeliharaan sampel, dan
Gelas ukur volume 250 ml digunakan pengujian sampel dilaksanakan di
pada pemeriksaan kandungan zat organis Laboratorium Beton Program Studi Teknik
dalam pasir. Gelas ukur volume 50 ml, Sipil Fakultas Teknik Universitas Bengkulu.
100 ml, 250 ml, 1000 ml digunakan

Tabel 3. Komposisi dan jumlah benda uji

50% Pasir Curup


Pasir Curup Pasir Curup Pasir Laut Pasir Laut dan 50% Pasir
Variasi Laut
campuran
No abu
Tidak Tidak Tidak Tidak
cangkang Dicuci Dicuci Dicuci Dicuci Dicuci
Dicuci dicuci Dicuci Dicuci
sawit

1Pc:2Ps 1Pc:4Ps 1Pc:2Ps 1Pc:4Ps 1Pc:2Ps 1Pc:4Ps 1Pc:2Ps 1Pc:4Ps 1Pc:2Ps 1Pc:4Ps

1. 0% 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2. 7,5% 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3. 12,5% 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4. 25% 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5. 30% 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Jumlah 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Total 150 Sampel

Jurnal Inersia Vol.4 No.2 Oktober 2012 37


Analisa data memiliki kandungan lumpur yang
Pada penelitian ini, data dianalisa kurang dari 5%( PUBI 1982).
berdasarkan kuat tekan mortar rata-rata yang 3. Hasil dan Pembahasan Pemeriksaan
diteliti dari penggunaan 2 jenis pasir yang Kadar Air
berbeda. Data hasil uji kuat tekan mortar Kadar air yang terdapat pada pasir laut
disajikan dengan Metode Anava dalam tabel teluk sepang adalah 2,67%.
dan grafik. 4. Hasil dan Pembahasan Pemeriksaan
Berat Jenis dan Penyerapan
HASIL DAN PEMBAHASAN Berat jenis dan penyerapan pasir laut
Pengujian pasir laut diperoleh berat jenis kering oven (bulk),
Pasir laut yang digunakan berasal dari Teluk 2,598, berat jenis kering permukaan
Sepang Kecamatan Kampung Melayu kota jenuh (SSD), 2,637, berat jenis semu
Bengkulu. (apparent), 2,704 dan penyerapan
1. Analisis Saringan sebesar 1,510%.
Analisis saringan pasir laut teluk 5. Hasil dan Pembahasan Pemeriksaan
sepang masuk ke dalam zona IV (pasir Berat Isi
agak halus). MHB = 1,192. Pembagian Berat isi agregat halus diperoleh berat
zona 4 agregat halus dapat dilihat pada isi rata-rata 1351,667 kg/m3,
Gambar 1. 6. Hasil dan Pembahasan Pemeriksaan
2. Hasil dan Pembahasan Pemeriksaan Kandungan Organik Pasir
Kadar Lumpur Hasil pemeriksaan kandungan organik
Kadar lumpur pasir laut teluk sepang diperoleh pasir laut berwarna kuning,
setelah diuji fisis adalah 1,03%. Pasir yang artinya tidak banyak mengandung
ini telah memenuhi syarat karena bahan organik.

Analisa Saringan Pasir Laut


Zona IV
120
100 100 100 100
Persentase yang lewat saringan

100 100 100 100


95
98,2 99,4
95,7
90 95
80 80
67,5
60
50
40 37,1
15
20
15
0
6,4
0
Gambar 4.1 Grafik Analisa Saringan Pasir Laut
No. 100 No. 50 No. 30 No. 10 No. 8 No. 4 No. 3/8 1½
Ukuran Saringan % Bawah % Pakai % Atas

Gambar 1. Grafik Analisa Saringan Pasir Laut

Pengujian pasir gunung adalah 1,966. Pembagian zona 3 dapat


Pasir gunung yang digunakan dibeli berasal dilihat pada Gambar 2.
Curup. 2. Hasil dan Pembahasan Pemeriksaan
1. Hasil dan Pembahasan Pemeriksaan Kadar Lumpur
Analisis Saringan Kandungan lumpur pasir gunung
Analisis saringan pasir gunung masuk sebesar 2,89%.
ke dalam zona III. MHB pasir gunung 3. Hasil dan Pembahasan Pemeriksaan
Kadar Air
Jurnal Inersia Vol.4 No.2 Oktober 2012 38
Kadar air pasir gunung didapatkan agregat memenuhi syarat agregat
kadar air sebesar 7,67%. normal (SK SNI.T-15-1990-01:2), yaitu
4. Hasil dan Pembahasan Pemeriksaan berat isi pasir untuk adukan 2200-2500
Berat Jenis dan Penyerapan kg/m3 atau tidak kurang dari 1200
Berat jenis dan penyerapan pasir kg/m3.
gunung diperoleh berat jenis kering 6. Hasil dan Pembahasan Pemeriksaan
oven (bulk), 2,492, berat jenis kering Kandungan Organik Pasir
permukaan jenuh (SSD): 2,538, berat Dari hasil pemeriksaan kandungan
jenis semu (apparent), 2,611 dan organik diperoleh pasir gunung
penyerapan sebesar 1,825. berwarna kuning muda yang berarti
5. Hasil dan Pembahasan Pemeriksaan pasir gunung sedikit mengandung
Berat Isi bahan organik.
Berat isi agregat halus diperoleh berat
isi rata-rata 1475 Kg/m3, sehingga

Analisa Saringan Pasir Gunung


Zona III
120
100
Persentase yang lewat saringan

100 100 100


100 99,4 100
95,7 98,2
85 90
80 79
75
67,5
60 60

40 40
37,1

20 10
12
6,4
0 0

No. 100 No. 50 No. 30 No. 10 No. 8 No. 4 No. 3/8 No. 3/4
Ukuran Saringan % Bawah % Pakai % Atas

Gambar 2. Grafik analisa saringan pasir gunung

HASIL DAN PEMBAHASAN gram dan 800 gram untuk adukan 1pc : 2Ps
sedangkan untuk adukan 1Pc : 4Ps seberat
Perencanaan campuran mortar 250 gram dan 1000 gram lalu dicari berapa
Pada penelitian ini proporsi campuran banyak air yang dibutuhkan, dengan
adukan menggunakan perbandingan massa. ketentuan penyebaran dari meja sebar sekitar
Pasir yang digunakan mengalami dua 10-15 cm tidak boleh kurang atau lebih.
perlakuan yaitu pasir yang dicuci dengan Pembahasan hasil nilai kuat tekan beton
pasir yang tidak dicuci dan dikondisikan
Pengujian kuat tekan mortar dilakukan pada
jenuh kering permukaan (SSD) selain itu
umur mortar 28 hari. Jumlah sampel yang
adukan mengalami 3 perlakuan yaitu murni
diuji pada setiap satu kali pengujian
pasir laut, murni pasir gunung, dan
tergantung sampel mana yang sudah siap
campuran (50% PL + 50% PG). Bahan
terlebih dahulu. Pengujian kuat tekan mortar
pengganti semen yang digunakan adalah abu
ini dilakukan selama 3 hari dengan total
cangkang sawit dengan perbandingan
sampel sebanyak 150 sampel.
persentasenya 0%, 7,5%, 12,5%, 25% dan
30%.Pada penelitian ini menggunakan meja
sebar sebagai koreksi FAS, pertama FAS
ditentukan sebesar 0,5. Berat semen dan
pasir dalam bowl bersifat konstan yaitu 400

Jurnal Inersia Vol.4 No.2 Oktober 2012 39


Nilai kuat tekan mortar berdasarkan 3. Pesentase abu cangkang sawit (12,5%)
perlakuan pasir Nilai kuat tekan mortar rata-rata
1. Pasir yang tidak dicuci tertinggi yaitu 171,0 kg/cm2 dengan
Nilai kuat tekan mortar rata-rata FAS 0,66. Dan nilai kuat tekan mortar
tertinggi adalah 385,2 kg/cm2 dengan rata-rata terendah yaitu 18,1 kg/cm2
FAS 0,46. Dan nilai kuat tekan mortar dengan FAS 1,42.
rata-rata terendah adalah 6,6 kg/cm2 4. Pesentase abu cangkang sawit (25%)
dengan FAS 2,1. Nilai kuat tekan mortar rata-rata
2. Pasir dicuci tertinggi yaitu 76,6 kg/cm2 dengan FAS
Nilai kuat tekan mortar rata-rata 0,90. Dan nilai kuat tekan mortar rata-
tertinggi yaitu 228,3 kg/cm2 dengan rata terendah yaitu 6,1 kg/cm2 dengan
FAS 0,45. Dan nilai kuat tekan mortar FAS 1,91.
rata-rata terendah yaitu 7,3 kg/cm2 5. Pesentase abu cangkang sawit (30%)
dengan FAS 2,02. Nilai kuat tekan mortar rata-rata
tertinggi yaitu 55,90 kg/cm2 dengan
Nilai kuat tekan mortar berdasarkan FAS 1,07. Dan nilai kuat tekan mortar
jenis pasir rata-rata terendah yaitu 6,6 kg/cm2
1. Pasir Gunung dengan FAS 2,1.
Nilai kuat tekan mortar rata-rata
tertinggi yaitu 385,2 kg/cm2 dengan Nilai kuat tekan mortar berdasarkan
FAS 0,46. Dan nilai kuat tekan mortar spesi adukan
rata-rata terendah yaitu 20,4 kg/cm2 1. 1Pc : 2Ps
dengan FAS 1,62. Nilai kuat tekan mortar rata-rata
2. Pasir Laut tertinggi adalah 385,2 kg/cm2 dengan
Nilai kuat tekan mortar rata-rata FAS 0,46. Nilai kuat tekan mortar rata-
tertinggi yaitu 180,70 kg/cm2 dengan rata terendah yaitu 17,20 kg/cm2
FAS 0,63. Dan nilai kuat tekan mortar dengan FAS 1,32.
rata-rata yaitu 6,6 kg/cm2 dengan FAS 2. 1Pc : 4Ps
2,10. Nilai kuat tekan mortar rata-rata
3. Pasir Campuran ( 50% PG + 50%PL ) tertinggi yaitu 152,7 kg/cm2 dengan
Nilai kuat tekan mortar rata-rata FAS 0,74. Dan nilai kuat tekan mortar
tertinggi yaitu 225,8 kg/cm2 dengan rata-rata terendah yaitu 6,6 kg/cm2
FAS 0,55. Dan nilai kuat tekan mortar dengan FAS 2,10.
rata-rata terendah yaitu 7,3 kg/cm2
dengan FAS 1,53. Pembahasab secara statistik analisis
varians (ANAVA)
Analisis varian digunakan untuk mengetahui
Nilai kuat tekan mortar berdasarkan pengaruh abu cangkang sawit dengan
persentase abu sawit persentase tertentu terhadap jenis pasir yang
1. Pesentase abu cangkang sawit (0%) berbeda, perlakuan pada pasir yang berbeda,
Kuat tekan mortar rata-rata tertinggi dan spesi yang berbeda terhadap kuat tekan
yaitu 385,2 kg/cm2 dengan FAS 0,46. mortar. Anava dua jalur digunakan untuk
Nilai kuat tekan mortar rata-rata menguji hipotesis perbandingan lebih dari
terendah yaitu 29,60 kg/cm2 dan FAS dua sampel dan setiap sampel terdiri atas
1. dua jenis atau lebih secara bersama-sama.
2. Pesentase abu cangkang sawit (7,5%)
Nilai kuat tekan mortar rata-rata
tertinggi yaitu 218,5 kg/cm2 dengan
FAS 0,51. Dan nilai kuat tekan mortar
rata-rata terendah yaitu 15,7 kg/cm2
dengan FAS 1,16.

Jurnal Inersia Vol.4 No.2 Oktober 2012 40


KESIMPULAN DPU, 1990, Metode Pengujian Mortar
Untuk Pekerjaan Sipil (SK SNI M-
Kesimpulan
111-1990-03), Yayasan Lembaga
1. Pasir gunung dan pasir laut memberikan Penyelidikan Masalah Bangunan,
pengaruh yang berbeda pada setiap spesi Departemen Pekerjaan Umum,
campuran berdasarkan faktor air semen. Bandung.
Pasir gunung memiliki kuat tekan
Djauharotun, 2002, Pengaruh
tertinggi dibandingkan dengan pasir
Pemanfaatan Debu Batu Dari Unit
laut.
Pemecahan Batu Pucanggading
2. Tidak terdapat abu cangkang sawit yang
Sebagai Pengganti Pasir Pada
optimum sebagai pengganti sebagian
Pembuatan Batu Cetak, Skripsi,
semen untuk menambah kuat tekan
Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan
mortar.
Fakultas Teknik Universitas Negeri
3. Kuat tekan tertinggi mortar yaitu 38,52
Yogyakarta (UNY), Yogyakarta.
Mpa terdapat pada pasir gunung tidak
dicuci 1Pc:2Ps dengan persentase abu Kusumawardaningsih, Y., 2003, Pengaruh
sawit 0%. Tekanan Saat Proses Pencetakan
4. Kuat tekan mortar terendah yaitu 0,66 Terhadap Karakteristik Mortar Dari
Mpa terdapat pada pasir laut tidak dicuci Agregat Ringan, Tesis, Jurusan Ilmu-
1Pc:4Ps dengan persentase abu sawit Ilmu Teknik Program Pasca Sarjana
30%. Universitas Gajah Mada (UGM),
5. Abu sawit tidak dapat digunakan Yogyakarta.
sebagai pengganti sebagian semen Malawi, R., 1996, Potensi Abu Sekam Padi
karena pertambahan persentase abu sebagai Bahan Pengganti Semen,
sawit hanya memperkecil kuat tekan Tinjauan pada Mortar Semen
mortar. dengan Bahan Tambah Abu Sekam
Padi, Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil
Saran
Fakultas Teknik UGM, Jogjakarta.
1. Sebaiknya dilakukan penelitian serupa
Mangerongkonda, D., 2007, Skripsi
dengan jenis pasir yang berbeda, dan
Pengaruh Penggunaan Pasir Laut
jumlah sampel yang lebih banyak agar
Bangka Terhadap Kualitas Beton,
didapat data yang lebih valid.
Universitas Gunadarma, Jakarta.
3. Cetakan yang digunakan sebaiknya
memiliki dimensi atau ukuran yang Mistra, 2006, Panduan Membangun
sesuai dengan perencanaan. Rumah, Griya Kreasi, Jakarta.
4. Dalam tahap pengerjaan lebih Mulyono, T., 2007, Teknologi Beton, Andi
memperhatikan ketelitian Offset, Yogyakarta.
Nugraha, P., 2007, Teknologi Beton, Andi
Offset, Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA
PT. Semen Gresik, 2002, Jenis Semen dan
Bintang, T., 2005, Karekteristik Mekanik Penggunaannya, PT. Semen Gresik
Mortar dengan Bahan Tambah (Persero) Tbk, Surabaya.
Serbuk Kaca, Tugas Akhir. Pusat Penelitian MBT, 1999, Petunjuk
Yogyakarta, Jurusan Teknik Sipil Praktikum Assisten Teknisi
Fakultas Teknik UGM. Laboratorium Pengujian Beton,
DPU, 1985, Persyaratan Umum Bahan Pusat Penelitian MBT, Bandung.
Bangunan Indonesia 1982 (PUBI Team Pelayanan Teknis, 1998, Teknologi
1982), Bandung, Pusat Penelitian dan Semen, PT. Semen Padang, Padang.
Pengembangan Pemukiman, Balitbang
Dep. PU. Tjokrodimuljo, K., 2004, Beton-Non-Pasir
untuk Pembuatan Elemen Non-
Strukturdan Elemen Struktur
Jurnal Inersia Vol.4 No.2 Oktober 2012 41
Ringan. Seminar Nasional. Yogyakarta
:Program S-1 Ekstensi Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik UGM.
Tjokrodimuljo, K., 1996, Teknologi Beton,
Nafiri, Yogyakarta.

Jurnal Inersia Vol.4 No.2 Oktober 2012 42

Anda mungkin juga menyukai