Kategori LD50
Supertoksik < 5 mg/kg
Amat sangat toksik 5 – 50 mg/kg
Sangat toksik 50 – 500 mg/kg
Toksik sedang 0,5 – 5 g/kg
Toksik ringan 5 – 15 g/kg
Praktis tidak toksik > 15 g /kg
LC50 yaitu konsentrasi senyawa kimia dalam lingkungan (air dan udara) yang
menyebabkan kematian 50% populasi hewan coba dalam jangka waktu tertentu.
Dinyatakan dengan satuan mg/L ( part per million = ppm)
b. ED50 (dosis efektif) adalah dosis yang menyebabkan efek spesifik selain mematikan
pada 50% hewan.
c. Ambang dosis adalah tingkat dosis rendah ini dimana tidak ada efek yang dapat
diamati. Ambang batas diperkirakan ada untuk efek tertentu, seperti efek toksik akut;
tapi tidak untuk yang lain, seperti efek karsinogenik.
Toksisitas dapat dinyatakan dengan peristilahan sebagai berikut:
a. Karsinogen
Zat karsinogenik dikaitkan dengan penyebab atau peningkatan kanker pada manusia
dan hewan. Contoh: benzena, vinil klorida, formaldehid, dioksan, dan akrilamida.
b. Mutagen
Mutagen adalah zat yang mengubah informasi genetik suatu organisme, biasanya
dengan mengubah DNA. Mutagen biasanya juga karsinogen karena mutasi sering
menyebabkan kanker. Contoh mutagen termasuk etidium bromida, formaldehid,
dioksan, dan nikotin.
c. Teratogen
Teratogen adalah zat yang menyebabkan kerusakan pada janin atau embrio selama
kehamilan, yang menyebabkan cacat lahir sementara ibu tidak menunjukkan tanda
toksisitas. Teratogen umum meliputi etanol, senyawa merkuri, senyawa timbal, fenol,
karbon disulfida, toluena dan xilena.
Toksisitas juga dapat dinyatakan berdasarkan waktu hingga timbulnya gejala
keracunan (onset), yaitu:
a. Toksisitas akut, jika efek timbul segera atau paparan durasi pendek dalam hitungan
jamsampaiharisetelahterpaparbahantoksik. Efek akut dapat reversible atau tidak
dapat dipulihkan.
b. Toksisitas subakut, jika gejala keracunan timbul dalam jangka waktu setelah sedang
(minggu sampai bulan) setelah terpapar bahan toksik dalam dosis tunggal
c. Toksisitas kronis, jika akibat keracunan baru timbul setelah terpapar bahan toksik
secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang panjang (dalam hitungan tahun)
atau bahkan dekade. Efek kronis terjadi setelah terpapar dalam waktu lama (bulan,
tahun, dekade) dan bertahan setelah paparan telahberhenti.
Selain istilah toksisitas, obat–obat narkotik adan psiko tropika, juga senyawaa
diktif dapat mengakibatkan ketagihan. Berkaitan dengan hal ini dikenal istilah toleransi,
habituasi danadiksi.
Pada orang-orang yang memulai penggunaan obat karena ada gangguan medis/
psikis sebelumnya, penyalahgunaan obat terutama untuk obat-obat psikotropika, dapat
berangkat dari terjadinya toleransi, dan akhirnya ketergantungan. Menurut konsep
neurobiologi, istilah ketergantungan (dependence) lebih mengacu kepada ketergantungan
fisik, sedangkan untuk ketergantungan secara psikis istilahnya adalah ketagihan
(addiction). Pada bagian ini akan dipaparkan secara singkat tentang toleransi obat.
Toleransi obat sendiri dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : toleransi
farmakokinetik, toleransi farmakodinamik, dan toleransi yang dipelajari (learned
tolerance).
Toleransi farmakokinetika adalah perubahan distribusi atau metabolisme suatu obat
setelah pemberian berulang, yang membuat dosis obat yang diberikan menghasilkan kadar
dalam darah yang semakin berkurang dibandingkan dengan dosis yang sama pada
pemberian pertama kali. Mekanisme yang paling umum adalah peningkatan kecepatan
metabolisme obat tersebut. Contohnya adalah obat golongan barbiturat. Obat ini
menstimulasi produksi enzim sitokrom P450 yang memetabolisir obat, sehingga
metabolisme atau degradasinya sendiri ditingkatkan. Karenanya, seseorang akan
membutuhkan dosis obat yang semakin meningkat untuk mendapatkan kadar obat yang
sama dalam darah atau efek terapetik yang sama. Sebagai tambahan infromasi,
penggunaan barbiturate dengan obat lain juga akan meningkatkan metabolisme obat lain
yang digunakan bersama, sehingga membutuhkan dosis yang meningkat pula.
Gambar 1.2 Jalur reward pada otak dan lokasi pengaruh obat
(Sumber: The Brain, from Top to Bottom)
Bagian penting dari reward pathway adalah bagian otak yang disebut : ventral
tegmental area (VTA), nucleus accumbens, dan prefrontal cortex. VTA terhubung
dengan nucleus accumbens dan prefrontal cortex melalui jalur reward ini yang akan mengirim
informasi melalui saraf. Saraf di VTA mengandung neurotransmitter dopamin,yang akan
dilepaskanmenujunucleusaccumbensdanprefrontalcortex. Jalur reward ini akan teraktivasi jika
ada stimulus yang memicu pelepasan dopamin, yang kemudian akan bekerja pada system
reward.
Obat-obat yang dikenal menyebabkan adiksi/ketagihan seperti kokain, misalnya,
bekerja menghambat re-uptake dopamin, sedangkan amfetamin, bekerja meningkatkan
pelepasandopamindarisarafdanmenghambatre-uptake-nya,sehinggamenyebabkankadar
dopamin meningkat.