net/publication/301348375
CITATION READS
1 20,280
2 authors, including:
Nugraha Nugraha
Universitas Pendidikan Indonesia
46 PUBLICATIONS 13 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Total Realization of Regional Income and the Implications on Regional Financial Performance in West Java Province 2013-2017 View project
All content following this page was uploaded by Nugraha Nugraha on 18 April 2016.
OTONOMI KHUSUS
PAPUA
OTONOMI KHUSUS PAPUA
Diterbitkan oleh
Ar-raafi
©
Dr. Stepanus Malak, M.Si.
ISBN : 978-602-97725-7-9
Pengantar Penerbit
Penerbit
2.5.
Implementasi Otsus: ‘Mendayung diantara
Banyak Karang’
‘Mendayung diantara banyak karang’ adalah sebuah
kiasan yang menggambarkan bagaimana sulitnya
palaksanaan otsus Papua. Meskipun ia merupakan kebijakan
yang secara konsepsional bagus di atas kertas, namun
ternyata sulit dilaksanakan karena beratnya medan yang
harus dilalui untuk mencapai tujuan, yaitu ‘pulau harapan’.
Otsus ibarat perahu yang terlihat kecil dibandingkan dengan
besarnya persoalan Papua. Kalaupun ia adalah sebuah
kapal modern yang secara absolut ukurannya besar, namun
ketika dibandingkan dengan besarnya ‘samudera’ persoalan
Papua, maka keberadaannya tergolong kecil. Disebut kecil,
Tabel
Angkatan Kerja Kabupaten Sorong Berdasarkan Umur
dan Pendidikan 2011
Pendidikan
Di- Uni- Jum-
Umur
≤ SD SMTP SMA SMK plo- versi- lah
ma tas
15-19 606 804 600 259 0 0 2.269
20-24 1.637 710 1.081 203 78 250 3.959
25-29 1.708 1.382 766 694 172 86 4.808
30-34 1.716 115 530 1.453 0 240 5.089
35-39 2.251 821 748 450 57 475 4.802
40-44 1.916 809 397 445 55 241 3.863
45-49 2.447 192 144 96 326 48 3.253
50-54 1.943 144 48 96 0 48 2.279
55-59 1.168 0 0 43 0 0 1.211
60-64 1.248 86 0 0 0 0 1.334
≥ 65 757 0 0 0 49 0 806
Jumlah 17.397 6.098 4.314 3.739 737 1.388 33.673
Sumber:Pusat Data dan Analisa Ketenagakerjaan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2012
MEASURING SUCCESS
Isi kebijakan (content of policy) yang berkaitan dengan jenis kebijakan yang
Isi kebijakan
diklasifikasikan (contentproses
akan mempengaruhi of policy) yang
implementasi berkaitan
itu sendiri adalah: dengan
jenis kebijakan yang diklasifikasikan akan mempengaruhi
1. Kepentingan-kepentingan yang dipengaruhi;
2. Tipe keuntungan (dapat dibagi/tidak dibagi, jangka pendek/panjang);
proses implementasi
3. Tingkat perubahan perilaku;itu sendiri adalah:
4. Lokasi dan implementasi (secara geografi dan organisasi);
1. 5. Pelaksanaan
Kepentingan-kepentingan
program yang ditunjuk; yang dipengaruhi;
6. Sumber daya.
2. Tipe keuntungan
Kemudian (dapat(context
dalam konteks kebijakan dibagi/tidak dibagi,
of implementation) jangka
meliputi:
pendek/panjang);
1. Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor-aktor terlibat;
2. Karakteristik institusi dan rejim;
3. Tingkat perubahan
3. Kerelaan/kesediaan (compliance)perilaku;
dan responsiveness.
Resources
Implementation
Dispositions
Bureaucratic
Gambar 2.3. Direct and Indirect Impact on Implementation
(Dampak Langsung
Gambar 2.3. Directdan Tidak Impact
and Indirect Langsung pada Implementasi).
on Implementation
Sumber: George(Dampak Langsung dan Tidak Langsung pada
C. Edwards III, Implementing Public Policy
Implementasi). Sumber: George C. Edwards III,
(1980:
Implementing 148).
Public Policy (1980: 148).
Berikut ini penjelasan masing masing faktor yang dikemukakan oleh Edward III
Berikut ini penjelasan masing masing faktor yang
(1980):
dikemukakan
1. Communicationoleh Edward III (1980):
(Komunikasi)
Dalam melaksanakan kebijakan diperlukan komunikasi yang efektif dan efisien.
Tentu1.saja
Communication
komunikasi yang dimaksudkan (Komunikasi)
disini adalah komunikasi dalam arti luas,
mencakup kegiatan sosialisasi dan dilakukan secara timbal balik. Komunikasi diperlukan
sejak tahap Dalam
perumusan melaksanakan
dan pembahasan kebijakan kebijakan diperlukan
hingga kebijakan itu ditetapkan.
Komunikasi juga diperlukan selama proses pelaksanaan kebijakan, sehingga mampu
komunikasi
menciptakan pemahamanyang efektifpada
yang berujung dan efisien.
kesadaran Tentu masyarakat
dan kepatuhan saja atau
merekakomunikasi yang dimaksudkan disini adalah untuk
yang menjadi target kebijakan. Lebih dari itu komunikasi diperlukan
mendorong munculnya partisipasi dari semua stakehoders kebijakan, termasuk dalam bentuk
komunikasi
pengawasan dalam
dan umpan balik arti luas, mencakup kegiatan
(feed back).
sosialisasi dan dilakukan
Tidak salah jika Edward III menyatakan secara
bahwa syarat timbal balik.
pertama agar pelaksanaan
kebijakan itu efektif, kebijakan ini harus disampaikan/diketahui oleh orang-orang yang
Komunikasi
diserahi diperlukan
tanggung jawab untuk sejakdengan
melaksanakannya tahap
jelas .....perumusan
tentu saja dalam hal ini
dan pembahasan kebijakan hingga tepat
diperlukan komunikasi yang akurat dan dilaksanakan dengan kebijakan itu [The first
oleh pelaksana.
requirement for effective policy implementation is those who are to implement a decision
must ditetapkan.
know what are theyKomunikasi
suppost to dojuga diperlukan
….. naturally, selama proses
these communication needed to be
pelaksanaan kebijakan, sehingga mampu menciptakan
accurate, and they must be accurately perceive by implementations.] (Edwards III, 1980 :
17).
pemahaman
Menurut Agustino yang berujung
(2006 : 157), ”Komunikasipada
merupakankesadaran dan penting
salah-satu variabel
yang kepatuhan
mempengaruhi masyarakat atau mereka yang menjadi
implementasi kebijakan publik, komunikasi sangat menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan publik”. Implementasi yang
efektif akan terlaksana, jika para pembuat keputusan mengetahui apa yang akan mereka
2. Resources (Sumberdaya)
Sumber daya dapat diibaratkan sebagai bahan
bakar dari sebuah mesin, atau sebuah sarana dan
prasarana berupa bahan mentah yang diperlukan
dalam menjalankan sebuah aktivitas atau kegiatan.
Tanpa sumber daya itu aktivitas atau kegiatan
yang direncanakan dan kemudian dilakukan akan
menghadapi kesulitan dalam pelaksanaannya. Sumber
daya ini harus diartikan secara luas, bukan hanya
sumber daya manusia dengan segala aspeknya,
tetapi juga sumber daya keuangan dan sumber daya
berupa modal sosial lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan kebijakan.
Dengan demikian implementasi kebijakan akan
tidak efektif apabila para implementor kekurangan
sumber daya yang penting untuk melaksanakan
kebijakan. Dengan kata lain keberadaan sumber
daya merupakan syarat berjalannya suatu organisasi.
Dalam konteks ini kepemilikan terhadap sumberdaya
(resources) dalam jumlah yang cukup menjadi
sesuatu yang sangat penting dan menentukan proses
implementasi kebijakan.
Pentingnya sumber daya mendapat perhatian
penuh dari Edwards III yang menyatakan bahwa :
“Imlementation orders may be accurately transmitted,
clear, and consistent, but if implementers lack resources
Komunikasi antar
Organisasi dan
kegiatan
pelaksanaan
Sumber-
sumber
kebijakan Lingkungan
ekonomi,
social dan
politik
7.2.
Otsus Bukan Lagi Pilihan, Kini Saatnya
Melaksanakan Otsus
Otsus adalah kebijakan yang lahir dalam kondisi sosial
politik yang bisa digolongkan sangat demokratis dimana ada
keterbukaan dan adanya kesetaraan posisi dalam arti tidak
ada pihak yang dominan dan menentukan, apalagi menekan
pihak lain untuk menyetujui keputusan yang diambil. Otsus
adalah kebijakan publik yang lahir dalam kondisi bebas
dan bukan kebijakan yang lahir karena keterpaksaaan,
meskipun ia adalah kebijakan yang kompromistis.
Kebijakan otsus lahir dalam suasana bebas bahkan
cenderung euforia (kebablasan) dimana posisi pemerintah
pusat atau negara tidak dalam posisi yang kuat untuk
menolak tekanan hanya karena ia adalah pihak yang
mempunyai otoritas dan alat-alat kekuasaan. Dalam
suasana krisis politik dan ekonomi dan kuatnya tekanan
dunia internasional terhadap pemerintah Indonesia, otsus
dilahirkan sebagai solusi untuk mengatasi persoalan Papua.
Bagi pemerintah Indonesia, otsus adalah pilihan yang tidak
punya opsi lain kecuali melaksanakan dengan sebaik-
baiknya.