Kelompok 3 - Sistem Pertanian Lahan Kering Dan Irigasi
Kelompok 3 - Sistem Pertanian Lahan Kering Dan Irigasi
Oleh :
KELAS H
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami kelompok 3 dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Sistem Pertanian Sawah Lahan Kering dan Irigrasi.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Juliam Adam Ridjal, S.P., M.P. dan Ibu Illia Seldon Magfiroh, S.E., M.P. pada mata
kuliah Pengantar Ilmu Pertanian - Praktikum. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Pertanian Sawah Lahan Kering dan Irigrasi bagi
para pembaca dan juga penyusun makalah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Juliam Adam Ridjal, S.P., M.P. dan
Ibu Illia Seldon Magfiroh, S.E., M.P. selaku dosen mata kuliah Pengantar Ilmu
Pertanian - Praktikum yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan oleh kami demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Adapun beberapa hal yang harus dilakukan agar lahan kering dapat ditanami
tumbuhan dengan cara, memastikan bahwa tanah harus lembab dan memiliki
kandungan nitrogen. Ketika lahan kering dikelola dengan baik, maka akan
mempermudah kegiatan para petani dalam menanam dan memanen kedepannya.
Ketika mengelola lahan kering diharuskan melihat permasalahan apa yang akan
timbul seperti letak kemiringan lahan, daya tamping pada lahan, dan tingkat
kemasaman tanahnya.
Tidak banyak orang mengerti akan cara sistem lahan kering bagi kehidupan
bertani. Sehingga banyak sekali orang yang mengalami gagal panen atau
kekeringan. Jika sudah seperti itu ada baiknya untuk melakukan riset tentang
bagaimana cara mengolah ladang dengan sistem pertanian ladang kering.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengelola sistem pertanian Lahan Kering agar dapat ditanam
tanaman dengan baik ?
1.3 Tujuan
Untuk menjelaskan cara mengelola sistem pertanian Lahan Kering agar dapat
ditanam tanaman dengan baik
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Lahan Sawah
Menurut Biro Pusat Statistik (2014) menyatakan bahwa luas lahan sawah di
Indonesia sekitar 8.132.345 ha dari total luas lahan tersebut sebagian besar
terkonsentrasi di Pulau Jawa yang meliputi Jawa Barat seluas 925.565 ha, Jawa
Tengah seluas 1.101.851 ha dan terluas di Jawa Timur mencapai 1.152.875 ha;
sedangkan sisanya di Banten 191.020 ha dan D.I. Yogyakarta 71.868 ha. Lahan
sawah di Pulau Jawa menghadapi tantangan yang berat, misalnyaterjadinya alih
fungsi lahan dari lahan sawah menjadi lahan non sawah, baik untuk perumahan,
jalan, industri, dan kegiatan ekonomi lainnya. Alih fungsi lahan sawah tersebut
terjadi pada lahan sawah yang terletak pada lokasi yang cukup strategis di sekitar
jalur utama perekonomian.
Luas kepemilikan lahan sawah di Indonesia relatif sempit hanya sekitar 0,3 ha
per keluarga petani. Luas kepemilikan lahan 9 Lahan Sawah Terdegradasi sawah
petani Indonesia lebih sempit dibandingkan denganThailand yang luas kepemilikan
lahan oleh petani sebesar 3 ha, sedangkan bila mengacu ke Eropa rata-rata 50 ha
per keluarga petani. Salah satu faktor yang membuat produk pertanian Indonesia
sulit bersaing dengan produk pertanian dari negara lain ad
2.2. Kondisi Lahan Kering dan Irigasi di Indonesia
Pada umumnya lahan kering memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah,
sehingga lapisan tanah menjadi tipis dan kadar bahan organik rendah. Namun
dengan strategi dan teknologi yang tepat, masalah teknis tersebut dapat diatasi
(Agus, 2012). Terbatasnya informasi air tanah di area lahan kering antar lembaga
pengumpul atau pengelola data air tanah menyebabkan pemanfaatan air tanah
dilaksanakan tidak terencana dengan baik (Arsyad, 2010). Irigasi pada lahan
kering dibatasi oleh ketersediaan sumber daya air, sehingga akan memberikan
dampak terhadap hasil, kualitas, dan pendapatan.
2.3. Pengolahan dan Perawatan Lahan Kering dan Irigasi
Sedangkan untuk pengolahan dan perawatan lahan kering dengan baik diperlukan:
1. Curah hujan
Ketika tanaman di tanam pada lahan kering, kondisikan tanah untuk tidak
tercemar oleh zat kimia, serta mempertahankan sumber daya genetik yang dimiliki
oleh tanaman. Selain itu juga petani harus mampu mempertahankan produksinya
ketika sudah mulai proses perawatan tanaman hingga menuju panen.
Terdapat beberapa tanaman yang bisa ditanam pada lahan kering. Apabila
ingin menanam tanaman yang menggunakan lahan kering, diharuskan untuk
memberikan air untuk tanaman. Jangan sampai tanah menjadi kekurangan nutrisi
maupun unsur hara. Berikut beberapa tanaman yang dapat di tanam pada lahan
kering ;
Tanaman Jagung (Zea mays)
Umbi-Umbian
Itulah beberapa contoh tanaman yang dapat ditanam di lahan kering. Sebenarnya
masih ada beberapa lagi tanaman yang bisa ditanam pada lahan kering seperti
mentimun dan labu. Jika lahan kerin dapat ditanam pada tanaman gambar di atas,
Maka kita bisa mengolah lahan dengan baik, sesuai tata cara yang ada.
2.5. Wilayah penerapan lahan kering
Ketersediaan air pada lahan kering sering kali menjadi faktor pembatas
akibat rusaknya daerah aliran sungai (DAS), sehingga air hujan yang jatuh di
atas permukaan tanah tidak lagi mampu mengisi cadangan air (reservoir) di
dalam tanah, sungai-sungai meluap saat hujan besar, dan kekurangan
air/kekeringan pada musim kemarau. Untuk mengurangi limpasan aliran
permukaan yang besar serta memperbesar kapasitas tanah dalam meresapkan air,
diperlukan penerapan teknik konservasi tanah secara terpadu dalam sistem
pengelolaan DAS.
Penerapan teknik konservasi tanah harus dikaitkan dengan upaya mengisidan
memfungsikan waduk, embung, check dam, dan reservoir lainnya untuk
mengantisipasi kekeringan pada musim kemarau dan cekaman air pada fase-fase
kritis pertumbuhan tanaman di musim hujan. Petani lahan kering di perbukitan kritis
Imogiri, Yogyakarta, telah lama memanfaatkan embung mikro atau kedung pada
musim kemarau untuk mengairi tembakau, bawang merah, cabai, dan jagung
(Kurnia et al. 2001). Ukuran embung atau kedung disesuaikan dengan luas lahan
yang mereka miliki. Manfaat embung cukup besar, yaitu memperbaiki pola tanam
dan meningkatkan produktivitas lahan. Di wilayah iklim basah dengan curah hujan
cukup tinggi sering terjadi periode atau bulan kering yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman. Pembuatan kolam, embung atau reservoir lain untuk
menampung dan menyimpan kelebihan air hujan atau aliran permukaan pada bagian
terendah dari suatu areal pertanian, diharapkan dapat menyediakan air pada musim
kemarau atau periode kritis pertumbuhan tanaman.
3.2. Saran
Penulis menyadari sepenuhya jika makalah ini masih banyak kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah penulis
meminta kritik yang membangun dari pembaca dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSAKA
Andi Bahrum. 2011. Strategi Pengolahan Air di Lahan Kering Suatu Upaya
Mengatasi Kekeringan. Kendari: Unhalu Press
Dwiratna N.P.S., Nawawi, G. dan Asdak, C. 2013. Analisis Curah Hujan dan
Aplikasinya dalam Penetapan Jadwal dan Pola Tanam Pertanian Lahan Kering
Di Kabupaten Bandung. Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik Vol. 15,
No. 1
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit IPB (IPB Press).
Agus, F. 2012. Konservasi Tanah dan Karbon untuk Mitigasi Perubahan Iklim
Mendukung Keberlanjutan Pembangunan Pertanian. Orasi Pengukuhan Profesor
Riset Bidang Hidrologi dan Konservasi Tanah. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian Bogor
Moelyohadi, Yopie, M. Umar Harun, Renih Hayati, dan Nuni Gofar. 2012.
Pemanfaatan berbagai Jenis Pupuk Hayati pada Budidaya Tanaman Jagung (Zea
Mays) Efisiensi Hara di Lahan Kering. Jurnal Lahan Suboptimal. 1 (1)
Rusdi, Yulianti Riri, AR Tolangara, dan Hasna Ahmad. 2018. Jenis Tumbuhan
Bertahan Hidup di Lahan Kering. Jurnal Penelitian. 6(02). Hal 12-17
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit IPB (IPB Press). 472 p. Dirjen
Perkebunan. 2001. Statistik Perkebunan. Ditjen Perkebunan. Jakarta.
Agus, F. 2012. Konservasi Tanah dan Karbon untuk Mitigasi Perubahan Iklim
Mendukung Keberlanjutan Pembangunan Pertanian. Orasi Pengukuhan Profesor Riset
Bidang Hidrologi dan Konservasi Tanah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Kementrian Pertanian. Bogor, 26 September 2012. 68.